BAB 1 PENDAHULUAN. secara langsung oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,

BAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pengangkut dan alat penyimpanan (Heri Warsito, Rindiani 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh (Diana, 2009). Protein sangat penting

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah suatu zat gizi yang sangat penting bagi tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bukan hidup untuk makan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menjaga

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyimpan cadangan makanan. Contoh umbi-umbian adalah ketela rambat,

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3)

BAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB I PENDAHULUAN. dari telur (Watson, 2002;Aryulina, 2004). Telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan

BAB I PENDAHULUAN. waktu sekitar sehari semalam. Dalam SII Nomor , brem padat. dalam pembuatan brem padat adalah ketan putih.

Mutiara Nugraheni

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Protease adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN BERAT BONGGOL NANAS PADA PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO)

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PENDAHULUAN. bagi usaha peternakan. Konsumsi susu meningkat dari tahun ke tahun, tetapi

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HEWANI. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Devendra dan Burns (1994) menyatakan bahwa kambing menyukai pakan

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,

I PENDAHULUAN. dikonsumsi khususnya anak anak dalam periode pertumbuhan agar tumbuh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi ternak dan pengetahuan peternak semakin

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Protein adalah salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

PRODUK LEBAH MADU PROPOLIS ROYAL JELLY POLLEN

ENERGI IPA UNTUK KELAS 7 SMP.

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Di beberapa daerah,

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Pengeringan Untuk Pengawetan

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

SURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015

Karakteristik mutu daging

TERNAK PERAH SEBAGAI PRODUSEN SUSU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

OPTIMASI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

HUBUNGAN VARIASI PAKAN TERHADAP MUTU SUSU SEGAR DI DESA PASIRBUNCIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Putra SR (2013) terdapat beberapa sumber yang mendefinisikan gizi adalah sesuatu zat yang terdapat di dalam makanan serta dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Keberadaan protein di dalam tubuh merupakan komponen terbesar setelah air. Sumber protein dapat ditemukan dalam makanan, seperti susu, daging, ikan, telur, dan jagung. Kebutuhan tubuh terhadap protein sangat penting, sebab kurangmya zat protein dapat mengakibatkan penyakit dan gangguan keseimbangan tubuh. Protein adalah makromolekul organik kompleks yang mengandung hidrogen, oksigen, nitrogen, karbon, fosfor dan sulfur serta terdiri dari satu atau beberapa rantai asam amino yang berfungsi sebagai zat pembangun dan pendorong metabolisme dalam tubuh. Setiap satu gram protein mengandung 4,1 kalori sehingga daging merupakan salah satu penghasil protein yang cukup banyak dan baik dalam meningkatkan energi dalam tubuh (Apriyanti, 2015). Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan gizi. Keunggulan daging adalah kandungan protein yang tinggi, sebab pada daging terdapat pula kandungan asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Protein hewani daging lebih 1 mudah dicerna

2 dibandingkan dengan protein nabati, dan daging juga mengandung beberapa jenis mineral dan vitamin. Daging didefinisikan sebagai urat daging (otot) yang melekat pada kerangka (Chayati & Ratnaningsih, 2007). Menurut Basri, 2014 daging merupakan hasil pemotongan ternak yang telah melalui fase rigormortis dalam proses rigormortis tersebut otot akan mengalami kehilangan glikogen dan mengakibatkan otot menjadi kaku. Jumlah jaringan ikat dalam otot merupakan komponen terpenting dalam menentukan empuk tidaknya daging, selain itu jaringan ikat juga mempengaruhi tekstur daging. Pengolahan daging dengan cara diempukkan dapat dilakukan secara kimia baik dengan enzimatis maupun non enzimatis. Pelunakan daging cara enzimatis yaitu menggunakan enzim proteolitik atau protease. Menurut perkiraan, perlakuan enzimatis terhadap daging sebelum dimasak dapat menghemat energi, sebab enzim protease terlebih dahulu akan mengubah struktur protein menjadi lebih sederhana (asam amino) sehingga daging yang telah direndam oleh bahan yang mengandung enzim protease tidak perlu dimasak terlalu lama untuk memperoleh daging yang empuk. Salah satu enzim protease adalah enzim bromelin yang berasal dari buah nanas, hampir dalam seluruh bagian tanaman terdapat enzim bromelin dengan jumlah kadar yang berbeda (Utami, 2010). Enzim bromelin merupakan enzim yang dapat menghidrolisis ikatan peptida pada kandungan protein atau pada polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil atau asam amino. Kandungan enzim

