BAB III METODE PENELITIAN. Anatomi, Histologi, Bedah, Farmakologi, dan Patologi Klinik. b. Pengambilan serum dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup, Tempat dan Waktu Penelitian. 2. Ruang lingkup tempat : Laboratorium Biologi Universitas Negeri

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN. Tempat : Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada ilmu Farmakologi dan Biokimia.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Biokimia dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang farmakologi.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, Ilmu Farmakologi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Histologi, Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Anestesiologi. proposal disetujui.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Gizi dan Biokimia.

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Biokimia.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Biomedik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pusat Studi Pangan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Histologi, Mikrobiologi, dan Farmakologi.

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia. pembuatan pakan. Analisis kadar malondialdehida serum dilakukan di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup ruang ilmu : Anestesiologi,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN. hewan coba tikus Wistar menggunakan desain post test only control group

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. imunologi, farmakologi dan pengobatan tradisional. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kedokteran forensik dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang keilmuan mikrobiologi, imunologi, farmakologi, dan pengobatan tradisional.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi dan Mikrobiologi Fakultas

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, Ilmu Patologi Anatomi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran

BAB IV METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN Jenis dan rancangan penelitian. pretest postest randomized controlled group design. Dua kelompok penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test with

BAB IV METODA PENELITIAN. designs) dengan rancangan randomized post-test control group design, 56 yang

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Medikolegal, Ilmu Kejiwaan, dan Ilmu Farmakologi. Semarang (UNNES) untuk pengandangan hewan coba, ekstraksi bahan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu farmakologi khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian post test only controlled group design. Universitas Lampung dalam periode Oktober November 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancanganpost-test control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu farmakologi dan imunologi.

III. METODE PENELITIAN. pendekatan Pre test - Post Test Only Control Group Design. Perlakuan hewan coba dilakukan di animal house Fakultas Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian eksperimental laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Anatomi, Histologi, Bedah, Farmakologi, dan Patologi Klinik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan terhadap hewan coba dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. b. Pengambilan serum dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. c. Pemeriksaan kadar bilirubin dilakukan di laboratorium swasta di Yogyakarta. d. Penelitian dan pengumpulan data berlangsung pada bulan Maret Mei 2016. 3.3 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan Post-Test Only Control Group Design menggunakan hewan coba tikus Wistar sebagai obyek penelitian. Penelitian ini menggunakan 3 kelompok yang dirandomisasi sederhana, yaitu kelompok kontrol (dilakukan ligasi duktus 48

koledokus), kelompok perlakuan 1 (dilakukan ligasi duktus koledokus diikuti administrasi UDCA tunggal), dan kelompok perlakuan 2 (dilakukan ligasi duktus koledokus diikuti administrasi kombinasi UDCA-Glutathione). Penilaian dilakukan dengan membandingkan kadar bilirubin total dan bilirubin direk pada serum kelompok perlakuan dan kontrol. Penelitian tidak diawali dengan pra tes karena dibuat asumsi seluruh tikus Wistar normal pada kondisi pra ligasi dan memiliki kadar bilirubin total dan direk di serum yang serupa. K O S A P1 O P2 O Gambar 1. Rancangan Penelitian S : Sampel A R K : Aklimatisasi : Randomisasi sederhana : Kontrol. Tikus Wistar jantan yang dilakukan ligasi duktus koledokus dan diberi pakan standar secara ad libitum selama 21 hari. Pada hari ke-22 seluruh tikus dilakukan pengambilan sampel serum. 49

