RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

dokumen-dokumen yang mirip
-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2011, No.82 2 Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nom

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERMENDIKNAS NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR BAGI PNS DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL (terdiri atas 17 bab,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN BUPATI WAJO NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

MEMUTUSKAN: DAN GEOFISIKA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2016

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 37 TAHUN 2014

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Neg

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2014

SALINAN PERATURAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

2016, No ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Ta

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 05 TAHUN 2012 T E N T A N G

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN BIDAN SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 30 TAHUN 2011

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

PERATURAN PNS YANG MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG YANG LEBIH TINGGI DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

URGENSI DIKELUARKANNYA PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK.

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.22/MEN/2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

-1- REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2014, No diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

2011, No dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lemba

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

No pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

2015, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegaw

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 149 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

2018, No.4-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 85 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

Transkripsi:

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2019

POKOK BAHASAN 1 2 3 PENGANTAR RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL PENUTUP

1 PENGANTAR

PENGATURAN MANAJEMEN PNS UU No. 8 Tahun 1974 UU No. 43 Tahun 1999 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam Lembaran Negara UU No. 5 Tahun 2014 POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN (PNS) APARATUR SIPIL NEGARA (PNS + PPPK)

TINDAK LANJUT UU NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN PELAKSANAAN YANG SUDAH TERBIT UU No. 5 Tahun 2014 PP No. 21 Tahun 2014 PP No. 70 Tahun 2015 PP No. 11 Tahun 2017 JABATAN ASN JABATAN PIMPINAN TINGGI JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL PEMBERHENTIAN PNS YANG MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL JAMINAN KECELAKAAN KERJA DAN JAMINAN KEMATIAN BAGI PEGAWAI ASN MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL 15 Januari 2014 Diundangkan dalam Lembaran Negara 19 Maret 2014 Diundangkan dalam Lembaran Negara 17 September 2015 Diundangkan dalam Lembaran Negara 7 April 2017 Diundangkan dalam Lembaran Negara

DASAR HUKUM PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL Pasal 211 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian tugas belajar diatur dengan Peraturan Presiden.

PASAL 211 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN TUGAS BELAJAR SAAT INI Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar. Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar Bagi Pegawai Negeri Sipil. 6

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL

POSISI PENYUSUNAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL 2016, Penyusunan Konsep Perpres Pemberian Tugas Belajar sebagai pelaksanaan UU No. 5 Tahun 2014 2017, Izin Prakarsa Penyusunan dan Penyusunan Rancangan Perpres Pemberian Tugas Belajar 2018, Pengajuan harmonisasi Rancangan Perpres Pemberian Tugas Belajar (Januari 2018) Selesai harmonisasi Rancangan Perpres Pemberian Tugas Belajar (November 2018) 6

SISTEMATIKA RPERPRES PEMBERIAN TUGAS BELAJAR PNS BAB I KETENTUAN UMUM BAB II PERENCANAAN TUGAS BELAJAR BAB III PERSYARATAN DAN PENETAPAN TUGAS BELAJAR BAB IV PENDANAAN DAN JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR BAB V KEDUDUKAN, HAK, DAN KEWAJIBAN BAB VI PEMBATALAN DAN PEMBERHENTIAN BAB VII PEMANTAUAN DAN EVALUASI BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN BAB IX KETENTUAN PERALIHAN BAB X KETENTUAN PENUTUP 10 BAB 39 PASAL 3

PENGERTIAN TUGAS BELAJAR TUGAS BELAJAR adalah penugasan yang diberikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk meningkatkan Kompetensi, mengurangi kesenjangan kompetensi, dan/atau pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil melalui pendidikan formal.

TUJUAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR 1. mengurangi kesenjangan antara standar Kompetensi dan/atau persyaratan Jabatan dengan Kompetensi PNS yang akan mengisi Jabatan 2. memenuhi kebutuhan tenaga yang memiliki keahlian atau Kompetensi tertentu dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengembangan organisasi 3. meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian profesional PNS sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan karir

PERENCANAAN TUGAS BELAJAR #1 Pemberian Tugas Belajar kepada PNS dilakukan sesuai dengan rencana kebutuhan Tugas Belajar disusun oleh PyB sekurang-kurangnya memuat hasil evaluasi terhadap kebutuh-an pengembangan Kompetensi dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengembangan karier dan pengembangan organisasi hasil analisis kesenjangan antara Kompetensi dan/atau persyarat-an Jabatan dengan Kompetensi PNS yang akan mengisi Jabatan unit organisasi jenjang pendidikan program studi target jumlah Tugas Belajar tahun pelaksanaan tata cara penyusunan rencana kebutuhan Tugas Belajar diatur dengan Peraturan Menteri

