BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American Nurses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk lanjut usia (Departemen Kesehatan [Depkes], 2008). Jumlah lansia

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN. kurang baik ataupun sakit. Kesehatan adalah kunci utama keadaan

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan kearah. pada gilirannya dapat memacu terjadinya perubahan pola penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. suatu konsep mengenai perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular, sehingga angka kejadian penyakit tidak menular semakin

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

WIJI LESTARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia ini memiliki beberapa dampak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. umur harapan hidup (life expectancy). Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu


BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa dapat dilakukan perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014 merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikaan kontribusi untuk komunitasnya. Menurut Riyadi dan Purwanto, (2013), kesehatan jiwa suatu kondisi perasaan sejahtera secara subyektif, suatu penilaian diri tentang perasaan mencakup aspek konsep diri, kebugaran dan kemampuan pengendalian diri. Menurut American Health Minister, Mental Health Nursing Prative, dalam Yosep dalam Herman, (2012), Kesehatan jiwa kemampuan individu dalam kelompok dan lingkungannya untuk berinteraksi dengan yang lain dengan cara untuk mengapai kesejahteraan, perkembangan yang optimal, dengan menggunakan kemampuan mental nya ( kognisi, afeksi, relasi ) memiliki prestasi individu serta kelompok nya konsisten dengan hukum yang berlaku. Menurut Keliat, dkk dalam Prabowo, (2014), kesehatan jiwa suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif sebagian yang utuh dari kualitas hidup seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya. Mampu menghadapi stress kehidupan 1

2 dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain. Menurut Videbeck, (2008) menjelaskan kesehatan jiwa suatu kondisi sehat emosional, psikososial, psikologis dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif dan stabilan emosional. Data Riskesdas tahun, 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional (gejala-gejala depresi dan ansietas) sebesar 6 % untuk usia diatas 15 tahun atau sekitar 14 juta jiwa menderita gangguan mental emosional. Salah satu upaya tujuan dalam kesehatan jiwa yaitu memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam rangka mengendalikan penyakit tidak menular, khususnya hipertensi, diabetes mellitus, obesitas dan kanker. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah lebih dari 90 mmhg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Depkes RI, 2015). Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia maupun dunia sebab diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus

3 hipertensi terutama terjadi di Negara berkembang, pada tahun 2025 diperkirakan dari jumlah total 639 kasus di tahun 2000 jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,15 miliar kasusu di tahun 2025. Sedangkan hipertensi di Indonesia menunjukan bahwa di daerah pedesaan masih banyak penderita hipertensi yang belum terjangkau oleh layanan kesehatan dikarenakan tidak adanya keluhan dari sebagian besar penderita. (Ardiansyah,, 2012). Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang banyak teradi pada saat ini. dari 33 provinsi, terdapat 8 provinsi dengan kasus hipertensi tertinggi dan melebihi rata-rata nasional dan sumatera barat merupakan salah satu provinsi dengan kasus hipertensi tertinggi. Berdasarkan data Riskesdas, (2013) didapat penderita hipertensi di Sumetera Barat adalah 25,8 % yang pravelensi kasus melebihi rata-rata nasional. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu keturunan, usia, obesitas, gaya hidup tidak sehat, alkohol, merokok dan stress (Suryati, dalam Olivia (2017). Stres berkaitan dengan hipertensi karena stress merupakan suatu tekanan fisik maupun psikis yang dapat merangsang anak ginjal dan melepaskan adrenalin.. stress juga dapat menstimulasi sistem saraf simpatis yang meningkatkan kerja jantung dan vasokontriksi arteriol, kemudian meningkatkan tekanan darah (Kozier, Erb, Berman dan Snyder, 2010). Andria (2013) mengungkapkan, stress dapat menyebabkan hipertensi melalui aktivasi sistem saraf simpatis yang berakibat pada naiknya tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Ketika individu

