DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-3 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG

dokumen-dokumen yang mirip
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-6 MASA SIDANG V TAHUN SIDANG

Kata Sambutan Kepala Badan

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK-RI DI YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Para Hadirin yang berbahagia.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

I. UMUM. Saldo...

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.


BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2016 (Audited) KATA PENGANTAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2017 (Audited) LKPP TAHUN 2017 AUDITED

-2- Operasional, (v) Laporan Arus Kas, (vi) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (vii) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBN menggambarkan p

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2017

2017, No dilakukan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK); c. bahwa sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (2), Pasal 30, dan Pasal 32 Undang-U

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua,

No Pemerintahan (SAP) berbasis akrual dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis ak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

Assalamualaikum Wr, Wb Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BUPATI SEMARANG TANGGAL 25 JUNI 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

SAMBUTAN BPK PADA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

Disampaikan dalam Kunjungan Kerja Badan Anggaran DPRD Kabupaten Banyumas Jakarta, 6 Februari 2014

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SAMBUTAN PADA ACARA SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERWAKILAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT PADA TANGGAL 13 DESEMBER

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-14 MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG

Keynote Speech. Menteri Keuangan. Workshop Persiapan Pelaksanaan APBN TA Jakarta, 19 Desember 2011

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua,

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi Salam sejahtera bagi kita semua,

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

PIDATO BUPATI KAPUAS HULU

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN PROVINSI JAMBI

SIARAN PERS BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. BPK: Wajar Dengan Pengecualian atas LKPP Tahun 2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

anggaran. BPK akan melakukan tugas pemeriksaan setelah anggaran tersebut selesai dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK RI

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

Sambutan Presiden RI - Penyampaian LHP LKPP Tahun 2015, Jakarta, 6 Juni 2016 Senin, 06 Juni 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN WAKIL KETUA BPK-RI, DALAM RANGKA PERESMIAN PERWAKILAN BPK-RI DI JAMBI 27 AGUSTUS 2007

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

Assalamu allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita sekalian

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PENGANTAR NOTA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2007 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-2 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI BALI

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF PEMBIAYAAN DALAM APBN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROVINSI DKI JAKARTA

Transkripsi:

Nomor : RISALAHDPD/SIPURLB-3/V/2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-3 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2017-2018 I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal : 31 Mei 2018 3. Waktu : 13.41 WIB 14.17 WIB 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Rapat : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI) 2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si. (Wakil Ketua DPD RI) 3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI) 6. Acara : Penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan Pemerintah Pusat TA 2017 oleh BPK RI. 7. Hadir : Orang 8. Tidak hadir : Orang

II. JALANNYA SIDANG: SIDANG DIBUKA PUKUL 13.41 WIB PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL KETUA DPD RI) Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om swastiastu. Sebelum memulai Sidang Paripurna Luar Biasa ke-3 Dewan Perwakilan Daerah, marilah kita menyanyikan lagu, diulangi, sebelum memulai Sidang Paripurna Luar Biasa ke-3 Dewan Perwakilan Daerah, marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. kepada para Anggota DPD serta seluruh hadirin dimohon untuk berdiri dan bersama-sama kita menyanyikan lagu Indonesia Raya. PEMBICARA: PADUAN SUARA DAN SELURUH PESERTA SIDANG Hiduplah Indonesia raya Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku. Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. 1

