Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI EKSPERIMENTAL DAN ANALITIS KAPASITAS SAMBUNGAN BAJA BATANG TARIK DENGAN TIPE KEGAGALAN GESER BAUT

STUDI EKSPERIMENTAL GESER BLOK PADA BATANG TARIK KAYU INDONESIA

Komponen Struktur Tarik

Nessa Valiantine Diredja 1 dan Yosafat Aji Pranata 2

STRUKTUR BAJA 1 KONSTRUKSI BAJA 1

ELEMEN STRUKTUR TARIK

Pertemuan IX : SAMBUNGAN BAUT (Bolt Connection)

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI PRETENSION SAMBUNGAN BAUT BAJA TIPE SLIP CRITICAL

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Batang Tarik Pertemuan - 2

Bab II STUDI PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

STUDI NUMERIK POLA GESER BLOK ALTERNATIF PADA SAMBUNGAN UJUNG BATANG TARIK PROFIL T

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1:

III. BATANG TARIK. A. Elemen Batang Tarik Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya aksial tarik murni.

harus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Baut Pertemuan - 12

MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member)

Kajian Eksperimental Kapasitas Sambungan Material Fiber Reinforced Polymer

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Baut.

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU SAMBUNGAN DENGAN ALAT SAMBUNG SEKRUP PADA ELEMEN STRUKTUR BAJA RINGAN

MODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Sambungan diperlukan jika

STUDI KEKUATAN SAMBUNGAN BATANG TARIK PELAT BAJA DENGAN ALAT SAMBUNG BAUT

MODUL PERKULIAHAN. Struktur Baja 1. Batang Tarik #1

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

Materi Pembelajaran : 10. WORKSHOP/PELATIHAN II PERENCANAAN DAN EVALUASI STRUKTUR.

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

BAB III KAJIAN EKSPERIMENTAL. Berikut ini akan diuraikan kajian dalam perencanaan program eksperimental yang dilaksanakan mencakup :

PERANCANGAN STRUKTUR KUBAH GEODESIK BAJA SEBAGAI HUNIAN SEMI PERMANEN KORBAN BENCANA ALAM. Oleh : CHRISTIANTO CHANDRA KUSUMA NPM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERILAKU PENGARUH EFEK PENGEKANGAN PADA KOLOM CONCRETE FILLED STEEL TUBE AKIBAT PEMASANGAN CROSS TIE

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

BAHAN KULIAH STRUKTUR BAJA 1. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Informatika Undiknas University

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Jenis-Jenis Material Baja Yang Ada di Pasaran. Jenis material baja yang ada di pasaran saat ini terdiri dari Hot Rolled Steel

6. EVALUASI KEKUATAN KOMPONEN

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

BAB II DASAR TEORI. baja yang dipakai adalah Baja Karbon (Carbon Steel) dengan sebutan Baja ASTM

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

ANALISIS KOLOM BAJA WF MENURUT TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG ( SNI ) MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL 2002

ANALISIS DIMENSI PELAT DASAR (BASE PLATE) PADA KOLOM STRUKTUR BAJA YANG MAMPU TAHAN TERHADAP EFEK PRAY

ANALISA SAMBUNGAN BATANG TARIK STRUKTUR BAJA DENGAN METODE ASD DAN METODE LRFD

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA UNTK BERBAGAI TYPE TUGAS AKHIR M. FAUZAN AZIMA LUBIS

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

PENELITIAN EKSPERIMENTAL KUAT LELEH LENTUR (F yb ) BAUT

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur dan Geser Balok Sandwich Beton

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

KAJIAN KEKUATAN SAMBUNGAN STRUKTUR PELENGKUNG RANGKA BAJA MENERUS PADA JEMBATAN UTAMA TAYAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Lutfi Verdy Firmansyah mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Kajian Perilaku Lentur Perbaikan Balok Beton Bertulang dengan Metode External Prestressing

