RENCANA PERUBAHAN AD/ART

dokumen-dokumen yang mirip
ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

A N G G A R A N D A S A R

IKATAN ZEOLIT INDONESIA (Indonesian Zeolite Association)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR TATA LINGKUNGAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

Anggaran Rumah Tangga Daihatsu Zebra Club (ZEC)

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

AIBI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (Indonesian Business Incubator Association)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2000 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA (ILUNI PPs UI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

IKATAN ALUMNI CEDS UI

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

KEPPRES 61/2000, PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Lampiran II Keputusan Musyawarah Nasional Asosiasi Karoseri Indonesia Ke VI Tahun 2012 Nomor : KEP-O4/MUNAS/VI/2012 Tanggal 01 Juli 2012

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

AD Page 1 of 5

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2004 TANGGAL : 18 PEBRUARI 2004 ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI MUKADIMAH

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

ANGGARAN DASAR. ASOSIASI KONTRAKTOR KETENAGALISTRIKAN INDONESIA (Association of Indonesia Electrical Contractors) A K L I N D O

POSDAYA BERSERI DUSUN I

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

Reuni tersebut memberikan makna positif dari semua alumni yang telah lama terpisah dengan kesibukannya masing masing.

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PPI SPANYOL

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1 Nama. Pasal 2 Tempat Kedudukan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN GOLF INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1 DASAR BAB II UMUM. Pasal 2 SYARAT SYARAT MENJADI ANGGOTA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KONTRAKTOR KONSTRUKSI INDONESIA BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAERAH KERJA, DAN WAKTU. Pasal 1 NAMA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI LEIDEN. (Indonesian Students Association in Leiden) ANGGARAN DASAR

Transkripsi:

RENCANA PERUBAHAN AD/ART

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA APBI-ICMA Gedung Menara Kuningan, Lantai 1 Suite A, M & N Jl. HR Rasuna Said Blok X-7 Kav.5 Jakarta 12940 INDONESIA Phone/Fax : 62-21 30015935 ; 30012477 / 30015936 Email : secretariat@apbi-icma.org Website : www.apbi-icma.org Daftar Isi: ANGGARAN DASAR APBI-ICMA ASOSIASI PERTAMBANGAN BATUBARA INDONESIA INDONESIAN COAL MINING ASSOCIATION MUKADIMAH: 1 BAB I : Nama (Pasal 1, 2) BAB II : Azas, Landasan Tujuan (Pasal 3, 4, 5) BAB III : Bentuk dan Sifat (Pasal 6, 7) BAB IV : Fungsi dan Kegiatan (Pasal 8, 9, 10, 11, 12) BAB V : Kode Etik, Peraturan dan Pedoman Organisasi (Pasal 13) BAB VI : Keanggotaan (Pasal 14) BAB VII : Pengurusan (Pasal 15) BAB VIII : Rapat-Rapat dan Keputusan (Pasal, 16, 17) BAB IX : Penasehat (Pasal 18) BAB X : Tahun Buku (Pasal 19) BAB XI : Perubahan Anggaran Dasar (Pasal 20) BAB XII : Pembubaran (Pasal 21) Anggaran Rumah Tangga (Pasal 22) Penutup (Pasal 23) Page 1 of 21

ANGGARAN DASAR APBI-ICMA ASOSIASI PERTAMBANGAN BATUBARA INDONESIA INDONESIAN COAL MINING ASSOCIATION Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, MUKADIMAH Para Pengusaha Pertambangan Batubara Indonesia sebagai pelaku-pelaku ekonomi nasional, menyadari akan tugas dan tanggung jawab kepada Bangsanya yang sedang membangun, dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri Indonesia telah mengadakan Rapat Anggota untuk menyusun Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (Indonesian Coal Mining Association) telah berlangsung dalam suasana kekeluargaan berlandaskan azas musyawarah untuk mufakat, telah bersepakat menyatakan: Pertama Kedua : Pembangunan Bangsa dan Negara adalah tanggung-jawab seluruh masyarakat termasuk setiap Pengusaha Pertambangan Batubara Indonesia. Kesempatan yang tersedia bagi para Pengusaha untuk ikut berperan-serta dalam pembangunan Nasional merupakan kewajiban dan kehormatan bagi kita bersama. : Guna menggalang seluruh kemampuan para Pengusaha Pertambangan Batubara Indonesia agar dapat diarahkan bagi kepentingan Pembangunan Nasional, maka ASBBIN (Asosiasi Batu Bara Indonesia) yang telah dikukuhkan kembali dengan Surat Keputusan KADIN No. SKEP/139/SDPH/XI/1998 tanggal 7 Nopember 1998, perlu difungsikan ke dalam APBI-ICMA (Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia-Indonesian Coal Mining Association). Ketiga : Menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga APBI-ICMA sebagai wadah persatuan dan kesatuan para Pengusaha Pertambangan Batubara Indonesia guna meningkatkan kemampuan serta peran-sertanya dalam pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang ekonomi pada khususnya. Page 2 of 21