P1 : Perlakuan 1. Tikus Wistar jantan yang dilakukan ligasi duktus koledokus, diberi pakan standar secara ad libitum, dan diberi UDCA per oral dengan dosis 20 mg dengan bantuan sonde. Pemberian UDCA dilakukan selama 21 hari berturut-turut. Pada hari ke-22 seluruh tikus dilakukan pengambilan sampel serum. P2 : Perlakuan 2. Tikus Wistar jantan yang dilakukan ligasi duktus koledokus, diberi pakan standar secara ad libitum, dan diberi kombinasi UDCA-Glutathione. UDCA diberikan per oral dengan dosis 20 mg dengan bantuan sonde. Glutathione diberikan melalui injeksi intramuskular dengan dosis 15 mg. Glutathione diberikan bersamaan dengan pemberian UDCA. Pemberian kombinasi UDCA-Glutathione dilakukan selama 21 hari berturut-turut. Pada hari ke-22 seluruh tikus dilakukan pengambilan sampel serum. O : Post-Test. Serum tikus diambil untuk dilakukan pengukuran kadar bilirubin direk dan kadar bilirubin total pada hari ke-22. 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Target Populasi target pada penelitian ini adalah tikus Wistar jantan. 50

3.4.2 Populasi Terjangkau Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah tikus Wistar yang dipelihara di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 3.4.3 Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dari populasi terjangkau secara acak dan memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan dropout. 3.4.3.1 Kriteria Inklusi 1) Tikus Wistar jantan 2) Usia 2-3 bulan 3) Berat Badan 200-250 g 4) Sehat dan aktif 3.4.3.2 Kriteria Eksklusi 1) Terdapat kecacatan anatomis 3.4.3.3 Kriteria Dropout 1) Mati selama adaptasi dan perlakuan 2) Selama perlakuan mengalami infeksi luka operasi 3.4.4 Cara Sampling Sampling pada penelitian ini dilakukan secara randomisasi atau acak. 51

3.4.5 Besar Sampel Penelitian besar sampel minimal yang digunakan menurut Institutional Animal Care and Use Comitee Guidebook dan World Health Organization (WHO) adalah 5 ekor tiap kelompok dengan menganut prinsip 3R (Replacement, Reduction and Refinement). 51 Berdasarkan hal tersebut, jumlah sampel yang digunakan adalah 15 ekor tikus Wistar jantan, dengan 5 ekor tikus tiap kelompok perlakuan. Sedangkan untuk mengantisipasi tikus yang dropout, tiap kelompok perlakuan ditambah satu ekor tikus hingga jumlah sampel 18 ekor. 3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas Variabel bebas penelitian ini adalah UDCA per oral dosis 20 mg dan glutathione intramuskular dosis 15 mg selama 21 hari. 3.5.2 Variabel Tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar bilirubin direk dan kadar bilirubin total serum tikus Wistar. 52

3.6 Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional Jenis Variabel Definisi Operasional Skala Variabel Penelitian Bebas UDCA dosis Asam empedu hidrofilik yang Nominal tunggal pada dosis 15 mg/kgbb digunakan untuk terapi kolestasis pada manusia (per oral). Bila dilakukan konversi dosis manusia ke dosis tikus dengan tabel konversi dosis Pages and Barnes, didapat dosis 20 mg untuk tikus. UDCA diberikan per oral dengan bantuan sonde 1x/hari selama 21 hari. Glutathione Suplementasi antioksidan yang Nominal dosis tunggal digunakan untuk mengatasi (Tationil stress oksidatif pada hepatosit. Milan ) Sediaan pada manusia adalah 600 mg dalam 4 ml. Bila dilakukan konversi dosis manusia ke dosis tikus dengan tabel konversi dosis Pages and Barnes, didapat dosis 15 mg (0,1 ml) untuk tikus. 53

Glutathione diberikan secara intramusukular bersamaan dengan pemberian UDCA. Glutathione diberikan 1x/hari selama 21 hari. Tergantung Kadar bilirubin Kadar bilirubin direk dan Rasio direk dan bilirubin total didapat dari bilirubin total pengukuran AutoAnalyzer serum serum tikus dengan reagen Diazo. Kadar normal bilirubin total serum tikus Wistar jantan usia 8-16 minggu adalah 0,05-0,15 mg/dl. Kadar normal bilirubin direk serum tikus Wistar jantan usia 8-16 minggu adalah 0,03-0,05 mg/dl. 52 3.7 Cara Pengumpulan Data 3.7.1 Bahan 1. Makanan dan minuman standar hewan percobaan 2. Tikus strain Wistar jantan 3. Bahan pengukuran kadar bilirubin total dan bilirubin direk serum tikus Wistar dengan spektrofotometer 4. UDCA 54

