BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan merupakan komponen essensial makhluk hidup yang. terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis (Bakta, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalsium. Trombosit melekat pada lapisan pembuluh darah yang rombak. (luka) dengan membentuk plug trombosit (Rukman, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk cakram dan mengandung granula. Terdapat keping

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Trombosit adalah kepingan darah terkecil dari sel darah. Sel ini berbentuk

BAB II. membran pembatas trombosit (Matulo dkk, 2015). sebagian dari sitoplasma megakariosit berbentuk cakram, tidak berinti,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,

BAB I PENDAHULUAN. (agregasi) atau menempel pada benda asing (adhesi). Menghitung jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang rata-rata memiliki kira-kira 70 ml darah setiap kilogram berat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darah merupakan salah satu komponen yang paling penting di dalam tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB I PENDAHULUAN. laboratorium dituntut untuk memberikan hasil yang tepat, cepat dan akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 10 hari. Jumlah trombosit antara mililiter, sekitar 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

Pengertian Trombosit dan macamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT PADA DARAH VENA DAN DARAH KAPILER DENGAN METODE TABUNG SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Fungsi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berjumlah sekitar 55% dari volume darah, sedangkan sel darah merupakan. 1. Sel darah merah atau eritrosit (99%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma yang di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

tumbuh tumbuhan, madu, sirup jagung, dan tetesan tebu. Pada manusia dan dan laktosa ( Hertog Nursanyoto, dkk, 1992 ).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. udara maupun zat buangan yang ada di dalam tubuh. Volume darah pada manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. (2009), dimana kesalahan pengambilan spesimen pada fase pra-analitik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk akhir metabolisme karbohidrat serta sumber energi utama pada

BAB I PENDAHULUAN. Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, Laju Endap Darah (LED).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah bagian dari tubuh yang berbentuk cair dengan jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. Darah merupakan salah satu bagian dari tubuh yang sangat memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

Tujuan Praktikum Menentukan waktu beku darah (waktu koagulasi darah) dari seekor hewan/manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

Hitung Trombosit dg Otomatis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

GAMBARAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT DENGAN ANTIKOAGULAN K 3 EDTA 10% VOLUME 5, 10 DAN 15 µl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung elektrolit. (Muttaqin Arif, 2009) trombosit, dan komponen lainnya. (A.V. Hoffbrand dan J.F. Pettit.

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

BAB II TINJAUN PUSTAKA. 2013). Warna yang lebih merah cemerlang terdapat pada darah arteri yang

LAPORAN PRAKTIKUM HEMATOLOGI PEMBUATAN DAN PEWARNAAN SEDIAAN APUSAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sisanya terdiri dari sel darah. ( Evelyn C. Pearce, 2006 ) sedang keberadaannya dalam darah, hanya melintas saja.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan, yaitu tahap pra analitik, analitik dan pasca analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan jaringan yang terdiri dari dua komponen, plasma dan sel

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Central RSUP Dr. Kariadi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEWARNAAN HAPUSAN DARAH TEPI. Oleh, Kelompok 2: I Gusti Agung Ayu Krisma D. D (P ) I Putu Paramartha Wicaksana A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dilakukan dengan banyak metoda. Salah satu metoda yang paling diyakini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. preparasi platelet-rich plasma (PRP) antara Metode Matsui-Tabata (2011) dengan

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BLOOD GAS ANALYZER. Disusun oleh: 1.Fachri Adriansyah 2.Fadhlul Hadi 3.Fahmy Sulthonuddin 4.Fajar Indar POLTEKKES JAKARTA II TEKNIK ELEKTROMEDIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut plasma dan unsur-unsur padat yaitu sel-sel darah. Darah membentuk 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah putih ( lekosit ) rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6 8% dari berat badan