Selanjutnya para Pengusaha Pertambangan Batubara Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia-Indonesian Coal Mining Association (APBI-ICMA) bertekad untuk menjaga kelangsungan dan kelancaran jalannya organisasi APBI-ICMA dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 dengan berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga APBI-ICMA yang disusun sebagai berikut: BAB I NAMA Pasal 1 Perkumpulan ini bernama Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia, disingkat APBI, dalam bahasa Inggris disebut Indonesian Coal Mining Association atau disingkat ICMA JANGKA WAKTU Pasal 2 1. APBI-ICMA didirikan oleh Pengusaha Pertambangan Batubara Indonesia pada tanggal 20-09-1989 (dua puluh September seribu Sembilan ratus delapan puluh Sembilan) untuk waktu yang tidak ditetapkan lamanya. 2. APBI-ICMA berkedudukan di Jakarta dan bilamana perludapat menetapkan perwakilan di Tingkat Propinsi di Wilayah Indonesia. BAB II AZAS, LANDASAN DAN TUJUAN Pasal 3 APBI-ICMA berazaskan Pancasila. Pasal 4 Landasan Hukum dan Landasan Operasional APBI-ICMA adalah: a. Undang-Undang Dasar 1945; b. Undang-Undang No.1 Tahun 1987 atau perubahannya tentang Kamar Dagang dan Industri; c. Undang-Undang No.11 Tahun 1967 atau perubahannya tentang Pokok- Pokok Pertambangan Indonesia,seperti yang telah mengalami perubahan menjadi Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batubara; d. Ketentuan Perundang-Undangan lain yang berlaku dan berkaitan dengan kegiatan APBI-ICMA. Page 3 of 21

Pasal 5 APBI-ICMA bertujuan di bidang idiil dan sosial yaitu: a. Membina dan mengembangkan kemampuan kegiatan dan kepentingan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara di Indonesia, dalam rangka mewujudkan ekonomi nasional yang sehat dan tertib berlandaskan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945; b. Menciptakan dan mengembangkan iklim usaha di bidang industri pertambangan batubara di Indonesia yang memungkinkan keikut-sertaan seluas-luasnya sehingga dapat berperan-serta secara efektif dalam Pembangunan Nasional. BAB III BENTUK DAN SIFAT Pasal 6 APBI-ICMA adalah organisasi perusahaan yang merupakan wadah berhimpun bagi perusahaan batubara Indonesia yang didirikan secara sah menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia. Pasal 7 APBI-ICMA bersifat mandiri, bukan organisasi Pemerintah dan bukan organisasi politik serta dalam melakukan kegiatannya tidak mencari keuntungan. BAB IV FUNGSI DAN KEGIATAN Pasal 8 APBI-ICMA merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar Anggota, atau antara para Anggota APBI-ICMA dengan Pemerintah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah usaha industri pertambangan batubara serta wadah komunikasi dengan pihak pengusaha luar negeri. Pasal 9 Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, APBI-ICMA melakukan kegiatan-kegiatan, antara lain sebagai berikut: a. Menyebarluaskan informasi yang tidak bersifat rahasia mengenai kebijaksanaan Pemerintah yang berkaitan dengan usaha industri pertambangan batubara di Indonesia kepada para Anggota; Page 4 of 21

