JSIKA Vol. 6, No. 8. Tahun???? ISSN X

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN) milik Indonesia yang bergerak di bidang telekomunikasi,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. waterfall. Metode waterfall yang digunakan terdapat dua tahap yaitu komunikasi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN...

3. BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Sistem Informasi

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS: PT.

JSIKA Vol. 5, No. 12. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... xxiv. DAFTAR LAMPIRAN... xxv BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xvi

JSIKA Vol. 5, No. 12, Tahun 2016 ISSN X

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. tahapan berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC), terdapat empat fase,

JSIKA Vol. 4, No. 1. Tahun 2015 ISSN X

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... xiii. DAFTAR ISI... xv. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR GAMBAR... xix. DAFTAR LAMPIRAN... xxiii BAB I PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. Klinik H2LC adalah klinik Aesthetic & Anti Aging yang berkonsisten

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB 2 LANDASAN TEORI Sistem Monitoring...

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. kegiatan perusahaan menjadi terganggu dalam pemenuhan permintaan barang

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN...

JSIKA Vol. 5, No. 12. Tahun 2016 ISSN X

DAFTAR ISI. ABSTRAK..vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL... xvi BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

JSIKA Vol. 5, No. 4. Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

JSIKA Vol. 5, No ISSN X

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xxiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang telah diperoleh dari hasil studi lapangan. Analisis sistem dilakukan dengan

JSIKA Vol. 4, No. 2. September 2015 ISSN X

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. Berdasarkan hasil survey, wawancara dan pengamatan yang dilakukan di

BAB I PENDAHULUAN. produksi per bulan mencapai 200 pcs untuk semua jenis produk.

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. atau masyarakat. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ

PEMBUATAN APLIKASI PENJUALAN KUE KERING BERBASIS WEB (STUDI KASUS INDUSTRI RUMAHAN WINDA)

BAB IV SISTEM DAN IMPLEMENTASI. Indonesia Tbk. diperoleh data secara langsung dari manager operasional yang

BAB IV METODE PENELITIAN. ditemukan solusi yang tepat sesuai dengan harapan pihak perusahaan.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... ix. DAFTAR ISI... x. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR TABEL... xxii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. inventaris. Divisi ini bertugas mengelola persediaan barang untuk seluruh sub unit kerja

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Tahap analisis sistem merupakansuatu proses untuk menganalisis dan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pengelolaan Bisnis Iklan Pada PT. Jawa Pos Koran Surabaya. Dalam melakukan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR... xiii. DAFTAR TABEL... xvii. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. departemen Health, Safety dan Environment (HSE) PT Bangun Sarana Baja,

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

JSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN Tujuan...

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. mempelajari serta memberikan solusi bagi masalah yang timbul. Permasalahan yang ada pada PT Istana Keramik Indah

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR TABEL... xviii BAB I PENDAHULUAN Perumusan Masalah...

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

JSIKA Vol. 5, No. 10, Tahun 2016 ISSN X

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. diberikan dari kerja praktek ini adalah proses entry data alat tulis kantor yang

JSIKA Vol. 5, No. 7, Tahun 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. PT. As Motor Sidoarjo merupakan dealer service motor di Jawa Timur

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. 2. Analisa permasalahan dan perancangan sistem

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

JSIKA Vol. 5, No. 12, Tahun 2016 ISSN X

DAFTAR ISI BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Tujuan...

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan hasil survey ke CV. Tiga Kurnia pada Bagian Produksi, selama

BAB I PENDAHULUAN. berakibat bahwa di suatu perusahaan yang barang penjualannya lengkap maka

BAB I PENDAHULUAN. juga memiliki keuntungan keuntungan lain yang mampu meningkatkan efisiensi

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR TABEL... xvi BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA COFFEE SHOP STUDI KASUS: KRAKATOA COFFEE AND GEMSTONE

SISTEM INFORMASI PENJUALAN ONLINE SEPATU PADA TOKO STARS SHOP MEDAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. System Development Life Cycle (SDLC) yang berfungsi untuk memberi gambaran

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR... xii. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN. penelitian terhadap aplikasi pencatatan history barang gudang pada PT. GRLJI.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dari tahapan SDLC (System Development Life Cycle). Untuk dapat menganalisis

BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Paramuda Tour & Transport mengalami penurunan pelanggan yang

BAB IV DISKRIPSI PEKERJAAN

PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN OBAT TERINTEGRASI ANTAR GUDANG FARMASI KESEHATAN DAN PUSKESMAS DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. diambil berdasarkan model waterfall yang meliputi komunikasi, perancangan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL. lunak. Dengan demikian pengujian black box memungkinkan perekayasa

BAB I PENDAHULUAN. Rental Daras Corporation adalah suatu rental mobil yang terletak Jl.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. Spesifikasi sistem yang ada pada Rancang Bangun Sistem Informasi Pengadaan

JSIKA Vol. 6, Nomor 2. Tahun 2017 ISSN X

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengalami evolusi. Berbagai aktivitas mengalami perubahan dari cara

JSIKA Vol. 5, No. 11, Tahun 2016 ISSN X

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA KANTOR DENTIST DENGAN MENGGUNAKAN METODE WATERFALL

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DATA INTERNAL MANAJEMEN PROYEK BERBASIS WEB PADA PT. XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI PERKERJAAN. Proses tersebut meliputi penawaran detil paket hosting yang dilakukan oleh

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vii. KATA PENGANTAR...viii. DAFTAR ISI...x. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xvi BAB I PENDAHULUAN...1

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Agar aplikasi berjalan sesuai harapan, dalam kegiatan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. strategi suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Adanya dukungan SI pada

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. distributor galvalum. Depo Galvalum terletak di Jl. Dr. Wahidin No.128A Sidoarjo.

Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity

Sistem Perwalian Online Mahasiswa Pada Program Pendidikan Jarak Jauh

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Bangun Sistem Informasi Penjualan Roti Menggunakan Web-Services. Sebelum

Transkripsi:

Rancang Bangun Sistem Informasi Persediaan Access Point berbasis Web pada PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V Wahyu Septiono Asmara Putra 1) Antok Supriyanto 2) Anjik Sukmaaji Program Studi/Jurusan Sistem Informasi STMIK STIKOM Surabaya Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298 Email : 1)wseptiono@gmail.com, 2)antok@stikom.edu, 3)anjik@stikom.edu Abstract: Access Point is a program of PT Telekomunikasi Indonesia in the field of improving the acceleration and expansion of Indonesia's economy, and also aims to catch up with technological development in Indonesia with other countries. Pengelolaann process inventory at Telkom access point that often occurs deficiencies and therefore can not serve the replacement of the access point that is damaged. To solve problems related to inventory access point then made the inventory information system access point. The system uses a method Reorder Point (ROP) to overcome supply shortage access point. The system includes recording made damaged access point, the access point ROP calculation and booking access point. Results of testing the inventory information system created access point can help facilitate Telkom Regional Division V to manage access point. With this system can connect Telkom Regional Division V and, with this access point management processes that previously have run out will be resolved by this system. In addition to the online system then management can access the system through some gadgets, such as the monitoring of the status of the access point, the calculation of ROP, and booking access point. Keywords: Inventory, application, Access Point, order Telkom Indonesia merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) milik Indonesia yang bergerak di bidang telekomunikasi, informasi, media, edutainment dan servis. Sebagai perusahaan telekomunikasi milik negara Telkom Indonesia berusaha untuk terus mengembangkan teknologi di Indonesia seiring perkembangan zaman. Dalam mengembangkan bisnis dan teknologi di Indonesia, Telkom Indonesia saat ini sedang fokusnya dalam menjalani program pengembangan teknologi terbarunya yaitu Indonesia Digital Network 2015 (IDN2015). Hal itu merupakan visi dalam upaya mendukung target percepatan dan perluasan perekonomian Indonesia, dan juga bertujuan untuk mengejar ketinggalan perkembangan teknologi Indonesia dengan negara lain. Kini telah banyak produk atau jasa yang dijual oleh Telkom Indonesia untuk medukung IDN2015, seperti akses internet yang terdapat di tempat edukasi dan tempat berkumpulnya komunitas masyarakat. Akses internet tersebut saat ini telah banyak terpasang di beberapa kota di Indonesia. Telkom Indonesia telah membagi tugas dalam melakukan pendisribusian access point demi menjaga kestabilannya. Pembagian tugas itu terbagi dalam 7 Divisi Regional, yaitu Regional I Sumatera, Regional II Jakarta, Regional III Jawa Barat, Regional IV Jawa Tengah & DI.Yogyakarta, Regional V Jawa Timur, Regional VI Kalimantan, dan Regional VII Indonesia bagian Timur. Untuk access point pada wilayah Regional V Jawa Timur dikelola oleh Telkom Indonesia yang berada di Surabaya. Telkom membentuk sebuah divisi khusus untuk mengelola access point yang berada pada cakupan masingmasing regional yaitu divisi Regional Operation Center (), bertugas untuk mengawasi dan mengelola persebaran access point yang ada di cakupan Telkom regional V. Access point yang saat ini terpasang pada daerah regional V tersebut terdapat 20260 buah access point yang aktif. Dari Seluruh access point Regional V yang ada, Telkom Indonesia telah membentuk sebuah bagian JSIKA Vol. 6, No. 8, Tahun????, ISSN 2338-137X Page 1

