PENGARUH LAMA JEMUR PAGI TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN LANSIA DI RUANG GERIATRI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

Kisi-kisi Mid pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar. manusia yang termasuk kedalam kebutuhan dasar dan juga

PENGARUH TERAPI MUSIK JAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT INSOMNIA PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA MAGETAN SKRIPSI

Matahari memungkinkan adanya siklus hujan,penentu cuaca dan iklim.

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien hospitalisasi (Abolhassani et al., 2006; Daneshmandi et al., 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi secara

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia melakukan pekerjaan yang berbeda setiap harinya,

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. organ, khususnya mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah (America

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

EFEKTIVITAS TERAPI GERAK TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pekerja kesehatan rumah sakit yang terbanyak adalah perawat yang berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

HUBUNGAN KEBIASAAN MANDI AIR HANGAT DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR PADA USIA LANJUT DI DESA CANDEN KRAJAN KALIKOTES KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan dapat menyebabkan sulit tidur (Potter dan Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Insomnia merupakan gangguan tidur yang terjadi pada jutaan orang di

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998 yang termuat

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan merupakan salah satu struktur

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. optimal bagi manusia. Maslow dalam teori kebutuhan dasar manusia, membagi

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN TERAPI MANDI AIR HANGAT SEBELUM TIDUR DENGAN PENURUNAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI DESA TANJUNGAN WEDI KLATEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Andropause merupakan sindrom pada pria separuh baya atau lansia dimana

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi jaringan tubuh. Salah satu teori penuaan menyebutkan bahwa sel sel

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penderita gagal ginjal kronik menurut estimasi World Health Organization

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jam kerja tidak normal dengan sistem kerja shift. Menurut ILO (2003)

PERSEPSI PERAWAT TENTANG TERAPI BERMAIN DIRUANG ANAK RSUP DOKTER KARIADI SEMARANG

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi dan pasar bebas WTO (World Trade Organization)

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. 11% dari seluruh jumlah penduduk dunia (± 605 juta) (World Health. meningkat menjadi 11.4% dibandingkan tahun 2000 sebesar 7.4%.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

BAB I PENDAHULUAN. jam kerja secara bergilir biasa disebut dengan kerja shift.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

FIRMAN FARADISI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

Transkripsi:

PENGARUH LAMA JEMUR PAGI TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN LANSIA DI RUANG GERIATRI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Disusun sebagai salah satu syarat melakukan penelitian OLEH: Yayuk Wijayanti NIM : G2A216056 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maju dengan penduduk berstruktur lanjut usia. Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2004 sebesar 16.522.311 jiwa, pada tahun 2006 sebesar 17.478282 jiwa, pada tahun 2008 sebesar 19.502.355 sekitar 8,55% dari total penduduk Indonesia sebesar 228.018.900 jiwa. Sedangkan tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia sekitar 28 juta jiwa (Menkokesra, 2008). Negara Indonesia adalah negara yang padat penduduk, menduduki peringkat ke 4 terpadat dengan jumlah 200 juta jiwa pada tahun 2000, sekitar 75 % aau 15 juta jiwa merupakan lansia. Untuk area Jawa Tengah memiliki prosentasi tinggi penduduk lansianya sekitar 9,77 pada tahun 2009 lebih tinggi dibandingkan data dari lansia Nasional yang berjumlah 7.88 (Depkes,2009). Bertambahnya jumlah lansia di Indonesia sedikit banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik dari segi fisik, mental dan ekonomi negara. Pada kelompok lansia akan lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit yang disebabkan dari perubahan dan penurunan fungsi organnya. Penurunan fungsi ini juga akan berpengaruh pada kondisi mental dan psikososial lansia. Peran serta keluarga dalam membantu aktivitas lansia sangat di perlukan dalam kehidupan lansia. Penurunan 1

2 fungsi organ juga mempengaruhi pola tidur lansia dengan adanya gangguan tidur (Rafknowledge, 2004) Prevelensi insomnia di setiap tahun meningkat di dunia sekitar 20%-40% sedangkan sekitar 17% mengalami gangguan tidur lebih serius (Japardi,2002). Data tahun 2004 dari US Census Bureu, International Data Base tahun 2004 menunjukan angka sekitar 28 juta jiwa dari total 238 jiwa atau sekitar 10% jiwa mengalami Insomnia. Gangguan tidur memiliki berbagai macam penyebab, menurut data dari International Sleep Disorder menyebutkan bahwa penyakit asma (61%-74%), gangguan pusat pernafasan (40%-50%), kram kaki pada malam hari (16%), Psichopysiological (15%), sindrom kaki gelisah (5%15%), ketergantungan alkohol (10%), sindrom terlambat tidur (5%-10%), pelupa atau pikun (5%), stres (65%), gangguan perubahan jadwal tidur (2%-5%), sesak saluran nafas (1%-2%), penyakit lambung (0,7%), mendadak tidur (0,03%-0,16%) (Handayani,2008). Data dari Depkes menunjukan bahwa lansia yang mengalami gangguan tidur sekitar 750 jiwa pertahun. Sedangkan gangguan tidur yang paling sering ditemukan adalah insomnia. Sekitar 35%-45 % pertahun lansia melaporkan adanya gangguan tidur sekitar 25 % dengan tingkat gangguan tidur serius. Pada tahun 2009 presentasi gangguan tidur menjadi tinggi pada lansia mencapai angka 50 % (Depkes RI, 2010). Menurut altemus et al (2008) menunjukan bahwa kurangnya durasi tidur mempengaruhi lambatnya pemulihan dan penyembuhan luka.

