HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL TM III DI PUSKESMAS JATINOM Lilik Hartati¹, Sri Wahyuni² Prodi DIII Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Klaten Prodi DIII Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Klaten Abstrak Sosial ekonomi berpengaruh terhadap anemia karena kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya lokasi dan untuk pembelian makanan sehari-hari sehingga mengurangi jumlah dan kualitas makanan ibu perhari yang berdampak pada penurunan status gizi. Sumber makanan yang diperlukan untuk mencegah anemia umumnya berasal dari sumber protein yang lebih mahal, dan sulit terjangkau oleh mereka yang berpenghasilan rendah. Kekurangan tersebut memperbesar risiko anemia pada ibu hamil serta memperberat risiko kesakitan pada ibu dan bayi baru lahir (Purwanto, 2012). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil TM III di PUSKESMAS Jatinom. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil TM III yang berkunjung ke PUSKESMAS Jatinom yang mengalami anemia. Pengambilan sampel dengan kriteria inklusi, dengan jumlah sampel 32 ibu hamil. Instrumen yang digunakan data primer. Data analisa menggunakan uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosial ekonomi rendah sebanyak 23 (71,9), sosial ekonomi menengah sebanyak 7 (21,9) dan sosial ekonomi tinggi sebanyak 2 (6,3), ibu hamil yang mengalami anemia ringan sebanyak 17 (53,1) dan anemia sedang sebanyak 15 (46,9). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara Sosial Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu HamilTM III yang ditunjukkan dengan nilai p=0,038 karena nilai p<0,05 (0,038<0,05). Saran bagi Puskesmas diharapkan agar membuat program monitoring PMO kepada ibu dan keluarga agar keluarga bisa mengawasi dan mengingatkan ibu untuk selalu minum tablet fe, agar bisa bekerja sama dengan dinas sosial untuk pelatihan tentang kewirausahaan kepada ibu hamil. Bagi ibu hamil agar bisa menambah penghasilan dengan cara membuka usaha di rumah seperti toko kelontong, dll, mengikuti pelatihan kewirausahaan supaya bisa diterapkan dan sebagai pekerjaan tambahan untuk menambah penghasilan. Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Anemia
Lilik Hartati, Sri Wahyuni* Hubungan Sosial Ekonomi 101 PENDAHULUAN Ibu hamil mengalami perubahan fisiologis sistem hematologi pada kehamilan yaitu tekanan darah atau nadi cenderung menurun kemudian meningkat lagi sehingga terjadi pengenceran darah yang menyebabkan volume darah meningkat. Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah (hemodilusi), dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah atau volume darah bertambah sebesar 25% sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 40,1%. Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016). Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 cakupan pemberian Fe3 (90 tablet) pada tahun 2015 sebanyak 92,19% di Kabupaten Klaten. Data Puskesmas Jatinom pada tahun 2015 masuk nomor urut 22 menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Klaten dengan jumlah ibu hamil sebanyak 432 ibu dan yang mendapat tablet Fe3 (90 tablet) sebanyak 402 ibu hamil dengan presentase 93,06% dan ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 30,02% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015). Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan dibandingkan dengan jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 61 kasus. Dengan demikian angka kematian ibu mengalami penurunan dari 111,16 per 100.000 kelahiran hidup dari tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016 (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016). Berdasarkan survey di Puskesmas Jatinom tahun 2017 didapatkan data ibu hamil yang berkunjung dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2017 sebanyak 325 ibu hamil, dan mengalami anemia sebanyak 120 ibu hamil. Pada TM I sebanyak 35 ibu hamil, TM II sebanyak 45 ibu hamil dan TM III sebanyak 40 ibu hamil, berdasarkan hasil wawancara responden di Puskesmas Jatinom, di dapatkan ibu hamil yang mengalami anemia disebabkan karena sosial ekonomi yang rendah.