yang bertujuan untuk membantu melakukan manajemen inventori access point yang bernama Wilayah Telekomunikasi (). merupakan bagian yang bertanggung jawab penuh terhadap seluruh aspek bisnis Telkom di wilayah yang dikelola masingmasing. Untuk detail jumlah access point saat ini yang terpasang pada Regional V dapat dilihat pada tabel 1. No. Jumlah AP (Unit) 1. DENPASAR 7459 2. GRESIK 1061 3. JEMBER 2528 4. KEDIRI 1026 5. KUPANG 226 6. MADIUN 1216 7. MATARAM 901 8. SIDOARJO 1116 9. SINGARAJA 1657 10. SURABAYA 3061 11. WITEL JATIM SELATAN 9 TIMUR Total 20260 Sumber : PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional V Dari sekian banyak access point yang terpasang akan terjadi juga banyak nya kerusakan pada access point yang terpasang, dengan semakin banyak access point yang rusak maka pihak Telkom akan menerima banyak penggantian access point. Dengan banyaknya penggantian access point, Telkom harus selalu menyediakan stok access point yang selalu tersedia di gudang dan Regional. Dalam pengadaan access point PT. Telekomunikasi Indonesia memiliki beberapa masalah yang harus dikontrol dalam pengadaannya seperti kantor PT. Telekomunikasi Indonesia pada wilayah tertentu akan langsung memesan kepada kantor regional yang masuk dalam cakupannya, dalam pembahasan ini adalah kantor Regional V. Sebagai kantor regional harus selalu mengawasi persediaan access point yang dimiliki apabila saat kantor wilayah cakupannya membutuhkan access point yang dikarenakan kerusakan sehingga membutuhkan access point baru sebagai penggantinya. Jika gudang regional menemui adanya persediaan access point yang menipis maka akan memesan persedian ulang pada gudang pusat Jakarta. Untuk pengadaan access point membutuhkan waktu tunggu tiga sampai lima hari, disaat menunggu access point baru, tidak memiliki persediaan sisa yang cukup dan harus menggunakan persediaan cadangan untuk melakukan maintenance access point. Dari permasalahan di atas PT. Telekomunikasi Indonesia membutuhkan sebuah sistem yang dapat melakukan pengelolaan stok barang pada gudang PT. Telekomunikasi Regional V Indonesia sehingga persediaan tidak sampai habis. Untuk menyelesikan permasalahan tersebut, diusulkan pembuatan Sistem Informasi Persediaan access Point dengan menggunakan metode perhitungan Reorder point. Dengan menggunakan solusi tersebut diharapkan sistem dapat membantu menyediakan kebutuhan access point sehingga tidak terjadi kehabisan di witel maupun di regional V. METODE Pengembangan sistem adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah di perusahaan. (McLeod, 2007) Berdasarkan permasalahan yang sudah disebutkan dapat diselesaikan dengan membuat sistem informasi persediaan access point berbasis web pada PT. Telekomunikasi Indonesia yang dirancang menggunakan metode SDLC (Software Development Life Cycle) dengan model waterfall. SDLC merupakan suatu pendekatan yang sistematis dan berurutan pada pengembangan perangkat lunak. (Pressman, 2010) Analisis Sistem Dalam melakukan pengembangan perangkat lunak, hal pertama yang perlu dilakukan adalah identifikasi masalah yang terjadi sehingga menghasilkan data analisis permasalahan. Dari data analisis tersebut nantinya akan digunakan dalam membuat sebuah analisis kebutuhan dalam membuat perancangan sebuah sistem yang dapat memecahkan permasalahan tersebut: a) Identifikasi Masalah Dari identifikasi permasalahan yang dilakukan dengan wawancara dan observasi yang telah dilakukan. PT. Telkom Indonesia diketahui proses pemesanan access point yang dilakuan saat ini pada gambar 1: JSIKA Vol. 6, No. 8, Tahun????, ISSN 2338-137X Page 2