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah utama kesehatan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian Darah merupakan merupakan komponen essensial makhluk hidup yang dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai pembawa oksigen, mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme hemostasis (Bakta, 2006). 2.1.2 Komponen Darah terdiri dari dua komponen utama, yaitu plasma darah dan butir-butir darah (blood corpuscle). Plasma darah merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah. Butir-butir darah (blood corpuscle), terdiri dari sel darah putih (lekosit) atau white blood cell (WBC), sel darah merah (eritrosit) atau red blood cell (RBC), dan sel pembeku darah (platelet) atau trombosit. Sel pembeku darah atau trombosit mrupakan salah satu dari komponen darah yang tidak memiliki inti yang berasal dari sitoplasma megakariosit (Bakta, 2006). 2.2 Trombosit 2.2.1 Pengertian dan Morfologi Trombosit adalah fragmen sitoplasmik tanpa inti berdiameter 2-4 milimeter yang berasal dari megakariosit. Hitung trombosit normal dalam darah tepi adalah 150.000 400.000/µl dengan proses pematangan selama 7-10 hari di dalam

2 sumsum tulang. Trombosit dihasilkan oleh sumsum tulang (stem cell) yang berdiferensiasi menjadi megakariosit. Megakariosit melakukan reflikasi inti endomitotiknya kemudian volume sitoplasma membesar seiring dengan penambahan lobus inti menjadi kelipatannya, kemudian sitoplasma menjadi granula dan trombosit dilepaskan dalam bentuk platelet atau keping-keping (Sheerwood, 2012) Trombosit berperan penting dalam mengontrol perdarahan. Apabila terjadi cidera vaskuler,trombosit mengumpul pada cidera tersebut. Substansi yang dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah lainnya menyebabkan trombosit menempel satu sama lain sehingga membentuk sumbatan yang dapat menghentikan perdarahan untuk sementara. Substansi lain dilepaskan dari trombosit untuk mengaktifasi factor pembekuan dalam plasma darah.(muttaqim A, 2009) 2.2.2 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah trombosit Sebanyak 68% kesalahan terbesar ada pada tahap pra analitik termasuk diantaranya cara pengambilan sampel, penggunaan antikoagulan, dan penundaan pemeriksaan sampel. Penundaan pemeriksaan sering terjadi, dan disebabkan karena tenaga medis yang kurang, volume pekerjaan yang padat, atau masalah teknis yang terjadi pada saat pemeriksaan. Menurut prosedur darah EDTA(Ethylen Diamine Tetra Acetat) stabil selama 2 jam pada suhu kamar, atau disimpan dalam lemari es 4ºC selama 24 jam. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap hasil dan keakuratan pemeriksaan, salah satu diantaranya adalah perhitungan jumlah trombosit.

3 2.2.3 Fungsi Trombosit Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan, agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 400 x 10 9 / L. Menurut metode Rees Ecker jumlah normal trombosit 140 340 x 10 9 / L, bila menggunakan Coulter Counter jumlah normal trombosit 150 350 x 10 9 /L (Wirawan, 2006). 2.2.4 Sifat Trombosit 1. Adhesi yaitu sifat trombosit yang mudah melekat pada permukaan benda asing 2. Agregasi yaitu sifat trombosit yang saling melekat satu sama lain 3. Aglutinasi yaitu sifat trombosit yang mudah menggumpal 4. Disentrigasi yaitu sifat trombosit yang mudah pecah mati 2.2.5 Struktur Trombosit Ukuran trombosit berfariasi sekitar 1-4 mikrom sebagian sel berbentuk ringan dan tidak berinti. Garis tengah trombosit 0,75 2,25 mm. Meskipun trombosit ini tidak berinti tetapi masih dapat melakukan sintesis protein, walaupun sangat terbatas, karena didalam sitoplasma masih terdapat sejumlah RNA (Sacher RA, McPherson RA, 2012). Struktur trombosit terdiri dari membran- membran trombosit yang kaya akan fosfolipid, diantaranya adalah factor trombosit 3 yang meningkatkan pembekuan selama hemostatis. Fosfolipid membrane ini berfungsi sebagai suatu permukaan untuk berinteraksi dengan Protein-protein plasma yang berperan dalam proses

