BAB I PENDAHULUAN. dan mengurangi resiko penyakit jantung (Rustiawan, Jannah, dan Mirawati, 2009).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri tahu di Indonesia telah berkontribusi secara nyata dalam

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

I. PENDAHULUAN. kandungan nilai gizi yang cukup tinggi. Bahan baku pembuatan tahu adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pertanian di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses mempengaruhi peserta didik agar dapat. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya serta

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

Nur Rahmah Fithriyah

PEMANFAATAN LIMBAH DISTILASI BIOETANOL DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komoditi hortikultura merupakan produk yang berpeluang, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta. memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

PENGARUH PEMBERIAN PEKTIN DARI KULIT JERUK MANIS

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

I. PENGANTAR. konsumsi (edible mushroom), yang telah banyak dibudidayakan, karena selain

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

MAKALAH KIMIA ANALITIK

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. A dan C, minyak atsiri, zat warna kapsantin, karoten. Cabai merah juga mengandung

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim tropis. Daerah tropis

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting dkk, 2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH LAMA PENGOVENAN, PERENDAMAN, dan KONSENTRASI ASAM ASETAT TERHADAP MUTU PRODUK dan LIMBAH CAIR PRODUKSI TAHU

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, 1500 si vitamin A, 0,6 mg vitamin B, 40 mg vitamin C, 5 mg

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Limbah dibedakan menjadi dua yaitu limbah anorganik dan limbah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siti Nur Lathifah, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Okra merupakan tanaman introduksi di Indonesia. Sedikit peminat okra dikarenakan banyak yang tidak memahami gizi dan manfaat. Okra sangat penting untuk dibudidayakan, dikarenakan tanaman ini bermanfaat sekali untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh, hampir setengahnya, berupa serat larut dalam bentuk lendir dan peptin yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi resiko penyakit jantung (Rustiawan, Jannah, dan Mirawati, 2009). Okra mengandung gizi yang cukup tinggi, dari 100 g buah muda okra mengandung 33 kalori, 7 g karbohidrat, 3,2 g serat dan 81 mg kalsium. Buah okra umum dimanfaatkan sebagai terapi obat untuk beberapa macam penyakit, seperti disentri, kelainan lambung, kelainan usus besar, nyeri tenggorokan dan penyakit gonore. Senyawa pada buah okra dapat membantu penderita dibetes mellitus, karena kemampuannya menurunkan kadar gula darah dalam tubuh (Pratiwi dkk., 2016). Menurut survei dari WHO, Indonesia. Merupakan Negara dengan jumlah penderita diabetes militus terbesar ke empat di dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Pendiri diabetes militus di Indonesia sebesar 8.6% dari total jumlah penduduk, yang nantinya pada tahun 2025 diperkirakan penderita diabetes militus mencapai 12.4 juta penduduk (Zaenab, 2017). Produksi okra pada tahun 2017 dipasarkan secara lokal dalam bentuk okra beku siap saji yang hanya sekitar 30 persen, sedangkan 70 persennya dari total produksi 1

2 sekitar 1.500 ton per tahun diekspor ke Jepang. Luas lahan produksi okra di wilayah Jember sekitar 300 hektar per tahun yang hasil produksinya mencapai 550-600 ton. Namun hasil produksi ini belum mencapai hasil produksi yang maksimal, menurut Kementan (2005) produksi okra varietas Garibar yang digunakan memiliki potensi hasil 2,5-3 ton/ha, artinya hasil produksi saat ini hanya mencapai 0,5 ton/ha. Beberapa faktor utama yang membuat produksi okra kurang optimal antara lain penggunaan varietas, tehnik budidaya, mutu benih, hama dan penyakit serta penggunaan pupuk dan pestisida kimia saat ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan pupuk organik (Raditya dan Purbajanti, 2017). Varietas Garibar merupakan varietas yang cocok untuk ditanam dengan iklim cuaca di Indonesia. Pada tahun 2014 penanggulangan penyakit sudah dilakukan dengan penggunaan Plant Growth Promoting Rizobacteria (PGPR) yaitu rizhobakteri yang mampu memroduksi hormon pertumbuhan, serta meningkatkan kandungan dan penyerapan unsur hara pada tanah. Faktor lain mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman okra adalah penggunaan pupuk yaitu pupuk organik cair (POC). Berdasarkan Susanto (2002) pemberian POC merupakan cara untuk mengatasi kekurangan unsur hara, karena mampu memperbaiki sifat kimia, biologi dan fisika tanah. POC dapat meningkatkan hasil tanaman serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. POC yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair tahu dari industri tahu. Air limbah tahu merupakan air sisa penggumpalan tahu yang dihasilkan selama proses pembuatan tahu. Limbah tahu mengandung Biological Oxygen Demand (BOD) sebanyak 5000-10.000 mg/l dan Chemical Oxygen Demand (COD)