1. Membuat permintaan Access Point 4. Mengirimkan access point ke witel 2. Menerima request Access Point dari Respond Request Regional V 3. Menyetujui permintaan Access Point dari Respond Request 5. Membuat permintaan Access Point kepada Telkom Jakarta 6. permintaan Access Point dari Regional 5. Telkom Jakarta 7. Mengirim access point ke regional V Gambar 1 Proses Pemesanan Access Point PT. Telkom Indonesia Proses pemesanan pada witel dilakukan dengan mengirimkan permintaan kepada Telkom Regional V. Setelah menerima permintaan, menghitung terlebih dahulu jumlah persediaan pada gudang apabila mencukupi maka akan mengirimkan access point permintaan kepada witel yang bersangkutan. Apabila persediaan access point habis maka permintaan access point ditujukan kepada Telkom Jakarta. Untuk setiap pemesanan access point membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 5 (lima) hari. Pada saat menunggu access point datang sisa persediaan digunakan terus untuk penggantian hal ini menyebabkan persediaan access point digudang menjad habis pada akhirnya tidak dapat melakukan penggantian. b) Analisis Permasalahan Dari identifikasi masalah diatas, diketahui ketika melakukan pemesanan access point membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 5 (lima) hari yang di sisi lain terus mendapatkan laporan penggantian access point pelanggan. Hal ini menyebabkan persediaan access point akan habis dan tidak dapat melakukan penggantian. Permasalahan yang lain ketika terdapat permintaan access point, tetapi pihak sedang kehabisan persediaan dan harus menunggu persediaan dari Telkom Jakarta datang. Kedua masalah diatas mengakibatkan keterlambatan dalam penggantian access point customer yang berakibat terhadap kekecewaan pada pelayanan Telkom. c) Analisis Kebutuhan Sistem Berdasarkan analisis diatas maka dibuatlah sebuah sistem informasi persediaan access point dan laporan terkait access point, sistem yang dapat melihat data access point yang aktif dan perkembangan status access point, sistem yang dapat melihat sisa persediaan access point, menghitung access point rusak dan menghitung reorder point (ROP) access point, serta sistem pelaporan. Di sisi lain PT. Telkom Indonesia membutuhkan sistem yang dapat diandalkan ketersediaannya, dengan mengembangkan sistem berbasis web. Dengan demikian dapat memudahkan pengguna mengakses sistem kapan saja pada perangkat yang dimiliki masing-masing pengguna. Khususnya bagi yang tidak selalu berada pada kantor akan sangat membantu untuk melakukan pemantauan persediaan access point. Perancangan Sistem Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka membutuhkan sarana yang dapat memberi informasi persediaan access point, access point terpasang, access point rusak, dan perkembangan status access point. Yaitu sistem informasi persediaan access point pada PT Telkom Indonesia Divisi Regional V akan dibangun berbasis web dengan desain umum sistem yang dapat dilihat pada gambar 2. Input : - Data witel - Data access point - Data admin - Data access point rusak - Data permintaan access point - Data access point yang diterima Proses : - Pengelolaan access point - Pengelolaan persediaan access point - Permintaan access point - Penyediaan laporan Gambar 2 Desain Umum Sistem Output : - Laporan jumlah access point rusak per witel tiap periode - Laporan witel yang mengalami kerusakan access point paling banyak - Laporan jumlah permintaan access point per witel tiap periode - Laporan jenis access point yang sering mengalami kerusakan Pada sistem ini memiliki 4 pengguna berdasarkan fungsinya, yaitu, witel, dan Regional V. Pada tahap awal adalah tahap persiapan system, masing-masing admin melakukan input data master yang diperlukan untuk berjalannya system. Data yang diinputkan meliputi data karyawan, data pengguna, dan data witel. Langkah selanjutnya adalah dilakukan pemantauan terhadap access point yang telah terpasang apabila admin witel mendapat laporan access point rusak maka akan langsung dilakukan penggantian terhadap access point tersebut. Proses selanjutnya adalah pemantauan terhadap persediaan access point di gudang, apabila telah mencapai batas minimal maka witel akan melakukan pemesanan access point kepada Telkom Regional V. Pemesanan access point melalui form yang telah disediakan kemudian witel mengirimkan JSIKA Vol. 6, No. 8, Tahun????, ISSN 2338-137X Page 3