b. Menyampaikan informasi kepada Pemerintah dan para Anggota mengenai berbagai permasalahan dan perkembangan internasional di bidang usaha industri pertambangan batubara yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan usaha pertambangan batubara; c. Melakukan aspirasi dan kepentingan Para Anggota dalam rangka keikutsertaannya dalam pembangunan di bidang pertambangan batubara pada khususnya dan pembangunan ekonomi nasional pada umumnya; d. Menyelenggarakan pendidikan, latihan dan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat daam rangka pembinaan dan pengembangan kemampuan Para Anggota; e. Menyelenggarakan dan meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menunjang dan saling menguntungkan antar Anggota Asosiasi atau dengan bidang usaha industri dan sektor ekonomi lainnya; f. Memelihara kerukungan dan upaya mencegah persaingan tidak sehat di antara Para Anggota, dan mewujudkan kerjasama yang sehat dan serasi antara seluruh unsur/pelaku ekonomi nasional serta menciptakan pemerataan kesempatan berusaha; g. Menyelenggarakan dan meningkatkan hubungan dan kerjasama antara Anggota dengan perusahaan di luar negeri seiring dengan kebutuhan dan kepentingan pembangunan di bidang usaha pertambangan batubara sesuai dengan tujuan Pembangunan Nasional; h. Menyelenggarakan dan melakukan analisis statistik dan mendirikan pusat informasi usaha sesuai dengan kepentingan Para Anggota; i. Membina hubungan kerja yang serasi antara pekerja dan pengusaha dalam lingkungan yang berkaitan dengan usaha pertambangan batubara di Indonesia; j. Menyelenggarakan upaya menyeimbangkan dan melestarikan alam serta mencegah timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup yang berkaitan dengan usaha Para Anggota. Pasal 10 Selain kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dalam rangka pembinaan dan menciptakan iklim usaha sehat dan tertib bagi para Anggota, dan sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada, APBI-ICMA dapat pula melakukan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan usaha pertambangan batubara yang diberikan oleh Pemerintah. Page 5 of 21

BAB V KEKAYAAN DAN PENDAPATAN Pasal 11 1. Asosiasi mempunyai kekayaan awal sebesar Rp.3.000.000.000.- (Tiga Milyar Rupiah) yang berasal dari sumbangan dan iuran anggota; 2. Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, kekayaan Asosiasi dapat juga diperoleh dari: a. Iuran anggota; b. Sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat; c. Wakaf; d. Hibah; e. Hasil-hasil dari usaha Asosiasi sendiri; f. Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar atau peraturan perundang-undangan. BAB VI KODE ETIK, PERATURAN DAN PEDOMAN ORGANISASI Pasal 12 1. Untuk dapat menyelenggarakan dan meningkatkan kerjasama yang saling menunjang dan saling menguntungkan di antara para Anggota dan dalam upaya memelihara kerukunan serta upaya mencegah persaingan yang tidak sehat, APBI-ICMA dapat menetapkan suatu kode etik dan/atau peraturan organisasi yang berlaku bagi para Anggota. 2. Kode etik ditetapkan oleh Dewan Pengurus setelah mendapatkan pertimbangan dari Dewan Penasehat. 3. Peraturan organisasi ditetapkan oleh Dewan Pengurus. BAB VII K E A N G G O T A A N Pasal 13 1. Anggota APBI-ICMA adalah semua perusahaan yang bergerak langsung maupun tidak langsung dalam usaha pertambangan batubara di Indonesia yang telah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan Perundangan yang berlaku. 2. Ketentuan-Ketentuan tentang klasifikasi jenis perusahaan pertambangan batubara yang dapat menjadi anggota serta syarat maupun prosedur Page 6 of 21

penerimaan anggota dan kewajiban-kewajiban anggota ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga APBI-ICMA; 3. Anggota APBI-ICMA terdiri dari Anggota Utama ( Member ) dan Anggota Pendamping ( Associate Member ). 4. a. Anggota Utama ( Member ) adalah perusahaan pertambangan batubara. b. Anggota Pendamping ( Associate Member ) adalah perusahaan yang menyediakan jasa yang berhubungan langsung dengan operasi produksi pertambangan batubara seperti consultant, contractor, surveyor, supplier peralatan pertambangan, dan lain-lain c. Anggota individual (ahli batubara / lingkungan / energi) dapat menjadi Anggota sebagai Anggota Pendamping 5. Keanggotaan dapat berakhir jika anggota: a. Mengundurkan diri sebagai anggota; b. Menghentikan usahanya; c. Dicabut keanggotaannya karena melanggar/tidak memenuhi kewajibannya sebagai anggota; BAB VIII KE P E N G U R U S A N Pasal 14 Kepengurusan APBI-ICMA terdiri dari Dewan Pengurus dan Dewan Penasehat. BAB IX D E W A N P E N ASEHAT Pasal 15 1. Dewan Penasehat bertugas melakukan penasehatan dan memberikan pertimbangan kepada Dewan Pengurus dalam menjalankan kegiatan Asosiasi, sesuai dengan AD/ART. 2. Dewan Penasehat terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota Dewan Penasehat. 3. Dewan Penasehat ditetapkan oleh Ketua Umum. 4. Dewan Penasehat harus mempunyai jabatan Direktur dan/atau Komisaris di perusahaan Anggota Utama APBI-ICMA. 5. Dewan Penasehat diangkat untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali. 6. Jabatan Dewan Penasehat dapat berakhir apabila: a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; Page 7 of 21

c. Diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Pengurus d. Karena masa jabatan berakhir BAB X D E W A N P E N G U R U S Pasal 16 1. Dewan Pengurus terdiri dari: a. Ketua Umum; b. Beberapa orang Wakil Ketua Umum; c. Sekretaris; d. Bendahara; e. Ketua dan Anggota Komite; f. Pengurus Perwakilan di Daerah Tingkat I bilamana diperlukan; 2. Ketua Umum adalah: a. Dipilih oleh Anggota Utama APBI-ICMA dalam Musyarawah Anggota dan/atau Musyawarah Anggota-Luar Biasa dengan mengutamakan musyawarah mufakat, dimana dalam hal tidak tercapai keputusan bersama, maka digunakan sistem pemungutan suara. b. Mempunyai jabatan setingkat Direksi di perusahaan Anggota Utama APBI-ICMA c. Periode masa jabatan Ketua Umum adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali dengan maksimal masa jabatan adalah 2 (dua) periode baik berturut turut maupun tidak. d. Kandidat Ketua Umum diusulkan dan diajukan oleh Anggota APBI- ICMA. e. Jabatan Ketua Umum dapat berakhir apabila: a. Meninggal dunia; b. Mengundurkan diri; c. Karena masa jabatan berakhir; d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Musyawarah Anggota dan/atau Musyawarah Anggota-Luar Biasa; dan 3. Wakil Ketua Umum adalah: a. Dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum terpilih dan berasal dari perusahaan Anggota APBI-ICMA. b. Mempunyai jabatan minimal setingkat General Manager di perusahaan Anggota APBI-ICMA. Page 8 of 21

4. Sekretaris adalah: a. Dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum terpilih dan berasal dari perusahaan Anggota APBI-ICMA. b. Mempunyai jabatan minimal setingkat General Manager di perusahaan Anggota APBI-ICMA 5. Bendahara adalah: a. Dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum terpilih dan berasal dari perusahaan Anggota APBI-ICMA. b. Mempunyai jabatan minimal setingkat General Manager di perusahaan Anggota APBI-ICMA. 6. Ketua dan Anggota Komite adalah: a. Ketua Komite dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum terpilih dan berasal dari perusahaan Anggota APBI-ICMA. b. Anggota Komite dipilih dan diangkat oleh Ketua Umum terpilih dan berasal dari perusahaan Anggota APBI-ICMA. 7. Ketua Umum dapat mengangkat Direktur Eksekutif untuk melaksanakan tugas hariannya bertempat di kantor APBI-ICMA dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum. 8. Dewan Pengurus bertanggung jawab kepada Musyawarah Anggota; 9. Dewan Pengurus berhak mewakili organisasi ke luar dan ke dalam dan menjalankan pengurusan organisasi. Pembagian tugas di antara Dewan Pengurus dan pengaturan tertib kerjanya, ditetapkan oleh Ketua Umum. BAB XI RAPAT-RAPAT DAN KEPUTUSAN Pasal 17 1. Rapat-rapat dalam APBI-ICMA terdiri dari: a. Rapat Pengurus; b. Rapat Kerja c. Musyawarah Anggota; d. Musyawarah Anggota-Luar Biasa 2. Rapat Pengurus diadakan oleh Dewan Pengurus untuk menetapkan halhal yang berkaitan dengan pengurusan organisasi rapat kerja diadakan oleh Dewan Pengurus untuk membahas hal-hal yang strategis bagi organisasi APBI-ICMA. Page 9 of 21