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

a home base to excellence Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : TSP 306 Sambungan Las Pertemuan - 14

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

Struktur Baja 2. Kolom

PERHITUNGAN TUMPUAN (BEARING ) 1. DATA TUMPUAN. M u = Nmm BASE PLATE DAN ANGKUR ht a L J

KOMPUTERISASI SAMBUNGAN LAS YANG MEMIKUL MOMEN SEBIDANG DENGAN METODE KEKUATAN BATAS BERDASARKAN SPESIFIKASI AISC LRFD 1999

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG SAMBUNGAN SEDERHANA PENDAHULUAN

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN SNI 1729:2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

STUDI ANALISIS KAPASITAS SAMBUNGAN RUMAH MODULAR BETON PRAACETAK BRIKON ABSTRAK

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

BAB III METODOLOGI START. Persiapan : Studi literatur Survey

P ndahuluan alat sambung

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja Kode : CIV 303. Sambungan Las.

UJI EKSPERIMENTAL KUAT CABUT PAKU PADA KAYU

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

TUGAS AKHIR DESAIN ALTERNATIF PENGGUNAAN HONEYCOMB DAN SISTEM RANGKA BATANG PADA STRUKTUR BAJA BENTANG PANJANG PROYEK WAREHOUSE

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

KORELASI NILAI KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS BAJA DENGAN KEKERASAN PADA EQUOTIP PORTABLE ROCKWELL HARDNESS NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

Rojul Gayuh Leksono et al., Analisis dan Pengujian Batang Elemen Struktur Beton Bertulang Berlubang 1

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

PERBANDINGAN BIAYA STRUKTUR BAJA NON-PRISMATIS, CASTELLATED BEAM, DAN RANGKA BATANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA ATAP BAJA CANAI DINGIN

ABSTRAK. : kolom, sengkang, spiral, rectangular, kuat tekan

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING TAHAN GEMPA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

Transkripsi:

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 4 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2018 Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja DESI HARDIANTI, BERNARDINUS HERBUDIMAN, NESSA VALIANTINE DIREDJA Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional Email: desi.hardianti96@gmail.com ABSTRAK Sambungan baut pada batang tarik baja memiliki kapasitas dengan macammacam tipe kegagalan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran untuk mengetahui salah satu jenis kegagalan pada sambungan batang tarik. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan kapasitas sambungan batang tarik plat baja 70mm*300mm*3mm disambung dengan baut penyambung diameter 8mm dengan mutu A449 melalui studi analisis kapasitas dan kegagalan dengan studi eksperimental. Pada studi analisis kapasitas dan kegagalan sambungan batang tarik baja diperoleh kapasitas sambungan sebesar 44,04kN dengan tipe kegagalan geser. Pada studi eksperimental dilakukan pengujian tarik sambungan baja batang tarik, didapatkan nilai kapasitas ultimit sebesar 52,23kN. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah baik hasil perhitungan secara analitis dan pengujian eksperimental di laboratorium menunjukkan trend yang baik dan sama. Kekuatan nominal tarik rencana (R n ) dari hasil studi analitis dengan beban ultimit hasil studi eksperimental memiliki perbedaan sebesar 15,69 % dengan hasil eksperimental lebih tinggi. Kata kunci: sambungan batang tarik baja, eksperimental, analitis, kapasitas. ABSTRACT The bolted connection of the tension rod has capacity with various types of failure. Through this research, it is hoped that it can become a learning medium to find out one of the types of failures in the tension rod joint. In this research, the comparison of 70mm*300mm*3mm angle cross-section connections using 8mm bolt connectors with A449 quality through capacity analysis studies and failure with experimental studies. In the capacity analysis and failure of the steel pull rod connection, a connection capacity of 44.04kN was obtained with a type of shear failure. In the experimental study, tensile testing of tensile rod steel was carried out, obtained the ultimate capacity value of 52.23kN. The conclusion that can be drawn from this study is that both the results of analytical calculations and experimental testing in the laboratory show a good and the same trend. The nominal strength of plan pull (R n ) from the results of analytical studies with ultimate load results from experimental studies had a difference of 15.69% with higher experimental results. Keywords: steel tension joint, experimental, analytical, capacity. Reka Racana 118

