PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 5 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dipandang perlu menyusun rincian tugas pokok dan fungsi pemangku jabatan struktural di lingkungan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; b. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan tugas-tugas operasional Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Timur yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, maka dipandang perlu menata kembali tugas pokok dan fungsi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati Aceh Timur tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan Struktural pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Timur. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Propinsi Daerah Istimewa Atjeh dan Perubahan Peraturan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3176); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4017) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4193);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4018); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 142 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesian Nomor 4254); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 12); 20. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 5 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2010 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 34). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN ACEH TIMUR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Timur. 2. Pemerintahan Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Timur sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.
3. Pemerintah daerah kabupaten yang selanjutnya disebut pemerintah kabupaten adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten Aceh Timur yang terdiri atas Bupati dan perangkat daerah kabupaten Aceh Timur. 4. Bupati adalah Bupati Aceh Timur. 5. Sekretaris Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Timur. 6. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten yang selanjutnya disingkat SKPK adalah Perangkat Daerah pada Pemerintahan Kabupaten. 7. Perangkat Daerah adalah lembaga yang membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten yang terdiri dari Sekretariat Daerah Kabupaten, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan. 8. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Aceh Timur selanjutnya disebut Badan Pelaksana Penyuluhan adalah Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Aceh Timur yang berbentuk Badan sebagai unsur penunjang dalam penyelenggaraan kegiatan penyuluhan di Daerah. 9. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan yang selanjutnya disebut Kepala Badan adalah Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan. 10. Sekretaris adalah Sekretaris Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 11. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 12. Kepala Subbagian adalah Kepala Subbagian pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 13. Kepala Subbidang adalah Kepala Subbidang pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. 14. Unit Pelaksana Teknis Badan selanjutnya disingkat UPTB adalah Unit Pelaksana Teknis pada Badan Pelaksana Penyuluhan. 15. Kelompok Jabatan Fungsional adalah jabatan untuk melaksanakan sebagian tugas pemerintah kabupaten sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. 16. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural. 17. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten yang selanjutnya disingkat APBK adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur. 18. Balai Penyuluhan Kecamatan selanjutnya disingkat BPK adalah kelembagaan penyuluhan pada tingkat kecamatan. 19. Pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, beserta keluarga intinya. 20. Pelaku usaha adalah perorangan Warga Negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan, dan kehutanan. 21. Programa penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.
BAB II TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pasal 2 Dengan Peraturan ini disusun rincian tugas pokok dan fungsi pemangku jabatan struktural pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Timur............................ BAB III SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan dan Kedudukan Pasal 3 Susunan organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Sistem Penyuluhan; d. Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi; e. Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan; f. Bidang Ketahanan Pangan; g. Kelompok Jabatan Fungsional; dan h. UPTB. Bagian Kedua Tugas Pokok dan Fungsi Paragraf 1 Kepala Badan Pasal 4 (1) Kepala Badan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (2) Kepala Badan mempunyai tugas: a. memimpin dan membina badan dalam pelaksanaan tugas yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dan kebijakan Pemerintah Kabupaten; b. menyiapkan kebijakan umum daerah dibidang pengembangan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan; c. menetapkan kebijakan teknis dibidang penyusunan programa penyuluhan kabupaten yang sejalan dengan kebijakan dan programa penyuluhan provinsi dan nasional; d. melaksanakan pengembangan motode penyuluhan, materi penyuluhan, kemitraan dan kerjasama kelembagaan penyuluhan; e. memfasilitasi dan menumbuh kembangkan kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; f. menetapkan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan; dan g. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 5 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), Kepala Badan mempunyai fungsi: a. pelaksanaan urusan ketatausahaan Badan Pelaksana Penyuluhan; b. penyusunan program kerja tahunan, jangka menengah dan jangka panjang; c. penyusunan kebijakan dan programa penyuluhan kabupaten yang sejalan dengan kebijakan dan programa oenyuluhan Provinsi dan Nasional; d. pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan mekanisme, tata kerja dan metode penyuluhan; e. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan pengemasan dan penyebaran materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; f. pelaksanaan pembinaan pengembangan kerjasama, kemitraan, pengelolaan kelembagaan, ketenagaan, sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan; g. pelaksanaan menumbuhkembangkan dan memfasilitasi kelembagaan dan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha; h. pelaksanaan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; i. perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan; j. pembinaan dan peningkatan kapasitas dan kelembagaan serta pengelolaan penyuluh; k. pelaksanaan penelitian dan pengkajian dibidang teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan; l. pelaksanaan koordinasi dalam rangka pengkajian, pemantauan, pengendalian dan pembinaan pengembangan serta peningkatan ketahanan pangan; dan m. pembinaan UPTB. Paragraf 2 Sekretariat Pasal 6 (1) Sekretariat adalah unsur pembantu pimpinan di bidang pembinaan dan pengelolaan administrasi. (2) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 7 Sekretariat mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, penataan arsip, organisasi dan tatalaksana, hubungan masyarakat serta melakukan koordinasi penyusunan perencanaan strategis, program kerja evaluasi dan pelaporan serta pelayanan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan badan.
Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Sekretariat mempunyai fungsi: a. pembinaan dan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan, penataan arsip, dokumentasi dan hubungan masyarakat serta organisasi dan ketatalaksanaan; b. penyusunan program kerja dan kegiatan, pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan; c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian serta evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan; d. pelaksanaan koordinasi dengan bagian/bidang dalam penyusunan program dan evaluasi serta pelaporan; e. penyusunan laporan akuntabilitas kinerja badan; dan f. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 9 (1) Sekretariat terdiri dari: a. Subbagian Umum; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan. (2) Masing-masing Subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. Pasal 10 (1) Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian yang meliputi surat menyurat, penataan arsip, dokumentasi, perjalanan dinas, kerumahtanggaan, perlengkapan, kebutuhan pegawai, mutasi pegawai, peningkatan sumber daya aparatur, ketatalaksanaan dan hubungan masyarakat. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi penyusunan anggaran, belanja langsung dan belanja tidak langsung, verifikasi, mempersiapkan konsep SPM, pembukuan, pertanggung jawaban dan laporan keuangan. (3) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas mengumpulkan dan mempersiapkan bahan, data untuk penyusunan perencanaan program kerja dan kegiatan, rencana strategis, program kerja jangka pendek dan jangka panjang, melakukan pengendalian pelaksanan program, evaluasi dan pelaporan serta penyusunan akuntabilitas kinerja badan.
Paragraf 3 Bidang Sistem Penyuluhan Pasal 11 (1) Bidang Sistem Penyuluhan adalah unsur pelaksana teknis di bidang sistem penyuluhan. (2) Bidang Sistem Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 12 Bidang Sistem Penyuluhan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan program penyuluhan, mengembangkan metode dan tata kerja penyuluhan pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan, perkebunan, peternakan dan ketahanan pangan. Pasal 13 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bidang Sistem Penyuluhan mempunyai fungsi: a. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis bidang sistem penyuluhan; b. penyusunan programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan; c. pelaksanaan pembinaan dibidang penyusunan programa dan pengembangan penyuluhan; d. pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait dibidang sistem penyuluhan; dan e. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugasnya. Pasal 14 (1) Bidang Sistem Penyuluhan terdiri dari: a. Subbidang Penyusunan Programa; b. Subbidang Pengembangan Penyuluhan. (2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung-jawab kepada Kepala Bidang Sistem Penyuluhan. Pasal 15 (1) Subbidang Penyusunan Programa mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan pedoman dan petunjuk teknis penyusunan programa penyuluhan kabupaten yang sejalan dengan kebijakan dan programa penyuluhan provinsi dan nasional. (2) Subbidang Pengembangan Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengembangan metode penyuluhan pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan, perkebunan, peternakan dan ketahanan pangan.
Paragraf 4 Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi Pasal 16 (1) Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi adalah unsur pelaksana teknis di bidang pengembangan teknologi dan informasi. (2) Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 17 Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi mempunyai tugas melakukan pembinaan, pengawasan, penyusunan materi dan penyebaran informasi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha dibidang pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan, perkebunan, peternakan dan ketahanan pangan. Pasal 18 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi mempunyai fungsi: a. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis bidang pengembangan tekologi dan informasi; b. penyusunan program pengembangan teknologi dan informasi; c. pelaksanaan pembinaan, pengembangan dan peningkatan teknologi dan informasi; d. pelaksanaan koordinasi dan unit kerja/instansi terkait dibidang pengembangan teknologi dan informasi; dan e. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugasnya. Pasal 19 (1) Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi terdiri dari: a. Subbidang Pengembangan Teknologi; b. Subbidang Informasi. (2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung-jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Teknologi dan Informasi. Pasal 20 (1) Subbidang Pengembangan Teknologi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan pedoman dan petunjuk teknis perencanaan dan pengembangan teknologi penyuluhan. (2) Subbidang Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan, perencanaan dan penyusunan serta penyebaran informasi pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan, perkebunan, peternakan dan ketahanan pangan.
Paragraf 5 Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan Pasal 21 (1) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan adalah unsur pelaksana teknis di bidang kelembagaan dan ketenagaan; (2) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 22 Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan mempunyai tugas melakukan kegiatan penyiapan bahan dan petunjuk teknis pembinaan kelembagaan dan pengembangan ketenagaan penyuluh pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan, perkebunan dan peternakan. Pasal 23 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan mempunyai fungsi: a. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis bidang kelembagaan dan ketenagaan; b. penyusunan program pengembangan kelembagaan dan peningkatan kwalitas ketenagaan; c. pelaksanaan pembinaan ketenagaan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan; d. pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja/instansi terkait dibidang kelembagaan penyuluh; dan e. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugasnya. Pasal 24 (1) Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan terdiri dari: a. Subbidang Pembinaan Kelembagaan; b. Subbidang Bina Ketenagaan. (2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung-jawab kepada Kepala Bidang Kelembagaan dan ketenagaan. Pasal 25 (1) Subbidang Pembinaan Kelembagaan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan kebijakan, perencanaan dan pengembangan serta pembinaan kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan, perkebunan, peternakan dan ketahanan pangan. (2) Subbidang Bina Ketenagaan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan kebijakan, perencanaan dan pengembangan serta pembinaan ketenagaan dalam sistem penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan, kelautan, kehutanan, perkebunan, peternakan dan ketahanan pangan.