3 Penelitian ini juga menunjukan ada hormon sitokinin yang mampu meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, yang menurun jika kurang tidur atau mengalami kualitas tidur yang buruk. Kegemukan atau obesitas juga dialami oleh seseorang yang memiliki kualitas tidur buruk (cauter, 2005) karena meningkatnya hormon leptin dan ghrelin yang mengatur nafsu makan. Dalam penelitian dettoni et al 2012 menyatakan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan kadar hormon stres kortisol dan adrenalin sehingga mengurangi kemampuan terhadap antigen. Karena dalam kualitas tidur yang baik mampu mengatifkan growth hormon (GH), pada saat seseorang memiliki kualitas tidur yang buruk maka hormon nocturnal melatonin akan di tekan sehingga melemahkan sistem imun tubuh dan peningkatan resiko infeksi (blask, 2006). Lebih buruk lagi, buruknya kualitas tidur secara terus menerus akan meningkatkan resiko kematian. Beberapa sumber jurnal menyatakan ada beberapa metode untuk meningkatkan kualitas tidur seseorang antara lain adalah dengan terapi relaksasi (Setyo Purwanto, 2008). Ada pula yang mengemukakan dengan terapi musik, sampai berwudhu sebelum tidur. Pada penelitian yang lain seperti yang dilakukan oleh Ni Made Hindri menyatakan bahwa penanganan masalah tidur bisa dengan farmakologi dan non farmakologi. Untuk penanganan farmakalogi menggunakan obat obatan golongan Benzodiazepin dan golongan non benzodiazepine. Pada penelitian Marhamah syarif di tahun 2016 mengambil judul Pengaruh Terapi Air Hangat pada Kualitas tidur lansia berpendapat

4 bahwa merendam kaki dengan air hangat sebelum tidur mampu meningkatkan 15% kualitas tidur pada lansia. Sumber hangat lain selain pada air bisa di dapat dari sinar matahari. Sinar matahari sangat bermanfaat sebagai sumber energi utama untuk mengubah provitamin D menjadi vitamin D (Desyanaputri, 2011). Vitamin D tidak hanya bermanfaat pada tulang saja melainkan dapat berperan dalam mencegah beberapa penyakit yang mematikan salah satunya adalah vein thromboses atau penggumpalan darah di kaki. Salah satu cara mendapatkan sinar matahari adalah dengan berjemur selama kurang lebih 30 menit dalam setiap hari (Markus, 2008) Manfaat sinar matahari pagi antara lain adalah menurunkan kadar gula darah karena sinar matahari akan memberikan kemudahan dalam proses penyerapan glukosa masuk dalam sel tubuh, meningkatkan kekebalan tubuh karena sinar matahari akan menambah sel darah putih terutama limfosit yang meningkatkan produksi gamma globulin yang memicu peningkatan antibodi yang menghasilkan penawar infeksi dan pembunuh bakteri (Markus, 2008) Manfaat sinar matahari pagi bisa mengaktifkan hormon-hormon diatas khususnya melatonin dan enkephalin yang bisa meningkatkan kualitas tidur pada lansia. Paparan sinar matahari kurang lebih 1-2 jam dari jam 6-8 pagi masih memiliki manfaat untuk mengaktifkan hormon-hormon diatas. Setidaknya rasa nyaman dan berkurangnya nyeri dari hormon

