PEMBUATAN PRESS RELEASE DI DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT MARKAS BESAR KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA HABI SULTONI Jalan Mampang prapatan 7 Rt 10, Rw 03, no.20 kelurahan tegal parang, kecamatan mampang prapatan, jakarta selatan 12790 E-Mail : sonokromo1932@hotmail.com RANGKUMAN EKSEKUTIF Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia adalah suatu bagian yang ada pada bagian Kepolisian Republik Indonesia yang berkonsentrasi menjalankan fungsi-fungsi kehumasan. Penulis melaksanakan Praktek Kerja lapangan (PKL) di Divisi Hubungan masyarakat Mabes Polri selama dua bulan, terhitung sejak 2 Januari hingga 28 Februari 2018. Selama melaksanakan PKL, penulis ditempatkan pada dua Biro, yakni Biro Penerangan Masyarakat dan Biro Pengelola Informasi dan Dokumentasi, dengan dibimbing langsung oleh Kepala Sub Bagian Sumber Daya Manusia AKBP Marupa Sagala, S.IK guna mempelajari tugas dan fungsi kehumasan pada instansi Kepolisian. Dalam rentang waktu dua bulan tersebut, penulis melaksanakan sepuluh kegiatan kehumasan diantaranya Pembuatan Press Release sebagai kegiatan utama, Dokumentasi, Media Relations, Kliping, Surat pengaduan, Laporan tahunan, Notulensi, Press conference, Membuat presentasi, dan Pembuatan Naskah pidato. Dalam memaparkan kegiatan utama, yakni Pembuatan Press Release, penulis menggunakan beberapa sumber, salah satunya adalah Dasar-dasar Public Relations karya Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si dan Soleh Soemirat, M.Si dalam buku tersebut memuat secara terperinci mengenai Pembuatan Press Release. Pembuatan Press Release dilakukan setiap ada kasus-kasus kejahatan. Fungsi dari pmbuatan press release ini adalah untuk menyebarkan informasi secara luas dan valid kepada seluruh khalayak umum. Berdasarkan pemaparan teori dari kegiatan utama yaitu Pembuatan Press Release, sudah sesuai dengan implementasi teori serta praktik. Namun, terdapat kekurangan yaitu judul press release penulis menyarankan menggunakan click-bait dan mengurangi singkatan-singkatan yang sulit dipahami oleh masyarakat. Kata kunci: Hubungan Masyarakat, Polri, Pembuatan Press Release
A. PENDAHULUAN Tugas Akhir adalah salah satu syarat kelulusan pada Program Studi D-III Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta. Tugas Akhir merupakan format tertulis yang sudah ditentukan, sebagai bentuk laporan tertulis atas pengalaman praktik kerja lapangan yang telah mahasiswa jalani dan diujikan dalam suatu sidang Tugas Akhir untuk menunjukan praktis mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat yang mencerminkan kompetensi vokasional. Tugas akhir harus menunjukan kemampuan praktis mahasiswa dalam mengamati suatu masalah, menganalisa berdasarkan teori yang digunakan. Selama penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 2 Januari 2018 28 Februari 2018 dengan pembimbing lapangan AKBP Marupa Sagala S.I.K, S.H, M.H. di Divhumas Mabes Polri banyak pelajaran yang telah penulis dapatkan, tidak hanya secara teori dan praktek namun pengalaman-pengalaman bagaimana seorang Humas berkontribusi pada suatu instansi terutama instansi Mabes Polri.Menurut wawancara dengan AKBP Pandra Arsyad, beliau mengatakan bahwa peran humas di Mabes Polri saat kini, pada zaman Bapak Tito menjabat Kapolri lebih dimajukan dan ingin membuat perubahan pada pola pikir masyarakat terhadap Polri, karena tanpa disadari humas merupakan pintu utama dan bagaimana suatu instansi maupun perusahaan itu dinilai oleh masyarakat dan humas semakin dinilai penting karena ayah dari Bapak Tito Karnavian merupakan wartawan senior di Palembang dan merupakan anggota PWI (Persatuan Wartawan
Indonesia), sehingga seorang humas harus selalu siap dan mampu menghadapi wartawan ataupun pemberitaan-pemberitaan yang membuat citra suatu instansi menjadi buruk. Penulis melakukan kurang lebih sepuluh kegiatan kehumasan di Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, setiap harinya penulis melaksanakan kegiatan kehumasan layaknya Aparatur Sipil Negara atau Satuan Kerja di markas pusat kepolisian seluruh Indonesia tersebut. Selama dua bulan melakukan sepuluh kegiatan kehumasan, penulis ditempatkan di tiga sub bagian kerja yakni sub bagian penerangan satuan, penerangan umum, serta pelayanan dan pengaduan masyarakat. Dalam pembuatan siaran pers atau Press Release divisi humas Mabes Polri sangat baik, bahkan dalam pembuatannya ini memudahkan para kalangan internal maupun eksternal (dalam hal ini merupakan mediamedia/wartawan) untuk mendapatkan dan mengetahui informasi berbagai berita dari setiap polda yang ada di seluruh Indonesia, dalam pembuatan siaran pers ini divisi humas mabes polri menganalisa terlebih dahulu surat tembusan hasil investigasi badan intelejen dari berbagai daerah, kemudian membuat nota dinas dan dilanjutkan dengan menganalisa berita mana yang diperlukan untuk membuat release tersebut (karena laporan dari badan intelejen ini berbentuk buku yang berisi berbagai macam jenis kasus), kemudian membuat ringkasan peristiwa dari surat intelejen tersebut, lalu kronologi kasus yang akan dibuat, kemudian membuat footnote bahwa release tersebut dibuat oleh Biro Pelayanan Masyarakat