Desi Hardianti, Bernardinus Herbudiman, Nessa Valiantine Diredja 1. PENDAHULUAN Struktur sambungan batang tarik baja memiliki kapasitas dengan macam macam tipe kegagalan. Kapasitas sambungan batang tarik baja dapat ditentukan melalui analitis kapasitas dan kegagalan sambungan. Berdasarkan analitis kapasitas dan kegagalan sambungan batang tarik baja, kapasitas sambungan batang tarik baja yang di tentukan dihasilkan berdasarkan banyak parameter struktur diantaranya dimensi dan mutu batang tarik, tebal dan mutu pelat penyambung, dan terakhir tebal dan mutu baut sambungan. Kapasitas sambungan batang tarik baja hasil analisis kapasitas dan kegagalan sambungan seringkali memiliki nilai yang lebih rendah dari kapasitas sambungan dalam kondisi riil. Berdasarkan penelitian ini dilakukan perbandingan kapasitas sambungan batang tarik melalui studi analitis kapasitas, kegagalan dan studi eksperimental dengan tipe kegagalan geser. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kapasitas kekuatan sambungan aksial batang tarik baja dengan metode analitis berdasarkan prediksi kapasitas kekuatan berdasarkan literatur dan pengujian eksperimental di Laboratorium. Ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu benda uji yang di tinjau adalah sambungan aksial batang tarik, metode pembebanan adalah unaksial tarik, jumlah benda uji adalah 3 (tiga) benda uji, pengujian menggunakan Universal Testing Machine di Laboratorium Metalurgi Institut Teknologi Nasional, dalam perhitungan analitis digunakan asumsi tegangan leleh (Fy) batang baja sebesar 219,679 MPa dan tegangan ultimit (Fu) batang baja sebesar 302,678 MPa, kegagalan yang di tinjau adalah kegagalan geser pada alat sambung mekanik baut, plat baja yang ditinjau adalah kegagalan geser pada alat sambung mekanik baut, plat baja yang ditinjau adalah plat ukuran 70 mm * 300 mm * 3 mm, baut yang digunakan adalah baut mutu tinggi diameter 8 mm mutu A449. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kekuatan Sambungan Batang Tarik Baja Menggunakan Baut Analisis kekuatan sambungan batang tarik menggunakan baut dilakukan berdasarkan SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk Bangunan Baja Struktural. Persamaan persamaan yang harus dipenuhi menurut metode DFBK (Desain Faktor Beban dan Ketahanan) adalah sebagai berikut: Kekuatan batang tarik menurut batas leleh pada penampang bruto sesuai SNI 1729:2015 Bab D2 (a) ditunjukan dengan Persamaan 1. φ R n = φ F y A g...(1) R n = kuat nominal menurut batas leleh batang tarik [N], φ = faktor ketahanan kondisi batas leleh tarik (0,90), F y = tegangan leleh minimum material baja [MPa], A g = luas bruto penampang batang tarik [mm 2 ]. Kekuatan batang tarik menurut batas keruntuhan pada penampang bruto sesuai SNI 1729:2015 Bab D2 (b) ditunjukan dengan Persamaan 2. φ R n = φ F u A e...(2) R n = kuat nominal menurut batas keruntuhan batang tarik [N], Reka Racana 119

Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja φ = faktor ketahanan kondisi batas keruntuhan tarik (0,75), F u = tegangan putus minimum material baja [MPa], A e = luas neto efektif penampang batang tarik [mm 2 ]. Luas neto efektif (A e ) dihitung mengikuti ketentuan SNI 1729:2015 Bab D3 seperti pada Persamaan 3 dan 4. A e = U * A n...(3) U = faktor shear lag, A n = luas neto penampang batang tarik [mm 2 ]. Penyaluran gaya tarik pada sambungan tidak melalui semua elemen penampang, perhitungan faktor shear lag (U): U = 1 x l...(4) x = eksentrisitas sambungan [mm], l = panjang sambungan [mm]. Luasa neto penampang batang tarik (A n ) dihitung mengikuti ketentuan SNI 1729:2015 Bab B4.3, yang dapat dituliskan seperti Persamaan 5. A n = A g n baut * d * t...(5) n baut = jumlah lubang baut pada garis potensial keruntuhan batang tarik, d = diameter lubang untuk perhitungan luas neto batang tarik, sesuai SNI 1729:2015 Bab B4.3 3b diambil 2mm lebih besar dari diameter nominal lubang baut. Diameter nominal lubang baut mengikuti ketentuan SNI 1729:2015 Bab J3.2 yaitu diameter baut (d b ) + 2mm untuk d b < 24mm [mm], t = tebal pelat dimana terdapat lubang [mm]. Kekuatan geser baut pada sambungan tipe tumpu, sesuai SNI 1729:2015 Bab J3.6 ditunjukkan dengan Persamaan 6. φ R n = φ * F nv * A b...(6) R n = kuat nominal geser baut [N], φ = faktor ketahanan kondisi batas geser baut (0,75), F nv = tegangan geser nominal baut [MPa], A b = luas nominal tubuh baut tidak berulir atau bagian berulir [mm 2 ]. Kekuatan tumpu lubang baut (ᶲR n ), sesuai SNI 1729:2015 Bab J3.10 (a) ditunjukkan dengan Persamaan 7. R n = 1,2 * l c * t * F u 2,4 * d b * t F u...(7) R n = kuat nominal tumpu pada lubang baut [N], φ = faktor ketahanan kondisi batas tumpu (0,75), l c = jarak bersih dalam arah gaya, antar tepi lubang baut [mm], t = tebal material yang disambung, digunakan yang paling tipis [mm], = diameter baut [mm], d b Reka Racana 120

Desi Hardianti, Bernardinus Herbudiman, Nessa Valiantine Diredja F u = tegangan putus minimum material baja [MPa]. Kekuatan geser blok (ᶲR n ) pada sambungan batang tarik baja, sesuai SNI 1729:2015 Bab J4.3 ditunjukkan dengan Persamaan 8. R n = 0,6 * F u * A nv +U bs * F u * A nt 0,6 * F y * A gv + U bs * F u * A nt...(8) R n = kuat nominal geser blok [N], φ = faktor ketahanan kondisi batas geser blok (0,75), A nt = luas neto yang menahan tarik [mm 2 ], A nv = luas neto yang menahan geser [mm 2 ], A gv = luas bruto yang menahan geser [mm 2 ], U bs = koefisien reduksi untuk perhitungan keruntuhan geser blok, U bs = 1,0 untuk tegangan tarik terdistribusi merata, U bs = 0,5 untuk tegangan tarik terdistribusi tidak merata, = tegangan putus minimum material baja [MPa]. F u Studi eksperimental yang dilakukan Sulandari et al. (2017) tentang Studi Eksperimental dan Analitis Kapasitas Sambungan Baja Batang Tarik dengan Tipe Kegagalan Geser Baut menggunakan profil baja didasarkan pada ASTM E8/E8M 16a Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic Materials (ASTM, 2016) dengan kecepatan mengujian chrosshead sebesar 0,015 mm/mm/menit. Pengujian batang tarik baja dilakukan dari profil siku sama kaki mutu BJ 37 ukuran 30x30x3mm disambung dengan pelat baja mutu BJ 37 tebal 3 mm menggunakan baut mutu A307 diameter 8 mm yang memiliki konfigurasi sambungan seperti Gambar 1. Gambar 1. Konfigurasi sambungan pengujian sambungan batang tarik baja (Sumber: Sulandari et al., 2017) Berdasarkan studi eksperimental pengujian sambungan batang tarik baja disiapkan 3 benda uji sesuai dengan konfigurasi Gambar 1. Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM). Ketiga benda uji mengalami kegagalan geser pada baut sesuai dengan hasil studi kasus analitis. Hasil pengujian tarik menggunakan Universal Testing Machine (UTM), didapatkan kurva beban terhadap deformasi (kurva P D). Dari kurva P D diperoleh nilai beban batas proporsional (P y ) dan nilai beban ultimit (P u ) benda uji sambungan batang tarik baja yang ditunjukkan pada Gambar 2. Reka Racana 121

Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja Gambar 2. Hasil pengujian tarik benda uji sambungan batang tarik baja (Sumber: Sulandari et al.,2017) Ketiga benda uji mengalami kegagalan geser pada baut sesuai dengan hasil studi kasus analitis. Hasil pengujian tarik menggunakan Universal Testing Machine (UTM), didapatkan kurva beban terhadap deformasi (kurva P D). Dari kurva P D diperoleh nilai beban batas proporsional (P y ) dan nilai beban ultimit (P u ) benda uji sambungan batang tarik baja yang ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Kurva P D benda uji sambungan batang tarik baja (Sumber: Sulandari et al.,2017) 2.2 Pengujian Eksperimental Sambungan Batang Tarik Baja Menggunakan Baut Pengujian eksperimental tarik sambungan batang tarik baja dilakukan untuk memperoleh nilai P maksimum dari rancangan konfigurasi sambungan, sehingga didapat konfigurasi sambungan yang kekuatannya baik dan ekonomis untuk material baja dengan menggunakan Universal Testing Machine (UTM) di Laboratorium Metalurgi Institut Teknologi Nasional. Gambar 4 memperlihatkan Universal Testing Machine (UTM) yang digunakan untuk pengujian eksperimental. Reka Racana 122

Desi Hardianti, Bernardinus Herbudiman, Nessa Valiantine Diredja Gambar 4. Univeral testing machine (UTM) untuk pengujian tarik sambungan baja Sebelum merancang benda uji dilakukan pengetesan mutu baja dengan konfigurasi mengikuti untuk mendapatkan nilai tegangan leleh (F y ) dan tegangan ultimit (F u ) untuk dipakai dalam analitis dan mendapatkan konfigurasi jarak antar baut yang efisien. Spesimen uji tarik baja dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Spesimen bahan plat baja Gambar 6. Pelaksanaan uji tarik pada spesimen plat baja Pelaksanaan uji tarik untuk spesimen bahan plat baja didapatkan nilai hasil rata rata tegangan leleh (F y ) batang baja sebesar 233,543 MPa dan tegangan ultimit (F u ) batang baja sebesar 319,135 MPa. Nilai tegangan leleh dan nilai tegangan ultimit yang diperoleh digunakan pada analitis sambungan benda uji. Reka Racana 123

Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pengujian batang tarik baja dari plat besi ukuran 7 mm * 300 mm * 3mm disambung dengan pelat baja tebal 3mm menggunakan baut mutu A449 diameter 8mm yang memiliki konfigurasi sambungan seperti Gambar 7. Gambar 7. Konfigurasi spesimen dan jarak antar baut 3.1 Studi Analitis Kekuatan Sambungan Batang Tarik Baja Menggunakan Baut Data pelat baja : B = 610 mm, A g = 210 mm 2, H = 70 mm, F y = 219,679 MPa, T = 3 mm, F u = 302,678 MPa. Data pelat penyambung : t p = 3 mm, F y = 219,679 MPa, F u = 302,678 MPa. Data baut penyambung, mutu A449: D b = 8 mm, d h = 10 mm, n baut = 4, A b = 50,265 mm 2, F nt = 620 MPa, F nv = 380 MPa. Konfigurasi benda uji menunjukan jarak tepi (l c ) dan jarak antar baut di tunjukan pada Gambar 8. Reka Racana 124

