ARTIKEL. Analisa Pengaruh Pengapian Konvensional Break Point dan TCI Pada Kijang Super Terhadap Torsi, Daya dan Emisi Gas Buang

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ANALISA PENGARUH PERUBAHAN INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 CC

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

PENGARUH VARIASI BAHAN DAN JUMLAH LILITAN GROUNDSTRAP TERHADAP MEDAN MAGNET PADA KABEL BUSI SEPEDA MOTOR

USAHA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR DENGAN SISTEM PENGAPIAN CDI. Ireng Sigit A ) Abstrak

JURNAL. Oleh: MOHAMAD IMAM SUBEKI Dibimbing oleh : 1. Alfi Laila, S.Pd.I., M.Pd. 2. Agus Widodo, S.Pd.,M.Pd.

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

JURNAL. Oleh: MUCAHAMAD ANSHORI Dibimbing oleh : 1. FATKUR RHOHMAN, M.Pd. 2. M. MUSLIMIN ILHAM, M.T.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Pertamax 92 Dan Pertalite 90 Terhadap Kinerja Motor Honda Beat Injeksi

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP TORSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL PENGARUH VARIASI POSISI RING JARUM THROTTLE TERHADAP TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR HONDA TYPE NF 100TD

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

JURNAL ANALISA PENGARUH BUSI IRIDIUM DAN PERTALITE TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO 125

ARTIKEL PERANCANGAN POMPA ANGIN ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN KOMPRESI MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK

OLEH: DEDI PEBRY PERMANA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

ARTIKEL PENGARUH GAME ASAH OTAK TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS XI TPM SMK NEGERI 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

JURNAL SISTEM INTEGRASI REKAM MEDIS PADA PUSKESMAS TANGGUNGGUNUNG SYSTEM INTEGRATION OF MEDICAL RECORDS AT HEALTH CENTERS TANGGUNGGUNUNG

PENGARUH PENGGUNAAN STABILISER TEGANGAN ELEKTRONIK DAN VARIASI BUSI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010

JURNAL ANALISA PENGARUH SUDUT PENGARAH ALIRAN DAN DEBIT ALIRAN TERHADAP KINERJA TURBIN KINETIK TIPE POROS VERTIKAL

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN GAS HHO TERHADAP EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

JURNAL OLEH : NURMAN ADRI SATRIYO NPM : FAKULTAS EKONOMI (FE) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DIDUKUNG MEDIA REALIA

JURNAL MINAT SISWA PUTRA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 2 SRENGAT KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 6 Statistika Inferensia (2)

BAB I PENDAHULUAN. pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignation) yang memiliki karakteristik lebih

JURNAL HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN INTROVERT DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 8 KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

RME INFLUENCE LEARNING MODEL SUPPORTED GROUP WORK METHOD TO QUICKLY NUMERACY SKILLS USING ARITHMATIC OPERATIONS MIXTURE OF

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Perubahan Sudut Injektor pada System EFI Terhadap Performa Motor 4 Langkah

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELLING TERHADAP TINGKAT DISIPLIN DIRI SISWA DI SMP PAWYATAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL PERBEDAAN VARIASI PERFORMA MOTOR YAMAHA MIO SOUL GT YMJET FI 113CC TAHUN 2013 MENGUNAKAN BAHAN BAKAR PREMIUM 88, PERTALITE 90 DAN PERTAMAX 92

TUGAS AKHIR PENGUJIAN GAS BUANG PADA MESIN BAJAJ BER BAHAN BAKAR GAS ALAM DAN KONVENSIONAL (PREMIUM/BENSIN)

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

JURNAL PENGARUH BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL TERHADAP RASA PERCAYA DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Dyno Test 3Dara menggunakan Dynamometer Chassis. dyno test yang menggunakan software yang dipakai di scanner,

OLEH : WIWIT WULANDARI NPM Dibimbing oleh: 1. Drs. SAMIJO, M. Pd. 2. ERIF AHDHIANTO, M. Pd.