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL KETUA DPD RI) Terima kasih. Hadirin dipersilakan duduk kembali. Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh sekretariat jenderal, sampai saat ini yang sudah hadir dan menandatangani daftar hadir sejumlah 75 orang. Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, Sidang Paripurna Luar Biasa ke-3 Dewan Perwakilan Daerah dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETOK 1X Sidang Dewan yang mulia, berdasarkan hasil rapat Panmus tadi pagi, telah disepakati bahwa agenda Sidang Paripurna Luar Biasa hari ini yang semula memiliki dua agenda, yaitu pemilihan Pimpinan DPD RI dan penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat Tahun Anggaran 2017 menjadi agenda tunggal,yaitu penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat Tahun Anggaran 2017. Sedangkan, untuk agenda pemilihan Wakil Ketua III DPD akan dijadwalkan pada tanggal 22 Juni 2018. Sidang Dewan yang mulia, kita akan memulai agenda penyampaian laporan hasil pemeriksaan atas LKPP tahun 2017 oleh BPK RI. Pada sidang paripurna kali ini merupakan implementasi Pasal 249 Ayat (1) Huruf g Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD yang menyatakan bahwa Dewan Perwakilan Daerah menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara dari Badan Pemeriksa Keuangan sebagai bahan membuat pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat tentang Ruu yang berkaitan dengan APBN. Hasil pemeriksaan BPK terhadap tanggung jawab pengelolaan keuangan negara merupakan suatu langkah yang ditujukan untuk mendukung terwujudnya good governance dan clean government. Penyampaian LKPP oleh BPK merupakan masukan bagi DPD RI sebagai bahan penyusunan pertimbangan terhadap RUU tentang APBN dan penyusunan hasil pengawas, saya ulangi, dan penyusunan hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tentang APBN. Selanjutnya kami persilakan Saudara Ketua Badan Pemeriksa Keuangan untuk menyampaikan pengantar atau penjelasan hasil pemeriksaan atas LKPP tahun 2017 yang telah dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. PEMBICARA: MC Sambutan Ketua BPK RI PEMBICARA: Prof. Dr. MOERMAHADI SOERJA DJANEGARA, CA., CPA. (KETUA BPK RI) Yang terhormat Ketua DPD RI, yang saya hormati Wakil Ketua DPD RI, yang saya hormati Wakil Ketua BPK RI, yang saya hormati para Anggota DPD RI dan hadirin yang saya muliakan. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga kita dapat hadir dalam pertemuan yang mulia ini. Pada sidang paripurna yang terhormat ini, kami Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia akan menyerahkan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah 2

pusat tahun 2017 kepada DPD RI dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan Peraturan Perundang-undangan, khususnya ketentuan terkait pertanggungjawaban pelaksanaan APBN dan pemeriksaannya. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, pemeriksaan terhadap laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2017 merupakan pemeriksan pertanggungjawaban pemerintah pusat atas pelaksanaan APBN tahun 2017. Sesuai dengan paket Undang-Undang Keuangan Negara, Undang-Undang tentang Badan Pemeriksa Keuangan serta Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 8 Tahun 2017, pemerintah menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN berupa laporan keuangan pemerintah pusat. Sebelum pertanggungjawaban pelaksanaan APBN tersebut ditetapkan menjadi undangundang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, laporan keuangan pemerintah pusat dimaksud harus diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, pemerintah telah menyampaikan laporan keuangan pemerintah pusat unaudited tahun 2017 kepada BPK pada tanggal 28 Maret 2018. Selanjutnya, BPK memeriksa laporan keuangan pemerintah tersebut, dan hasil pemeriksaannya telah kami sampaikan secara tertulis kepada DPD RI pada tanggal 24 Mei 2018. Pada hari ini, kami menyerahkan laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2017 kepada Dewan Perwakilan Daerah melalui sidang paripurna yang terhormat ini. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, LKPP audited tahun 2017 mencakup 7 komponen laporan keuangan, yaitu laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Realisasi pendapatan negara tahun 2017 dilaporkan sebesar Rp1.666 triliun atau mencapai 95 persen dari anggaran yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.343 triliun, penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp311 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp11 triliun. Penerimaan perpajakan sebagai sumber utama pendanaan APBN hanya mencapai 91 persen dari anggaran atau hanya meningkat sebesar 4,5 persen dibandingkan dengan penerimaan perpajakan tahun 2016. Realisasi belanja negara tahun 2017 dilaporkan sebesar Rp2.007 triliun atau mencapai 94 persen dari anggaran yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.265 triliun, transfer ke daerah sebesar Rp682 triliun, dan dana desa sebesar Rp59 triliun. Realisasi belanja yang melebihi realisasi pendapatan negara tersebut mengakibatkan terjadinya defisit anggaran tahun 2017 sebesar Rp340 triliun atau 2,5 persen dari produk domestik bruto. Namun, realisasi pembiayaan tahun 2017 mencapai Rp366 triliun atau sebesar 107 untuk persen dari nilai defisitnya sehingga terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran atas Silpa sebesar Rp25 triliun. Realisasi pembiayaan tersebut terutama diperoleh dari pembiayaan utang sebesar Rp429 triliun yang berarti pengadaan utang tahun 2017 melebihi kebutuhan pembiayaan untuk menutup defisit. Secara akrual, laporan operasional tahun 2017 menunjukkan nilai pendapatan operasional sebesar Rp1.806 triliun, beban operasional sebesar Rp1.991 triliun, defisit dari kegiatan operasional sebesar Rp185 triliun. Surplus dari kegiatan non-operasional sebesar Rp72 triliun dan defisit laporan operasional sebesar Rp112 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2016, pendapatan operasional mengalami peningkatan 8,5 persen dan beban operasional mengalami peningkatan 6,3 persen sehingga ldefisit laporan operasional mengalami penurunan sebanyak 19,1 persen. Selanjutnya, posisi keuangan pemerintah pusat per 31 Desember 2017 menggambarkan saldo aset kewajiban dan ekuitas masing-masing sebesar Rp5.947 triliun, Rp4.407 triliun, dan Rp1.540 triliun. Dibandingkan dengan tahun 2016, aset pemerintah mengalami peningkata+n 3