4 koagulasi darah. Sitoplasma trombosit mengandung mikrofilamen, terdiri dari trobostenin yaitu suatu protein kontraktif mirip dengan aktinomiosin yang berperan dalam kontraksi jaringan otot. Mikrotubulus yang membentuk suatu kerangka internal juga ditemukan di sitoplasma. Struktur ini terletak dibawah membrane plasma membentuk struktur tubular berupa pita melingkar seperti mikrotubulus pada sel lain. Mikrotubulus dan mikrofilamen yang membentuk sitoskeleton trombosit bertanggung jawab mempertahankan bentuk, serta mempermudah reaksi pelepasan trombosit. Bagian dalam trombosit terdapat kalsium, nukleotida terutama Adenosin Difosfat (ADP ), Adenosin Trifosfat (ATP), Seerotonin dann granula alfa yang mengandung protein spesifik. Granula padat lebih sedikit jumlahnya dan mengandung ADP, ATP,-5-hidroksitriptamin (5-HT) dan kalsium. Granula padat merupakan bagian integral dari fungsi normal trombosit, yang diperkirakan terjadi sistem tubulus internal yang disebut sistem bulus padat. Faktor trombosit 4 dan b- tromboglobulin adalah zat-zat dalam keadaan normal hanya terdapat pada trombosit utuh, Selain itu trombosit masih mempunyai mitokondria, butir glikogen yang berfungsi sebagai cadangan energi (Sacher RA, MsPheerson RA,2012). 2.2.6 Pemeriksaan Hitung Trombosit Secara Langsung 1. Metode Rees Ecker Darah diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan. Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25% (Gandasoebrata, 2013).

5 2. Metode Brecher Cronkite Darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk melisiskan sel darah merah, trombosit dihitung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%. 3. Metode Automatic Cell Counter Metode otomatis menggunakan prinsip flow cytometri. Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya. Teknik dasar pengukuran sel dalam flow cytometri ialah impedansi listrik (electrical impedance) dan pendar cahaya (light scattering). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektroda (Koeswardani., 2001). Teknik pendar cahaya akan menghamburkan, memantulkan atau membiaskan cahaya yang berfokus pada sel, oleh karena tiap sel memiliki granula dan indek bias berbeda maka akan menghasilkan pendar cahaya berbeda dan dapat teridentifikasi. Alat yang menggunakan teknik ini ialah hematology analyzer cell, namun automatic cell counter masih terdapat kelemahan yaitu apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan lekosit sehingga cross check menggunakan sediaan apus darah tepi sangat berarti (Koeswardani., 2001).

6 2.2.7 Cara Otomatis Menggunakan Hematology Analyzer Alat hematology analyzer merupakan alat untuk serangkaian pemeriksaan hematologi yang dapat memberikan hasil lebih cepat. Alat hematologi otomatis memiliki beberapa kelebihan diantaranya efisiensi waktu, volume sampel yang digunakan sedikit, ketepatan hasil, dimana hasil yang dikeluarkan alat hematology analyzer ini sudah melalui quality control yang dilakukan oleh intern laboratorium (Sysmex 2016). Kekurangan hematology analyzer, yaitu tidak dapat menghitung sel abnormal sehingga hitung jumlah trombosit akan rendah karena ada beberapa sel abnormal tidak dapat dihitung. Alat perlu mendapat perawatan dan perhatian khusus seperti, suhu ruangan harus dilakukan kontrol secara berkala, reagen dalam penyimpanan yang baik, sampel dijaga supaya tidak terjadi aglutinasi. Sampel darah yang digunakan adalah sampel darah yang sudah ditambahkan antikoagulan, karena darah yang menggumpal jika terhisap akan merusak alat (Sysmex). 2.3 Pengaruh Suhu dan Penundaan Terhadap Jumlah trombosit Spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Penyimpanan spesimen sedapat mungkin dihindarkan, artinya darah segera diperiksa setelah berhasil ditampung atau diambil (Nurrachmat, 2005). Persyaratan penyimpanan beberapa spesimen untuk beberapa pemeriksaan harus memperhatikan jenis spesimen, antikoagulan atau pengawet dan wadah serta stabilitasnya. Beberapa cara penyimpanan spesimen, yaitu disimpan pada suhu kamar, disimpan dalam lemari es dengan suhu 2-8 C, dapat diberikan bahan