JURNAL OLEH: MARATUS SOLEKAH NPM Dibimbing Oleh: 1. Dr. Sulistiono, M.Si 2. Dra. Budhi Utami, M.Pd

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

KARAKTERISTIK PERFORMA MOTOR BENSIN PGMFI (PROGAMMED FUEL INJECTION) SILINDER TUNGGAL 110CC DENGAN VARIASI MAPPING PENGAPIAN TERHADAP EMISI GAS BUANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

JURNAL PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN JAMINAN K3 TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PABRIK TEMBAKAU PT GELORA DJAJA KERTOSONO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi transportasi yang

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORI, KINESTETIK) MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN PRICE BROCHURE

PENGARUH PERUBAHAN NA DAN VOOR ONSTEKING TERHADAP KERJA MESIN

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

PENGARUH PENGGUNAAN CAMPURAN TOP ONE OCTANE BOOSTER DENGAN PREMIUM TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

JURNAL. Oleh: DISKA DESI INTANSARI NPM: Dibimbing oleh : 1. Drs. Yatmin, M.Pd 2. Alfi Laila, S.Pd.I.,M.Pd

PENGARUH PEMASANGAN KAWAT KASA DI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA MESIN BENSIN KONVENSIONAL TOYOTA KIJANG 4K

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB I PENDAHULUAN I-1

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mobil telah menjadi lebih penting, mobil telah menjadi faktor

OLEH : ANANG YUWONO SISWORO NPM Dibimbing oleh: 1. Dr. SUBARDI AGAN, M. Pd. 2. ABDUL AZIZ HUNAIFI, S.S., M.A.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin Makassar 2

Penambahan Pemanas Campuran Udara dan Bahan Bakar

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PENGAJUAN KREDIT SEPEDA MOTOR DENGAN METODE BAYES

JURNAL PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM EKSTRAKURIKULER SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS X SMAN 3 KEDIRI

Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Joko Sriyanto, MT. (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif F.T. UNY)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakterisasi dan Pengembangan Awal Sistem Kontrol pada Mesin Otto Satu Silinder Empat Langkah Berkapasitas 65 cc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI KAPASITANSI ELECTROSTATIC CAPACITOR PADA CAPACITOR DISCHARGE IGNITION

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA KELAS XI DI SMK PEMUDA PAPAR KAB KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

JURNAL. Oleh: Wahyu Handika Dibimbing oleh : 1. Dr. Zainal Afandi, S.Pd, M.Pd 2. Drs. Sigit Widiatmoko, M.pd

OPTIMASI DAYA MESIN DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR MESIN TOYOTA SERI 5K MELALUI PENGGUNAAN PENGAPIAN BOOSTER

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penelitian menggunakan Alat Uji Emisi Gas Buang Rancangan

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

JURNAL OLEH : FADILLAH PARAMUDITASARI Dibimbing oleh: 1. Dr. ANDRI PITOYO, M.Pd. 2. MUHAMAD BASORI, S.Pd.I., M.Pd

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

JURNAL BERPIKIR KOMPUTASIONAL SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN ARITMETIKA SOSIAL DITINJAU DARI GENDER

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK MODELING UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PAWYANTAN DAHA 1 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

Transkripsi:

ARTIKEL Analisa Pengaruh Pengapian Konvensional Break Point dan Pada Kijang Super Terhadap Torsi, Daya dan Emisi Gas Buang Oleh: M. Wahibul Malik 13.1.03.01.0091 Dibimbing oleh : 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. Mohammad Muslimin Ilham, ST., M.T PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2019

SURAT PERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2019 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap : M. Wahibul Malik NPM : 13.1.03.01.0091 Telepun/HP : 085730318812 Alamat Surel (Email) : wahib.rya@gmail.com Judul Artikel : Analisa Pengaruh Pengapian Konvensional Break Point dan Pada Kijang Super Terhadap Torsi, Daya dan Emisi Gas Buang Fakultas Program Studi : Nama Perguruan Tinggi : Alamat Perguruan Tinggi : Jl. KH. Ahmad Dahlan No.76, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur 64112 Dengan ini menyatakan bahwa : a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengetahui Kediri,13 Pebruari 2019 Pembimbing I Pembimbing II Penulis, Fatkur Rhohman, M.Pd NIDN. 0728088503 Mohammad Muslimin Ilham, ST., M.T NIDN. 0713088502 M. Wahibul Malik NPM. 13.1.03.01.0091 1

