Agus Widodo STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. yang terkadang menimbulkan masalah sosial, tetapi bukanlah suatu penyakit

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KONDISI FISIK DENGAN TINGKAT STRES PADA LANSIA DI DUSUN JIMUS DESA PULE KECAMATAN MODO KABUPATEN LAMONGAN ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup, sehingga jumlah populasi lansia juga meningkat. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menua adalah proses menghilang kemampuan jaringan secara

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

Mazidatul Faizah*Fitri Rosyida*Priyoto***

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lansia dapat menjadi salah satu tolok ukur kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah tahun 2010 (Infodatin,

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas sehari-hari (Nugroho,2008). Kemandirian lansia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemunduran (Padila, 2013). Penuaan biasanya diikuti dengan

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEMANDIRIAN PEMENUHAN ADL

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL ANAK DENGAN JENIS APE YANG DIBERIKAN PADA ANAK USIA 1-12 BULAN. Ihda Mauliyah ABSTRAK

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam

PENERAPAN FUNGSI AFEKTIF KELUARGA PADA LANSIA DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB 1 PENDAHULUAN. diantaranya berkurangnya massa otot, bertambahnya massa lemak, penurunan

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

Hubungan Tingkat Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Lansia Di Posyandu Bina Keluarga Karang Wreda Kusuma Kecamatan Mojoroto Kota Kediri

GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. usia (lansia) di dunia. Lansia adalah seseorang yang berumur 60 tahun atau lebih

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir tentang dan mengevaluasi diri kita

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI HARI LANSIA DI KELURAHAN KOPEN TERAS BOYOLALI

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut data statistik Indonesia, dari tahun ke tahun jumlah penduduk di

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITIES OF DAILY LIVING (ADL) PADA LANJUT USIA DI PANTI WERDHA

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia adalah masa dimana seseorang mengalami masa

Mega Arianti Putri (STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) Tantri Arini (STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran umum penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

BAB I PENDAHULUAN. progresteron berkurang (Siswono, 2004). menyikapi perubahan itu secara negatif karena mereka tidak terima dengan

BAB I PENDAHULUAN. killer) diantara pembunuh lainnya seperti diabetes, hiperkolesterolemia dan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dan pembahasan, peneliti menyimpulkan bahwa :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental (Maramis, 2009).

ABSTRACT. I Komang Yulitridana 2, Andri Purwandari 3, Haerul Anwar 1

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tinggi. Undang-Undang No.14 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan

BAB I PENDAHULUAN. lansia yaitu kelompok usia tahun yang disebut masa virilitas, 55-64

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu sistem sosial (Friedman, 2010). Setiap individu

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

Jurnal Keperawatan JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Jurnal yang berjudul

HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran (Kemenkes RI, 2014). Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTIVITAS SEHARI-HARI DI DESA NGILIRAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANEKAN KABUPATEN MAGETAN Agus Widodo STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK Meningkatnya usia harapan hidup penduduk dapat menyebabkan peningkatan jumlah lansia dari tahun ketahun. Peningkatan jumlah lansia akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang menyebabkan penurunan produktifitas lansia. Penurunan produktifitas pada lansia terjadi karena penurunan fungsi, sehingga dapat menyebabkan lansia mengalami penurunan kemandirian dalam melaksanakan kegiatan harian. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi gambaran tingkat kemandirian dalam memenuhi activities daily living. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.total sampel sebanyak 62 lansia yang berusia 60 tahun ke atas. Instrumen menggunakan kuesioner dan pengukuran instrument menggunakan barthel index. Teknik analisa data menggunakan Spearman Rho. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga kepada lansia sebanyak 49 responden (79%) mendapat dukungan keluarga yang tinggi, 12 responden (19,4%) mendapat dukungan keluarga yang sedang, dan 1 responden (1,6%) mendapat dukungan keluarga yang rendah, terdapat 13 responden (21%) masuk kategori tergantung sedang dan 49 responden (79%) masuk kategori independen/mandiri. Dengan menggunakan analisis Spearman Rho menunjukkan hasil yaitu nilai ρ = 0,000 < = 0,05 dan nilai r = 0,998, Artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Ngiliran Wilayah Kerja Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan Peningkatan dukungan keluarga terhadap lansia sangat diperlukan untuk kemandirian lansia. Puskesmas disarankan melakukan penyuluhan terhadap keluarga secara intensif agar mereka memberikan dukungan yang lebih besar kepada lansia. Kata Kunci: Kemandirian Lansia,Aktivitas Sehari-hari, Dukungan Keluarga PENDAHULUAN Menurut WHO dan Undang-Undang No 13 Tahun 1998 kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Padilla, 2013). Menurut World Population Prospects tahun 2012, penduduk Indonesia antara tahun 2015 2020 memiliki proyeksi rata-rata usia harapan hidup sebesar 71,7%. Meningkat 1% dari tahun 2010-2015. Meningkatnya usia harapan hidup, dapat menyebabkan peningkatan jumlah lanjut usia dari tahun ketahun (Kemenkes RI, 2012). Di Magetan jumlah populasi lansia pada tahun 2015 sebesar 104.654 jiwa dan tahun 2016 meningkat menjadi115.832 jiwa, sedangkan jumlah lansia di wilayah kerja Puskesmas Panekan sebanyak 3.065 jiwa (Dinkes Kabupaten Magetan, 2016). Masa lanjut usia merupakan suatu siklus kehidupan manusia secara alami, tidak dapat dihindari oleh siapapun. Proses menjadi lansia, baik secara fisik maupun psikologis akan ditandai kemunduran fungsi-fungsi anggota tubuh yang akan dapat menimbulkan masalah atau gangguan akan memperoleh aktivitas sehari-hari. Misalnya dalam kelambatan bergerak, kurang cepat beraksi, berkurangnya daya tahan tubuh, berkurangnya sistem kesehatan reproduksi dan lain-lain (BKKBN, 2012). Upaya yang dilakukan dalam menangani masalah kesehatan usia lanjut adalah upaya pembinaan kesehatan, pelayanan SURYA 57 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