3 7000-12.000 mg/l dan memiliki ph yang sangat rendah yaitu 4-5. Suhu dari limbah tahu antara 40-46 C dan mempengaruhi biota. Limbah cair tahu memiliki kandungan bahan organik. Kandungan. protein. limbah cair. tahu mencapai 40-60 %, karbohidrat 25-50 %, dan lemak 10 %. Bahan organik berpengaruh. terhadap tingginya nitrogen, sulfur dan fosfor dalam air. Sifat limbah cair dari pengolahan tahu menurut Sarwono dan Saragih (2004) antara lain yaitu limbah cair mengandung zat-zat organik terlarut yang cenderung membusuk jika dibiarkan tergenang sampa beberapa hari di tempat terbuka. Suhu air tahu berkisar antara 40-600 C, suhu ini lebih tinggi dibandingkan suhu air lingkungan. Pembuangan langsung tanpa prosesi, dapat membahayakan kelestarian lingkungan hidup. Air limbah tahu bersifat asam karena proses penggumpalan sari kedelai membutuhkan bahan penolong yang bersifat asam. Keasaman limbah dapat membunuh mikroba. Upaya untuk memanfaatkan limbah cair tahu agar memiliki nilai fungsi yang berkelanjutan yaitu dengan mengolah limbah cair tahu menjadi pupuk organik. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah pencemaran lingkungan, dengan bahan organiknya yang tinggi, limbah dapat bertindak sebagai sumber organik makanan oleh pertumbuhan mikroba (Hanisar dan Bahrum, 2015). Hasil analisis limbah cair tahu, mengandung unsur kalium (K) lebih tinggi yaitu dengan nilai (K) 163,35 mg/l. Unsur P membantu pembentukan bunga dan buah, mendorong pertumbuhan akar muda. Kekurangan unsur P dapat menurunkan pertumbuhan buah pada tanaman. Pemberian limbah cair tahu dengan dosis 15

4 ml/tanaman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, umur berbunga, dan berat 100 biji pada tanaman kedelai (Glycine max L.). Penggunaan pupuk organik cair harus dengan konsentrasi yang tepat. Penggunaan konsentrasi pupuk organik cair yang tepat dapat memperbaiki pertumbuhan, mempercepat panen, memperpanjang masa atau umur produksi dan dapat meningkatkan hasil tanaman (Marliah, Hayati dan Muliansyah, 2012), oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat untuk pupuk organik cair perlu dikaji lebih lanjut. Diduga dosis yang diberikan dengan aplikasi pupuk organik cair limbah cair tahu merupakan faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman okra. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana respon pertumbuhan okra terhadap penambahan pupuk organik cair limbah cair tahu? 2. Bagaimana respon hasil produksi okra terhadap penambahan pupuk organik limbah cair tahu? 1.3 Tujuan Tujuan dilakukannya penelitiani ini adalah : 1. Mengkaji respon pertumbuhan okra terhadap penambahan pupuk organik cair limbah cair tahu. 2. Mengkaji respon hasil produksi okra terhadap penambahan pupuk organik cair limbah cair tahu.

5 1.4 Hipotesis Hipotesis dari penelitian ini yaitu : 1. Penambahan pupuk organik cair limbah cair tahu berpengaruh terhadap pertumbuhan okra. 2. Penambahan pupuk organik cair limbah cair tahu berpengaruh terhadap hasil okra.