102 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018 Sosial ekonomi berpengaruh terhadap anemia karena kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan berkurangnya lokasi dan untuk pembelian makanan sehari-hari sehingga mengurangi jumlah dan kualitas makanan ibu perhari yang berdampak pada penurunan status gizi. Sumber makanan yang diperlukan untuk mencegah anemia umumnya berasal dari sumber protein yang lebih mahal, dan sulit terjangkau oleh mereka yang berpenghasilan rendah. Kekurangan tersebut memperbesar risiko anemia pada ibu hamil serta memperberat risiko kesakitan pada ibu dan bayi baru lahir (Purwanto, 2012). Sosial ekonomi yang baik otomatis akan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikologi yang baik. Status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapatkan berkualitas, selain itu ibu tidak akan terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari setelah bayinya lahir (Purwanto, 2012). Untuk itu penulis tertarik mengambil judul tentang Hubungan sosial dalam penelitian ini sebanyak 32 ibu hamil. ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil TM III di Puskesmas Jatinom. Jumlah sampel untuk penelitian ini sebanyak 32 responden. Pada penelitian ini peneliti menggunakan lembar kuisioner dan cek HB digital (Touch) yaitu Kuisioner Sosial Ekonomi menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada ibu, kemudian di isi dan di jawab sesuai dengan keadaan keluarga ibu. Instrumen Kadar Hemoglobin Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam penelitian ini di dapat dari pengukuran kadar HB dengan menggunakan alat cek HB digital (TOUCH) dan lembar rekapitulasi kadar Hb. Setiap responden dicatat identitasnya lalu di cek kadar HB nya. Analisis data yang dilakukan diantaranya analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat dengan menyajikan distribusi frekuensi tiap variabel, sedangkan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dengan taraf signifikan 0,05. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif analitik. Pendekatan waktu yang digunakan adalah crosssectional. Populasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Sosial Ekonomi pada Ibu Lilik Hartati, Sri Wahyuni* Hubungan Sosial Ekonomi 103 No Kategori Sosial Ekonomi Frekuensi (%) 1 Rendah 23 71,9 2 Menengah 7 21,9 3 Tinggi 2 6,3 Jumlah 32 100,0 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa ibu hamil TM III dengan sosial ekonomi rendah sebanyak23 (71,9%), ibu hamil dengan sosial ekonomi menengah sebanyak 7 (21,9%) ibu hamil, dan ibu hamil dengan sosial ekonomi tinggi sebanyak 2 (6,3%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil TM III di Puskesmas Jatinom. No Kejadian Anemia Frekuensi (%) 1 Ringan 17 53,1 2 Sedang 15 46,9 3 Berat 0 0,0 Jumlah 32 100,0 Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui bahwa ibu hamil TM III yang mengalami anemia ringan sebanyak 17 ibu hamil (53,1%), ibu hamil yang mengalami anemia sedang sebanyak 15 ibu hamil (46,9%). Tabel 3. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil TM III di Puskesmas Jatinom Sosial Ekono mi Anemi a Ringa n Sedan g Berat Total X 2 P F % F % F % F % Rendah 14 43,8 9 28,1 0 0 23 71,9 6,55 9 Meneng 1 3,1 6 18,8 0 0 7 21,9 ah Tinggi 2 6,3 0 0 0 0 2 6,3 Jumlah 17 53,1 15 46,9 0 0 100 100 0,03 8
104 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018 Berdasarkan tabel 4.3. di atas diketahui dari 32 responden, ibu hamil yang sosial ekonominya rendah mengalami anemia ringan 1 (3,1%), dan ibu hamil yang sosial ekonominya tinggi mengalami anemia ringan sebanyak 2 ibu hamil (6,3%). X 2 hitung 6,599 dan nilai p value yaitu 0,038 yangberarti p value 0,038 < 0,05 sehingga H O ditolak dan H a diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan ada hubungan sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil TM III di Puskesmas Jatinom. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Jatinom, ibu hamil yang mengalami anemia pada TM III yang berkunjung di Puskesmas jatinom rata-rata mempunyai sosial ekonomi yang rendah, karena sebagian besar bekerja sebagai buruh ataupun petani dan penghasilan yang dihasilkan rendah yaitu <1.662.000, sehingga sumber makanan yang mahal sulit terjangkau bagi mereka yang berpenghasilan rendah, sehingga pemenuhan gizi sehari-hari pada ibu hamil kurang memadahi dan kurang terpenuhi. Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kualitas dan kuantitas hidangan. Semakin banyak mempunyai uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh. Sosial ekonomi yang tinggi atau semakin tinggi penghasilan yang diperoleh sebanyak 14 (43,8%), Ibu hamil yang sosial ekonominya menengah mengalami anemia ringan sebanyak Dari hasil analisis bivariat diperoleh maka semakin besar pula persentase dari penghasilan tersebut untuk membeli daging, buah, sayuran dan beberapa jenis bahan makanan lainnya, sehingga pemenuhan gizi ibu hamil sehari-hari dapat terpenuhi (Siagian, 2014; h.74). Sedangkan sosial ekonomi yang rendah akan mempengaruhi ibu hamil terkena anemia. Disamping penghasilan yang diperoleh rendah, kemungkinan tidak dapat terpenuhinya status gizi yang memadahi. Status gizi ibu hamil yang kurang akan berdampak bagi dirinya dalam masa kehamilan dan bagi janinnya, status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungannya, jika status gizi ibu hamil dalam seharihari tidak terpenuhi akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan otak janin dan dapat mengakibatkan anemia pada ibu hamil. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Jatinom ibu hamil TM III rata-rata mengalami anemia ringan, yang disebabkan karena konsumsi tablet tambah darah (fe) yang tidak teratur dan kebutuhan gizi ibu hamil seharihari sebagian besar cukup dan kurang baik. Sedangkan ibu hamil yang mengalami anemia sedang disebabkan karena konsumsi tablet
Lilik Hartati, Sri Wahyuni* Hubungan Sosial Ekonomi 105 tambah darah (fe) yang tidak teratur atau bahkan ibu tidak mau meminum tablet tambah darah (fe), dan kebutuhan gizi ibu hamil sehari-hari sebagian besar kurang baik. Berdasarkan hasil statistik dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi memiliki pengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu hamil, sosial ekonomi yang rendah akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi sehari-hari pada ibu hamil dan berkurangnya untuk pembelian makanan sehari-hari sehingga mengurangi jumlah dan kualitas makan ibu perhari yang berdampak pada penurunan status gizi. Menurut Ana Mariza (2015) di BPS Yohan Way Halim Bandar Lampung tentang Hubungan Pendidikan dan Sosial Ekonomi dengan kejadian anemia pada Ibu Hamil, Sosial ekonomi berpengaruh terhadap terjadinya anemia pada ibu hamil. Hal ini di dukung oleh Marni 2011 bahwa tingkat sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil. Ibu hamil yang tingkat sosial ekonominya baik, otomatis akan mendapatkan tingkat kesejahteraan fisik dan psikologis yang baik, status gizi pun akan meningkat karena nutrisi yang didapat berkualitas, selain itu ibu tidak terbebani secara psikologis mengenai biaya persalinan dan pemenuhan gizi sehari-hari setelah bayinya lahir. Menurut Saras Vati 2015 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil salah satunya adalah status sosial ekonomi, karena status sosial ekonomi seseorang berpengaruh dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-hari. Ibu hamil dengan sosial ekonomi tingga akan terpenuhi kebutuhan gizi nya, ditambah lagi dengan pemeriksaan (ANC) membuat gizi ibu semakin terpantau, dan kurangnya pendapatan akan bedampak pada penurunan status gizi ibu hamil. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil TM III dipuskesmas Jatinom dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Ibu hamil TM III dengan sosial ekonomi rendah sebanyak 23 (71,9) ibu hamil. 2. Ibu hamil TM III yang mengalami anemia ringan sebanyak 17 (53,1%) ibu hamil. 3. Ada hubungan sosial ekonomi dengan kejadian anemia pada ibu hamil TM III di Puskesmas Jatinom dengan nilai p 0,038 < 0,05. DAFTAR PUSTAKA Abidah, S. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Anemia Pada Ibu Hamil. Makasar; 2013
106 MOTORIK, VOL. 13 NOMOR 27, SEPTEMBER 2018 Asyrirah, S. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil. Depok: FKM UI; 2012 Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.2010 Depkes RI Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012. Didapat dari www.depkes.go.id. Diakses tanggal 13 November 2013 Dinkes, Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Klaten: Dinkes Jateng; 2015 Dinkes, Jateng. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Klaten: Dinkes Jateng; 2016 Fathonah Siti. Gizi dan Kesehatan Untuk Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga; 2016.h 53-62 Guyton A.C and J.E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC; 2007.h 74 Mansjoer A. kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius; 2008 Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 2010 Marmi. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2011 Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta 2010 Nugroho, Taufan. Patologi kebidanan, cetakan III, Yogyakarta: Nuha Medika; 2017.h.13-17 Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta 2012 Proverawati A. Anemia dan Anemia dalam Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011 Purwanto, R.H. Bahan Ajar Managemen, Yogyakarta: Program Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.2012 Proverawati A. Buku ajar Gizi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika; 2012 Siagian P. Management Sumber Daya Manusia. Edisi I, Jakarta: Bina Aksara; 2011.h. 70-76 Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta; 2015 Winjosastro H. ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.h 450 451 Winjosastro H. ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2010 World Health Organization ( WHO ) 2014.Haemoglobin Concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of severity. Geneva. World health organization, department of noncommunicable sisease surveillance