PEMETAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PERPUSTAKAAN YANG TIDAK HARMONIS DAN REVISINYA

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 34 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN WALIKOTA SURABAYA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 132/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN ANGKA KREDITNYA

VI. PUSTAKAWAN A. DASAR HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

Internalisasi Rancangan Peraturan Menteri PAN dan RB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

ANGKA KREDIT ARSIPARIS : BEBERAPA PERBEDAAN ANTARA KEPMENPAN 09/KEP/M.PAN/2/2002 DENGAN PER/3/M.PAN/3/2009

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN NOMOR 4 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

XXI. PRANATA HUMAS A. DASAR HUKUM

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 66/KEP/M.PAN/7/2003

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

- 5 - k. memfasilitasi

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

XXII. STATISTISI A. DASAR HUKUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

2016, No Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pranata Nuklir dan Angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-

- 1 - MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

16. Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2010

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

IV. ANALIS KEPEGAWAIAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

V. ARSIPARIS A. DASAR HUKUM

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

III. PENGAWAS BENIH IKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATERI BUKU. 3. Lampiran lampiran

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN WALIKOTA SURABAYA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

-4- MEMUTUSKAN: Pasal 1

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

by Opong-Sosialisasi Perka No. 2 Th 2017-Perpusnas 18 Juli 2017

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/220/M.PAN/7/2008 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.218,2010 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Pustakawan.

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG- MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

ADMINISTRASI JAB-FUNG PRANATA KOMPUTER

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS WALIKOTA SURABAYA,

XIV. WIDYAISWARA A. DASAR HUKUM

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. Jabatan Fungsional. Angka Kredit. Widyaiswara.

Dasar Hukum Jabatan Fungsional

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 T E NTA N G JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PERIKANAN WALIKOTA SURABAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR: KEP. 1106/Ka/08/2001 NOMOR: 34 A Tahun 2001

2014, No

Transkripsi:

PEMETAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PERPUSTAKAAN YANG TIDAK HARMONIS DAN REVISINYA No. PERATURAN PER UU YANG LAMA PERATURAN PER UU YANG BARU Kepmenpan No. 132 Tahun 2002 tentang Permenpan No. 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Jabatan Fungsional Pustakawan dan Kreditnya. Angka Kreditnya. A. KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pejabat fungsional Pustakawan yang selanjutnya disebut Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah dan atau unit tertentu lainnya. Kepustakawanan adalah ilmu dan profesi di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi. B. KEDUDUKAN PUSTAKAWAN Pasal 3 (1) Pustakawan, adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana penyelenggara tugas utama kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi pada instansi pemerintah. a. KETENTUAN UMUM Pasal 1 Jabatan Fungsional Pustakawan adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab,wewenang, dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak untuk melaksanakan kegiatan kepustakawanan. Kepustakawanan adalah kegiatan ilmiah dan professional yang meliputi pengelolaan perpustakaan,pelayanan perpustakaan, dan pengembangan sistem kepustakawanan. Pengelolaan Perpustakaan adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan perpustakaan. Pelayanan Perpustakaan adalah kegiatan memberikan bimbingan dan jasa perpustakaan dan informasi kepada pemustaka yang meliputi pelayanan teknis dan pelayanan pemustaka. Pengembangan Sistem Kepustakawanan adalah kegiatan menyempurnakan sistem Kepustakawanan yang meliputi pengkajian Kepustakawanan, pengembangan Kepustakawanan, penganalisisan/ pengkritisian karya Kepustakawanan, dan penelaahan pengembangan sistem Kepustakawanan. B. KEDUDUKAN PUSTAKAWAN Pasal 3 (1) Jabatan Fungsional Pustakawan berkedudukan sebagai pelaksana teknis di bidang Kepustakawanan. (2) Jabatan Fungsional Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jabatan karier yang diduduki oleh PNS.