kesehatan dan perawatan (Friedman, 2010). Orang lanjut usia yang mengalami kemunduran fisik, juga akan mempengaruhi kemandiriannya dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mandiri adalah kebebasan untuk bertindak, tidak tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang, baik individu maupun kelompok dari berbagai kesehatan atau penyakit. Mandiri juga dikatakan merawat diri sendiri atau merawat diri dan dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari (Stanley & Beare, 2007). Masalah yang begitu kompleks memerlukan tindakan untuk segera diatasi, maka diperlukan dukungan keluarga misalnya melalui perawatan sehari-hari yang cukup misal perawatan kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan, serta kebersihan rambut. Dukungan keluarga tersebut dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapatkan bantuan yang minimal dan memandirikan lansia (Nugroho, 2008). Di Desa Ngiliran terdapat 161 orang lansia, banyak di antaranya yang menderita penyakit hipertensi, persendian tulang, rematik, penyakit pencernaan seperti gastritis, ulcus dan diare, diabetes mellitus, penyaki, stroke, dan lain-lain. Dari studi pendahuluan terhadap 20 orang lansia didapatkan 13 orang (65%) lansia mendapat dukungan keluarga yang baik, dari 13 orang lansia 11 diantaranya dapat melakukan aktivitas secara mandiri dan 2 orang lansia mempunyai ketergantungan dalam melakukan aktivitas pada keluarganya. Empat orang (20%) lansia mendapat dukungan yang cukup, dari 4 orang lansia tersebut 3 diantaranya mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan 1 orang lansia tergantung pada keluarganya. Pada 2 orang (10%) lansia kurang mendapatkan dukungan keluarga dan 2 orang lansia dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Hasil penelitian tentang kemandirian lansia di Kampung KarangWerdha Puntodewo 1 Kelurahan Bunulrejo Malang terhadap lansia (60-74 tahun) menunjukkan dari 43 responden terdapat 39 orang (90,70%)lansia yang mandiri dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) dan sebanyak 4orang (9,30%) lansia yang tergantungsebagian dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) (Chuluq, dkk, 2012). Berdasarkan uraian teori dan fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Ngiliran wilayah kerja Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan korelasional yang mengkaji hubungan antar variabel. Dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan dan mengkaji berdasarkan teori yang ada. Pada jenis ini variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada satu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus diobeservasi pada hari atau waktu yang sama. Akan tetapi baik variabel independen maupun variabel dependen dinilai hanya satu kali saja (Nursalam, 2013). Penelitian ini menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Populasi dalam penelitian ini adalah para lansia yang ada di desa Ngiliran wilayah kerja Puskesmas Panekan, Kabupaten Magetan yang berjumlah 161 orang. Teknik sampling menggunakan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 62 orang. Variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi teoritis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya variabel yang diteliti. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data umum terdiri dari karakteristik responden meliputi: jenis kelamin, pendidikan, danpekerjaan,. Setelah data umum dipaparkan dilanjutkan dengan data khusus yang di dasarkan pada variabel yang diukur, SURYA 58 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