Analisa Pengaruh Pengapian Konvensional Break Point dan Pada Kijang Super Terhadap Torsi, Daya dan Emisi Gas Buang Oleh: M. Wahibul Malik 13.1.03.01.0091 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK Wahib.rya@gmail.com Dibimbing oleh : 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. Mohammad Muslimin Ilham, ST., M.T UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2

ABSTRAK M. WAHIBUL MALIK: Analisa pengaruh pengapian konvensional break point dan pada kijang super terhadap torsi, daya dan emisi gas buang. Skripsi: Program Studi S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Nusantara Pgri Kediri. 2019. Dahulu sistem pengapian adalah secara konvensional, sekarang sudah diganti dengan yang terbaru yaitu CDI. Dengan adanya perubahan tersebut, pengguna mobil telah di manjakan dengan inovasi inovasi canggih yang sudah ada. Pembakaran yang terjadi di dalam mesin kendaraan tidak selalu berjalan sempurna sehingga terdapat hasil torsi dan daya yang dihasilkan serta dalam pengapian tentu menghasilkan gas buang mengandung senyawa berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui perbandingan penggantian breaker point dengan terhadap torsi dan daya serta mengetahui perbandingan emisi gas buang yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat Dyno test dan Emission Gas Analyzer pada Toyota kijang dengan variasi pengapian break point dan. Data yang diperoleh dianalisis pengolahan T- test dengan menggunakan bantuan perangkat lunak atau software Microsoft Excel dan Minitabs 17. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa torsi yang di dapat untuk pengapian break point sebesar 264 Nm dimana hasil ini lebih kecil dibanding dari pengapian yang sebesar 275.5 Nm dan hasil daya pada pengapian break point sebesar 5.55 Hp dimana hasil ini lebih kecil dibanding dari pengapian yang sebesar 7.3 Hp. Hasil emisi gas buang untuk CO, HC, O2 pada pengapian lebih tinggi dari pengapian break point, sedangkan untuk CO2 pada pengapian break point lebih tinggi dari pengapian. KATA KUNCI : break poin,, torsi, daya, gas buang. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pada zaman yang serba canggih ini semua alat terus berkembang, termasuk juga sistem pengapian pada mobil. Dahulu sistem pengapian adalah secara konvensional, sekarang sudah diganti dengan yang terbaru yaitu CDI. Dengan adanya perubahan tersebut, pengguna mobil telah di manjakan dengan inovasi inovasi canggih yang sudah ada. Tapi sistem pengapian tersebut tidak berlaku pada mobil kijang super yang sampai saat ini masih menggunakan system pengapian konvensional (platina), karena keluaran Toyota kijang terbaru sudah menggunakan CDI semua rata rata. Banyak yang mengeluhkan dengan sistem lama konvensional tersebut. Ada yang menyebut tarikan kurang maksimal karena tegangan kurang, pada saat pagi mesin kadang sulit dinyalakan, sering meledak meledak di kenalpot. Oleh karena itu, seniman otomotif berusaha semaksimal mungkin agar dapat membuat sistem pengapian kijang super dapat bersaing dengan mobil mobil terbaru. Yaitu ( Transistor Control Ignition ) sebagai pengganti sistem pengapian yang lama. Dengan sistem yang diletakkan di Kijang Super tersebut diharapkan dapat membuat performa mesin menjadi lebih dari sebelumnya. Karena pada yang memutus dan menghubungkan arus adalah Transistor bukan logam yang bertemu 3

