BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu. Menurut Hanafi (2012:27), berpendapat bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dari pengertian di atas

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen membantu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. 1. Profitabilitas (net profit margin) tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB II LANDASAN TEORI. A. Teori yang Relevan dengan Kebijakan Deviden. bahwa teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah diteliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham (Sugiono, 2009). Menurut Difah (2011) dividen merupakan bagian dari laba

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sartono (2008 : 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2011:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan menurut Harahap (2008:201) menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan output dan hasil dari proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu bahan dalam pengambilan keputusan. Menurut Munawir (2002;2) pengertian laporan keuangan yaitu hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu yang menjadi informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. 7

8 2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan hasil kegiatan operasional perusahaan kepada berbagai pihak yang berkepentingan baik dari internal maupun eksternal perusahaan. Menurut FASB (Statement of Financial Accounting Concepts), tujuan dari laporan keuangan adalah : 1. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam membuat keputusan investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. 2. Dapat membantu investor dan kreditor yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa mendatang yang berasal dari dividen atau bunga pelunasaan, dan jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman. 3. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi perusahaan, klaim atas sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber tersebut. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 12 (2009;1.5) adalah : Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

9 2.1.3 Pemakai Laporan Keuangan Pemakai laporan keuangan menurut PSAK No. 01 (2009), kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan meliputi : 1. Investor Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Para investor membutuhkan informasi keuangan untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan dan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman (Kreditur) Kreditur membutuhkan informasi keuangan untuk memutuskan apakah perusahaan sebagai debitur layak untuk menerima pinjaman dalam jumlah tertentu dan apakah pinjaman beserta bunganya dapat dibayar tepat pada waktunya.

10 4. Pemasok Pemasok membutuhkan informasi keuangan untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama pada saat mereka terlibat perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah atau berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan informasi keuangan dari perusahaan untuk menerapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menentukan kepatuhan perusahaan atas berbagai peraturan yang berhubungan dengan perusahaan 7. Masyarakat Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2.1.4 Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap (2008:190) pengertian analisis laporan keuangan sebagai berikut: Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat

11 signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Adapun definisi analisis laporan keuangan menurut Prastowo dan Rifka (2002:52) yaitu suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsurunsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang mempelajari data-data keuangan agar dapat mengetahui posisi keuangan, perkembangan serta kinerja suatu perusahaan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan yang tepat. 2.2 Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan pada setiap periode tertentu ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada setiap periode tertentu dengan jalan membandingkan dua variable yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi (Irawati,2006). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah suatu teknik dalam manajemen keuangan dengan membandingkan dua variable yang

12 diambil dari laporan keuangan perusahaan. Perhitungan rasio keuangan dapat memberikan hasil berupa informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi kinerja manajemen dalam mencapai tujuan suatu perusahaan. 2.2.1 Jenis-Jenis Rasio Keuangan Menurut Irawati (2006:25) pengelompokan rasio keuangan berdasarkan tujuan pengukuran terbagi menjadi enam jenis, yaitu: 1. Rasio Likuiditas yaitu rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio Leverage yaitu rasio yang digunakan sebagai alat ukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. 3. Rasio Aktivitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya. 4. Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. 5. Rasio Penilaian yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya.

13 2.2.2 Profitabilitas Pengertian profitabilitas menurut Sartono (2010:122) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas sangat penting untuk mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dari kegiatan operasional maupun non operasional. Semakin besar laba yang diperoleh perusahaan menunjukan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan semakin baik. Menurut Sutrisno (2012:222) rasio profitabilitas dapat dihitung dengan beberapa indikator yaitu: 1. Profit Margin Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Gross profit margin = Laba kotor Penjualan 2. Return on Asset Return on Asset sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis yaitu ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT. Return on Asset = EBIT Total Aktiva

14 3. Return on Equity Return on Equity sering disebut dengan rate of return on net yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT. Dengan demikian rumus yang digunakan adalah: Return on Equity= EAT x 100% Modal Sendiri 4. Return on Investment Return on Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Return on Investment= EAT Investasi 5. Earning per Share Earning per Share atau laba per lembar saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Rumus yang digunakan untuk mencari laba per lembar saham adalah sebagai berikut. EPS= EAT Jumlah Lembar Saham