sebesar 490 trilyun. Kewajiban mengalami peningkatan sebesar Rp517 triliun dan ekuitas mengalami penurunan sebesar Rp27 triliun. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, pemerintah telah menetapkan secara memadai atas hal-hal yang materiil dalam catatan atas laporan keuangan yang mencakup penjelasan umum dan penjelasan atas akun-akun laporan keuangan. Kami memberikan beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian pemerintah terhadap LKPP audited tahun 2017. 1. Terdapat beberapa capaian yang positif terhadap target asumsi dasar ekonomi makro tahun 2017 yang ditetapkan dalam APBN 2017, yaitu realisasi inflasi sebesar 3,6 persen dari target 4,3 persen, tingkat bunga surat perbendaharaan negara 3 bulan sebesar 5 persen dari target 5,2 persen, dan nilai tukar rupiah terhadap US dolar sebesar Rp13.384 dari target Rp13.400. Namun, pemerintah tidak dapat mencapai target terhadap beberapa indikator, yaitu pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 5,07 persen dari target 5,20 persen. Lifting minyak hanya mencapai 804.000 barel perhari dari target sebanyak 815.000 barel perhari, dan lifting gas hanya mencapai 1.142 ribu barel perhari dari target 1.150 ribu barel perhari. Lebih lanjut berdasarkan data pada laporan keuangan pemerintah pusat, realisasi tax ratio tahun 2017 yang mencakup penerimaan perpajakan dan sumber daya alam hanya mencapai 10,7 persen di bawah target sebesar 11,5 persen sebagaimana ditetapkan dalam nota keuangan APBN tahun 2017. 2. Rasio utang pemerintah pusat terus mengalami peningkatan sejak tahun 2015 meskipun rasio utang tersebut masih di bawah ambang batas 60 persen dari PDB. Pada tahun 2014, rasio utang terhadap PDB hanya mencapai 24,7 persen atau mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 24,9 persen. Namun tahun 2015, meningkat menjadi 27,4 persen. Tahun 2016 sebesar 28,3 persen, dan tahun 2017 menjadi 29,3 persen. Peningkatan rasio utang tersebut tidak lepas dari terus meningkatnya realisasi pembiayaan utang dari tahun 2015 sampai dengan 2017, yaitu sebesar Rp380 triliun pada tahun 2015, Rp403 triliun pada tahun 2016, dan Rp429 triliun pada tahun 2017. Selain itu, nilai pokok atas utang pemerintah tanpa memperhitungkan unamortized discount dan unamortized premium mencapai sebesar Rp3.993 triliun yang terdiri dari utang luar negeri sebesar Rp2.402 triliun atau 60 persen dan utang dalam negeri sebesar Rp1.561 rupiah atau 40 persen. 3. Realisasi belanja subsidi tahun 2017 yang turun 7 triliun dibandingkan dengan tahun 2016 tidak menggambarkan penurunan secara riil penyaluran subsidi tahun 2017. Hal tersebut terjadi karena terdapat penyaluran subsidi tahun 2017 yang tidak diperhitungkan dalam proses penganggaran sehingga terjadi penumpukan utang subsidi dengan saldo per 31 Desember 2017 juga sebesar 60 triliun. Selain itu, terdapat penyediaan bahan bakar minyak dan listrik oleh badan usaha melalui skema subsidi maupun skema penugasan yang harga jualnya ditetapkan pemerintah di bawah harga keekonomisan sehingga membebani BUMN. 4. Pemerintah telah melakukan penilaian kembali atau revaluasi barang milik negara mulai tahun 2017 dalam rangka memperoleh nilai aset yang mutakhir dan meningkatkan leverage barang milik negara sebagai underlying asset untuk penerbitan surat berharga syariah negara. Hasil evaluasi tersebut belum disajikan dalam neraca pemerintah tahun 2017 karena pelaksanaan revaluasi benar belum selesai secara keseluruhan. Kami mengapresiasi upaya tersebut dan BPK akan melakukan pemeriksaan atas hasil revaluasi secara terpisah apabila pemerintah telah menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan penilaian kembali barang milik negara kepada presiden sebagaimana diamanatkan Pasal 6 Peraturan Presiden No.75 Tahun 2017. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan opini atas kewajaran laporan 4

keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Pemeriksaan tersebut dilakukan terhadap LKPP sebagai laporan keuangan konsolidasian dari 87 laporan keuangan kementerian lembaga dan 1 laporan keuangan bendahara umum negara. Atas 87 laporan keuangan tersebut tersebut, BPK memberikan opini: - Wajar Tanpa Pengecualian terhadap 79 LKKL dan 1 LKBUN atau 91 persen, Wajar Dengan Pengecualian terhadap 6 LKKL, yaitu pada Kementerian Pertahanan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Lembaga Penyiaran Publik TVRI, dan Lembaga Penyiaran Publik RRI. - Tidak menyatakan pendapat pada 2 LKKL, yaitu pada Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Badan Keamanan Laut. Permasalahan laporan pertanggungjawaban APBN tahun 2017, ada 8 LKKL yang tidak memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian meliputi permasalahan penerimaan negara bukan pajak, belanja barang, belanja modal, piutang bukan pajak, persediaan, aset tetap, aset lainnya, dan utang kepada pihak ketiga. Di antara permasalahan tersebut, terdapat permasalahan terkait kesediaan pada Kementerian Pertahanan karena adanya mekanisme pelaksanan anggaran secara khusus yang berbeda dengan kementerian dan lembaga lainnya. Hal tersebut berdampak pada kompleksitas pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan Kementerian Pertahanan terkait belanja kesediaan aset tetap dan dana yang dibatasi penggunaannya. Mekanisme pelaksanaan anggaran tersebut diharapkan dapat segera diperbaiki sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga tidak menimbulkan risiko salah saji pada tahun-tahun berikutnya. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, dalam pemeriksaan laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2017, kami perlu menyampaikan temuan-temuan pemeriksaan atas sistem pengendalian intern dan kepatuhan, antara lain sebagai berikut. 1. Sistem informasi penyusunan LKPP tahun 2017 belum dapat menyelesaikan selisih transaksi antarentitas dan transaksi timbal balik serta sistem pengendalian piutang perpajakan masih memiliki kelemahan. 2. Utang piutang atas kelebihan atau kekurangan pendapatan badan usaha dari selisih harga jual eceran formula dan harga jual eceran penetapan pemerintah atas penyaluran minyak solar dan premium belum dilaporkan dan diselesaikan. 3. Dana cadangan program Jaminan Kesehatan Nasional tahun 2017 belum mampu menyelesaikan permasalahan defisit dana Jaminan Sosial Kesehatan dan LKPP tahun 2017 belum menyajikan 4dampak kewajiban yang timbul dari defisit dana Jaminan Sosial Kesehatan. 4. Penatausahaan dan pencatatan PNBP, belanja, piutang PNBP, persediaan aset tetap, dan utang terutama pada kementerian negara dan lembaga yang belum memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian. 5. Penambahan pagu anggaran subsidi listrik tahun 2017 sebesar Rp5,22 triliun tidak sesuai dengan Undang-Undang APBNP dan tidak berdasarkan pertimbangan yang memadai. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, berdasarkan hasil pemeriksaan atas 87 LKKL dan 1 LKBUN tahun 2017, BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian atas laporan keuangan pemerintah pemerintah pusat tahun 2017. Hal ini mengandung arti bahwa pertanggungjawaban pemerintah atas pelaksanaan APBN tahun 2017 dalam laporan keuangan secara materiil telah disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Sesuai dengan yang telah kami sebutkan sebelumnya terdapat 8 LKKL tahun 2017 yang belum memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian. Tetapi, permasalahan dari 8 LKKL tersebut secara 5