langsung dengan logam. Jadi ini pasti lebih awet dari pada platina. A. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang ditemui antara lain : 1. Berapa hasil torsi dan daya dari kijang super ketika menggunakan sistem pengapian break point dan juga? 2. Bagaimana gas buang yang dihasilkan dari kijang super ketika menggunakan sistem pengapian break point dan juga? B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini parameter sistem pengapian yang menggunakan break point dan akan diuji dengan rpm 5000 dan akan dibandingkan hasilnya dengan kriteria torsi dan daya serta emisi gas buang. C. Rumusan Masalah Penelitian ini dimaksudkan untuk mengatasi keluhan pengguna mobil yang masih menggunakan sistem pengapian konvensional, Maka perlu adanya alternatif pengganti breaker point untuk memaksimalkan kinerjanya. Oleh karena itu, Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana perbandingan penggantian breaker point dengan terhadap torsi dan daya? 2. Bagaimana perbandingan emisi gas buang yang dihasilkan? D. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan: 1. Mengetahui perbandingan penggantian breaker point dengan terhadap torsi dan daya. 2. Mengetahui perbandingan emisi gas buang yang dihasilkan. E. Kegunaan penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian system pengapian breaker point dengan ini sebagai berikut : 1. Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian tentang breaker point dan baik sebagai sumber pembelajaran maupun sebagai media pembelajaran yang secara khusus dapat memberikan pemahaman dan penguasaan konsep tentang system pengapian. 2. Praktis a. Akademis Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas lembaga yang ada di dalamnya dan dapat digunakan sebagai bahan ajar pendidikan. b. Pengembang Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta referensi terhadap 4

penelitian yang sejenis. c. Umum Dapat membantu masyarakat umum yang masih menggunakan mobil dengan sistem pengapian konvensional dan menjawab keluhan yang sering ada pada system ini. F. Sistematika penulisan Bab I Pendahuluan Berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Agar kita tahu apa yang akan kita analisa nantinya pada karya ilmiah ini. Bab II Landasan Teori Pada bab ini kita akan mengetahui kajian teori yang ada sebelumnya dan untuk pedoman pada saat dilakukan analisa. Bab III Metode Penelitian Bagaimana cara kita meneliti dan acuan pada saat penelitian akan dibahas di bab ini. Alurnya juga sudah ditentukan, serta alat yang digunakan akan dijelaskan beserta fungsi masing masing. Bab IV Hasil Penelitian dan Analisa data Hasil yang didapat akan diolah dan juga dianalisa, benar tidaknya hasil penelitian juga dibahas di bab ini. Bab V Penutup Berisi tentang kesimpulan dari seluruh penelitian dan juga saran untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya agar lebih baik lagi. II. METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan breaker point dan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah torsi, daya dan emisi gas buang. 3. Variabel Kontrol, terdiri dari: a. Mesin dalam keadaan normal. b. Mesin sudah mencapai suhu kerja. B. Teknik dan Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Menurut Sugiono (2008), metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu realitas itu dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati dan terukur,hubungan variabelnya bersifat sebab akibat dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik. Pendekatan Analisis Kuantitatif Pendekatan analisis kuantitatif terdiri atas perumusan masalah,menyusun model,mendapatkan 5

data, mencari solusi, menguji solusi, menganalisis hasil, dan menginterprestasikan hasil. 2. Teknik Penelitian Penelitian eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dengan kontrol yang ketat (Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002:33). C. Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian Adapun tempat penelitian yang digunakan untuk pengambilan data adalah di VEDC Malang dengan bahan dasar mesin kijang super dan alat ukur dyno serta gas analizer. III. ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Hasil dari pengetesan performa mesin Dari hasil pengujian ini dapat ditulis dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian peforma mesin Berdasarkan hasil pengukuran performa mesin di atas yang terdiri dari torsi dan daya dapat diketahui bahwa sistem pengapian memiliki torsi dan daya yang lebih besar dari sistem pengapian break point. Dikarenakan semakin tinggi RPM, maka daya kendaraan akan semakin besar, dan tentunya dengan konsumsi bahan bakar dan udara akan meningkat,diikuti pelepasan gas buang yang semakin besar pula. Dari tabel diatas dapat dibuat grafik untuk hasil pengukuran performa mesin di atas yang terdiri dari torsi dan daya dapat diketahui bahwa sistem pengapian memiliki torsi dan daya. Gambar 4.1 grafik hasil torsi N o. Sistem Pengapian 1. Break Point 2. Percob aan Torsi (Nm) Daya (HP) 1 263 5.5 2 265 5.6 Ratarata 264 5.55 1 275 7.2 2 276 7.4 Ratarata 275.5 7.3 Hasil grafik di atas menunjukkan torsi memiliki rata rata 275.5 Nm, sedangkan torsi break point rata-rata 264 Nm. 6