access point rusak sejumlah dengan access point yang hendak dipesan. Tahap selanjutnya adalah pemenuhan permintaan witel oleh Telkom Regional V. Alur serupa berlaku juga untuk Telkom Regional V apabila terjadi kekurangan persediaan. Hanya saja untuk Telkom Regional V memesan kepada Telkom Jakarta. Reorder Point Menurut Rangkuti (2007) Reorder point yaitu titik jumlah pemesanan kembali, dimana pesanan dilakukan apabila persediaan yang ada telah mencapai suatu titik tertentu. Reorder Point terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam stok berkurang terus. Dengan demikian kita harus menentukan berapa banyak batas minimal tingkat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama dalam waktu tenggang, mungkin dapat juga ditambah degan safety stock yang biasanya mengacu pada kemungkinan terjadinya kekurangan stok pada masa tenggang. Berikut adalah persamaan dari Reorder point : ROP = d x LT + SS d = kebutuhan konstan LT= Lead Time SS(Safety Stock) = batas titik aman persediaan Sebuah Physical Data Model atau PDM menggambarkan secara detail konsep rancangan struktur basis data yang dirancang untuk salah satu aplikasi. Struktur PDM merupakan proyeksi dari sistem data base yang akan digunakan pada database Sistem Persediaann Access Point pada Telkom Divre V. Pada PDM tergambar jelas tabel-tabel penyusun basis data beserta kolom-kolom yang terdapat pada setiap tabel sebagaimana terlihat pada Gambar 4 id transaksi asal transaksi tujuan transaksi merk transaksi jumlah transaksi tanggal transaksi status transaksi transaksi ap numeric(8,0) date serial ap nama ap nama lokasi witel program merk ap tipe ap mac address ip address kategori status nama email jabatan password master ap user id histori serial ap tanggal keterangan rusak ap baru histori ASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melalui tahapan analisis dan perancangan, maka akan diperoleh hasil penelitian berupa desain alir data dari sistem informasi persediaan access point pada PT Telkom Indonesia Divisi Regional V yang dibuat dengan gambar Data Flow Diagram (DFD) dan implementasi sistem. CDM & PDM Sebuah Conceptual Data Model atau CDM menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang untuk salah satu sistem yang akan dibuat pada Telkom regional V sebagaimana terlihat pada Gambar 3 id order tanggal order merk order tujuan order jumlah order status order order date numeric(8,0) id rop tanggal rop merk rop jumlah rop ROP date numeric(8,0) Gambar 4. PDM Data Flow Diagram (DFD) DFD kebanayakan digunakan untuk menggambarkan sisstem yang akan dikembangkan secara logika berupa simbolsimbol yang mewakilinya. (Kendall & Kendall, 2003) Pembuatan DFD untuk menentukan proses yang alir data sistem informasi persediaan access point pada PT Telkom Indonesia Divisi Regional V, maka dibuatlah suatu rancangan context diagram dengan 4 (empat) External Entity yaitu,, dan. Adapun gambar context diagram dapat dilihat pada Gambar 5. JSIKA Vol. 6, No. 8, Tahun????, ISSN 2338-137X Page 4

