SNI : 02-6730.4-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Kodok Lembu (bull frog) (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)
Prakata Standar produksi induk kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock, PS) disusun sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), mengingat induk kodok lembu banyak diperdagangkan serta mempunyai pengaruh terhadap mutu induk kodok lembu yang dihasilkan sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu. Standar produksi induk kodok lembu kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai pihak yang berwenang mengkoordinasikan standardisasi. Standar produksi induk kodok lembu kelas induk pokok dimaksudkan untuk dapat dipergunakan oleh produsen induk/benih, penangkar dan instansi yang memerlukan serta sebagai bahan pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi. Penyusunan standar produksi induk kodok lembu kelas induk pokok di susun oleh panitia teknis perbenihan perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah, pelaku usaha, pemakai produk, perguruan tinggi dan instansi terkait lainnya yang dilaksanakan dalam rapat konsensus di Hotel Parama Cisarua Bogor pada tanggal 6 desember 2001 serta menggunakan acuan dari: a) Keputusan Menteri Pertanian No. 26/Kpts/OT.210/1/98 tentang Pedoman Pengembangan Perbenihan Perikanan Nasional dalam Konsiderans. b) Pedoman penulisan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (Pedoman 8-2000). c) Data dan informasi teknis dari pihak dan instansi terkait, yaitu : Pusat Riset Perikanan Budidaya, Perguruan Tinggi, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. d) Hasil penelitian dan perekayasaan produksi induk kodok lembu oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Sukamandi dan Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBAT Sukabumi). ii
Daftar isi Halaman Prakata... ii 1 Ruang Lingkup... 1 2 Definisi... 1 3 Istilah dan singkatan... 1 4 Persyaratan produksi... 2 5 Cara pengukuran dan pemeriksaan... 4 i
Produksi induk kodok lembu (bull frog) (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock) 1 Ruang lingkup Standar produksi induk kodok lembu kelas induk pokok meliputi : ruang lingkup, definisi, istilah, persyaratan produksi serta cara pengukuran dan pemeriksaan. 2 Definisi produksi induk kodok lembu kelas induk pokok suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan induk kodok lembu kelas induk pokok 3 Istilah dan singkatan 3.1 pra produksi persyaratan yang harus dipenuhi dalam memproduksi induk kodok lembu kelas induk pokok, yang terdiri dari persyaratan : lokasi, sumber air, wadah, bahan dan peralatan 3.2 proses produksi persyaratan yang harus dipenuhi dalam rangkaian kegiatan untuk memproduksi induk kodok lembu kelas induk pokok 3.3 pemanenan persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan tahap akhir proses produksi induk kodok lembu kelas induk pokok 3.4 induk penjenis (Great Grand Parent Stock, GGPS) induk kodok yang dihasilkan oleh dan dibawah pengawasan penyelenggara pemulia 3.5 induk dasar (Grand Parent Stock, GPS) induk kodok keturunan pertama dari induk penjenis 3.6 induk pokok (Parent Stock, PS) induk kodok keturunan pertama dari induk dasar atau induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk pokok 1 dari 6
3.7 gonad bagian dari organ reproduksi pada kodok yang menghasilkan telur pada kodok betina dan sperma pada kodok jantan 3.8 waring sejenis jaring dengan ukuran mata jaring lebih kecil dari 1 inci 3.9 padat tebar jumlah induk yang ditebar dalam suatu wadah dan dinyatakan dalam satuan ekor per meter 3.10 sintasan perbandingan antara jumlah benih kodok yang hidup pada saat panen dengan benih kodok yang ditebar dan dinyatakan dalam persen 4 Persyaratan produksi 4.1 Pra produksi 4.1.1 Lokasi a) Lokasi : sesuai dengan RUTW dan RUTR. b) Sumber air : tidak tercemar dan memenuhi syarat minimal baku mutu budidaya. 4.1.2 Wadah pemeliharaan a) Kerangka : 1) Bahan : bambu atau besi yang dicat anti karat. 2) Ukuran minimal : 1 m x 1 m x 1 m. 3) Bentuk : kubus atau kotak. b) Dinding: 1) Bahan : waring, plastik, pasangan bata. 2) Warna waring : hitam, hijau. 3) Warna plastik : putih atau transparan. c) Penutup: 1) Bahan : nilon, waring. 2 dari 6