Gambar 4.2 grafik hasil daya Hasil grafik di atas menunjukkan daya memiliki rata rata 7.3 HP, sedangkan daya break point rata-rata 5.55 HP. 2. Hasil dari pengetesan emisi gas buang Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian emisi gas buang Kandung No. an Gas Buang 1. CO 2. CO2 3. HC 4. O2 Perco Break baan Point 1 7.97 10.56 2 7.93 10.60 Ratarata 7.95 10.58 1 10.31 8.76 2 10.36 8.60 Ratarata 10.33 8.68 1 307 431 2 309 428 Ratarata 308 429.5 1 0.27 0.32 2 0.30 0.36 Ratarata 0.285 0.34 Di bawah ini adalah grafik masing masing perbandingan emisi gas buang. 7

Data 15 10 5 0 11 10 9 8 7 500 400 300 200 100 0 0,35 Break Point Emisi Gas CO Break Point Emisi Gas CO2 Break Point Break Point Emisi Gas HC Break Point Break Point Emisi Gas O2 untuk gas buang CO2 pada break point memiliki rata-rata 10.33 sedangkan rata-rata 8.63, untuk gas buang HC pada break point memiliki rata-rata 308 sedangkan rata-rata 429.5, serta untuk gas buang O2 pada break point memiliki rata-rata 0.285 sedangkan rata-rata 0.34. B. Uji Statistik 1. Uji T-Test Uji t test merupakan salah satu cara untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara signifikan antara variabel keadaan satu dengan keadaan lainnya. Dalam uji ini ada beberapa pengujian yaitu pengujian torsi, daya dan emisi gas buang. Di bawah hasil boxplot beberapa pengujian, pertama boxplot torsi. 276 274 272 270 Boxplot of Torsi_Break Point, Torsi_ 0,3 0,25 Break Point Gambar 4.3 grafik Emisi Gas CO, CO2, HC, dan O2. Break Point Berdasarkan hasil pengukuran emisi gas buang dapat diketahui kandungan gas buang CO pada break point memiliki ratarata 7.95 sedangkan rata-rata 10.58, 268 266 264 262 Torsi_Break Point gambar 4.4 Boxplot Hasil Torsi dari Break point dan Torsi_ Box plot diatas menunjukan hasil data dengan mean rata-rata hasil torsi lebih besar dibanding hasil torsi break point. 8

Data Data Tabel 4.3 Pengujian Two Sample T-Test Two-Sample T-Test and CI: Torsi_Break Point, Torsi_ Two-sample T for Torsi_Break Point vs Torsi_ N Mean StDev SE Mean Torsi_Break Point 2 264.00 1.41 1.0 Torsi_ 2 275.500 0.707 0.50 Difference = μ (Torsi_Break Point) - μ (Torsi_) Estimate for difference: -11.50 95% CI for difference: (-25.71, 2.71) T-Test of difference = 0 (vs ): T- Value = -10.29 P-Value = 0.062 DF = 1 Untuk hasil boxplot hasil daya dapat dilihat di bawah ini. Two-Sample T-Test and CI: Daya_Break Point, Daya_ Two-sample T for Daya_Break Point vs Daya_ N Mean StDev SE Mean Daya_Break Point 2 5.5500 0.0707 0.050 Daya_ 2 7.300 0.141 0.10 Difference = μ (Daya_Break Point) - μ (Daya_) Estimate for difference: -1.750 95% CI for difference: (-3.171, - 0.329) T-Test of difference = 0 (vs ): T- Value = -15.65 P-Value = 0.041 DF = 1 Hasil boxplot emisi gas buang CO dapat dilihat di bawah ini. Boxplot of CO_Break Point, CO_ 7.5 Boxplot of Daya_Break Point, Daya_ 1 0.5 1 0.0 7.0 9.5 6.5 9.0 8.5 6.0 8.0 5.5 CO_Break Point CO_ Daya_Break Point Daya_ Gambar 4.5 Boxplot Hasil daya dari Break point dan Box plot diatas menunjukan hasil data dengan mean rata-rata hasil daya lebih besar dibanding hasil daya break point. Gambar 4.6 Boxplot Hasil CO dari Break point dan Box plot diatas menunjukan hasil data dengan mean rata-rata hasil emisi gas buang CO lebih besar dibanding hasil CO break point. Tabel 4.4 Pengujian Two Sample T-Test Tabel 4.5 Pengujian Two Sample T-Test 9