PERENCANAAN TUGAS BELAJAR #2 Rencana kebutuhan Tugas Belajar mengacu pada rencana pengem-bangan Kompetensi, rencana pengembangan karier, dan rencana pengembangan organisasi tingkat instansi. Rencana kebutuhan Tugas Belajar ditetapkan oleh PPK dan disampaikan kepada lembaga yang menyelenggarakan tugas pemerintahan di bidang adminstrasi negara sebagai bahan untuk menyusun rencana pengembangan Kompetensi nasional.

PERSYARATAN TUGAS BELAJAR #1 1. memiliki masa kerja paling singkat 1 (satu) tahun sejak diangkat sebagai PNS 2. berusia paling tinggi: 25 (D1), 27 (D2), 30 (D3), 34 (D4,S1), 39 (S2), 43 (SP), 47 (S3). 3. lulus seleksi instansi asal, pemberi bantuan, dan satuan pendidikan 4. penilaian kinerja dalam 2 (dua) tahun terakhir bernilai baik 5. sehat jasmani dan rohani 6. tidak sedang menjalani sanksi etika, disiplin, hukum, dan/atau tidak pernah menjalani sanksi disiplin 1 (satu) tahun terakhir 7. tidak sedang menjalani cuti di luar tanggungan negara dan/atau tidak sedang menjalani pemberhentian sementara dari PNS 8. tidak pernah dibatalkan atau diberhentikan dalam pelaksanaan Tugas Belajar sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini

PERSYARATAN TUGAS BELAJAR #2 Pengecualian: di daerah terpencil, tertinggal, dan/atau terluar; atau untuk Jabatan yang sangat diperlukan Batas Usia paling tinggi: 37 (D1, D2, D3, D4,S1) Penentuan daerah terpencil, tertinggal, dan/atau terluar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Jabatan yang sangat diperlukan ditetapkan oleh Menteri berdasarkan usulan dari PPK (1)dapat dikecualikan bagi PNS yang masa kerjanya belum 1 (satu) tahun sejak diangkat sebagai PNS, dalam hal kebutuhan yang mendesak. (1)Kebutuhan yang mendesak ditetapkan oleh Menteri.

PENYELENGGARA TUGAS BELAJAR DAN PERSYARATAN PROGRAM STUDI (1)Tugas Belajar dapat diselenggarakan oleh: perguruan tinggi dalam negeri; atau perguruan tinggi luar negeri. (1)Perguruan tinggi dalam negeri terdiri atas: perguruan tinggi negeri; perguruan tinggi kedinasan; atau perguruan tinggi swasta. (1)Perguruan tinggi luar negeri merupakan perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh negara yang bersangkutan dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi.

PERSYARATAN PROGRAM STUDI YANG DIPILIH DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI DALAM NEGERI penyelenggaraannya dalam jenis: 1. 2. 3. Pendidikan Akademik; Pendidikan Vokasi; dan Pendidikan Profesi; (1)sesuai dengan standar Kompetensi Jabatan atau keahlian yang dipersyaratkan dalam Jabatan; (1)sesuai perencanaan kebutuhan Tugas Belajar instansi memiliki: akreditasi B & A untuk PT berakreditasi C; dan akreditasi C untuk PT berakreditasi B & A.

PERSYARATAN PROGRAM STUDI YANG DIPILIH DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI LUAR NEGERI penyelenggaraannya dalam jenis: Pendidikan Akademik; Pendidikan Vokasi; dan Pendidikan Profesi; (1)sesuai dengan standar Kompetensi Jabatan atau keahlian yang dipersyaratkan dalam Jabatan; (1)sesuai perencanaan kebutuhan Tugas Belajar instansi

PERSYARATAN PROGRAM STUDI YANG DIPILIH DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI Pelaksanaan ketentuan ditetapkan oleh PPK. (1)PPK dapat mendelegasikan kewenangan penetapan kepada PyB. (1)PyB dapat mendelegasikan kewenangan penetapan tersebut kepada pejabat pimpinan tinggi yang melaksanakan tugas di bidang kepegawaian. PNS yang memenuhi persyaratan dan lolos seleksi Tugas Belajar ditetapkan oleh PPK sebagai PNS Tugas Belajar.