4 berada dalam kondisi stress, maka hormon adrenal akan dilepaskan kemudian akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri (vasokonriktis) dan akan berdampak pada peningkatan denyut jantung. Apabila stress berkelanjut, tekanan darah akan tetap tinggi, sehingga orang menderita hipertensi. Stresor yang timbul pada diri seseorang dapat diselesaikan dengan cara adaptif atau maladaptif. jika seseorang menyelesaikan dengan cara adaptif, maka stressor tersebut dapat terselesaikan tanpa menimbulkan masalah baru. Lain halnya dengan seseorang yang menanggapi stressor dengan cara maladaptif, maka akan menimbulkan masalah yang baru, yaitu masalah psikososial. Menurut Bhattacharya et al, (2014) dalam Phadilah, (2014) terdapat 30,6% responden penderita hipertensi mengalami depresi, 25,5% responden mengalami ansietas, dan 34,5% responden penderita hipertensi mengalami keduanya. Dari hasil penelitan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya respn emosional atau perubahan psikososial pada penderita hipertensi. Ansietas bukan satu-satunya masalah psikososial yang terjadi akibat hipertensi. Namun, ansietas merupakan masalah psikososial yang diakibatkan oleh hipertensi. Ansietas merupakan Herdman (2012, dalam NANDA 2012) mendefinisikan ansietas sebagai perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonomy atau perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Menurut Stuart, (2013) kecemasan merupakan suatu kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

5 Kecemasan yang berlebihan akan mengakibatkan stimulus simpatis yang meningkatkan frekuensi denyut jantung, curah jantung dan resisteni vaskuler, efek simpatis ini meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmhg (Perry& potter, 2010). Berdasarkan laporan dari Grimsrud et al, (2009) bahwa sebanyak 16,7% responden penderita hipertensi mengalami kecemasan terhadap penyakit yang dideritanya. Begitu juga dengan penelitian Harter et al, (2003) dalam phadila, (2014) yang orang yang mengalami menderita hipertensi juga mengalami ansietas. Dari data yang diperoleh dari responden laki-laki dan perempuan sebanyak 90 responden wanita diketahui bahwa 24,6 % responden laki-laki mengalami ansietas dan 18,2 % responden wanita mengalami ansietas. Upaya untuk menurunkan ansietas pada penderita hipertensi telah dilakukan. Seperti Rizkiya, (2017) telah melakukan penelitan dengan memberikan terapi relaksasi pada penderita hipertensi dengan ansietas. Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya penurunan kecemasan disertai dengan penurunan tekanan darah. Demikian pula dengan penelitian Zain, (2011), dengan pemberian terapi relaksasi dapat megurangi tanda dan gejala kecemasan pada responden penelitian Kelurahan Parak Gadang Timur salah satu kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas. Jumlah penduduk yang dilaporkan dari Puskesmas Andalas terdapat 9152 jiwa. Di RW 06 itu sendiri terdapat 268 KK yang terdiri dari tiga RT. Berdasarkan hasil identifiksi mahasiswa ditemukan jumlah hipertensi yang ada di RW 06 Kelurahan Parak Gadang

6 Timur sebanyak ±48 orang, dari hasil wawancara terdapat 28 orang penderita hipertensi yang tidak rutin melakukan pemeriksaan pelayanan kesehatan dan didapatkan 20 orang merasa khawatir dan cemas terhadap penyakit hipertensinya yang akan menjadi lebih parah. Oleh karena itu, asuhan keperawatan pada klien ansietas dengan hipertensi perlu diberikan pada wilayah ini. Dalam situasi ini perawat komunitaslah yang sangat berperan dalam pemberian asuhan. Upaya untuk pemberdayaan masyarakat terhadap kesehatan jiwa dapat dicapai dengan suatu manajemen pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas. Bentuk pendekatan manajemen pelayanan kesehatan jiwa komunitas ini salah satunya dengan pengenalan deteksi dini gangguan jiwa yang dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat (kader). Hal ini dapat mempermudah penanganan gangguan jiwa yang ada di masyarakat. Salah satu pendekatan CMHN adalah melalui pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) yaitu desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa secara mandiri. Perawat CMHN sebagai tenaga kesehatan yang bekerja dimasyarakat dan bersama masyarakat terutama tokoh masyarakat dengan cara melatih tokoh masyarakat, tokoh agama dan kader kesehatan (Depkes, 2013). Pelayanan kesehatan jiwa tidak lagi difokuskan pada upaya penyembuhan klien gangguan jiwa saja, tetapi juga pada upaya promosi kesehatan jiwa atau upaya pencegahan dengan sasaran selain klien gangguan jiwa, juga klien dengan penyakit kronis dan individu yang sehat