5. Glutathione 6. Ketamin hidroklorida 7. Silk 4,0 8. Ibuprofen 9. Sefotaksim 3.7.2 Alat 1. Kandang hewan coba 2. Timbangan duduk dan timbangan neraca 3. Sonde lambung 4. Alat bedah hewan percobaan: scalpel, pinset, gunting, jarum, meja lilin 5. Alat untuk mengambil serum darah tikus 6. Alat untuk mengukur kadar bilirubin direk dan bilirubin total serum darah tikus 7. Alat tulis 3.7.3 Jenis Data Data yang diambil adalah data primer yaitu dari pembacaan kadar bilirubin total dan bilirubin direk berdasarkan hasil pengukuran AutoAnalyzer dengan reagen Diazo serum kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol. 55

3.7.4 Cara Kerja Cara kerja dalam penelitian meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Sampel (18 ekor tikus Wistar jantan) diadaptasi dan diberi pakan dan minum standar secara ad libitum selama 2 hari di laboratorium. 2) Sampel (18 ekor tikus Wistar jantan) dikelompokkan dengan teknik randomisasi acak sederhana menjadi 3 kelompok (masingmasing kelompok berjumlah 6 ekor tikus), yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1, dan kelompok perlakuan 2. 3) Seluruh tikus pada tiap kelompok dilakukan operasi pengikatan atau ligasi pada duktus koledokus. Sebelum dilakukan operasi tikus diberi antibiotik sefotaksim dengan dosis 18 mg intravena kemudian tikus diberi anestesi ketamin hidroklorida dengan dosis 0,5 ml (25 mg) intramuskular. Selanjutnya dilakukan laparotomi, dalam kondisi aseptik dilakukan pengikatan pada duktus koledokus tikus. Ikatan dilakukan dengan benang silk 4,0. Setelah itu diberi analgesia pasca operasi Ibuprofen 7 mg per oral selama 3 hari berturut-turut untuk meringankan nyeri. 4) Pemberian UDCA dengan dosis 20 mg per oral satu hari setelah operasi. Dosis ditentukan berdasarkan penelitian sebelumnya (dosis manusia 15 mg/ kgbb) dan dosis konversi menurut tabel 56

konversi Pages dan Barnes (dosis manusia 70 kg dikonversi ke dosis tikus). UDCA diberikan 1x/hari selama 21 hari. 5) Pemberian glutathione dengan dosis 15 mg (0,1 ml) diberikan secara intramuskular satu hari setelah operasi. Dosis ditentukan berdasarkan penelitian sebelumnya (dosis manusia 600 mg dalam 4 ml) dan dosis konversi menurut tabel konversi Pages dan Barnes (dosis manusia 70 kg dikonversi ke dosis tikus). Glutathione diberikan 1x/hari selama 21 hari. 6) Kelompok kontrol, tikus Wistar jantan yang telah dilakukan ligasi duktus koledokus diberi pakan dan minum standar ad libitum selama 21 hari. 7) Kelompok perlakuan 1, tikus Wistar jantan yang telah dilakukan ligasi duktus koledokus diberi UDCA per oral dengan dosis 20 mg dengan bantuan sonde. Pemberian UDCA dilakukan 1x/hari selama 21 hari berturut-turut. 8) Kelompok perlakuan 2, tikus Wistar jantan yang telah dilakukan ligasi duktus koledokus diberi UDCA dengan dosis 20 mg diberikan secara per oral dengan bantuan sonde serta diberi glutathione dengan dosis 15 mg diberikan secara intramuskular 1x/hari selama 21 hari berturut-turut. Glutathione diberikan bersamaan dengan pemberian UDCA. 57