(2) Jabatan Fungsional Pustakawan adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. C. TUGAS POKOK PUSTAKAWAN Pasal 4 (1) Tugas pokok pejabat fungsional Pustakawan tingkat terampil meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. (2) Tugas pokok Pustakawan tingkat ahli meliputi pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/sumber informasi, pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi serta pengkajian pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasikawan, adalah pejabat D. UNSUR DAN SUB UNSUR Pasal 5 a. Pendidikan b. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi bahan pustaka/ sumber informasi, meliputi: 1. Pengembangan koleksi; 2. Pengolahan bahan pustaka; 3. Penyimpanan dan pelestarian bahan pustaka; 4. Pelayanan informasi. c. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, meliputi: 1. Penyuluhan; 2. Publisitas; 3. Pameran. d. Pengkajian dan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi, meliputi: 1. Pengkajian; 2. Pengembangan perpustakaan; 3. Analisis/kritik karya kepustakawanan; 4. Penelaahan pengembangan di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi; C. TUGAS POKOK PUSTAKAWAN Pasal 4 (1) Tugas pokok Pustakawan yaitu melaksanakan kegiatan di bidang Kepustakawanan yang meliputi Pengelolaan Perpustakaan, Pelayanan Perpustakaan, dan Pengembangan Sistem Kepustakawanan D. UNSUR DAN SUB UNSUR Pasal 8 a. Pendidikan: tambahan diklat Prajabatan + Bimtek 10 30 jam b. Pengelolaan Perpustakaan, meliputi: 1. perencanaan penyelenggaraan kegiatan perpustakaan; 2. monitoring dan evaluasi penyelenggaraan kegiatan perpustakaan. c. Pelayanan Perpustakaan, meliputi: 1. pelayanan teknis Pengembangan koleksi Pengolahan bahan perpustakaan Pelestarian koleksi perpustakaan 2. pelayanan pemustaka Sepuluh butir untuk keterampilan Dua belas butir untuk keahlian d. Pengembangan Sistem Kepustakawanan, meliputi: 1. pengkajian Kepustakawanan Sederhana (teknis dan taktis operasional) Kompleks (strategis sektoral dan nasional) 2. pengembangan Kepustakawanan (ada enam butir) 3. penganalisisan/ pengkritisian karya Kepustakawanan; dan 4. penelaahan Pengembangan Sistem Kepustakawanan

e. Pengembangan profesi, meliputi: 1. Membuat karya tulis/ karya ilmiah di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 2. Menyusun pedoman/ petunjuk teknis perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 3. Menerjemahkan/ menyadur buku dan bahanbahan lain di bidang perpustakaan, dokumentasi dan informasi; 4. Melakukan tugas sebagai Ketua Ke lompok/ Koordinator Pustakawan atau memimpin unit perpustakaan; 5. Menyusun kumpulan tulisan untuk dipublikasikan; 6. Memberi konsultasi kepustakawanan yang bersifat konsep. E. JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 6 1. Pustakawan tingkat terampil a. Pustakawan Pelaksana b. Pustakawan Lanjutan c. Pustakawan Penyelia 2. Pustakawan Tingkat Ahli a. Pustakawan Pertama b. Pustakawan Muda c. Pustakawan Madya d. Pustakawan Utama F. RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM PEMBERIAN ANGKA KREDIT Pasal 7 Pustakawan Tingkat Terampil Pustakawan Pelaksana 18 butir Pustakawan Pelaksana Lanjutan 28 butir Pustakawan Penyelia 23 butir Pustakawan Tingkat Ahli Pustakawan Pertama 41 butir Pustakawan Muda 41 butir Pustakawan Madya 15 butir Pustakawan Utama 7 butir Pasal 10 1) (Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian Angka Kredit, terdiri dari: a. unsur utama; dan b. unsur penunjang. 2) Unsur Utama terdiri dari: a. pendidikan; b. Pengorganisasian dan pendayagunaan koleksi pustaka/sumber informasi; c. Pemasyarakatan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. d. Pengkajian dan pengembangan perpustakaan, dokumentasi dan informasi. e. Pengembangan profesi, meliputi: 1. pembuatan Karya Tulis/ Karya Ilmiah di bidang Kepustakawanan; 2. penerjemahan/penyaduran buku dan bahanbahan lain bidang Kepustakawanan; dan 3. penyusunan buku pedoman/ ketentuan Pelaksanaan/ ketentuan teknis Jabatan Fungsional Pustakawan Pustakawanan. E. JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 7 1. Pustakawan Keterampilan a. Pustakawan Terampil b. Pustakawan Mahir c. Pustakawan Penyelia 2. Pustakawan Keahlian a. Pustakawan Ahli Pertama b. Pustakawan Ahi Muda c. Pustakawan Ahli Madya d. Pustakawan Ahli Utama F. RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM PEMBERIAN ANGKA KREDIT Pasal 9 Pustakawan Keterampilan Pustakawan Terampil 17 butir Pustakawan Mahir 17 butir Pustakawan Penyelia 15 butir Pustakawan Keahlian Pustakawan Ahli Pertama 31butir Pustakawan Ahli Muda 27 butir Pustakawan Ahli Madya 26 butir Pustakawan Ahli Utama 10 butir Pasal 13 1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian Angka Kredit, terdiri dari: a. unsur utama; dan b. unsur penunjang. 2) Unsur Utama terdiri dari: a. pendidikan; b. pengelolaan Perpustakaan; c. pelayanan Perpustakaan; d. Pengembangan Sistem Kepustakawanan; dan e. pengembangan profesi.