PENDANAAN TUGAS BELAJAR #1 Pendanaan Tugas Belajar bersumber dari: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan Anggaran pendapatan dan belanja daerah. (1)Pendanaan Tugas Belajar dapat bersumber dari: bantuan swasta, meliputi bantuan dari badan, yayasan, lembaga, perusahaan, dan organisasi berbadan hukum; bantuan luar negeri yang tidak mengikat; atau sumber lain, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (1)Sumber pendanaan Tugas Belajar dapat diberikan setelah mendapat persetujuan dari pejabat (PPK, PyB, PD), sesuai dengan rencana kebutuhan Tugas Belajar.

PENDANAAN TUGAS BELAJAR #2 Pendanaan Tugas Belajar diberikan untuk membiayai komponen: perjalanan pergi dan pulang ke dan dari tempat Tugas Belajar baik di dalam negeri maupun di luar negeri;biaya hidup, termasuk pemondokan; biaya hidup, termasuk pemondokan;alat pelajaran, buku, atau referensi lain; dan alat pelajaran, buku, atau referensi lain; dan biaya kuliah, ujian, penelitian, seminar, dan studi banding. (1)Seminar dan studi banding merupakan seminar dan studi banding yang menjadi bagian dari kurikulum dalam program studi. (1)Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal lebih dari 1 (satu) sumber dana. (1)Dana yang berasal lebih dari 1 (satu) sumber dana tidak boleh untuk membiayai komponen yang sama. (1)Biaya kuliah, ujian, penelitian, seminar, dan studi banding dibayarkan langsung kepada perguruan tinggi.

JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR #1 Tugas Belajar diselenggarakan untuk jangka waktu tertentu. (1)Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan program studi yang dipilih dan paling lama: 2S 2T (D1), 4S 2T (D2), 6S 3T (D3), 8S 4T (D4, S1), 4S 2T (S2), 8S 4T (S3), sesuai program (SP). (1)Jangka waktu Tugas Belajar dapat diperpanjang paling lama 2 (dua) semester atau 1 (satu) tahun. (1)Perpanjangan diberikan berdasarkan kriteria: (2) 1. penyelesaian tugas akhir membutuhkan tambahan waktu karena terdapat situasi dan kondisi di luar kemampuan individu; dan (3) 2. sesuai dengan kebutuhan instansi dan mendapat persetujuan PPK atau Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan. (1)Seluruh biaya yang diperlukan dalam rangka penyelesaian pendidikan selama perpanjangan jangka waktu Tugas Belajar dibebankan pada PNS yang bersangkutan.

JANGKA WAKTU TUGAS BELAJAR #2 Untuk program studi bidang tertentu yang yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, jangka waktu Tugas Belajar dapat diperpanjang paling lama 4 (empat) semester atau 2 (dua) tahun. Perpanjangan jangka waktu Tugas Belajar harus mendapat persetujuan Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi. Jangka waktu Tugas Belajar dan perpanjangannya diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.

TUGAS BELAJAR DENGAN BIAYA SENDIRI Dalam kondisi tertentu, PPK atau Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan dapat menugaskan PNS untuk melaksanakan Tugas Belajar dengan biaya sendiri dengan tetap menaati ketentuan perencanaan tugas belajar. (1)PNS yang mendapat Tugas Belajar dengan biaya sendiri dapat tetap melaksanakan tugas. PNS yang mendapatkan perpanjangan jangka waktu Tugas Belajar dapat diberikan status Tugas Belajar dengan biaya sendiri. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Tugas Belajar dengan biaya sendiri diatur dengan Peraturan Menteri.

TUGAS BELAJAR dengan BERKELANJUTAN PNS dapat melaksanakan Tugas Belajar berkelanjutan secara berturut-turut untuk paling banyak 1 (satu) kali jenjang pendidikan di atasnya, setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut: mendapat persetujuan pimpinan instansi; prestasi pendidikan dengan pujian (cumlaude); jenjang pendidikan bersifat linier; dan dibutuhkan instansi berdasarkan rencana kebutuhan Tugas Belajar. dibutuhkan instansi berdasarkan rencana kebutuhan Tugas Belajar.

KEDUDUKAN DAN HAK Selama melaksanakan Tugas Belajar, PNS Tugas Belajar berkedudukan pada unit kerja yang melaksanakan fungsi kepegawaian kepegawaian atau unit kerja pegawai yang bersangkutan bila dengan biaya sendiri PNS Tugas Belajar berhak mendapatkan penghasilan berupa: gaji; dan tunjangan kinerja. Gaji diberikan sebesar 100% (seratus persen) dari gaji terakhir yang diterima sebelum pelaksanaan Tugas Belajar. Tunjangan kinerja merupakan tunjangan yang diberikan karena melaksanakan Tugas Belajar dan diberikan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari tunjangan kinerja terakhir yang diterima sebelum pelaksanaan Tugas Belajar.