notifikasi perubahan status AP terpasang data user baru data menu pendaftaran user data menu daftar user Data User data menu order AP data order AP halaman admin sistem Form pendaftaran user Daftar User Halaman SPV form order AP notifikasi order berhasil notifikasi perubahan status AP rusak data perhitungan ROP AP 0 daftar AP form input AP halaman admin witel Sistem Informasi Persediaan Access Point berbasis Web pada Telkom Regional V + data order AP data menu order AP data menu pesan masuk order AP data menu persediaan AP Gambar 5 Context Diagram data menu input AP data AP data menu daftar AP data menu AP kosong baru data AP baru data history permintaan AP data menu AP rusak data AP rusak daftar AP order masuk AP notifikasi order berhasil form order AP halaman manager roc Context diagram diatas mempunyai suatu level/tingkatan desain yang disebut data flow diagram. Aliran data pada DFD merupakan desain sistem yang lebih detil berdasarkan proses dari context diagram. Untu setiap tingkatan DFD dapat dilihat pada penjelasan di bawah. a) DFD level 0 fungsi cek hak akses Merupakan penggambaran dari proses yang digunakan untuk memeriksa hak akses yang terbagi menjadi 4 (empat) otorisasi yang terdaftar pada aplikasi monitoring status AP ini. Dapat dilihat pada gambar 6. [data menu input AP] [data AP] data ap 2 Input AP data ap [daftar AP] [form input AP] 2 master ap Gambar 7 DFD Level 0 Fungsi Input AP c) DFD level 0 Fungsi Penggantian Status AP Fungsi penggantian AP meliputi penggantian status AP baru dan penggantian status AP rusak yang rusak. Dapat dilihat pada gambar 8. [data menu daftar AP] [data menu AP rusak] [data menu AP kosong baru] [data AP rusak] [data AP baru] 2 master ap data ap 3 Penggantian status AP + data penggantian ap 3 histori [notifikasi perubahan status AP terpasang] daftar AP [notifikasi perubahan status AP rusak] Gambar 8 DFD Level 0 Fungsi Penggantian Status AP d) DFD Level 0 fungsi Perhitungan ROP Fungsi ini dilakukan ketika hendak melakukan pemesanan Access Point. Dapat dilihat pada gambar 9. [data history permintaan AP] 4 Perhitungan ROP [data perhitungan ROP AP] [] [] [] [] 1 [halaman admin sistem] [halaman admin witel] 4 ROP data rop [] [] [] [] Cek hak akses [halaman manager roc] [Halaman SPV ] 1 User Gambar 6 DFD level 0 Fungsi Cek Hak Akses b) DFD level 0 fungsi input AP Fungsi ini berfungsi untuk menginputkan data access point baru yang diterima. Access point yang baru diterima akan diinputkan ke sistem melalui admin. Dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 9 DFD Level 0 Fungsi Perhitungan ROP e) DFD Level 0 fungsi Order AP Pada fungsi ini Pengguna akan melakukan order apabila persediaan access point sudah mencapai titik minimal. Order yang dilakukan berdasarkan angka ROP yang telah dihitung oleh sistem. Dapat dilihat pada gambar10. [data menu order AP] [data order AP] 5 Order AP [notifikasi order berhasil] [form order AP] [form order AP] [data menu order AP] [data order AP] [notifikasi order berhasil] data order ap JSIKA Vol. 6, No. 8, Tahun????, ISSN 2338-137X Page 5 5 order ap Gambar 10 DFD Level 0 Fungsi Order AP