3. Musyawarah Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam pelaksanaan pengurusan organisasi APBI-ICMA. 4. Hak dan wewenang Musyawarah Anggota adalah: a. Menetapkan kebijaksanaan organisasi. b. Meminta pertanggung-jawaban Dewan Pengurus dalam pelaksanaan pengurusan organisasi dan keuangan. c. Memilih dan menetapkan PenasehatKetua Umum d. Membuat perubahan AD/ART e. Pembubaran organisasi bila disetujui 3/4 dari seluruh Anggota Utama 5. Hak dan wewenang Musyawarah Anggota dipegang oleh Para Anggota Utama APBI-ICMA sebagai pelaksanaan hak suara secara penuh dalam Musyawarah Anggota. Setiap Anggota Perusahaan harus mencatatkan nama pejabat perusahaannya ke Sekretaris Dewan Pengurus dan hanya nama yang tercatat saja yang berhak ikut dalam Musyawarah Anggota APBI-ICMA. 6. Musyawarah Anggota Luar Biasa dapat diadakan setiap saat atas permintaan sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota. Pasal 18 1. Seluruh keputusan ditetapkan berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Di dalam hal terdapat perbedaan pendapat yang menghalangi tercapainya mufakat, maka Dewan Penasehat dapat diminta nasehatnya. 2. Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai maka keputusan dalam Musyawarah Anggota diambil dengan suara terbanyak. BAB XII TAHUN BUKU Pasal 19 1. Tahun buku berjalan dari tanggal 1(satu) Januari sampai tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember tiap-tiap tahun. Pada akhir tahun buku harus dilakukan pemeriksaan oleh Akuntan yang ditunjuk oleh Dewan Pengurus. Page 10 of 21

BAB XIII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 20 Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Anggota, dan yang harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota Utama yang hadir dalam Musyawarah tersebut. BAB XIV PEMBUBARAN Pasal 21 Pembubaran APBI-ICMA dan penyelesaian hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Anggota yang diadakan khusus untuk itu dan harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dari jumlah Anggota Utama, dan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah Anggota Utama yang hadir dalam Musyawarah tersebut. Page 11 of 21

BAB XV ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 22 1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini ditetapkan lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga. 2. Anggaran Rumah Tangga ditetapkan dalam Musyawarah Anggota dengan tidak menyimpang dari ketentuan Anggaran Dasar ini. BAB XVI PENUTUP Pasal 23 1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan peraturan-peraturan lain yang disusun oleh Dewan Pengurus. Page 12 of 21

Daftar Isi: ANGGARAN RUMAH TANGGA APBI-ICMA ASOSIASI PERTAMBANGAN BATUBARA INDONESIA INDONESIAN COAL MINING ASSOCIATION BAB I : Kode Etik, Peraturan + Pedoman Organisasi Hal (Pasal 1, 2, 3) BAB II : Keanggotaan (Pasal 4, 5, 6, 7, 8) Hal... BAB III : Kepengurusan (Pasal 9, 10, 11, 12, 13) Hal... BAB IV : Rapat-Rapat dan Musyawarah Anggota Hal... (Pasal 14,1 5, 16, 17, 18, 19) BAB V : Kantor Asosiasi + Perbendaharaan (Pasal 20, 21) Hal... BAB VI : Perubahan Anggaran Rumah Tangga (Pasal 22) Hal... BAB VII : Penutup (Pasal 23) Hal... ANGGARAN RUMAH TANGGA APBI-ICMA ASOSIASI PERTAMBANGAN BATUBARA INDONESIA INDONESIAN COAL MINING ASSOCIATION BAB I KODE ETIK, PERATURAN DAN PEDOMAN ORGANISASI Pasal 1 1. Kode etik adalah pedoman tentang nilai-nilai dan s ikap perilaku yang baik dan perlu diikuti serta pedoman tentang nilai-nilai dan sikap perilaku yang tidak baik dan perlu dihindari oleh Para Anggota. 2. Kode etik disusun sebagai pedoman bagi Para Anggota dalam melakukan kerjasama yang saling menguntungkan dan mendorong terciptanya persaingan yang sehat di antara Para Anggota sehingga terbina suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam APBI-ICMA. 3. Kode etik merupakan norma-norma untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dan/atau perselisihan di antara Para Anggota. Page 13 of 21