keseluruhan tidak berdampak materiil pada kesesuaian laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2017 terhadap standar akuntansi pemerintahan. Dalam opini WTP atas LKPP tahun 2017, kami memberikan penekanan satu hal atas mekanisme pelaksanaan anggaran kepada Kementerian Pertahanan sebagaimana telah kami sampaikan sebelumnya. Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat, sebagai penutup kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat atas konsultasi dan kerja sama selama ini sehingga pertanggungjawaban pelaksanaan APBN pemerintah dapat disampaikan dengan lebih baik. Kami mohon bantuan Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat untuk terus mendorong pemerintah pusat dalam rangka perbaikan tanggung jawab pelaksanaan APBN. Demikian hal-hal yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Pimpinan dan Anggota DPD RI yang terhormat, kami ucapkan terima kasih. Wabillahi taufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. PEMBICARA: MC Persiapan penyerahan LKPP tahun 2017. Kepada Pimpinan DPD dan Ketua BPK RI, disilakan menuju tempat yang telah ditentukan. Dipersilakan kembali ke tempat semula. PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL KETUA DPD RI) Terima kasih, Saudara Ketua BPK. Hasil pemeriksaan atas LKPP tahun 2017 ini yang kami terima merupakan masukan yang sangat berharga dalam rangka pelaksanaan tugas dan wewenang DPD. Hasil laporan ini selanjutnya akan kami pelajari dan tindak lanjuti sesuai dengan amanah UUD Negara Republik Indonesia 1945. Sidang Dewan yang mulia, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Saudara Ketua BPK RI, LKPP tahun 2017 merupakan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Kita perlu mengapresiasi capaian ini kepada pemerintah yang mampu mempertahankan opini yang telah diraih dalam LKPP 2016. Hasil ini juga menunjukkan bahwa sudah mulai terbangunnya komitmen di setiap kementerian negara atau lembaga untuk menerapkan asas pemerintahan yang baik dalam pengelolaan keuangan negara. DPD RI juga berharap capaian ini dapat diikuti oleh pemerintah daerah sehingga sinergi dan komitmen dalam pengelolaan keuangan negara demi peningkatan kesejahteraan daerah dapat dicapai. Opini WTP ini didasarkan pada hasil pemeriksaan atas 87 laporan keuangan kementerian negara atau lembaga dan 1 laporan keuangan bendahara umum negara. Dari laporan BPK di tahun 2017, terdapat peningkatan entitas pemeriksaan yang menerima opini WTP sebanyak 80 entitas yang sebelumnya hanya 74 entitas. Selain itu, juga terdapat penurunan entitas yang menerima opini Tidak Memberikan Pendapat atau TMP, dari 6 entitas menjadi 2 entitas. Dari laporan tersebut, DPD RI mencatat bahwa masih perlu terus ditingkatkan Sistem Pengendalian Intern atau SPI dari kementerian atau lembaga sebagai bentuk langkah pencegahan penyalahgunaan penggunaan anggaran. Pada LKPP tahun 2017 yang disampaikan Ketua BPK tadi, masih ditemui beberapa permasalahan terkait SPI yang perlu ditindaklanjuti, antara lain: - Penatausahaan piutang perpajakan masih memiliki kelemahan - Rekonsiliasi dan penatausahaan piutang pajak dalam rangka impor masih memiliki kelemahan - Realisasi belanja dan pertanggungjawaban ketepatan sasaran atas program pengelolaan subsidi belum memadai, serta 6