f) DFD Level 0 fungsi Konfirmasi order AP Fungsi ini dilakukan apabila manager menerima order AP dari witel, setelah konfirmasi dilakukan maka manager akan mengirimkan access point kepada witel sesuai permintaan. Dapat dilihat pada gambar 11. [data menu pesan masuk order AP] 6 [order masuk AP] Konfirmasi [data menu persediaan AP] order AP konfirmasi order 5 order ap [daftar AP] Gambar 13 Penggantian Access Point Gambar 11 DFD Level 0 Fungsi Konfirmasi Order AP Implementasi Pada implementasi sistem informasi persediaan access point pada PT Telkom Indonesia Divisi Regional V menghasilkan tampilan dari sistem informasi yang telah dibangun yaitu: a) Login Pada halaman ini pengguna menggunakannya untuk melakukan otentikasi agar dapat memiliki hak akses terhadap sistem. Dengan menginputkan username dan password pada halaman login, maka sistem akan melanjutkan pada halaman utama masingmasing pengguna. Apabila salah maka pengguna harus menginputkan ulang. Dapat dilihat pada gambar 12. c) Pemantauan Access Point Manajer witel memiliki hak untuk memantau access point yang berada pada cakupannya. Terdapat 3 kategori access point yang dapat dilihat yaitu Access Point baru, terpasan dan rusak. Dapat dilihat pada gambar 12. Gambar 12 Pemantauan Access Point d) Pemantauan Histori Merupakan halaman yang dapat dilakuan oleh manager yang terdapat fungsi untuk melihat histori kerusakan dan histori pemesanan access point.. Dapat dilihat pada gambar 13. Gambar 12 Login b) Penggantian Access Point Pada halaman ini digunakan oleh admin gudang witel untuk mengganti status access point yang rusak beserta access point untuk penggantinya. Dapat dilihat pada gambar 13. Gambar 13 Pemantauan Histori JSIKA Vol. 6, No. 8, Tahun????, ISSN 2338-137X Page 6

e) Perhitungan ROP Merupakan halaman yang dapat diakses oleh manajer. Pada halaman ini terdapat fungsi untuk menghitung jumlah ROP access point setiap merk. Reorder point yaitu titik jumlah pemesanan kembali, dimana pesanan dilakukan apabila persediaan yang ada telah mencapai suatu titik tertentu (Rangkuti, 2007). Dapat dilihat pada gambar 14. Gambar 14 Perhitungan ROP f) Pemesanan Access Point Pada halaman pemesanan access point terdapat dapat diakses oleh manajer yaitu pemesanan terhadap masing-masing merk access point, pemesanan tidak harus dilakukan empat merk sekaligus, pemesanan dapat dilakukan pada merk tertentu dengan memberikan nilai nol pada merk yang tidak ingin dipesan. Dapat dilihat pada gambar 15. Gambar 15 Pemesanan Access Point KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan pembuatan, uji coba dan evaluasi pada Sistem Informasi persediaan access point pada Telkom Divre V maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Sistem informasi persediaan access point dapat membantu pelanggan dalam melakukan pengelolaan persediaan access point pada Telkom Dire V, terbukti pada uji coba pengguna terhadap admin gudang dapat dilihat dari nilai rata-rata index sebesar 86,70%. Uji coba pengguna ini menunjukkan pelanggan telah setuju bahwa sistem dapat mempermudah pendataan penggantian access point. Pada uji coba pengguna terhadap Manajer dapat dilihat dari nilai rata-rata index sebesar 82%. Uji coba ini menunjukkan Manajer telah setuju bahwa sistem dapat memudahkan pengelolaan dan pemantauan access point. Hal ini menunjukkan bahwa manajer Telkom Divre V setuju bahwa sistem dapat mempermudah penanganan access point rusak dan order access point dengan menggunakan sistem yang terintegrasi. Sehingga dengan solusi yang telah diberikan oleh sistem maka tidak ada lagi masalah.keterlambatan penggantian access point yang dikarenakan ketidaktersediaan access point untuk penggantian dan order access point menjadi semakin mudah dengan satu sistem. Dalam pengembangan sistem informasi persediaan access point ini, dapat diajukan beberapa saran, yaitu: 1. Sistem dapat dilengkapi dengan fitur tracking pengiriman access point untuk memudahkan memprediksi kapan access point dapa diterima. 2. Sistem dapat dikembangkan dengan menambahkan fitur Short Message Service (SMS) atau pesan singkat yang dikirim ke telepon genggam pengguna untuk memudahkan notifikasi. RUJUKAN McLeod, R. dan P. Schell, George. (2007). Management Information System. University of Virginia: Pearson/Prentice Hall Pressman, R. S. (2005). Software Engineering A Practitioner's Approach (6th ed.). New York: McGraw- Hill Companies, Inc. Kendall, K. E., & Kendall, J. E. (2003). Analisis dan Perancangan Sistem, Edisi Ke 5. Jakarta: PT. Prenhallindo. Rangkuti, Freddy. (2007). Manajemen Persediaan. Jakarta: Rajawali Pers. JSIKA Vol. 6, No. 8, Tahun????, ISSN 2338-137X Page 7