Pasal 2 1. Peraturan organisasi adalah suatu peraturan yang ditetapkan untuk tujuan: a. Mencegah persaingan yang tidak sehat di antara sesama Anggota APBI-ICMA. b. Menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan sebagian ataupun seluruh Anggota APBI-ICMA dalam menjaga kelestarian dan/atau perkembangan usaha secara keseluruhan. 2. Tidak dapat diterbitkan suatu peraturan organisasi atau ketentuan lain yang mendorong terjadinya pemusatan kekuatan yang terselubung ataupun tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka turut menbentuk kehidupan demokrasi ekonomi. Pasal 3 1. Pedoman organisasi adalah suatu petunjuk yang diberikan untuk memudahkan usaha Para Anggota supaya dicapai efisiensi usaha bagi seluruh Anggota. 2. Seluruh pedoman dapat diterbitkan oleh Dewan Pengurus dengan mempertimbangkan pemikiran ahli di bidang yang dimaksud. Sebagai pedoman, tidak dikenakan sanksi atas pelanggaran terhadapnya. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 4 Perusahaan yang dapat diterima menjadi Anggota APBI-ICMA adalah a. Semua perusahaan pertambangan batubara sebagai Anggota Utama dan b. Perusahaan jasa yang berhubungan langsung dengan operasi produksi pertambangan batubara (seperti consultant, contractor, surveyor, supplier peralatan pertambangan) di Indonesia yang telah memperoleh izin dari Pemerintah Indonesia sebagai Anggota Pendamping dan c. Anggota individual (ahli batubara / lingkungan / energi) sebagai Anggota Pendamping Page 14 of 21

Pasal 5 Prosedur menjadi Anggota APBI-ICMA ditetapkan sebagai berikut: 1. Mengisi Formulir Pendaftaran yang tersedia (Lampiran 1) yang ditanda tangani oleh Pimpinan Perusahaan yang bersangkutan disertai: a. Untuk Perusahaan Pertambangan Batubara harus melampirkan: Ijin pertambangan yang masih berlaku (seperti: IUPeksplorasi, eksploitasi pengangkutan, penjualan). Surat rekomendasi dari dua (2) anggota perusahaan pertambangan yang minimum sudah tiga (3) tahun menjadi Anggota APBI-ICMA. Surat rekomendasi dari Kepala Dinas Pertambangan di wilayah kerja yang bersangkutan. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan. b. Untuk Bukan Perusahaan Pertambangan Batubara harus melampirkan: Surat rekomendasi dari dua (2) anggota perusahaan pertambangan batubara anggota APBI-ICMA. 2. Mematuhi semua peraturan APBI-ICMA yang berlaku. 3. Penerimaan ditetapkan dan diberitahukan secara tertulis oleh Dewan Pengurus dalam waktu paling lambat 30 (tigapuluh) hari sejak diterimanya permohonan. 4. Dewan Pengurus tidak dapat menolak permohonan keanggotaan dengan alasan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 5. Tanda Anggota APBI-ICMA dikeluarkan oleh Dewan Pengurus dan Tanda Anggota ini merupakan bukti keanggotaan pada APBI-ICMA. Pasal 6 Hak Anggota Utama dan Anggota Pendamping APBI-ICMA adalah: 1. Dilindungi dan dibina kepentingannya sejalan dengan tujuan organisasi sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 5 Anggaran Dasar. 2. Dilindungi dan dibina kepentingannya dalam rangka penyelenggaraan dan peningkatan kerja-sama yang saling menunjang dan saling menguntungkan dengan sesama anggota dan dalam rangka upaya pencegahan persaingan yang tidak sehat. 3. Dibantu dan dilayani kepentingannya sejalan dengan fungsi kegiatan organisasi sebagaimana dijelaskan dalam Bab IV Anggaran Dasar. Page 15 of 21

4. Mengetahui perkembangan dan permasalahan organisasi dalam rangka penyempurnaan pengembangan organisasi. 5. Hanya Anggota Utama yang mempunyai hak suara, hak bicara, hak dipilih dan hak memilih pada pemilihan Dewan Pengurus dan Dewan Penasehat dan rapat-rapat lainnya. 6. Anggota Pendamping tidak mempunyai hak suara pada pemilihan Dewan Pengurus dan Dewan Penasehat, namun punya hak bicara dalam rapatrapat APBI-ICMA. Pasal 7 Setiap Anggota Utama dan Anggota Pendamping berkewajiban untuk: 1. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; 2. Membayar uang iuran yang ditetapkan; 3. Menjunjung tinggi nama baik dan peraturan organisasi serta turut berpartisipasi dalam pengembangan organisasi yang ditetapkan; 4. Menjunjung tinggi kode etik organisasi APBI-ICMA Pasal 8 1. Anggota yang tidak memenuhi kewajibannya dapat dikenakan sanksi oleh Dewan Pengurus setelah terlebih dahulu mendengar nasehat Dewan Penasehat. 2. Sanksi kepada Anggota dapat berupa: a. Diperingatkan; b. Diumumkan kesalahannya; c. Ditangguhkan sementara keanggotaannya; d. Dicabut keanggotaannya; 3. Setiap Anggota yang dikenakan sanksi, dapat melakukan pembelaan kepada Dewan Penasehat. 4. Sanksi dapat dicabut, jika dalam pembelaannya yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah, atau jika yang bersalah bersedia mengakui kesalahannya dan menyatakan akan memperbaiki diri serta akan menghindarkan terulangnya kejadian di kemudian hari. 5. Pencabutan sanksi dilakukan oleh Dewan Pengurus setelah mempertimbangkan pendapat Dewan Penasehatterhadap hal-hal dimaksud oleh ayat 4 pasal ini. Page 16 of 21