15 2.2.3 Likuiditas Menurut Sartono (2010:116) likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Menurut Irawati (2006:25) rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendeknya. Jika perusahaan mempu melakukan pembayaran artinya perusahaan dalam keadaan likuid namun jika perusahaan tidak mampu membayar maka perusahaan dalam keadaan illikuid. Semakin tinggi likuiditas perusahaan dapat menunjukan semakin tinggi pula kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang artinya perusahaan juga mampu untuk membayar dividen kepada para pemegang saham. Rasio likuiditas dapat diukur dengan menggunakan tiga indicator, yaitu: 1. Current Ratio Current Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dengan hutang jangka pendeknya. Tujuannya untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar yang sudah jatuh tempo. Unsur-unsur current ratio terdiri dari aktiva lancar dan utang lancar. Rumus dari current ratio adalah: Current ratio= Aktiva Lancar Kewajiban Lancar 2. Quick Ratio atau Acid Test Ratio Quick Ratio merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi oleh aktiva lancar yang lebih likuid

16 (quick asset), atau rasio ini menunjukan besarnya alat likuiditas yang paling cepat dan bisa digunakan untuk melunasi utang lancar. Unsur-unsur quick ratio adalah aktiva lancar yang terdiri dari kas, piutang, perlengkapan tidak termasuk persediaan. Rumus dari quick ratio adalah: Quick Ratio= _Aktiva Lancar-Persediaan_ Kewajiban Lancar 3. Cash Ratio Cash Ratio adalah ratio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utangnya yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan. Rumus yang digunakan untuk menghitung cash ratio adalah: Cash Ratio = Kas + Efek Kewajiban Lancar 2.3 Dividen 2.3.1 Pengertian Dividen Menurut Sutrisno (2012:5) dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Sedangkan menurut Rudianto (2012: 3008) dividen merupakan bagian dari laba usaha yang diperoleh perusahaan dan diberikan oleh suatu perusahaan kepada para pemegang sahamnya sebagai imbalan atas ketersediaan mereka menanamkan hartanya kedalam perusahaan tersebut.

17 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dividen adalah bagian dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan yang diterima oleh pemegang saham sebagai bentuk imbalan atas investasinya terhadap perusahaan tersebut. 2.3.2 Jenis-Jensi Dividen Menurut Rudianto (2012:309) dividen yang dibagikan perusahaan kepada pemegang sahamnya terdiri dari beberapa jenis, yaitu: 1. Dividen Tunai Dividen Tunai yaitu bagian laba usaha yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Sebelum dividen dibagikan, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan dana tunai yang cukup untuk membayar dividen tersebut. 2. Dividen Harta Dividen harta yaitu bagian laba perusahaan yang dibagikan dalam bentuk harta selain kas. Biasanya harta tersebut dalam bentuk peralatan, real estate atau surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai wajar atau harga pasar menjadi dasar pencatatan pada saat dividen harta dibagikan. 3. Dividen Skrip atau Dividen Utang Dividen skrip adalah bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk janji tertulis untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang yang akan ditambah dengan bunga tertentu.

18 4. Dividen Saham Dividen saham yaitu bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan itu sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengkapitalisasi sebagian laba yang diperolehnya secara permanen. Berkaitan dengan hal ini nilai wajar atau nilai pasar saham tersebut yang dijadikan dasar pencatatan. 5. Dividen Likuidasi Dividen likuidasi merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham yang didasarkan kepada modal disetor bukan berdasarkan laba ditahan. Jenis ini jarang digunakan, biasanya dibayar ketika perusahaan menurunkan kegiatan operasinya secara permanen atau mengakhiri segala urusannya. 2.3.3 Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2001:281) kebijakan dividen didefinisikan sebagai keputusan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau ditahan dalam retained earning guna membiayai investasi di masa yang akan datang. Adapun pengertian kebijakan dividen menurut Sutrisno (2012:266) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan selama satu periode akan dibagi semua dalam bentuk dividen atau tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah suatu keputusan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan dalam suatu periode