- Pengelolaan dan cadangan program Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN belum mampu menyelesaikan defisit dana Jaminan Sosial Kesehatan, serta - Beberapa permasalahan belum tertibnya pengelolaan kas di beberapa kementerian lembaga. Selain itu, DPD RI juga memberikan catatan khusus terhadap temuan kepatuhan peraturan perundang-undangan terkait pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik subbidang prioritas daerah dan tambahan DAK fisik percepatan infrastruktur publik daerah. Dari catatan tersebut, DPD RI akan menindaklanjuti dengan kementerian lembaga terkait melalui alat kelengkapan sesuai dengan lingkup tugasnya. Diharapkan penemuan tersebut segera ditindaklanjuti agar tidak mempengaruhi manfaat yang diterima oleh rakyat dan daerah dari kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah. DPD RI juga berharap agar pemerintah dapat lebih fokus dalam mengelola anggaran program yang langsung berpengaruh terhadap daerah. Kami informasikan juga bahwa hasil pemeriksaan BPK RI terhadap DPD RI tahun anggaran 2017 kembali mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Hasil ini telah diraih secara berturut-turut sejak tahun 2006. Kami meminta agar Sekretariat Jenderal DPD RI dapat terus mempertahankan prestasi ini dan BPK RI dapat senantiasa melakukan pembinaan dan pengawalan terhadap penggunaan anggaran negara di DPD RI. Pimpinan juga mengimbau agar seluruh anggota dapat terus bekerja sama demi terselenggaranya akuntabilitas dan transparansi penggunaan anggaran di DPP. Selanjutnya pada sidang yang mulia ini, kita perlu menugaskan Komite IV dan BAP guna membahas hasil pemeriksaan BPK dimaksud. Selanjutnya sebagai bahan pembahasan, kami akan menyerahkan LKPP tahun 2017 kepada Pimpinan Komite IV dan Pimpinan BAP. Sesuai dengan tugas konsitusional DPD, kami percaya bahwa dokumen BPK ini juga akan menjadi bahan bagi para Anggota DPD dalam tugas-tugasnya di daerah yang menyangkut penyerapan aspirasi dan fungsi pengawasan. PEMBICARA: MC Penyerahan hasil LKPP tahun 2017 kepada Pimpinan Komite IV dan Pimpinan BAP. PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Purn). Dr. NONO SAMPONO, M.Si. (WAKIL KETUA DPD RI) Sidang Dewan yang mulia, demikianlah kita telah menyelesaikan seluruh agenda Sidang Paripurna Luar Biasa ini. Terima kasih kepada Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota BPK yang telah hadir dan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atas LKPP tahun 2017 pada acara Sidang Paripurna Luar Biasa ke-3 ini. Akhirnya dengan ucapan Alhamdulillah, Sidang Paripurna Luar Biasa ke-3 kami tutup. Wabillahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om shanti shanti shanti om. KETOK 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 14.17 WIB 7