BAB III PEMILIHAN DAN KEPENGURUSAN Pasal 9 1. Kandidat Ketua Umum adalah mereka yang dicalonkan oleh perusahaan dan mempunyai jabatan minimal Direktur dari Anggota Utama. 2. Kandidat Ketua Umum diusulkan dan diajukan oleh Anggota Utama APBI-ICMA. 3. Ketua Umum dipilih oleh Anggota Utama dalam Musyawarah Anggota dan/atau Musyawarah Anggota-Luar Biasa dengan mengutamakan musyawarah mufakat, dimana dalam hal tidak tercapai keputusan bersama, maka digunakan sistem pemungutan suara. 4. Dalam hal pemilihan Ketua Umum menggunakan sistem pemungutan suara,kandidat Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak akan menjadi Ketua Umum dan disahkan oleh / dalam Musyawarah Anggota dan/atau Musyawarah Anggota-Luar Biasa. Pasal 10 1. Yang dapat menjadi Anggota Dewan Pengurus adalah individu yang berasal dari perusahaan Anggota APBI-ICMA yang ditunjuk / dipilih oleh Ketua Umum sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, 2. Anggota Dewan Pengurus harus bersedia menjalankan kepengurusan secara adil, jujur dan bijaksana serta bersungguh-sungguh dalam mengusahakan perkembangan organisasi dan pengembangan usaha Para Anggota-nya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pasal 11 1. Apabila Ketua Umum terpilih, karena sesuatu sebab tidak lagi memegang jabatan setingkat direksi dari perusahaan anggota utama, maka Dewan Pengurus menunjuk salah satu dari anggota Dewan Pengurus sebagai pelaksana tugas Ketua Umum untuk mengambil alih tugas dan tanggung jawab sebagai Ketua Umum, sebelum pengganti untuk sisa masa jabatan yang bersangkutan. 2. Apabila dalam satu masa jabatan ada Anggota Dewan Pengurus yang mengundurkan diri atau karena sesuatu sebab terdapat jabatan yang Page 17 of 21

lowong, maka Dewan Pengurus dapat menetapkan pengganti untuk sisa masa jabatan yang bersangkutan. Pasal 12 Wewenang dan tanggung-jawab Dewan Pengurus adalah: 1. Melaksanakan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 2. Melaksanakan keputusan-keputusan Musyawarah Anggota. 3. Melaksanakan kepengurusan organisasi sesuai dengan program kerja dan ketentuan yang berlaku. 4. Mewakili organisasi ke luar dan ke dalam sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Dewan Pengurus bertanggung jawab kepada Musyawarah Anggota. Pasal 13 1. Dewan Pengurus dapat menetapkan kelengkapan susunan kepengurusan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan aspirasi Musyawarah Anggota. 2. Jika masih diperlukan penyesuaian kelengkapan susunan kepengurusan lebih lanjut setelah ditetapkan ketentuan ayat (1), pasal ini, Dewan Pengurus dapat menetapkan perubahannya sepanjang disetujui secara mufakat oleh Dewan Pengurus 3. Ketua Umum menetapkan pembagian tugas dan wewenang para Anggota Dewan Pengurus, dengan menetapkan batasan-batasan serta mekanime koordinasinya. BAB IV RAPAT-RAPAT DAN MUSYAWARAH ANGGOTA Pasal 14 Rapat-rapat Pengurus yang diperlukan untuk kebutuhan Dewan Pengurus, ditetapkan dan dilaksanakan oleh Dewan Pengurus, diadakan sekurangkurangnya setiap tiga (3) bulan sekali. 1. Rapat Kerja dihadiri oleh: a. Para Anggota; b. Dewan Pengurus; Pasal 15 Page 18 of 21