19 tertentu akan diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau menahan laba untuk kepentingan pengembangan perusahaan. Kebijakan dividen berkaitan dengan penentuan besarnya Dividend Payout Ratio (DPR) yaitu besarnya persentase laba bersih setelah pajak yang dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Untuk investor dividen merupakan daya tarik untuk melakukan suatu investasi. Di sisi lain jika perusahaan memutuskan untuk membagi labanya dalam bentuk dividen maka akan mengurangi laba yang ditahan yang dapat digunakan untuk pengembangan perusahaan. Menurut Sartono (2001:491) dividend payout ratio merupakan persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rumus yang digunakan untuk menghitung dividend payout ratio adalah Dividend payout ratio = _Dividend per share_ Earning Per Share 2.3.4 Teori Kebijakan Dividen Menurut Brigham dan Houston (2010:198) terdapat lima teori kebijakan dividen diantaranya adalah: 1. Teori Dividen Tidak Relevan Teori ketidakrelevanan dividen ini adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout Ratio (DPR), tetapi

20 ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya. Pernyataan ini didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu: a. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan. b. Tidak ada biaya emisi atau floation cost dan biaya transaksi. c. Kebijakan penganggaran modal perusahaan independen terhadap Divident Payout Ratio (DPR). d. Investor dan manajer mempunyai informasi yang sama tentang kesempatan investasi di masa yang akan datang. e. Distribusi pendapatan diantara dividen dan laba ditahan tidak berpengaruh terhadap tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor. 2. Teori The Bird in The Hand Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal yang tidak penting, secara tidak langsung membuat para investor berasumsi bahwa pendapatan yang mereka harapkan melalui retaind earning akan berbeda besarnya dengan pendapatan yang berasal dari dividen. Hal ini disebabkan karena dividen lebih bisa diramalkan daripada retained earning. Manajemen dapat mengontrol dividen, tetapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin akan menerima pendapatan dari retained earnings daripada dividen. Dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada retained earnings (a bird in the bush) karena pada akhirnya retained earnings tersebut mungkin tidak akan terwujud ssebagai dividen di masa yang akan datang. Pandangan

21 yang menyatakan dividen lebih pasti daripada retained earnings disebut bird in the hand theory. 3. Teori Perbedaan Pajak Adalah suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, maka para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak. 4. Teori Signaling Hypothesis Suatu kenaikan dividen yang diatas kenaikan normal biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya suatu penurunan dividen yang dibawah penurunan normal diyakinin investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan mengalami masa sulit di masa mendatang. Namun demikian sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau mungkin preferensi terhadap dividen. 5. Teori Clientele Effect Menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok investor yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai Dividend Payout Ratio (DPR) yang tinggi, sebaliknya kelompok investor yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersihnya.

22 2.3.5 Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Kebijakan Dividen Menurut Sutrisno (2012:267) faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain adalah: 1. Posisi Solvabilitas Perusahaan Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur modalnya. 2. Posisi Likuiditas Perusahaan Cash dividen merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayar dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. 3. Kebutuhan untuk Melunasi Utang Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa utang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin banyak utang yang harus dibayar semakin besar pula dana yang harus disiapkan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Alternatif mengganti dana utang bisa dengan sumber dana internal dengan cara memperbesar laba ditahan yang artinya akan memperkecil dividend payout ratio.

23 4. Rencana Perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan perusahaan. Kebutuhan dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi dari utang, menambah modal sendiri, atau dapat juga diperoleh dari laba ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan maka dividend payout ratio semakin kecil. 5. Kesempatan Investasi Semakin terbuka kesempatan investasi maka semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dana perusahaan digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. 6. Stabilitas Pendapatan Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkann perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga. 7. Pengawasan terhadap perusahaan Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Oleh karena

24 itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada di tangannya. 2.4 Kerangka pemikiran Kebijakan dividen adalah suatu keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna membiayai investasi di masa yang akan datang. Kebijakan yang diambil harus bisa seimbang dan memenuhi kebutuhan kedua belah pihak yaitu investor dan manajemen perusahaan. Melalui kebijakan dividen diharapkan investor mendapatkan dividen yang diinginkan dan perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan dananya. Menurut Martono dan Harjito (2003:253) kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen kas dan laba ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukan presentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham berupa dividen kas. Apabila laba perusahaan yang ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil. Dengan demikian kebijakan dividen adalah kebijakan menentukan alokasi laba yang sesuai diantara pembayaran laba sebagai dividen dengan laba yang ditahan perusahaan.