Desi Hardianti, Bernardinus Herbudiman, Nessa Valiantine Diredja Gambar 8. Konfigurasi benda uji sambungan pelat Kekuatan batang tarik plat baja menurut batas leleh dan batas keruntuhan dihitung menurut Persamaan 1 sampai Persamaan 8 diperoleh hasil sebagai berikut: ɸ R n = 0,90 * F y A g ɸ R n = 41.519,3 N Kekuatan batang menurut kondisi batas keruntuhan tarik: ɸ R n = 0,75 * F u Ae An = Ag n baut * d * t = 210 (2) (12) (3)= 138 mm 2 Ae = u. An = 1 * 138 = 138 mm 2 ɸ R n = 34.051,3 N Kekuatan geser baut pada sambungan tipe tumpu dihitung menurut Persamaan 6, dengan hasil sebagai berikut: Kekuatan geser sambungan yang menggunakan 2 buah baut: ɸ R n = 0,75 * n baut * F nv * A b ɸ R n = 57.302,1 N Kekuatan tumpu lubang baut dihitung sesuai Persamaan 7. Berdasarkan perhitungan ini perlu ditentukan jarak bersih (l c ) antar tepi lubang baut a ke tepi batang tarik yang disambung serta tepi lubang baut a dan baut b seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 9. Penentuan jarak bersih (l c ) antar tepi lubang baut Reka Racana 125

Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja tpelat = 3 mm, F u = 302,678 MPa, l c ujung = 16 mm, l c lainnya = 35 mm, l c ujung =l c - dh 2 l c lainnya = s h = 25 mm. Kekuatan tumpu lubang baut: R n = 1,2 l c t F u 2,4 d b t F u l c ujung: 12.637,75 18.382,18 R na = 12.637,75 N l c lainnya: 28.722,15 18.382,18 R nb = 18.382,18 N maka: R n R n ɸ R n = 2 R na + 2 R nb = 62.039,84 N = 46.529,88 N Kekuatan geser blok sambungan batang tarik baja dihitung sesuai Persamaan 8. Kekuatan geser blok: R n = 0,6 F u A nv + U bs F u A nt 0,6 F y A gv + U bs F u A nt A gv = 51 * 3 * 2 = 306 mm 2 A nv = 306-1,5 * 12 * 3 * 2 = 198 mm 2 A gt = 38 * 3 = 114 mm 2 A nt = 114-1 * 12 * 3 = 78 mm2 Fraktur: 0,6 * F u A nv + U bs * F u * A nt = 62805,776 N Leleh: 0,6 * F y * A gv + U bs * F u * A nt = 67771,210 N Nilai terkecil yang menentukan, sehingga R n = 62.805,776 N ɸ R n = 47.104,330 N Rangkuman kapasitas sambungan batang tarik baja ditunjukkan pada Tabel 1, yaitu berdasarkan perhitungan analitis kapasitas kekuatan batas leleh tarik, kekuatan keruntuhan tarik, kekuatan geser sambungan baut, kekuatan tumpu lubang baut, dan kekuatan geser blok. Tabel 1. Rangkuman Hasil Analisis Kapasitas Sambungan Batang Tarik Baja Analitis ɸ R n [kn] R n [kn] Keterangan Kekuatan batas leleh tarik 41,51 46,13 Kekuatan batas keruntuhan tarik 34,05 45,4 menentukan Kekuatan batas geser sambungan 57,30 76,40 Kekuatan batas tumpu lubang baut 44,13 58,84 Kekuatan batas geser blok 44,67 59,56 Reka Racana 126