c. Dewan Penasehat; d. Pihak-Pihak lain yang diundang oleh Dewan Pengurus e. Tata cara dan pelaksanaan penyelenggaraan Rapat Kerja merupakan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengurus.Rapat Kerja diadakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan organisasi APBI-ICMA. Pasal 16 1. Musyawarah Anggota diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga(3) tahun dan merupakan instansi yang memegang kekuasaan tertinggi dalam APBI-ICMA. 2. Musyawarah Anggota Luar Biasa dapat diadakan di luar jadwal tersebut atas permintaan minimal 2/3 anggota Dewan Pengurus yang disetujui oleh Dewan Penasehat atau atas permintaan yang diajukan secara tertulis oleh lebih dari setengah dari jumlah Anggota Utama. 3. Tata cara dan pelaksanaan penyelenggaraan Musyawarah Anggota merupakan tugas dan tanggung-jawab Dewan Pengurus. Pasal 17 1. Musyawarah Anggota dihadiri oleh: a. Para Anggota; b. Dewan Pengurus; c. Dewan Penasehat; d. Pihak-pihak lain yang diundang oleh Dewan Pengurus; 2. Dalam Musyawarah Anggota, hak suara anggota adalah seperti tercantum pada Pasal Enam (6). Setiap Anggota mempunyai satu hak suara yang dibawakan oleh wakilnya yang sah/sudah tercantum namanya di Sekretariat APBI-ICMA memiliki peringkat setingkat Direksi atau kuasa yang ditunjuk resmi oleh Perusahaan bersangkutan. Anggota yang mempunyai hak suara dapat mewakilkan haknya kepada Anggota lain dengan surat mandat; 3. Pimpinan Sidang dalam Musyawarah Anggota adalah Ketua Umum atau wakilnya, apabila Ketua Umum berhalangan. Page 19 of 21

Pasal 18 Musyawarah Anggota adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah Anggota Utama yang mempunyai hak suara dan apabila tidak terpenuhi Musyawarah Anggota dapat ditunda selama 2 (dua) x 30 (tigapuluh) menit serta dapat mengambil keputusan yang sah. Pasal 19 Musyawarah Anggota Luar Biasa dapat diadakan sewaktu-waktu bilamana terjadi hal-hal yang luar biasa, seperti Dewan Pengurus tidak melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga APBI-ICMA, atau timbulnya masalah-masalah lain yang membahayakan kelangsungan hidup APBI-ICMA. BAB V KANTOR ASOSIASI DAN PERBENDAHARAAN Pasal 20 1. Kantor Asosiasi bertugas mengelola / melaksanakan seluruh fungsi dan kegiatan administratif yang diperlukan untuk mengelola / melaksanakan seluruh kebijaksanaan Dewan Pengurus. 2. Segi-segi administratif yang berkaitan dengan tugas Dewan Penasehat juga dilaksanakan oleh Kantor Asosiasi. 3. Kantor Asosiasi bertanggung-jawab kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pengurus dapat menetapkan lingkup dan batasan tanggungjawab Kantor Asosiasi serta kebijaksanaan pembinaannya. 4. Kantor Asosiasi dipimpin oleh Direktur Eksekutif. 5. Pengangkatan, pemberhentian serta penentuan besarnya honorarium Kepala Kantor dan Staf Tenaga Kantor Asosiasi dilaksanakan dan diputuskan oleh Dewan Pengurus. Pasal 21 1. Besaran uang iuran dan perubahannya ditetapkan oleh Dewan Pengurus. Dewan Pengurus dapat melaksanakan usaha-usaha tertentu yang tidak Page 20 of 21

bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dalam rangka memperkuat keuangan organisasi. 2. Pengelolaan keuangan dan perbendaharaan dilaksanakan sesuai dengan tertib administrasi keuangan yang layak dan dapat dipertanggungjawabkan. 3. Dewan Pengurus menyusun laporan keuangan tahunan dan menyampaikan kepada anggota. 4. Pertanggung-jawaban keuangan/perbendaharaan selama suatu periode kepengurusan disampaikan kepada Musyawarah Anggota. 5. Musyawarah Anggota dapat menetapkan untuk dilakukan pemeriksaan terhadap keuangan / perbendaharaan. Pemeriksaan yang dimaksud dapat dipercayakan pada Akuntan yang ditunjuk oleh Musyawarah Anggota dan dilaksanakan atas beban Asosiasi. BAB VI PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 22 Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilaksanakan dalam Musyawarah Anggota yang diadakan khusus untuk tujuan perubahan Anggaran Rumah Tangga dan harus disetujui oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah Anggota yang hadir. Page 21 of 21