Pada hari ke 22 setelah selesai pemberian perlakuan, semua hewan percobaan diambil darahnya dari vena retroorbital (mata). Spesimen darah kemudian dilakukan sentrifugasi untuk mendapat serum darah. Seluruh tikus diterminasi dengan anestesi overdosis ether. Serum dimasukkan ke dalam tabung sampel tanpa antikoagulan (1 cc) dan dibekukan sempurna untuk ditransportasi ke laboratorium swasta di Yogyakarta. Serum darah dijaga supaya tidak terkena paparan cahaya matahari. Serum darah tikus kemudian dilakukan pemeriksaan kadar bilirubin direk dan bilirubin total dengan metode AutoAnalyzer reagen Diazo. 58

3.8 Alur Penelitian 18 ekor tikus Wistar jantan Aklimatisasi 2 hari Ligasi duktus koledokus Kelompok Kontrol Pakan standar secara ad libitum + UDCA dosis 20 mg per oral selama 21 hari berturutturut Pakan standar secara ad libitum + UDCA dosis 20 mg per oral + Glutathione 15 mg secara intramuskular selama 21 hari Pada hari ke-22 diambil serumnya untuk diamati kadar bilirubin direk dan bilirubin total, serta diterminasi dengan cara anestesis overdosis eter Analisis data Gambar 2. Alur Penelitian 59

3.9 Analisis Data Data yang terkumpul diolah melalui proses editing, coding, entrying dan cleaning data, lalu data dianalisis secara statistik dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Penentuan uji hipotesis yang digunakan melalui langkah-langkah berikut: Menentukan variabel yang dihubungkan: variabel yang dihubungkan pada penelitian adalah nominal (pemberian UDCA 20 mg dan Glutathione 15 mg) dengan numerik (kadar bilirubin direk dan bilirubin total serum tikus) Menentukan jenis hipotesis: hipotesis komparatif Menentukan skala variabel masalah: numerik Menentukan jumlah kelompok: 3 kelompok (>2 kelompok) Dari langkah-langkah tersebut didapat uji hipotesis yang tepat adalah uji one way ANOVA untuk data yang memenuhi syarat (distribusi dan varians data harus normal) dan uji Kruskal Wallis untuk data yang tidak memenuhi syarat. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji normalitas dan uji varians. Nilai p>0,05 pada uji normalitas menandakan distribusi ketiga kelompok data normal. Nilai p>0,05 pada uji varians menandakan varians data sama. Data hasil pemeriksaan kadar bilirubin total dan bilirubin direk memiliki distribusi yang tidak normal sehingga dilakukan transformasi data. Setelah 60

dilakukan transformasi data, didapatkan distribusi tetap tidak normal. Varians data hasil pemeriksaan kadar bilirubin total dan bilirubin direk sama. Kesimpulan yang diambil adalah data tidak memenuhi syarat (distribusi tidak normal) sehingga dilakukan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann- Whitney untuk analisis Post-Hocnya. 53 Hasil dari uji Kruskal Wallis disajikan dalam bentuk tabel yang terdiri atas jumlah subjek, nilai median, nilai minimum, nilai maksmimum, rerata, simpang baku, dan nilai p tiap kelompok. Hasil dari uji Post-Hoc Mann-Whitney disajikan dalam bentuk tabel komparasi antar kelompok. 3.10 Jadwal Penelitian Tabel 2. Jadwal Penelitian Kegiatan Studi Literatur Survei Laboratorium Penulisan Proposal Seminar Proposal Revisi Proposal Penelitian Analisis data dan Evaluasi Penulisan Laporan Seminar Laporan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 61

3.11 Etika Penelitian Penelitian ini telah mendapatkan Ethical Clearance dengan nomor 572/EC/FK-RSDK/2016 dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Penelitian ini telah mendapatkan izin dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpatu Universitas Gadjah Mada (LPPT-UGM) Bidang Layanan Penelitian Pra-Klinik dan Pengembangan Hewan Percobaan. 62