e. Pngembangan profesi. G. SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) Tidak ada SKP dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 H. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN Pasal 21 Ijazah + Diklat Pengalaman di bidang perpustakaan sekurang-kurangnya dua tahun Ada formasi usia setinggi-tingginya lima tahun sebelum batas usia pensiun DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam satu tahun terakhir Angka kredit dari unsur utama I. ANGKA KREDIT DARI PENGEMBANGAN PROFESI Pasal 11 ayat (2) pustakawan madya yang akan naik pangkat menjadi Pembina Tingkat satu, golongan ruang IVb sampai dengan pustakawan utama, golongan ruang IVe, diwajibkan mengumpulkan angka kredit sekurangkurangnya 12 (dua belas) dari unsur pengembangan profesi G. SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) Pasal 12 (1) Pada awal tahun, setiap Pustakawan wajib menyusun Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan. (2) SKP disusun berdasarkan tugas pokok Pustakawan, sesuai dengan jenjang jabatannya. (3) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disetujui dan ditetapkan oleh pimpinan unit kerja. (4) Untuk kepentingan dinas, SKP yang telah disetujui dan ditetapkan dapat dilakukan penyesuaian H. PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN Pasal 31 Ijazah + Diklat Pengalaman di bidang kepustakawanan paling sedikit satu tahun Usia paling tinggi 53 tahun Ada formasi Pangkat sama dengan yang dimiliki, jenjang jabatan sesuai AK Nilai prestasi kerja paling rendah bernilai baik dalam dua tahun terakhir Jumlah Angka Kredit ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang. I. ANGKA KREDIT DARI PENGEMBANGAN PROFESI Pasal 15 Pustakawan yang akan naik jabatan dan pangkat harus mengumpulkan angka kredit dari pengembangan profesi sebagai berikut: 1. Pustk ahli pertama IIIb IIIc 2 2. Pustk ahli muda IIIc IIId 4 3. Pustk ahli muda IIId IVa 6 4. Pust ahli madya IVa IVb 8 5. Pustk ahli madya IVb IVc 10 6. Pustk ahli madya IVc IVd 12 7. Pustk ahli utama IVd IVe 14

J. PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal - Tidak ada K. PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PENILAI Kep. MENPAN 132 tentang rekomendasi tidak ada L. PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT Pasal 14 a) Kepala Perpusnas bagi pustakawan madya dan utama di lingkungan Perpusnas RI dan instansi lainnya b) Menteri/Jaksa Agung/Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara/Pimpinan LPND atau pejabat lain satu tingkat lebih rendah, bagi pustakawan pelaksana pustakawan penyelia dan pustakawan pertama pustakawan muda di lingkungan instansi masing-masing c) Gubernur Kepala Daerah Provinsi atau ejabat lain satu tingkat lebih rendah bagi pustakawan pelaksana pustakawan penyelia dan pustakawan pertama pustakawan muda di lingkungan pemerintah provinsi d) Bupati/Wali Kota Kepala Daerah Kabupaten/Kota atau pejabat lain satu tingkat lebih rendah bagi pustakawan pelaksana pustakawan penyelia dan pustakawan pertama sampai pustakawan muda di lingkungan pemerintahan Kabupaten/Kota e) Rektor, Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Akademi/Politeknik atau pejabat lain satu tingkat lebih rendah bagi pustakawan pelaksana pustakawan penyelia dan pustakawan pertama sampai pustakawan muda J. PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 19 ayat (2) Setiap pustakawan mengusulkan secara hierarki kepada atasannya DUPAK paling sedikit satu kali setiap tahun K. PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM PENILAI Pasal 24 2) Pembentukan Tim Penilai harus mendapat rekomendasi dari Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, sebelum ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. L. PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT Pasal 20 a) Kepala Perpusnas RI bagi pustakawan madya IVb pustakawan utama IVe di lingkungan Perpusnas dan instansi di luar Perpusnas b) Sestama Perpusnas RI bagi pustakawan pelaksana IIb IIId pustakawan pertama IIIa IVa di lingkungan Perpusnas c) Instansi Pusat. Pejabat es I atau di bawahnya paling rendah es II bagi pustakawan terampil IIb IIId dan pustakawan ahli pertama IIIa Iva d) Provinsi Sekda provinsi atau es II yang membidangi kepustakawanan e) Kabupaten/ Kota Sekda Kabupaten/Kota atau pejabat es II yang membidangi kepustakawanan f) Perguruan Tinggi Rektor/Ketua Sekolah Tinggi/Direktur Akademi/Politeknik