Data Data Two-Sample T-Test and CI: CO_Break Point, CO_ Two-sample T for CO_Break Point vs CO_ N Mean StDev SE Mean CO_Break Point 2 7.9500 0.0283 0.020 CO_ 2 10.5800 0.0283 0.020 Difference = μ (CO_Break Point) - μ (CO_) Estimate for difference: -2.6300 95% CI for difference: (-2.7517, - 2.5083) T-Test of difference = 0 (vs ): T- Value = -92.98 P-Value = 0.000 DF = 2 Hasil boxplot emisi gas buang CO2 dapat dilihat di bawah ini. Two-Sample T-Test and CI: CO2_Break Point, CO2_ Two-sample T for CO2_Break Point vs CO2_ N Mean StDev SE Mean CO2_Break Point 2 10.3350 0.0354 0.025 CO2_ 2 8.680 0.113 0.080 Difference = μ (CO2_Break Point) - μ (CO2_) Estimate for difference: 1.6550 95% CI for difference: (0.5900, 2.7200) T-Test of difference = 0 (vs ): T- Value = 19.75 P-Value = 0.032 DF = 1 Hasil boxplot emisi gas buang HC dapat dilihat di bawah ini. Boxplot of CO2_Break Point, CO2_ Boxplot of HC_Break Point, HC_ 1 0.5 440 420 1 0.0 400 380 9.5 360 9.0 340 320 8.5 CO2_Break Point CO2_ 300 HC_Break Point HC_ Gambar 4.7 Boxplot Hasil CO2 dari Break point dan Box plot diatas menunjukan hasil data dengan mean rata-rata hasil emisi gas buang CO2 break point lebih besar dibanding hasil CO2. Tabel 4.6 Pengujian Two Sample T-Test Gambar 4.8 Boxplot Hasil HC dari Break point dan Box plot diatas menunjukan hasil data dengan mean rata-rata hasil emisi gas buang HC lebih besar dibanding hasil HC break point. Tabel 4.7 Pengujian Two Sample T-Test 10

