Evangeline H, S.Kp., M.Kep Ibrahim Noch Bola, S.Kp., M.Kep ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG WIJAYA KUSUMA RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN BOOKLET SPINAL ANESTESI TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN SECTIO CAECAREA

TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERATIF PADA PEMBEDAHAN SEKSIO SESAREA DI RUANG SRIKANDI RSUD KOTA SEMARANG

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa kelompok, yaitu: gangguan cemas (anxiety disorder), gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder/gad),

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, prevalensi gangguan kecemasan berkisar pada angka 6-7% dari

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB III METODE PENELITIAN. resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010).

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRAOPERASI ELEKTIF DIRUANG BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PROSES PERSALINAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

PENGARUH RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP KECEMASAN KLIEN PRE OPERASI KATARAK DENGAN ANASTESI LOKAL

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RS PKU MUHAMMADIYAH SUKOHARJO. Fadilah Anik Arbani

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

Ibnu Sutomo 1, Ir. Rahayu Astuti, M.Kes 2, H. Edy Soesanto, S.Kp, M.Kes 3

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. xiv

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi

EFEKTIFITAS PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PREOPERASI DI RUANG RAWAT INAP RSUD KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

Rakhma Nora Ika Susiana *) Abstrak

Siti Fadlilah INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI

Oleh : Diyono 1 Budi Herminto 2 Dessy Hana Pertiwi 3

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini berfungsi sebagai penelitian

PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HALUSINASI TERHADAP KEMAMPUAN KLIEN MENGONTROL HALUSINASI DI RSKD DADI MAKASSAR

Mila Nadi Rozako, Rusianah, Nuniek Nizmah F, Siska Yuliana Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

BAB III METODE PENELITIAN

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. semu atau quasi experiment. Quasi experiment merupakan penelitian yang

1. Bab II Landasan Teori

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Fristia Hidayat b023 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Progran Studi Diploma IV Kebidanan

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

Transkripsi:

PERBANDINGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRAOPERATIFMAYOR SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKANTERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM DI RUANG RAFAEL RUMAH SAKIT CAHYA KAWALUYAN BANDUNG Evangeline H, S.Kp., M.Kep Ibrahim Noch Bola, S.Kp., M.Kep ABSTRAK merupakan suatu perasaan tidak pasti dan tidak jelas, biasanya di tandai dengan adanya perubahan fisiologis. Cemas dapat timbul oleh beberapa faktor diantaranya karena akan menghadapi suatu tindakan pembedahan. Perawat dapat memberikan intervensi keperawatan mandiri untuk mengatai kecemasan pasien sebelum menghadapi pembedahan (pra operatif) salah satunya dengan mengajarkan dan membimbing pasien untuk melakukan relaksasi nafas dalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor sebelum dan sesudah diberikan komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam di ruang Rafael rumah sakit Cahya Kawaluyan Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan Quasi experiment dengan rancangan one group pretestpostest. Sampel pada penelitian ini adalah pasien praoperatif mayor sebanyak 15 responden, yang dipilih dengen menggunakan tehnikpurposive sampling. Analisa data yang digunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor sebelum diberikan relaksasi napas dalam adalah 48,67 (cemas ringan), sedangkan nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor sesudah diberikan komunikasi relaksasi napas dalam adalah 44,07 (tidak cemas). Dapat disimpulkan bahwa relaksasi napas dalam berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor dengan p value = 0,000 (p-value < α = 0,05).Berdasarkan penelitian ini disarankanperawat dalam mempersiapkan pasien praoperatif mayor untuk memperhatikan tingkat kecemasan pasien dan menerapkan intervensi keperawatan mandiri seperti tehnik relaksasi nafas dalam untuk mengatasi kecemasan tersebut. Kata kunci : Relaksasi napas dalam, kecemasan pra operasi mayor, uji t-test Kepustakaan: 19, 2001-2012 56