Kepmenpan No. 132 Tahun 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. P. KOMPETENSI Kep. MENPAN 132 tentang uji kompetensi tidak ada Q. FORMASI Kep. MENPAN 132 tidak ada Permenpan No. 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. P. KOMPETENSI Pasal 33 (1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme, Pustakawan yang akan naik jabatan harus mengikuti dan lulus uji kompetensi. (2) Dikecualikan dari uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi Pustakawan yang telah memiliki sertifikat kompetensi. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pustakawan. Q. FORMASI Pasal 34 (1) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), dan ayat (2), pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional Pustakawan dilaksanakan sesuai dengan formasi Jabatan Fungsional Pustakawan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pengangkatan PNS Pusat dalam Jabatan Fungsional Pustakawan dilaksanakan sesuai dengan formasi Jabatan Fungsional Pustakawan yang ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara setelah mendapat pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara. b. Pengangkatan PNS Daerah dalam Jabatan Fungsional Pustakawan dilaksanakan sesuai dengan formasi Jabatan Fungsional Pustakawan yang ditetapkan oleh Kepala Daerah masingmasing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan memperoleh pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara.

Kepmenpan No. 132 Tahun 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Permenpan No. 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. (2) Penetapan formasi Jabatan Fungsional Pustakawan didasarkan pada indikator, antara lain: 1. jumlah Koleksi Perpustakaan ; 2. jumlah Pemustaka; 3. jumlah jenis layanan; dan 4. luas wilayah layanan. (3) Formasi Jabatan Fungsional Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada analisis jabatan dan penghitungan beban kerja. R. PENGANGKATAN KEMBALI Pasal 26 (1) Pustakawan yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, dapat diangkat kembali dalam jabatan Pustakawan. (2) Pengangkatan kembali dalam jabatan Pustakawan sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat menggunakan angka kredit terakhir yang dimilikinya dan dari prestasi di bidang kepustakawanan yang diperoleh selama tidak menduduki jabatan Pustakawan. R. PENGANGKATAN KEMBALI Pasal 36 (1) Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Pustakawan, apabila telah dapat mengumpulkan Angka Kredit yang disyaratkan. (2) Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (4) huruf a, dapat diangkat kembali dalam Jabatan Fungsional Pustakawan apabila pemeriksaan oleh yang berwajib telah selesai atau telah ada putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan ternyata bahwa yang bersangkutan tidak bersalah. (3) Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (4) huruf b, apabila menduduki Jabatan Struktural Eselon III ke bawah, dapat diangkat kembali dalam jabatan fungsional Pustakawan apabila berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun bagi Pustakawan Madya, Pustakawan Muda, dan Pustakawan Pertama serta Pustakawan Kategori Keterampilan. (4) (4) Pustakawan yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (4) huruf b, karena diangkat dalam Jabatan Struktural Eselon I atau Eselon II dapat diangkat kembali paling

Kepmenpan No. 132 Tahun 2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Permenpan No. 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. (5) tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pustakawan Madya. (6) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud padaayat (4), paling tinggi 6 (enam) bulan sebelum usia 58 (lima puluh delapan) tahun harus sudah ditetapkan keputusan pengangkatannya. (10)Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Pustakawan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (5) dengan menggunakan Angka Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah Angka Kredit dari pengembangan profesi yang diperoleh selama dibebaskan sementara. S. PENURUNAN JABATAN Kep. MENPAN 132 tidak ada (Tidak mengatur) S. PENURUNAN JABATAN Pasal 39 (1) Pustakawan yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah, melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang jabatan yang baru. (2) Penilaian prestasi kerja dalam masa hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinilai sesuai dengan jabatan yang baru T. JUMLAH PASAL - Jumlah pasal ada 36 pasal. - Butir Kegiatan: Butir kegiatan berdasarkan proses T. JUMLAH PASAL - Jumlah pasal ada 46 pasal - Butir Kegiatan: Butir kegiatan berdasarkan hasil