Data Two-Sample T-Test and CI: HC_Break Point, HC_ Two-sample T for HC_Break Point vs HC_ N Mean StDev SE Mean HC_Break Point 2 308.00 1.41 1.0 HC_ 2 429.50 2.12 1.5 Difference = μ (HC_Break Point) - μ (HC_) Estimate for difference: -121.50 95% CI for difference: (-144.41, - 98.59) T-Test of difference = 0 (vs ): T- Value = -67.40 P-Value = 0.009 DF = 1 Hasil boxplot emisi gas buang O2 dapat dilihat di bawah ini. 0.36 0.34 0.32 0.30 0.28 0.26 Gambar 4.9 Boxplot Hasil HC dari Break point dan Box plot diatas menunjukan hasil data dengan mean rata-rata hasil emisi gas buang O2 lebih besar dibanding hasil 02 break point. Boxplot of O2_Break Point, O2_ O2_Break Point O2_ Tabel 4.8 Pengujian Two Sample T-Test Two-Sample T-Test and CI: O2_Break Point, O2_ Two-sample T for O2_Break Point vs O2_ N Mean StDev SE Mean O2_Break Point 2 0.2850 0.0212 0.015 O2_ 2 0.3400 0.0283 0.020 Difference = μ (O2_Break Point) - μ (O2_) Estimate for difference: -0.0550 95% CI for difference: (-0.3727, 0.2627) T-Test of difference = 0 (vs ): T- Value = -2.20 P-Value = 0.272 DF = 1 2. Interprestasi Hasil Analisis Data Pengujian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang diberikan variabel bebas terhadap hasil torsi, daya dan keseluruhan emisi gas buang. Setelah hasil analisa data dapat ditentukan maka untuk interprestasi mengenai hasil analisis dipaparkan sebagai berikut. Output pada tabel 4.3 menunjukan mean hasil torsi break point sebesar 264 dengan StDev 1.41, sedangkan hasil torsi mean sebesar 275.5 dengan StDev 0,707. Maka mean hasil torsi lebih tinggi dari mean hasil torsi break point dengan selisih 11.50. Output pada tabel 4.4 menunjukkan mean hasil daya break point sebesar 5.55 dengan StDev 0,0707, sedangkan hasil daya mean sebesar 7.3 dengan StDev 0,141. Maka mean hasil daya lebih 11

tinggi dari mean hasil daya break point dengan selisih 1,750. Output pada tabel 4.5 menunjukkan mean hasil CO break point sebesar 7,95 dengan StDev 0,0283, sedangkan hasil CO mean sebesar 10,58 dengan StDev 0,283. Maka mean hasil CO lebih tinggi dari mean hasil CO break point dengan selisih 2,63. Output pada tabel 4.6 menunjukkan mean hasil CO2 break point sebesar 10,335 dengan StDev 0,0354, sedangkan hasil CO2 mean sebesar 8,68 dengan StDev 0,113. Maka mean hasil CO2 break point lebih tinggi dari mean hasil CO2 dengan selisih 1,655. Output pada tabel 4.7 menunjukkan mean hasil HC break point sebesar 308,0 dengan StDev 1,41, sedangkan hasil HC mean sebesar 429,5 dengan StDev 2,12. Maka mean hasil HC lebih tinggi dari mean hasil HC break point dengan selisih 121,5. Output pada tabel 4.8 menunjukkan mean hasil O2 break point sebesar 0,285 dengan StDev 0,0212, sedangkan hasil O2 mean sebesar 0,34 dengan StDev 0,0283. Maka mean hasil O2 lebih tinggi dari mean hasil O2 break point dengan selisih 0,055. C. Pengujian Hipotesis Secara statistik bahwa memang terdapat perbedaan antara pengapian break point dan, maka digunakanlah uji independen T-Test. Hasil nilai P-value akan dibandingkan dengan nilai signifikan 0,05 atau 5%. Hasil P value torsi sebesar 0,062 di mana lebih besar dari pada batas kritis 0,05 sehingga jawaban hipotesis adalah menerima H0 atau yang berarti tidak terdapat perbedaan Mean yang bermakna/signifikan antara pengapian break point dan. Hasil P value daya sebesar 0,041 di mana lebih kecil dari pada batas kritis 0,05 sehingga jawaban hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat perbedaan Mean yang bermakna/signifikan antara pengapian break point dan.. Hasil P value CO sebesar 0,000, P value CO2 sebesar 0,032, P value HC sebesar 009, di mana lebih kecil dari pada batas kritis 0,05 sehingga jawaban hipotesis adalah menerima H1 atau yang berarti terdapat perbedaan Mean yang bermakna/signifikan antara pengapian break point dan. Hasil P value O2 sebesar 0,272 di mana lebih besar dari pada batas kritis 0,05 sehingga jawaban hipotesis adalah menerima H0 atau yang berarti tidak terdapat perbedaan Mean yang bermakna/signifikan antara pengapian break point dan. 12