Desi Hardianti, Bernardinus Herbudiman, Nessa Valiantine Diredja Berdasarkan studi analitis, konfigurasi sambungan batang tarik baja pada penelitian ini seperti yang terdapat pada Gambar 8 memiliki kuat batas sebesar 45,4 kn dengan kegagalan geser pada baut yang membatasi (tanpa faktor ϕ). 3.2 Studi Eksperimental Sambungan Batang Tarik Baja Pelaksanaan eksperimen initial test dilakukan pengujian menggunakan Universal Testing Machine (UTM) di Laboratorium Metalurgi Institut Teknologi Nasional. Tahap ini akan diperoleh nilai P maksimum dari rancangan konfigurasi sambungan sehingga didapat konfigurasi sambungan yang kekuatannya baik dan ekonomis untuk material baja. Berdasarkan studi eksperimental pengujian sambungan batang tarik baja disiapkan benda uji sesuai dengan konfigurasi Gambar 8. Kondisi awal benda uji yang akan dilakukan tes tarik telah disambung dengan baut dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Kondisi awal benda uji sambungan batang tarik Setelah benda uji siap, dilakukan pengujian tarik pada sambungan. Hasil pengujian tarik pada setiap sambungan batang tarik baja ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11. Benda uji sambungan pelat terpasang pada UTM Benda uji ditarik secara berkala sampai mencapai beban maksimum dan mendapatkan pola kegagalannya. Pola kegagalan pada eksperimental di laboratorium dapat dilihat pada Gambar 12. Reka Racana 127

Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja Gambar 12. Hasil pengujian benda uji sambungan batang tarik baja Berdasarkan Gambar 12, benda uji mengalami kegagalan geser pada baut sesuai dengan prediksi hasil studi analitis. Hasil pengujian tarik menggunakan Universal Testing Machine (UTM), didapatkan kurva beban terhadap tegangan. Dari kurva diperoleh nilai ultimit (P u ) benda uji sambungan batang tarik baja yang ditunjukkan pada Gambar 13. Gambar 13. Kurva P D benda uji sambungan tarik baja Berdasarkan Gambar 14 diperoleh nilai rata rata beban ultimit (P u ) dari ketiga benda uji sambungan batang tarik baja sebesar 47.989,196 N. Kuat batas desain (R n ) dari hasil studi analitis sebesar 44,04 kn atau 44.040 N (tanpa faktor ϕ). Jika dibandingakan dengan nilai beban ulitmit dari hasil studi eksperimental (P u ) rata rata dari 3 (tiga) benda uji adalah sebesar 45.401,73 N berarti hasil studi eksperimental memiliki 5,39 % lebih besar. 4. KESIMPULAN Studi analitis dan studi eksperimental sambungan batang tarik baja dengan konfigurasi sambungan seperti pada Gambar 9, menghasilkan kesimpulan yang sama untuk kondisi batas sambungan batang tarik yaitu kegagalan runtuh tarik. Benda uji didesain berdasarkan perhitungan analitis untuk mengalami runtuh pada pelat, hasil pengujian eksperimental untuk benda uji menunjukan pola kegagalan runtuh pada pelat. Kekuatan nominal tarik rencana (R n ) dari hasil studi analitis dengan beban ultimit hasil studi eksperimental memiliki perbedaan sebesar 15,69% dengan hasil eksperimental lebih tinggi. Reka Racana 128

Desi Hardianti, Bernardinus Herbudiman, Nessa Valiantine Diredja DAFTAR RUJUKAN American Society or Testing and Material. (2016). ASTM E8/E8M-16a Standar Test Methods for Tension Testing of Metallic Materials. America: ASTM. Badan Standardisasi Nasional. (2015). SNI 1729:2015 "Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural". Jakarta: Badan Standarisasi Nasional Indonesia. Sulandari, N., Milyardi, R., & Pranata, Y. A. (2017). Studi Eksperimental dan Analitis Kapasitas Sambungan Baja Batang Tarik dengan Tipe Kegagalan Geser Baut. Jurnal Teknik Sipil, 13(1), 82-93. Reka Racana 129