Bagian Penerangan Umum, setelah itu di print out kemudian di evaluasi oleh Biro Pelayanan Masyarakat apakah release tersebut layak untuk di sebar luaskan atau disiarkan baik kepada media maupun kalangan internal. B. Kajian Pustaka Press Release (PRL) adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations (Humas) suatu organisasi atau perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers atau redaksi media massa seperti tv, radio, surat kabar dan majalah untuk di publikasikan dalam media massa tersebut (Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, 2016 : 54). Press Release atau News Release (pemberitaan pers) merupakan kegiatan penulisan yang paling banyak dilakukan oleh praktisi PR untuk publikasi melalui media massa cetak (surat kabar dan majalah) dan media massa elektronik (tv dan radio). Jadi, pada dasarnya press release merupakan berita tentang perusahaan (individu, kegiatan, pelayanan atau produk). Berita tersebut dikirimkan atau disiarkan ke media (pers), sehingga disebut juga siaran pers atau news release. Media massa setiap harinya selalu kebanjiran informasi dalam bentuk PRL ke meja redaksinya bisa puluhan, ratusan atau mungkin ribuan tiap bulannya. PR mengirimkan PRL karena bentuk ini masih dianggap efektif dalam publisitas PR di media massa. Supaya PRL itu bisa bersaing untuk dimuat, praktisi PR harus bisa seolah menjadi wartawan atau reporter. Pada dasarnya PR harus memahami gaya
jurnalistik dalam mengirimkan PRL-nya. Selain itu, informasi PRL harus memiliki nilai berita (news value) dan berharga sebagai berita (news worthy). Penulisan PRL layak muat apabila cara menulisnya seperti halnya wartawan menulis berita langsung (straight news) dengan gaya piramida terbalik (inverted pyramid). Dimulai dengan membuat lead/teras berita/kepala berita sebagai paragraph pertama yang mengandung unsur 5W+1H (What: apa yang terjadi? Where: dimana terjadinya? When: kapan peristiwa itu terjadi? Who: siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut? Why: mengapa peristiwa tersebut terjadi? How: bagaimana berlangsungnya peristiwa tersebut?). Mengapa menggunakan piramida terbalik dalam menulis Press Release? Ada tiga alasan untuk menjelaskannya: Pertama, pembaca dikategorikan sebagai orang sibuk dan mempunyai waktu yang singkat untuk mendapatkan berita-berita yang faktual. Kedua, redaksi media massa harus memotong Press Release tersebut tanpa mengurangi isi pokoknya. Ketiga, redaksi tidak mempunyai cukup waktu untuk membaca keseluruhan Press Release. Sebelum redaksi memutuskan dibuang atau dipakai release tersebut, mereka harus tahu dengan cepat apa keseluruhan isi release itu. Setelah menulis lead sebagai paragraf pertama, kembangkan lead itu dalam paragraf kedua untuk menjelaskan atau mendukung paragraf pertama yang perlu dijelaskan, kemudian masuk kepada tubuh berita. Penulisan dengan gaya piramid terbalik ini berarti menulis berita dari mulai
yang sangat penting (lead) sampai kepada semakin tidak penting. Sedangkan judul diambil dari lead (berita yang sangat penting tadi). Lead sebagai paragraf pertama yang dianggap sangat penting. Paragraf kedua pendukung lead sudah mulai memberikan penjelasan apa dan bagaimana gambaran kegiatan. Paragraf ketiga menggambarkan kurang begitu penting dibandingkan paragraf kedua dan paragraf pertama (lead). Paragraf ini dianggap sebagai tubuh dari pengembangan lead dan pendukung lead tersebut. Manfaat dari pola piramida terbalik ini antara lain: 1. Nilai suatu berita dapat ditulis dengan langsung tanpa penjelasan yang lebih panjang atau detail sehingga publik dapat memahami apa maksud dari isi berita tersebut dalam waktu singkat tanpa harus membaca isi keseluruhan berita tersebut. Keterbatasan kolom atau ruang di surat kabar atau tabloid menyebabkan berita yang ditulis dalam pola piramida terbalik ini memudahkan redaktur atau editor untuk melakukan penyederhanaan panjang tulisan berita dan biasanya pertama kali kalimat yang akan dihilangkan/dipendekkan adalah kalimat atau paragraph yang berada di kerucut bawah dalam pola piramida terbalik ini. C. Pembahasan keberadaan humas disuatu lembaga itu sangatlah penting karena humas tidak hanya memikirkan bagaimana citranya dinilai oleh masyarakat namun berhubungan baik dengan mediapun menjadi hal