D. Pembahasan Berdasarkan hasil eksperimen menggunakan t-test yang telah dilakukan pada penelitian ini, didapatkan hasil perbandingan dari semua varibel dalam penelitian tentang torsi dan daya sedangkn untuk emisi gas buang yang dihasilkan diketahui dari analisa grafik saja. Hasil yang didapat dengan menggunakan kombinasi pengapian break point dan untuk mengetahui perbandingan hasil torsi dan daya. Hasil torsi yang di dapat untuk pengapian break point sebesar 264 Nm dimana hasil ini lebih kecil dibanding dari pengapian yang sebesar 275.5 Nm. Namun dari pengujian t-test dengan nilai signifikan 0,05 atau 5% tidak terdapat perbandingan yang signifikan karena hasil torsi terlalu pendek atau terlalu mendekati. Hasil daya pada pengapian break point sebesar 5.55 Hp dimana hasil ini lebih kecil dibanding dari pengapian yang sebesar 7.3 Hp. Dari hasil pengujian t-test dengan nilai signifikan 0,05 atau 5% terdapat perbandingan yang signifikan untuk hasil daya. Serta untuk hasil keseluruhan emisi gas buang untuk CO, HC, O2 pada pengapian lebih tinggi dari pengapian break point, sedangkan untuk CO2 pada pengapian break point lebih tinggi dari pengapian. Hasil peneitian ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh A. A Fadoli (2012), dengan judul analisa perbandingan daya, torsi dan konsumsi bahan bakar antara pengapian standar dengan pengapian menggunakanbooster pada mesin Toyota kijang seri 7 yang menyatakan bahwa hasil daya dan torsi pengapian booster atau lebih tinggi dibanding menggunakan pengapian standart atau konvensional. IV. PENUTUP A. Kesimpulan Dari data hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Hasil torsi yang di dapat untuk pengapian break point sebesar 264 Nm dimana hasil ini lebih kecil dibanding dari pengapian yang sebesar 275.5 Nm, pengujian t-test dengan nilai signifikan 0,05 atau 5% tidak terdapat perbandingan yang signifikan. Sedangkan hasil daya pada pengapian break point sebesar 5.55 Hp dimana hasil ini lebih kecil dibanding dari pengapian yang sebesar 7.3 Hp. Dari hasil pengujian t-test dengan nilai signifikan 0,05 atau 5% terdapat perbandingan yang signifikan untuk hasil daya 2. Hasil keseluruhan emisi gas buang untuk CO, HC, O2 pada pengapian 13

lebih tinggi dari pengapian break point, sedangkan untuk CO2 pada pengapian break point lebih tinggi dari pengapian. B. SARAN 1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang torsi, daya dan emisi gas buang dengan variable bebas yang lebih unik. 2. Perlu adanya pertimbangan untuk menggunakan sistem pengapian yang lebih bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Aliyudin, 2013. Sistem Pengapian (Konvensional). Online. Tersedia : https://tkrwonoasri.blogspot.com/2 013/12/sistem-pengapiankonvensional.html, diunduh : 5 Desember 2018. Anonim. 1996. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT. Toyota AstraMotor. Anonim. 1996. Fundamental of Electricity Step 2. Jakarta : PT. ToyotaAstra Motor. Boentarno. 2002. Cara Pemeriksaan : Penyetelan dan Perawatan Kelistrikan Mobil. Andi Offset. Yogyakarta. Daryanto. 2001. Sistem Pengapian Mobil. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Daryanto. 2009. Teknik Pemeliharan Mobil Pemeriksaan dan Perbaikan. Bumi Aksara. Jakarta. Keika, 2018. Emissions Analyzer: E8500 Plus Portable Industrial Flue Gas and Emissions Analyzer. Online. Tersedia : https://www.keikaventures.co m/ productinfo.php?product_id=10 96, diunduh : 4 Januari 2019. Sugiono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sedarmayanti dan Syarifudin, 2002. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju. Thea, Rohidin, 2014. Sistem Pengapian Elektronik (Transistor). Online. Tersedia :https://www.viarohidinthea.com/2 014/12/sistem-pengapianelektronik-transistor.html, diunduh : 23 Desember 2018. Widjanarko. 2008. Kelistrikan Engine (Sistem Pengapian dan Pengisian). Universitas Negri Semarang. 14