5 endrofin pada saat jemur pagi dari pasien lansia mampu meningkatkan kualitas tidur lansia. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai Apakah Ada Pengaruh Lama Jemur Pagi Terhadap Kualitas Tidur Pasien Lansia Diruang Geriatri Lantai 1 RSUP Dr. Kariadi Semarang B. Perumusan Masalah Hasil observasi diinstalasi Murai Ruang Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang menunjukkan bahwa 60% lansia yang dirawat memiliki keluhan tidak bisa merasakan tidur yang nyaman. Lansia mengalami keluhan Kebanyakan mereka mengatakan tidak bisa tidur dimalam hari, sehingga banyak masalah kesehatan yang muncul saat tidak bisa tidur malam antara lain peningkatan tekanan darah, cemas, nyeri, rasa tidak nyaman di pagi hari akibat kurang jam tidur di malam hari. Berdasarkan hasil wawancara dengan 15 pasien di Instalasi Murai Ruang Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang yang 11 pasien mengatakan tidak bisa nyenyak tidur dan lemas saat beraktifitas di pagi hari tanpa diketahui alasannya, 4 pasien mengatakan tidak bisa tidur karena cemas setelah di lakukan rawat inap. Beberapa pasien yang berjemur pagi selama 1-2 jam mendapatkan kenyamanan pada saat istirahat di malam hari. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

6 Apakah Ada Pengaruh Lama Jemur Pagi Terhadap Kualitas Tidur Pasien Lansia Diruang Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis Pengaruh Lama Jemur Pagi Terhadap Kualitas Tidur Pasien Lansia Diruang Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan Lama Jemur Pagi yang dilakukan terhadap pasien lansia di Ruang Geriatri RSUP dr. Kariadi Semarang. b. Mendeskripsikan Kualitas Tidur Pasien Lansia Diruang Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang c. Menganalisis Pengaruh Lama Jemur Pagi Terhadap Kualitas Tidur Pasien Lansia Diruang Geriatri RSUP Dr. Kariadi Semarang.

7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi, bagi perawat, bagi peneliti sendiri, bagi pasien dan bagi peneliti selanjutnya. 1. Manfaat bagi ilmu Pengetahuan Diharapkan dapat menjadi sumber data sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan yang paripurna pada pasien Lansia di Rumah sakit. 2. Manfaat bagi perawat Diharapkan perawat dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia, sehingga bisa memaksimalkan proses pengobatan dan asuhan keperawatan yang dilakukan. 3. Manfaat bagi peneliti Peneliti dapat menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada kualitas tidur pasien, mampu mengkombinasikan hasil penelitian dengan asuhan keperwatan pada pasien lansia di rumah sakit. Peneliti mampu menambah pengetahuan tentang manfaat berjemur dipagi hari sehingga menambah intervensi mandiri perawat.

8 4. Manfaat bagi pasien lansia di Rumah Sakit Bagi pasien di Rumah sakit penelitian ini mampu menambah kemampuan pasien dalam memanfaatkan alam dan meminimalkan penggunaan obat obat yang bisa membahayakan pasien. 5. Manfaat bagi peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya dan dapat dikembangkan dengan menambah variabel lain untuk lebih memahami proses adaptasi. E. Keaslian Penelitian Peneliti/ tahun Airlangga Judul penelitian Faktor Dominan yang Metode penelitian Penelitian Hasil penelitian menunjukkan (Wicaksono, berhubungan dengan Kualitas deskriptif terdapat hubungan antara 2013). Tidur pada terhadap kualitas tidur mahasiswa terhadap mahasiswa stres kelelahan dan penyakit. Hasil Fakultas menunjukkan sebagian besar Keperawatan mahasiswa mengalami kualitas tidur Universitas yang Airlangga. buruk. Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Hasil penelitian Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah subjek penelitian yang merupakan mahasiswa UNAIR, tempat penelitian dan faktor yang diteliti. Agustin, Faktor-faktor yang Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan adanya 2012). mempengaruhi kualitas tidur menggunakan hubungan kualitas pada pekerja shift di PT metode cross tidur dan penyakit fisik namun tidak sectional ada hubungan antara kualitas tidur terhadap pekerja dengan lingkuang, stress fisik, obat- shift I di PT. obatan. Hasil penelitian menunjukkan Krakatau Tirta sebagian besar pekerja shift Krakatau Cilegon Tirta Industri

9 Industri Cilegon. mempunyai kualitas tidur yang buruk Hasil penelitian Perbedaan dengan penelitian yang menunjukkan akan dilakukan adalah subjek adanya hubungan penelitian yang merupakan karyawan kualitas pabrik, tempat penelitian dan hanya tidur dan melihat faktor kualitas tidur saja. penyakit fisik namun tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan lingkuang, stress fisik, obat-obatan (Syarif, Pengaruh terapi dengan air Rancangan pre Kualitas tidur lansia sebelum 2016) hangat terhadap kualitas tidur eksperiment one melakukan terapi air hangat sebanyak lansia di dusun cambahan group pretest 15 orang setelah melakukan terapi air gamping kab. Sleman posttest design hangat jum;ah lansia mengalami Yogyakarta kualitas tidur baik 12 orang, 3 orang masih mengalami kualitas tidur buruk.