penting karena menjalin hubungan baik dengan media menandakan bahwa kita humas yang berhasil terutama jika berita yang disangkutpautkan bernilai positif tidak menjatuhkan perusahaan atau organisasi kita. Press release yang dilakukan Divisi Humas Mabes Polri sudah cukup sesuai dengan teori-teori yang sudah dipelajari, hanya saja proses pembuatannya yang cenderung sangat baik karena release yang akan di buat harus di evaluasi dan di analisa dari tembusan badan intelejen dan kemudian disebarkan, dan juga dengan proses yang seperti ini cenderung memudahkan para wartawan untuk memperoleh informasi dalam hal ini berita di seluruh Indonesia tanpa harus ke tempat kejadian bila di luar kota. Dalam pembuatan siaran pers atau Press Release divisi humas Mabes Polri sangat baik, bahkan dalam pembuatannya ini memudahkan para kalangan internal maupun eksternal (dalam hal ini merupakan mediamedia/wartawan) untuk mendapatkan dan mengetahui informasi berbagai berita dari setiap polda yang ada di seluruh Indonesia, dalam pembuatan siaran pers ini divisi humas mabes polri menganalisa terlebih dahulu surat tembusan hasil investigasi badan intelejen dari berbagai daerah, kemudian membuat nota dinas dan dilanjutkan dengan menganalisa berita mana yang diperlukan untuk membuat release tersebut (karena laporan dari badan intelejen ini berbentuk buku yang berisi berbagai macam jenis kasus), kemudian membuat ringkasan peristiwa dari surat intelejen tersebut, lalu kronologi kasus yang akan dibuat, kemudian membuat
footnote bahwa release tersebut dibuat oleh Biro Pelayanan Masyarakat Bagian Penerangan Umum, setelah itu di print out kemudian di evaluasi oleh Biro Pelayanan Masyarakat apakah release tersebut layak untuk di sebar luaskan atau disiarkan baik kepada media maupun kalangan internal. D. Penutup Press release sangat penting adanya karena mencakup berbagai informasi yang terdapat di dalam suatu organisasi/ perusahaan yang memiliki berbagai nilai berita untuk media lokal, regional atau pun nasional. Penulis jadi mengetahui bagaimana cara menulis Press release yang baik,jangan menulis awal, bagian tengah dan akhir. Masukkan semua butir yang penting pada awal siaran pers. Kalau artikelnya terlalu panjang mereka akan memotongnya dari bawah dan jika Anda meletakkan butir-butir yang paling penting pada akhir berita, maka bagian itu tidak akan termuat. Press release tidak sembarangan dibuat, untuk membuatnya harus mendapatkan dan mengetahui informasi berbagai berita dari setiap polda yang ada di seluruh Indonesia, dalam pembuatan siaran pers ini divisi humas mabes polri menganalisa terlebih dahulu surat tembusan hasil investigasi badan intelejen dari berbagai daerah. Berdasarkan kesimpulan yang dijabarkan di atas, beberapa saran yang dapat diusulkan Penulis menyarankan judul press release di divisi humas mabes polriharus menarik atau clik bait agar membuat orang yang
membaca menjadi tertarik. Penulis menyarankan dalam menulis press release seharusnyadivisi humas polri harus Menjelaskan singkatansingkatan yang digunakan karena tidak semua orang paham akan singkatan-singkatan yang biasa digunakan polri.
Daftar Pustaka Buku Abidin, Y. Z. (2015). Manajemen Komunikasi Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia. Ardianto, E. (2016). Handbook of Public Relations pengantar komprehensif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ardianto, E., & Soemirat, S. (2017). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Dwiantara, S. d. (2013). Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service. Frank, J. (2019). Public Relations edisi ke 5. Jakarta: PT Gelora Aksara. Gani, R., & Kusumalestari, R. R. (2013). Jurnalistik Foto Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mukarom, Z., & Wijaya, M. (2015). Manajemen Public Relation Panduan Efektif Pengelolaan Hubungan Masyarakat. Bandung: Pustaka Setia. Ruslan, R. (2014). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sopian. (2016). Public Relations Writing Konsep, Teori dan Praktek. Jakarta: PT Gramedia. Sumber Lain Sejarah polri diakses melalui https://polri.go.id/tentang-sejarah.php diakses pada tanggal 26 Oktober 2018 jam 12.30 WIB. Bagian Pensat Divhumas Mabes Polri, Tata Cara Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Divisi Humas Polri, Jakarta) 2016 Hasil wawancara dengan Allegrina Rubella Surviva Kasubbagian Pelayanan dan Pengaduan pada hari Senin, 7 Mei 2018, pukul 14:15 WIB Hasil wawancara dengan AKBP Junaedi Kabag Penerangan Umum bagian Berita pada, 15 November 2018, pukul 10:00 WIB
Hasil wawancara dengan AKBP Pandra Kasubbagian Penerangan Umum bagian Berita pada, 15 November 2018, pukul 11:00 WIB