7 sebagai upaya preventif. Upaya ini tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan tetapi juga dengan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan memberikan pemahaman, menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap masalah kesehatan jiwa warganya. Manajemen pelayanan CMHN yang dikembangkan pada saat ini terdapat 4 pilar yaitu manajemen pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, manajemen pemberdayaan masyarakat, kemitraan lintas sektor dan lintas program dan manajemen kasus kesehatan yang akan dilaksanakan oleh perawat CMHN dan kader kesehatan (Keliat, 2010). Pada pilar II tentang pemberdayaan masyarakat terdapat diantaranya melakukan rekrutmen kader kesehatan jiwa, melakukan proses seleksi kader keperawatan kesehatan jiwa, melakukan proses orientasi kader kesehatan jiwa, melakukan penilaian kader kesehatan jiwa (Keliat, 2010). Berdasarkan data yang didapatkan dari Puskesmas Andalas terdapat 85.973 jiwa. diantaranya 574 individu dengan gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2017. Dan dilakukan wawancara khusus nya dikelurahan Parak Gadang Timur RW 06 dengan kader kesehatan didapatkan data bahwa 1 keluarga dengan gangguan jiwa yang dikurung saja didalam rumah. Terdapat 4 keluarga dengan keadaan berduka, terdapat 1 individu pernah mengalami depresi, 6 ibu-ibu yang merokok untuk mengurangi stress karena beban hidup yang dialalami, jadi total yang menalami gangguan jiwa ada 7 orang di RW 06 Kelurahan Parak Gadang Timur. Dari hasil wawancara kader kesehatan tidak tahu tentang kesehatan jiwa itu sendiri dan orang yang menderita gangguan jiwa bisa

8 diterima dilingkungannya itu dikarenakan tidak ada kader kesehatan jiwa di RW 06, dari 4 orang kader diantaranya hanya ada kader lansia dan kader posyandu. Mimimnya pengetahuan kader kesehatan maka mahasiswa mengadakan penyuluhan sosialisasi ke kader kesehatan tentang kesehatan jiwa.. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk membuat suatu karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Ansietas Pada Klien Dengan Hipertensi Dan Manajemen Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sosialisasi Penyuluhan Tentang Kesehatan Jiwa Pada Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Penulis mampu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap pasien hipertensi yang mengalami ansietas dan mampu menerapkan manajemen pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Parak Gadang Timur tahun 2018. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien hipertensi yang mengalami ansietas. b. Penulis mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien hipertensi yang mengalami ansietas. c. Penulis mampu merumuskan intervensi keperawatan pada pasien hipertensi yang mengalami ansietas. d. Penulis mampu malaksanakan implementasi pada pasien hipertensi yang mengalami ansietas. e. Penulis mampu melaksanakan evaluasi pada pasien hipertensi yang mengalami ansietas.

9 f. Penulis mampu menganalisa kasus pasien dengan hipertensi yang mengalami ansietas. g. Penulis mampu menerapkan manajemen pelayanan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Parak Gadang Timur. h. Penulis mampu menganalisa manajemen pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Parak Gadang Timur. C. Manfaat 1. Bagi Profesi Keperawatan a. Manajemen Asuhan Keperawatan Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan masukkan bagi tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi yang mengalami kecemasan secara tepat dan optimal. b. Manajemen Pelayanan Keperawatan Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi bahan masukkan organisasi profesi keperawatan (PPNI) dalam mengambil kebijakan terkait standar operasional pelayanan keperawatan remaja dimasyarakat. 2. Bagi Institusi a. Puskesmas 1. Manajemen Asuhan Keperawatan Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi salah satu bahan masukkan bagi Puskesmas dalam membuat kebijakan pembuatan standar asuhan keperawatan terhadap pasien yang mengalami kecemasan pada hsipertensi 2. Manajemen Pelayanan Kesehatan Hasil karya tulis ilmiah ini dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan di Puskesmas untuk

10 meningkatkan pelayanan keperawatan yang bersifat promotif dan preventif ke arah yang lebih dan berkualitas melalui penyelenggaraan kesehatan masyarakat. b. Pendidikan Hasil penulisan laporan ilmiah ini hendaknya digunakan sebagai sumber informasi dan pengetahuan bagi institusi pendidikan dalam pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan, khususnya pada mata ajar keperawatan jiwa komunitas tentang manajemen asuhan keperawatan yang tepat pada pasien hipertensi yang mengalami ansietas.