KEWAJIBAN PNS TUGAS BELAJAR a. menyerahkan tugas dan tanggung jawab sebelum pelaksanaan Tugas Belajar; b. menyusun perencanaan kinerja pegawai berdasarkan capaian akademik; c. melaporkan diri dan alamat tempat tinggal; d. menaati kode etik di satuan pendidikan tempat melaksanakan Tugas Belajar; e. melaporkan perkembangan pelaksanaan Tugas Belajar setiap semester dalam bentuk laporan penilaian kinerja PNS; f. mengajukan permohonan perpanjangan apabila jangka waktu yang diberikan untuk diselesaikan; melaksanakan Tugas Belajar belum dapat g. menyelesaikan Tugas Belajar; h. melaporkan diri secara tertulis kepada instansi setelah selesai melaksanakan Tugas Belajar paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak berakhirnya masa Tugas Belajar; i. kembali ke instansi asal setelah selesai melaksanakan Tugas Belajar; dan j. melaksanakan ikatan dinas.

KEWAJIBAN PNS TUGAS BELAJAR Kewajiban melaksanakan ikatan dinas j yaitu 2 (dua) kali jangka waktu Tugas Belajar yang bersangkutan Kewajiban melaksanakan ikatan dinas yaitu 4 (empat) kali jangka waktu Tugas Belajar yang bersangkutan bagi PNS Tugas Belajar yang mendapatkan izin Tugas Belajar berkelanjutan. Kewajiban melaksanakan ikatan dinas dapat dikurangi atau ditambah jangka waktunya berdasarkan kebijakan dari PPK dengan mempertimbangkan kebutuhan instansi dan pelayanan kepada masyarakat. Kewajiban melaksanakan ikatan dinas berakhir pada saat terpenuhinya jangka waktu atau berakhir karena telah mencapai batas usia pensiun. Pensiun tidak termasuk pensiun dini.

PNS TUGAS BELAJAR YANG MELANGGAR KEWAJIBAN DIKENAI SANKSI hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, termasuk hukuman disiplin bagi pegawai yang tidak kembali bekerja di instansi asal meskipun telah dilakukan pembatalan penetapan Tugas Belajar; dan/atau mengembalikan/menyetor ke kas negara sejumlah biaya yang telah dikeluarkan selama melaksanakan Tugas Belajar dan ditambah: 100% (seratus persen), jika tidak dapat menyelesaikan Tugas Belajar karena kelalaian sendiri;300% (tiga ratus persen), jika tidak melaksanakan ikatan dinas; atau 300% (tiga ratus persen), jika tidak melaksanakan ikatan dinas; atau 600% (enam ratus persen), jika tidak melaksanakan ikatan dinas atas Tugas Belajar berkelanjutan.

PEMBATALAN TUGAS BELAJAR #1 Keputusan penetapan Tugas Belajar dapat dibatalkan oleh PPK berdasarkan usulan pimpinan unit kerja dengan melampirkan bukti atau kelengkapan data pendukung sesuai dengan alasan pembatalan. Pembatalan dapat dilakukan sebelum keberangkatan ke tempat pelaksanaan Tugas Belajar maupun selama proses Tugas Belajar.

PEMBATALAN TUGAS BELAJAR #2 a. terdapat bukti tidak memenuhi syarat pemberian Tugas Belajar; b. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat; c. tidak berangkat ke tempat pelaksanaan Tugas Belajar sesuai jadwal yang telah ditentukan tanpa alasan yang sah; dan/atau d. mengajukan permohonan pengunduran diri.

PEMBERHENTIAN TUGAS BELAJAR #1 Pelaksanaan Tugas Belajar dapat diberhentikan oleh PPK berdasarkan usulan pimpinan unit kerja dengan melampirkan bukti atau kelengkapan data pendukung sesuai dengan alasan pemberhentian. Dalam hal PNS Tugas Belajar diberhentikan pelaksanaan Tugas Belajarnya berdasarkan ketentuan jabatan dan dinas, PNS tersebut dapat diusulkan kembali untuk melaksanakan Tugas Belajar. PNS Tugas Belajar yang tidak dapat menyelesaikan Tugas Belajar sesuai jangka waktu Tugas Belajar termasuk perpanjangannya, tidak dikenai sanksi, jika terdapat alasan: pembatalan karena tidak memenuhi syarat; atau penghentian berdasarkan usulan pimpinan unit kerja.