2) Warna : hijau, hitam. 3) Ukuran : tergantung lebar wadah. d) Lantai : 1) Bahan : tembok. 2) Kemiringan : 1 % kearah pengeluaran air dilengkapi dengan lubang pemasukan dan pengeluaran air dengan pralon diameter 1 inci. 4.1.3 Benih Benih yang digunakan adalah percil keturunan pertama dari induk dasar dan atau induk penjenis. 4.1.4 Bahan (pakan, dan obat-obatan) a) Pakan : pakan buatan (pelet apung) dengan kandungan protein minimal 35%, lemak kurang dari 6 % (bobot kering). b) Obat-obatan : formalin, kalium permanganat, dan kapur (bila diperlukan). 4.1.5 Peralatan a) Peralatan lapangan : timbangan, hapa/waring, ember, lambit/serok. b) Pengukur temperatur : termometer 4.2 Proses produksi 4.2.1 Produksi kodok dewasa a) Kualitas air : 1) Suhu : 25 C sampai dengan 30 C. 2) Nilai ph : 6,5 sampai dengan 8,5. b) Padat tebar benih : maksimal 60 ekor/m 2. c) Bobot benih : minimal 5 g/ekor. d) Waktu pemeliharaan : maksimal 120 hari. e) Penggunaan bahan: 1) Pakan : pelet, dosis 5% sampai dengan 15 % dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian minimal 2 kali/hari. 2) Obat-obatan : kalium permanganat 1 mg/l sampai dengan 3 mg/l, formalin 25 ml/l dengan cara perendaman selama 24 jam. 3 dari 6
4.2.2 Produksi calon induk a) Kualitas air : 1) Suhu : 25 C sampai dengan 30 C. 2) Nilai ph : 6,5 sampai dengan 8,5. b) Padat tebar benih : maksimal 25 ekor/m 2.. c) Bobot benih : minimal 100 gram/ekor. d) Waktu pemeliharaan : maksimal 90 hari. e) Penggunaan bahan. 1) Pakan : pelet, dosis 3 % sampai dengan 5 % dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian minimal 2 kali/hari. 2) Obat-obatan : kalium permanganat 1 mg/l sampai dengan 3 mg/l, formalin 25 ml/l dengan cara perendaman selama 24 jam. 4.3 Pemanenan a) Sintasan kodok dewasa : minimal 60 % dengan bobot minimal 100 gram, calon induk : minimal 80 % dengan bobot minimal 300 gram/ekor. b) Mutu induk sesuai dengan SNI induk kodok lembu kelas induk pokok. 5 Cara pengukuran dan pemeriksaan 5.1 Cara menentukan umur Umur dihitung sejak telur menetas. 5.2 Cara menentukan kematangan gonad a) Kematangan gonad kodok jantan dilakukan dengan cara melihat secara morfologi, warna kulit sekitar kerongkongan lebih kuning dan suara yang terus menerus seperti suara sapi dan lebih agresif. b) Kematangan gonad kodok betina ditentukan dengan cara meraba perut yang membesar dan terasa lunak serta warna kulit sekitar kerongkongan lebih putih dan lebih jinak. 5.3 Cara mengukur panjang standar dan panjang kepala a) Pengukuran panjang standar dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal paha, menggunakan penggaris atau jangka sorong yang dinyatakan dalam satuan centimeter (Gambar 1). b) Pengukur panjang kepala dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung kepala, menggunakan penggaris atau jangka sorong yang dinyatakan dalam satuan centimeter (Gambar 1). 4 dari 6
5.4 Cara mengukur bobot tubuh Pengukuran bobot tubuh dilakukan dengan menimbang berat tubuh kodok per individu menggunakan timbangan yang dinyatakan dalam gram. 5.5 Cara memeriksa kesehatan a) Pengambilan contoh untuk pemeriksaan kesehatan ikan dilakukan secara acak dengan mengambil contoh sebanyak 1% dari populasi atau maksimal 10 ekor baik untuk pengamatan visual maupun mikroskopik. b) Pengamatan visual dilakukan untuk pemeriksaan adanya gejala penyakit dan kesempurnaan morfologi ikan. c) Pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium. 5.6 Cara memeriksa kemurnian kodok Pemeriksaan kemurnian kodok dilakukan dengan pengambilan contoh darah kodok yang diambil dari pembuluh darah pada paha atau badan dengan menggunakan alat suntik untuk pengujian elektrophoresis di laboratorium. 5.7 Cara pengukuran suhu Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer pada waktu pagi dan sore hari yang dilakukan di permukaan air dan dasar wadah. 5.8 Cara pengukuran ph air Pengukuran ph air dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, yang angkanya ditentukan berdasarkan kesesuaian warna terhadap standar warna derajat keasaman atau dengan menggunakan ph meter. 5.9 Cara menentukan dosis pakan Dosis pakan yang diperlukan per hari ditentukan dengan cara mengukur bobot rata-rata induk kodok (minimal 30 ekor induk kodok sampel) dikalikan jumlah populasi induk kodok yang ditebar dikalikan persentase pakan yang telah ditetapkan dalam satuan gram atau kilogram. 5.10 Cara menentukan sintasan Sintasan ditentukan dengan cara membandingkan jumlah induk kodok yang hidup pada saat panen dengan benih kodok yang ditebar dinyatakan dalam persen. 5 dari 6
Gambar 1 6 dari 6
6 dari 6