25 2.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Dividen Profitabilitas sering dijadikan tolak ukur keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan. Kenaikan profitabilitas dianggap sinyal positif bagi investor untuk mendapatkan dividen. Menurut Sartono (2010:122) semakin tinggi Return on Asset suatu perusahaan maka kemungkinan pembagian dividen juga semakin banyak. Suatu perusahaan yang memperoleh profitabilitas yang tinggi dianggap mampu untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen kepada pemegang saham. Menurut Sutrisno (2012:222) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan. Menurut Brougham dan Houston (2006:107) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Irawati (2006:59) salah satu rumusan yang digunakan dalam profitability ratio adalah Return on Asset (ROA) yaitu kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba operasi perusahaan (EBIT) atau perbandingan laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam persentase. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Agusni (2014) dan Handayani (2010) menunjukan hasil bahwa profitabilitas yang diukur dengan Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

26 2.4.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Menurut Sutrisno (2012:267) likuiditas merupakan yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Menurut Sartono (2010:116) likuiditas perusahaan menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Indikator untuk mengukur likuiditas perusahaan salah satunya adalah cash ratio. Cash ratio merupakan variabel penting yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen dalam kebijakan pembagian dividen. Perusahaan yang menunjukan kendala dalam melalukan pembayaran akan mengarahkan manajemen untuk menekan pertumbuhan dividen. Dengan kata lain meningkatnya cash ratio artinya pembayaran dividen juga akan meningkat. Menurut penelitian yang dilakukan oleh I Gede Anandita (2012) dan Agusni Prayoga (2014) menunjukan hasil bahwa likuiditas yang diukur oleh cash ratio berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

27 Laporan Keuangan Rasio Keuangan Rasio Profitabilitas Rasio Likuiditas Return on Assets Cash Ratio Kebijakan Dividen Dividend Payout Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1 H 1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kebijakan dividen.

28 Hipotesis 2 H 2 : Likuiditas berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kebijakan dividen. Hipotesis 3 H 3 : Profitabilitas dan likuiditas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kebijakan dividen.

29 2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 1. Budiarto (2009) Prediksi Tingkat Pengembalian Investasi Sekuritas pada Perusahaan Manufaktur Melalui Informasi Akuntansi Perusahaan 2. Handayani (2010) Analilsis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2007 3. Candra Karami (2011) Judul Penelitian Indikator Penelitian Hasil Penelitian The Influence of Leverage and Liquidity on Dividend Policy Profitabilitas (NPM), Likuiditas (CR), Leverage (DER) dan Return Investasi (DPR) Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Size dan Dividend Payout Ratio Debt to Equtiy Ratio, Current Ratio, dan Dividend Payout Ratio 1. Profitabilitas dan Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi berupa dividen. 2. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi berupa dividen. 1. ROA dan DER dan Size berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 1. Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout

30 4. I Gede Ananditha Wicaksana (2012) 5. Sulisetyani dan Rahayu (2013) 6. Rialdi Nurraiman (2014) 7. Agusni Prayoga (2014) Pengaruh Cash Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Assets Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Analisis Pengaruh Return on Investment (ROI), Earning per Share (EPS), Debt to Total Assets (DTA) dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Studi Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets dan Dividend Payout Ratio Return on Investment (ROI), Earning per Share (EPS), Debt to Total Assets (DTA), Net Profit Margin (NPM) dan Dividend Payout Ratio (DPR) Net Profit Margin, Return On Assets, Current Ratio, Debt to Assets Ratio, Debt to Equity dan Dividend Payout Ratio Cash Ratio dan Return on Asset Ratio. 2. Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 1. Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 1. Return on Investment berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. EPS, NPM dan DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 1. ROA dan Current Ratio mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap DPR. 2. NPM, DAR dan DER tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. 1. Cash Ratio berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.

31 8. Mochamad Zakaria (2014) 9. M. Rizky Saputra (2014) 10. Arief Febrianto (2014) Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2010-2012) Pengaruh Profitabilitas dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2012) Pengaruh Insider Ownership, Free Cash Flow, Profitabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Dividend Payout Ratio pada Sektor Manufaktur periode 2008-2011 yang Terdaftar di BEI Return on Assets, Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio Insider Ownership, Free Cash Flow, Return on Equity, Pertumbuhan Perusahaan dan Dividend Payout Ratio Current Ratio, Debt to Equity, Net Profit Margin dan Dividend Payout Ratio 2. Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 1. Profitabilitas (ROA) berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Leverage (DER) berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio. 1. Free Cash Flow dan Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Insider Ownership dan Pertumbuhan Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 1. Profitabilitas (NPM) dan Likuiditas (Current Ratio) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 2. Leverage (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.