A. Pendahuluan Salah satu pelayanan medik yang ada dirumah sakit adalah pelayanan pengobatan melalui tindakan operasi atau pembedahan. Operasi atau pembedahan berdasarkan besar kecilnya, dapat dibedakan menjadi bedah mayor dan bedah minor (Perry & Potter, 2006). Bedah mayor adalah pembedahan yang melibatkan rekontruksi atau perubahan yang luas pada bagian tubuh, menimbulkan resiko yang tinggi bagi kesehatan, sedangkan bedah minor adalah pembedahan melibatkan perubahan yang kecil pada bagian tubuh, sering dilakukan untuk memperbaiki deformitas, mengadung resiko lebih rendah bila di bandingkan dengan prosedur bedah mayor. (Perry & Potter,2006). Segala bentuk tindakan operasi atau pembedahan akan selalu didahului dengan reaksi emosional tertentu oleh pasien, reaksi tersebut terkadang tampak jelas atau terkadang tersembunyi, normal atau tidak normal. Sebagai contoh kecemasan pada pasien praoperatif merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dianggap pasien suatu ancaman terhadap peranannya dalam hidup, integritas tubuh bahkan kehidupan itu sendiri (Smeltzer, 2002). yang terjadi pada pasien pra operatif bisa berupa ketakutan.ketakutanterhadapanestesi, nyeri, kematian, ketidaktahuan atau takut tentang citra tubuh.selain ketakutan-ketakutan di atas, pasien sering mengalami kecemasan antara lain seperti masalah finansial, tanggungjawab terhadap keluarga dan kewajiban pekerjaan atau ketakutan akan prognosa yang buruk dan probabilitas kecacatan di masadatang (Smeltzer, 2002). adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik, kondisi alami subjektif dan di komunikasikan dalam hubungan interpersonal (Stuart, 1993 dalam Kapoh, 2012). yang dialami pada pasien yang akan menjalani operasi dapat terlihat dari adanya perubahan-perubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi, pernafasan, gerakan-gerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah, menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, maka disini seorang perawat harus jeli dalam menghadapi pasien praoperatif, salah satu tindakan perawat melakukan pendekatan pada dengan menggunakan sentuhan seperlunya untuk menunjukan rasa empati dan kepedulian (Smeltzer, 2002). Peran perawat dalam memenuhi kebutuhan pada pasien praoperatif tersebut antara lain adalah mengambil tindakan untuk memaksimalkan keamanan dan kenyamanan fisik serta emosional. Beberapa tindakan keperawatan dapat mengurangi kecemasan yang dialami pasien, salah satunya tindakan tersebut adalah relaksasi napas dalam. 57

Relaksasi napas dalam merupakan salah satu tindakan yang dapat mengurangi beban emosional. Adapun tujuan dari relaksasi napas dalam adalah meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi stres dan menghilangkan kecemasan (Muttaqin, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Purwoko (2009), di Ngudi Saras Trikilan Kali Jambe Sragen, didapatkan data bahwa sebelum dilakukan relaksasi napas dalam responden dengan tingkat kecemasan berat (74,49%), dan tingkat kecemasan ringan (25%) sedangkan hasil setelah dilakukan relaksasi napas dalam responden dengan tingkat kecemasan sedang (66,67%), dan tingkat kecemasan ringan (33,33%). (Purwoko,2010, 4, http://library.upnvj.ac.id diperoleh tanggal 09 Mei 2013). Rumah Sakit Cahya Kawaluyan adalah rumah sakit swasta tipe C yang berdiri sejak tahun 2006, terdapat 72 tempat tidur yang terdiri dari ruang perawatan penyakit dalam, perawatan bedah, perawatan anak, perawatan maternitas dan ruang intensif care unit. Rumah sakit Cahya Kawaluyan terletak kawasan Kota Baru Parahyangan Bandung. Salah satu pelayanan yang ada di rumah sakit Cahya Kawaluyan adalah pelayanan kamar operasi. Berdasarkan studipendahuluandidapatkan data dari rekam medik Rumah Sakit Cahya Kawaluyan periode Januari sampai Desember 2012 bahwa jumlah operasi mayor sebanyak 321 pasien. Dan berdasarkan hasil wawancara da nobservasi secara langsung pada tanggal 21 Maret 2013 dengan15 pasien praoperatif yang akan menjalani bedah mayor, 6 pasien mengatakan takut operasinya gagal, 5 pasien mengatakan jantungnya berdebar-debar saat masuk kamar operasi, 2 pasien mengatakan takut dibius, 2 mengatakan takut sakit setelah operasi. Berdasarkan fenomena diatas dan mengingat sangat penting bagi pasien untuk memiliki tingkat cemas minimal dalam menghadapi prosedur operasi yang akan, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Perbandingan Tingkat Pasien Praoperatif Mayor sebelum dan sesudah diberikan Komunikasi Terapeutik tentang Relaksasi Napas Dalam di Ruang Rafael Rumah Sakit Cahya Kawaluyan Bandung. 58