yaitu dukungan keluarga dan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari. Desa Ngiliran terdiri atas 20 Rukun Tetangga, 2 Rukun Warga, dan 3 dusun yaitu Dusun Ngluman, Blebang, dan Gandu.Terdapat satu Puskesmas pembantu di Desa Ngiliran dengan satu dokter umum yaitu Dr. Iin Yasinta D. dan satu orang bidan yaitu B. Hamidah. Posyandu balita ada lima, masing-masing di Dusun Ngluman 2 posyandu, Dusun Blebang 2 posyandu, dan Dusun Gandu 1 posyandu. Posyandu Balita diadakan setiap bulan sekali yaitu pada minggu ke dua. Kegiatan posyandu dikelola oleh bidan desa dibantu oleh para kader. Sedangkan posyandu lansia ada dua yaitu di Dusun Ngluman dan Dusun Gandu. Posyandu lansia diadakan setiap bulan. Kegiatan posyandu lansia antara lain pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, senam lansia, dan berbagai penyuluhan tentang hidup sehat untuk lansia. Jarak Desa Ngiliran ke Puskesmas Panekan 3 km. Jumlah penduduk Desa Ngiliran adalah 2.916 jiwa dan yang berusia lanjut sejumlah 161 jiwa. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Usia Responden di Desa Ngiliran Wilayah Kerja Puskesmas Panekan Kabupaten No Usia F % 1 60 65 23 37,10 2 66 70 16 25,81 3 71 75 14 22,58 4 75 ke atas 9 14,52 Dari tabel 1 diketahui responden yang paling banyak adalah yang berusia 60-65 tahun sebanyak 23 orang (37,10). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin No Jenis Kelamin F % 1 Laki Laki 34 54,84 2 Perempuan 28 45,16 Dari tabel 2 diketahui bahwa berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 34 orang (54,84%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan No Pendidikan Responden F % 1 Tidak Sekolah 17 27,42 2 SD 21 33,87 3 SMP 15 24,19 4 SMA 9 14,53 5 Perguruan Tinggi 0 0 Dari tabel 3 diketahui bahwa responden paling banyak adalah yang berpendidikan SD sebanyak 21 responden atau 33,87. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan No Pekerjaan Responden F % 1 Pensiunan 9 14,51 2 Wiraswasta 12 19,36 3 Petani/buruh tani 41 66,13 Dari tabel 4 diketahui bahwa bekerja sebagai petani/buruh tani sebanyak 41 responden atau 66,13%. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Riwayat Kesehatan Responden di Desa Ngiliran Wilayah Kerja Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan tahun 2016 No Masalah Kesehatan F % 1 Hipertensi 24 37,71 2 Strok 3 4,84 3 Jantung 12 19,36 4 Rematik 4 6,45 5 Lain-lain 19 30,65 Dari tabel 5 diketahui bahwa menderita penyakit hipertesi sebanyak 24 responden atau 37,71%. SURYA 59 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

Table 6 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga No Dukungan Keluarga F % 1 Rendah 1 1,6 2 Sedang 12 19,4 3 Tinggi 49 79,0 Jumlah 62 100 Dari tabel 6 diketahui bahwa sebagian besar lansia di Desa Ngiliran mendapat dukungan keluarga yang tinggi yaitu 49 orang responden (79%). Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kemandirian Lansia dalam Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari No Kemandirian Lansia F % 1 Dependent total 0 0 2 Dependent berat 0 0 3 Dependent sedang 13 21 4 Dependent ringan 0 0 5 Independent/mandiri 49 79 Jumlah 62 100 Dari tabel 7 diketahui bahwa kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Ngiliran sebagian besar masuk kategori mandiri yaitu sebanyak 49 orang responden (79%) Sebagian besar lansia mandiri (49 lansia atau 79%) di Desa Ngiliran adalah mereka yang memiliki usia di bawah 70 tahun. Menurut observasi peneliti, hal ini dikarenakan keadaan lansia yang masih sehat, baik fisik maupun fisiologisnya masih normal dan tidak ada gangguan pada bagian tubuh tertentu. Mereka masih bekerja sebagai petani. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Dukungan keluarga kepada lansia sebagian besar 49 responden (79%) dengan kriteria tinggi. 2) Kemandirian lansia terhadap pemenuhan aktivitas sehari-hari sebagian besar 49 responden (79%) masuk kategori independen/mandiri. 3) Ada hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan keluarga dengan kemandirian lansia dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari di Desa Ngiliran Wilayah Kerja Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan 2. Saran Dari hasil penelitian yang telah lakukan, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1) Bagi Masyarakat Desa Ngiliran Disarankan bagi keluarga agar menyediakan waktu untuk melayani dan mendengarkan lansia yang sakit sehingga diharapkan lansia dapat lebih nyaman dan membuat kesehatan lansia terkontrol dengan baik dan dapat meningkatkan status kesehatannya. 2) Bagi Puskesmas Panekan Kabupaten Magetan Diharapkan pihak puskesmas secara kontinyu melakukan home visit bagi lansia yang tidak mampu agar tetap terjaga kesehatan dan kemandiriannya. 3) Bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini bisa dijadikan referensi untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian bidang yang sama, namun disarankan untuk peneliti selanjutnya menambah jumlah variabel yang mempengaruhi kemandirian lansia. DAFTAR PUSTAKA BKKBN. 2012. Lansia. http://www.bkkbn.go.id. Diakses pada tanggal 12 Januari 2016. Chuluq Ar, Chusnul, Fathoni, M., Hidayati, Zakiyah. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Dalam Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Pada Lansia Wanita di Kampung Karang Werdha Puntodewo 1 Kelurahan Bunulrejo Malang. Jurnal. Fakultas Keperawatan Universitas Brawijaya Malang. Diakses tanggal 21 Januari 2016 Dinkes Kabupaten Magetan. 2016. Jumlah Lanjut Usia di Kabupaten Magetan. Magetan Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek. Jakarta : EGC SURYA 60 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018

Kemenkes RI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI. Nugroho. 2008. Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika. Stanley dan Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. SURYA 61 Vol. 10, No. 02, Agustus 2018