Paragraf 6 Bidang Ketahanan Pangan Pasal 26 (1) Bidang Ketahanan Pangan adalah unsur pelaksana teknis di bidang ketahanan pangan. (2) Bidang Ketahanan Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Pasal 27 Bidang Ketahanan Pangan mempunyai tugas melakukan kegiatan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan ketersediaan pangan, distribusi pangan konsumen dan keamanan pangan di kabupaten. Pasal 28 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, Bidang Ketahanan Pangan mempunyai fungsi: a. penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis bidang ketahanan pangan; b. penyusunan program ketahanan pangan dan pengembangan diversifikasi pangan; c. pelaksanaan pembinaan bagi pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan; d. pelaksanaan pembinaan dibidang ketersediaan pangan, distribusi, konsumsi dan keamanan pangan; e. pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja/ instansi terkait dibidang kebutuhan dan ketahanan pangan; dan f. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugasnya; Pasal 29 (1) Bidang Ketahanan Pangan terdiri dari: a. Subbidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan; b. Subbidang Konsumsi dan Keamanan Pangan. (2) Masing-masing Subbidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Subbidang yang berada dibawah dan bertanggung-jawab kepada Kepala Bidang Ketahanan Pangan. Pasal 30 (1) Subbidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan, data dan informasi ketersediaan pangan, pendistribusian pangan, pembinaan dan pengawasan bahan pangan; (2) Subbidang Konsumsi dan Keamanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan bahan, data dan informasi kebutuhan pangan Kabupaten, keamanan pangan, kelayakan pangan dan pengawasan konsumsi dan keamanan pangan.
BAB IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 31 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Pasal 32 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Bupati dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. (3) Jumlah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (5) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB V KEPEGAWAIAN Pasal 33 (1) Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan. (2) Unsur-unsur lain di lingkungan Badan Pelaksana Penyuluhan diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas pelimpahan kewenangan dari Bupati. Pasal 34 Jenjang kepangkatan dan formasi kepegawaian ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 35 Eselonering jabatan pada Badan Pelaksana Penyuluhan sebagai berikut: a. Kepala Badan adalah pemangku jabatan struktural Eselon II.b; b. Sekretaris adalah pemangku jabatan struktural Eselon III.a; c. Kepala Bidang adalah pemangku jabatan struktural Eselon III.b; d. Kepala Subbagian, Kepala Subbidang dan Kepala UPTB adalah pemangku jabatan struktural Eselon IV.a; dan e. Kepala Subbagian pada UPTB adalah pemangku jabatan struktural Eselon IV.b.
BAB V TATA KERJA Pasal 36 (1) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib melaksanakan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan Badan maupun dengan instansi lain di luar Badan sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing. (2) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan wajib melaksanakan pengawasan melekat. Pasal 37 (1) Dalam hal Kepala Badan tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Bupati menunjuk Sekretaris atau salah seorang Kepala Bidang untuk mewakilinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap memperhatikan unsur pengalaman dan kompetensinya. (2) Dalam hal Sekretaris dan Kepala Bidang tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Badan menunjuk salah seorang Kepala Subbidang atau Kepala Subbagian menurut bidang tugas masing-masing untuk mewakilinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap memperhatikan unsur pengalaman dan kompetensinya. (3) Dalam hal Kepala Subbidang atau Kepala Subbagian tidak dapat menjalankan tugasnya karena berhalangan, maka Kepala Badan dapat menunjuk salah seorang staf menurut bidang tugas masing-masing untuk mewakilinya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tetap memperhatikan unsur pengalaman dan kompetensinya. Pasal 38 Atas dasar pertimbangan daya guna dan hasil guna masingmasing pejabat dalam lingkungan badan dapat mendelegasikan kewenangan-kewenangan tertentu kepada pejabat setingkat di bawahnya sesuai dengan peraturang perundang-undangan.
BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 39 Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan Sekretariat Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Aceh Timur dibebankan kepada APBK serta sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 40 Uraian Jabatan masing-masing pemangku jabatan struktural dan non struktural umum di lingkungan Badan Pelaksana Penyuluhan diatur dengan peraturan Bupati. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 41 Sepanjang belum dilaksanakan penataan secara menyeluruh maka kegiatan-kegiatan Pemerintahan Kabupaten dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Bupati. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Hal-hal yang belum diatur dengan peraturan ini akan ditetapkan kemudian dengan memperhatikan ketentuan dan pedoman perundang-undangan yang berlaku. Pasal 43 Dengan ditetapkan peraturan ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 44 Peraturan ini mulai berlaku lagi pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Aceh Timur. Ditetapkan di Idi pada tanggal 13 Mei 2011 M 9 Jumadil Akhir 1432 H SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR, dto SYAIFANNUR Ditetapkan di Idi pada tanggal 9 Mei 2011 M 5 Jumadil Akhir 1432 H BUPATI ACEH TIMUR, dto MUSLIM HASBALLAH BERITA DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2011 NOMOR 18