B. Metodologi penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan Quasi exsperimentdengan rancangan one group pretest-posttest designyaitu suatu model penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiono, 2012). Dengan rancangan design seperti bagan berikut ini Pre test 01 Perlakuan x Post test 02 sebelum relaksasi nafas dalam Relaksasi nafas dalam setelah relaksasi nafas dalam Gambar Rancangan Penelitian Quasi experiment dengan rancangan one grup pretest-posttest design (Sugiono, 2012). Keterangan : 01:Pengukuran sebelum dilakukan komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam(pre-test) 02:Pengukuran sesudah dilakukan komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam (post-test) X: Perlakuan Komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam 1. Hipotesis Penelitian Menurut La Biondo Wood & Haber (1994 dalam Nursalam, 2011), adalah suatu pernyataan asumsi tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pernyataan dalam penelitian. Hipotesis penelitian sebagai berikut : Ha : Ada perbedaan tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor sebelum dan sesudah diberikan relaksasi napas dalam di ruang Rafael Rumah Sakit Cahya Kawaluyan Bandung. 59

Ho : Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor sebelum dan sesudah diberikan komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam di ruang Rafael Rumah Sakit Cahya Kawaluyan Bandung. 2. Variabel Penelitian Variabelpenelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).Variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Independen (variabel bebas) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah relaksasi napas dalam. b. Variabel Dependen (variabel efek, hasil, outcome, atau event) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pada pasien praoperatif mayor. 3. Definisi Operasional Tabel Definisi Operasional Variabel Definisi Konseptual Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala relaksasi Kemampuan atau Metode SOP - - napas ketrampilan perawat relaksasi yang Relaksasi dalam untuk membantu dilakukan napas pasien beradaptasi perawat kepada dalam terhadap stres, pasien mengatasi dan praoperatif bagaimana mayor di ruang berhubungan dengan rawat inap orang lain dan (Rafael) bagaimana napas dalam dan napas lambat dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan (Smeltzer 2002) 60

Kekhawatiran yang Suatu keadaan Zung Rasio Nilai tidak jelas dan dimana Self- kece menyebar, yang responden Rating masa berkaitan dengan menunjukkan Anxiety n 25- tidak pasti dan tidak gejala tanda Scale 100 berdaya (Stuart, adanya (ZSAS) 2012). kecemasan dalam menghadapi operasi mayor d 4. Populasi, sampel dan instrumen Penelitian Populasipasien yang menjalani operasi mayor pada periode tahun 2012 sebanyak 321 orang. Untuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang akan menjalani bedah mayor di Ruang Rafael Rumah Sakit Cahya Kawaluyan. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik nonprobability sampling dengan rancangan purposive sample. Karena dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian quasi experiment maka jumlah sampel yang diambil adalah 15 responden (Sugiyono, 2012). Sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu : a. Kriteria Inklusi 1) Pasien yang bersedia menjadirespoden 2) Bisa membaca dan menulis 3) Pasien yang akan dilakukan operasi mayor b. Kriteria Eksklusi 1) Pasien dengan hemodinamik tidak stabil. 61

Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk variabel kecemasan adalah Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS). Adapun nilai skore untuk tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut : A = Tidak pernah sama sekali (Nilai 1) B = Kadang-kadang saja mengalami demikian (Nilai 2) C = Sering mengalami demikian (Nilai 3) D = Selalu mengalami demikian (Nilai 4) Sedangkan klasifikasi tingkat kecemasan ZSAS (anxiety index)adalah sebagai berikut : 1) Tidak Cemas, jika nilai < 45 2) Cemas Ringan, jika nilai 45-59 3) Cemas Sedang, jika nilai 60-74 4) Cemas Berat, jika nilai 75 5. Analisa data Data tingkat kecemasan responden dianalisa menggunakan metode analisa univariat dan bivariat. Analisa univariat dilakukan untuk menentukan rerata tingkat kecemasan sebelum dan sesudah pemberian relaksasi nafas dalam. Analisa bivariat yang digunakan adalah uji t dependen setelah melakukan uji normalitas data dan didapatkan bahwa data berdistribusi normal. 6. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitiantelah dilakukan diruang Rafael di RumahSakitCahyaKawaluyan Bandung pada tanggal 08 sampai dengan 26 Juni 2013. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisa Univariat a. Nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor sebelum diberikankomunikasi terapeutik relaksasi napas dalam 62

Tabel Variabel Sebelum Komunikasi Terapeutik Relaksasi Napas Dalam (Pre-Test) Nilai Rata-Rata (Mean) Tingkat Sebelum Dilakukan Relaksasi Napas Dalam Nilai Rata-Rata (Mean)/Tingkat Minimal- Maksimal Std. Deviation 95% Confidence Interval (CI) 48,67 43-54 3,754 46,59-50,75 Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan sebelum diberikan komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam adalah 48,67, hal ini termasuk tingkat kecemasan ringan. b. Nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan pasien praoperatif mayor Variabel sesudah diberikan Komunikasi Terapeutik Relaksasi Napas Dalam Tabel Sebelum Komunikasi Terapeutik Relaksasi Napas Dalam (Post-Test) Nilai Rata-Rata (Mean)/ TingkatSesudah Dilakukan Relaksasi Napas Dalam Nilai Rata-Rata (Mean)/Tingkat Minimal- Maksimal Std. Deviation 95% Confidence Interval (CI) 44,07 39-50 3,173 39-50 Berdasarkan dari tabel diatas didapatkan bahwa nilai rata-rata (mean) tingkat kecemasan sesudah diberikan komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam adalah 44,07, hal ini termasuk tidak cemas. 63

2. Analisis Bivariat Tabel Variabel Tingkat Sebelum Relaksasi Napas Dalam (Pre-Test) Perbandingan Tingkat Pasien Praoperatif Mayor Sebelum dan Sesudah Relaksasi Napas Dalam Nilai Rata- 95% Confidence Rata Perbedaan Std. Interval P- (Mean) Rata-Rata Deviation Lower Upper Value /Tingkat (Mean) 48,67 3,754 46,59 50,75 4,6 0,000 N 15 Sesudah Relaksasi Napas Dalam (Post-Test) 44,07 3,173 39 50 15 Dari hasil penelitian secara statisik didapatkan rata-rata penurunan kecemasan sebesar 4,6 yaitu dari 48,67 menjadi 44,07, dengan kata lain dapat disimpulkan perubahan tingkat kecemasan responden mengalai perubahan yaitu dari kategori cemas ringan menjadi tidak cemas. Sedangkan berdasarkan hasil uji kemaknaan didapatkan nilai p-value 0,000, p-value,α (α = 0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diberikan relaksasi napas dalam pada pasien praoperatif mayor. 3. Pembahasan Menurut Smeltzer & Barre (2009) kecemasan pada pasien praoperatif dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya pasien mengalami ketakutan terhadap anestesi, takut terhadap nyeri atau kematian, takut tentang ketidaktahuan atau ancaman lain terhadap citra tubuh. Perawat dapat membantu pasien melewati fase ini dengan lebih baik dengan memberikan intervensi keperawatan mandiri salah satunya dengan mengajarkan serta membimbing pasien untuk melakukan tehnik relaksasi nafas dalam. Tehnik relaksasi napas dalam adalah kemampuan atau ketrampilan perawat dalam membantu pasien beradaptasi terhadap stres. Tujuan dari 64