ALASAN PEMBERHENTIAN TUGAS BELAJAR a. tidak mampu menyelesaikan Tugas Belajar berdasarkan hasil evaluasi perguruan tinggi penyelenggara Tugas Belajar; b. tidak dapat melaksanakan Tugas Belajar karena kahar (post majeur); c. tidak sehat jasmani dan rohani, yang dinyatakan oleh tim penguji kesehatan tersendiri yang mengakibatkan PNS Tugas Belajar tidak mungkin menyelesaikan Tugas Belajar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan; dan/atau f. tidak melaporkan perkembangan Tugas Belajarnya meskipun telah diberi peringatan. a. g. diangkat dalam Jabatan pegawai aparatur sipil negara atau diberi tugas tambahan; atau a. h. terdapat kepentingan dinas atau kepentingan organisasi yang mengharuskan PNS untuk segera melaksanakan tugas organisasi.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI #1 Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan Tugas Belajar. (1)Pemantauan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan Tugas Belajar, penilaian kinerja, dan keberadaan tempat tinggal PNS Tugas Belajar. (1)Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian program pemberian Tugas Belajar sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan Tugas Belajar kepada pihak yang berkepentingan. (1)Pemantauan yang berupa penilaian kinerja dilakukan oleh satuan pendidikan. (1)Penilaian kinerja terdiri atas penilaian akademik atau pencapaian target akademik dan penilaian perilaku. (1)Evaluasi dilakukan oleh unit kerja yang melaksanakan tugas di bidang kepegawaian paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (1)Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan hasil pemantauan.

PEMANTAUAN DAN EVALUASI #2 Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Tugas Belajar di luar negeri dilakukan berdasarkan rekomendasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia atau Konsulat Jenderal Republik Indonesia di masing-masing negara tempat pelaksanaan Tugas Belajar. (1)Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Tugas Belajar dilaporkan kepada Menteri melalui PPK atau Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan masingmasing intansi. (1)Berdasarkan laporan, Menteri menetapkan kebijakan pengembangan Kompetensi nasional. (1)Berdasarkan laporan, PPK atau Pejabat Yang Menerima Delegasi Kewenangan masing-masing intansi melakukan pembinaan terhadap PNS Tugas Belajar.

KETENTUAN LAIN-LAIN Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemberian Tugas Belajar di lingkungan masing-masing instansi diatur dengan Peraturan Menteri/Lembaga/Badan atau Peraturan Kepala Daerah, setelah mendapat pertimbangan dari Menteri. (1)Peraturan Menteri/Lembaga/Badan atau Peraturan Kepala Daerah yang berdampak pada pembebanan keuangan negara harus mendapat pertimbangan dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

KETENTUAN PERALIHAN Tugas Belajar yang telah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini atau Tugas Belajar yang sedang dilaksanakan pada saat mulai berlakunya Peraturan Presiden ini dinyatakan tetap berlaku dan jika terdapat kewajiban atas Tugas Belajar yang belum dilaksanakan maka pelaksanaannya berdasarkan ketentuan yang menguntungkan bagi PNS yang melaksanakannya. (1)Izin belajar dalam program percepatan pemenuhan kebutuhan persyaratan pendidikan bagi guru dan tenaga kesehatan masih tetap berlaku untuk jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun terhitung sejak tanggal pengundangan Peraturan Presiden ini. (1)Selain izin belajar, izin belajar yang diberikan sebelum tanggal pengundangan Peraturan Presiden ini masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya jangka waktu studi.

KETENTUAN PENUTUP Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku: 1. Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini. 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Belajar, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 3. Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

3 PENUTUP

TINDAK LANJUT Penyusunan Peraturan Pelaksanaan Peraturan Presiden tentang Pemberian Tugas Belajar bagi PNS. Penyusunan dan/atau Revisi Peraturan Instansi sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Presiden tentang Pemberian Tugas Belajar bagi PNS ini. Inventarisasi dan Pemetaan PNS yang saat ini sedang melaksanakan Tugas Belajar dan Izin Belajar berdasarkan ketentuan sebelum Peraturan Presiden tentang Pemberian Tugas Belajar bagi PNS ini. Implementasi Peraturan Presiden tentang Pemberian Tugas Belajar bagi PNS ini.

TERIMA KASIH