3 bromelin tertinggi terdapat pada bagian daging buah masak yaitu 0,080-0,125%. Proses pembuatan serbuk nanas dilakukan tahap pengeringan pada suhu optimal >60o C dengan menggunakan oven vakum dan freeze drying ( pengering beku ) (Ishak, 2012 ). Berdasarkan hasil penelitian Ariska S (2016) menyatakan bahwa daging sapi, kerbau, kambing, ayam potong dan ayam kampung yang telah direndam buah nanas dengan konsentrasi 100% selama 60 menit menunjukkan hasil yang berbeda dengan kontrol yaitu pada semua daging terdapat banyak pita protein minor, sedangkan pita mayor hanya terdapat 2 sampai 4 pita protein saja. Protein pada daging yang telah direndam atau dilumuri buah nanas dalam bentuk serbuk akan dihidrolisis oleh enzim protease menjadi molekul yang lebih sederhana. Penentuan kadar protein yang telah terhidrolisis pada daging dapat dilakukan dengan metode Elektroforesis SDS-PAGE dan pengukuran faktor retardasi ( Rf ) untuk mengidentifikasi profil protein pada daging (Hermanto & Cut n.d., 2009). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana gambaran profil protein daging sapi, kambing dan kerbau yang dilumuri serbuk buah nanas?

4 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Menganalisis profil protein daging sapi, kambing dan kerbau yang dilumuri serbuk buah nanas dengan metode SDS-PAGE 1.3.2. 1.3.2.1. Tujuan Khusus Menganalisis profil protein daging sapi, kambing, dan kerbau tanpa dilumuri serbuk buah nanas sebagai kontrol 1.3.2.2. Menganalisis profil protein sebelum dan sesudah pelumuran serbuk buah nanas 1.3.2.3. Menganalisis profil protein daging sapi yang dilumuri serbuk buah nanas dengan metode SDS-PAGE dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% selama 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. 1.3.2.4. Menganalisis profil protein daging kambing yang dilumuri serbuk buah nanas dengan metode SDS-PAGE dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% selama 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. 1.3.2.5. Menganalisis profil protein daging kerbau yang dilumuri serbuk buah nanas dengan metode SDS-PAGE dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 20% selama 20 menit, 40 menit, dan 60 menit. 1.4. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan bahwasanya serbuk buah nanas bermanfaat dalam pengolahan daging.

5 1.5. Originalitas Penelitian Tabel 1. Originalitas Penelitian NO. Nama Peneliti/Penerbit, Tahun Judul Hasil 1 Sarah Ariska. Universitas Muhammadiyah Semarang, 2016 Profil Protein Lima Jenis Daging yang Direndam Buah Nanas Berbasis SDS-PAGE 2 Basri. Hasanuddin 2014 Universitas Makassar, Pengempukan Daging Kerbau (Pectoralis Profundus) Dengan Pemberian Enzim Bromelin Dan Papain Dimasak Pada Suhu 80oc Dengan Waktu Yang Berbeda Daging sapi, kerbau, kambing, ayam potong dan ayam kampung yang telah direndam buah nanas dengan konsentrasi 100% selama 60 menit, menunjukkan hasil yang berbeda dengan kontrol yaitu pada semua daging terdapat banyak pita protein minor, sedangkan pita mayor hanya terdapat 2 sampai 4 pita protein saja. Jenis enzim menghasilkan daya putus daging yang terendah (0,42 kg/cm2) pada penambahan enzim papain, sementara nilai nilai susut masak kurang lebih sama. Meilty 3Christy Ishak. Hasanuddin Makasar, 2012 Universitas Pengaruh Proses Pengeringan Dan Imobilisasi Terhadap Aktivitas Dan Kestabilan Enzim Bromelain Dari Buah Nenas (Ananas Comosus (L) Merr) Hasil dari tahap pertama adalah oven vakum merupakan metode pengeringan terbaik, yaitu dengan aktivitas enzim 0,266 µmol/g dan rendemen 0.816 g. Berdasarkan originalitas penelitian oleh Ariska (2016) dan Basri (2014) hanya menggunakan buah nanas utuh belum menggunakan buah nanas yang diubah menjadi serbuk nanas, sedangkan pada penelitian Christy (2012) hanya meneliti pada aktivitas enzim terhadap proses pengeringan dan tidak mengaplikasikan enzim bromelin berupa serbuk pada suatu sampel. Oleh karena

6 itu peneliti melakukan penelitian lanjutan untuk membuktikan bahwa enzim bromelin akibat proses pengeringan mampu menghidrolisis protein pada empat jenis daging yang berbeda dengan metode SDS-PAGE.