relaksasi napas dalam adalah meningkatkan inflasi alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi stres dan menghilangkan kecemasan (Muttaqin, 2008). Tehnik relaksasi napas dalam dapat mengurangi kecemasan, beberapa bukti telah menunjukan bahwa seseorang dengan tingkat kecemasan berat dapat menunjukan efek fisiologis melalui relaksasi napas dalam. (dalam Purwoko, 2009, 4, http://library.upnvj.ac.id diperoleh tanggal 09 Mei 2013), didapatkan data sebelum diberikan relaksasi napas dalam, responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak (79,49%), dan tingkat kecemasan ringan (25%), sedangkan hasil setelah diberikan relaksasi napas dalam, responden dengan tingkat kecemasan sedang (66,67%), dan tingkat kecemasan ringan (33,33%). Dari hasil penelitian pada pasien praoperatif mayor sebelum diberikan relaksasi napas dalam, pasien yang mengalami tanda dan gejala kecemasan paling banyak adalah :gugup, takut, mudah marah, jantung berdebar-debar, tangan dingin keluar keringat dan perasaan gelisah. Sedangkan setelah diberikan komunikasi terapeutik relaksasi napas dalam, tanda dan gejala kecemasan yang dirasakan pasien berkurang. D. Kesimpulandan saran 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Perbandingan Tingkat Pasien Praoperatif Mayor sebelum dan sesudah pemberian relaksai nafas dalam Di Ruang Rafael Rumah Sakit Cahya Kawaluyan Bandung, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Rata-rata (mean) tingkat kecemasan pada pasien praoperatif mayor sebelum diberikan relaksasi napas dalam (pre-test) adalah 48,67 (tingkat kecemasan ringan). 2. Rata-rata (mean) tingkat kecemasan pada pasien praoperatif mayor setelah diberikan relaksasi nafas dalam adalah 44,07 (tidak cemas). 3. Ada pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap tingkat kecemasan pasien bedah mayor di ruang Rafael, Rumah Sakit Cahaya Kawaluyaan, Bandung dengan nilaip = 0,000 (p-value< α, α = 0,05). 65

2. Saran Berdasarkan hasil penelitian beberapa saran dapat diberikan sebagai berikut bagi Rumah Sakit Cahya Kawaluyan hendaknya senantiasa mendorong peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta dibuat standar prosedur operasional terkait tehnik relaksasi nafas dalam pada pasien pre operasi pada umumnya. Sedangkan bagi perawat diharapkan perawat lebih peka untuk mengkaji tingkat kecemasan pasien pre operasi pada umumnya serta menerapkan intervensi kepewaratan mandiri seperti relaksasi nafas dalam untuk mengatasi kecemasan yang dialami pasien. Bagi peneliti selanjutnya. Bagi peneliti ini mempunyai kelemahan dan keterbatasan pada sumber data sehingga diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan kelompok kontrol, responden lebih banyak dan intervensi dilakukan lebih dari satu kali saat pre-test dan post-test yaitu satu hari sebelum dilakukan pembedahan dan saat akan dilakukan pembedahan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto.(2003). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta..(2010). Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka Cipta. Damaiyanti.(2010). Komunikasi Terapeutik Dalam Praktik Keperawatan. Bandung: Refika Aditama. Dalami.(2009). Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info media. Hawari.(2001). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI Hidayat.(2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Muttaqin.(2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan SistemPernapasan. Jakarta: Salemba Medika Nasir.(2009). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo, S.(2012). MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta :RinekaCipta. Nursalam.(2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Purwoko. (2010).http://library.upnvj.ac.id.diperoleh tanggal 09 Mei 2013 Riyadi & Purwanto. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu 66

Riyanto, A. (2011). Pengolahan Data dananalisa Data Kesehatan.Yogyakarta :NuhaMedika. Smeltzer, S. (2009). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 1 Edisi 8. Jakarta : EGC.. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth. Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC. Stuart. (2012). Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. Suryani. (2006). Komunikasi Terapeutik. Jakarta: EGC. Tamsuri. (2006). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC. 67