7 pengawet, atau spesimen darah sebaiknya disimpan dalam bentuk serum atau lisat (Witono, 2008). Sampel darah yang digunakan untuk hitung jumlah trombosit sebaiknya darah kapiler segar atau darah vena yang ditambahkan antikoagulan EDTA untuk menghindari terjadinya pembekuan. Pemeriksaan jumlah trombosit dengan darah EDTA sebaiknya dilakukan segera, hanya kalau perlu boleh disimpan dalam lemari es suhu 4 C. Batas kritis pemeriksaan darah EDTA yang disimpan pada lemari es suhu 4 C untuk jumlah trombosit adalah 1 jam (Gandasoebrata, 2013). 2.4 Antikoagulan EDTA Antikoagulan adalah zat yang mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat (khelasi) atau mengendapkan (presipitasi) kalsium, atau dengan cara menghambat pembentukan thrombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan (Riswanto, 2013). Antikoagulan-antikoagulan dalam pemeriksaan hematologi adalah EDTA, Natrium sitrat, heparin dan oksalat (Riswanto, 2013). Antikoagulan EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam natrium dan kalium, mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium (Ca) dalam darah. EDTA memiliki keunggulan dibanding antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah, sehingga ideal untuk pengujian hematologi, termasuk hitung jumlah trombosit. EDTA yang biasa digunakan adalah dinatrium (Na2EDTA), dan dipotasium (K2EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan dalam bentuk kering (Riswanto, 2013).

8 Antikoagulan EDTA dalam bentuk Na2EDTA serbuk masih banyak digunakan di berbagai laboratorium. Pengukuran dipermudah dengan membuat menjadi larutan 10%. Penggunaan disodium EDTA (Na2EDTA) biasanya dengan konsentrasi 1,4 2,0 mg/ml darah (Narayanan, 2000). 2.5 Pengaruh Antikoagulan EDTA Terhadap Jumlah Trombosit Batas waktu pemeriksaan hematologi menggunakan darah EDTA untuk trombosit adalah 1 jam. Na2EDTA dalam bentuk serbuk digunakan dengan perbandingan 1,5 mg Na2EDTA per mililiter darah. Perbandingan pemberian EDTA dengan darah yang tidak tepat maka akan memberikan hasil tidak sesuai dengan kenyataan (Tiez, Brown dalam Nurrachmat, 2005). Garam EDTA bersifat hiperosmolar, sehingga dapat menyebabkan hitung jumlah trombosit menurun (Wirawan, 2006). Perbandingan larutan EDTA 10% dengan volume darah kurang dari seharusnya maka darah dapat mengalami pembekuan. Pemakaian EDTA berlebihan akan menyebabkan trombosit membesar dan mengalami disintegrasi. Darah EDTA harus segera dicampur setelah pengambilan untuk menghindari pengelompokan trombosit dan pembentukan bekuan (Riswanto, 2013). 2.6 Kesalahan Pemeriksaan Hitung Jumlah Trombosit Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan hitung jumlah trombosit diantaranya : 1. Tahap Pra Analitik atau tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat menentukan kualitas sampel yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi proses kerja berikutnya. Tahap pra analitik meliputi :

9 a. Kondisi pasien, sebelum pengambilan spesimen form permintaan laboratorium diperiksa. Identitas pasien harus ditulis dengan benar (nama, umur, jenis kelamin, nomor rekam medis dan sebagainya) disertai diagnosis atau keterangan klinis. b. Pengambilan sampel idealnya dilakukan waktu pagi hari. Tehnik atau cara pengambilan spesimen harus dilakukan dengan benar sesuai Standard Operating Procedure (SOP) yang ada. c. Spesimen yang akan diperiksa volume mencukupi, kondisi baik tidak lisis, segar atau tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna, tidak berubah bentuk, pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat, ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat dan identitas sesuai dengan data pasien d. Persiapan pemeriksaan seperti pengenceran tidak tepat, larutan pengencer tercemar darah atau lainnya, alat yang dipergunakan seperti pipet, hematology analyzer e. Sampel disimpan pada suhu AC lebih dari 2 jam atau lemari es lebih dari 6 jam. 2. Tahap Analitik adalah tahap pengerjaan pengujian sampel sehingga diperoleh hasil pemeriksaan. Tahap analitik perlu memperhatikan reagen, alat, metode pemeriksaan, pencampuran sampel dan proses pemeriksaan. 3. Tahap Paska Analitik atau tahap akhir pemeriksaan yang dikeluarkan untuk meyakinkan bahwa hasil pemeriksaan yang dikeluarkan benar benar valid atau benar (Budiwiyono, 2002). 4. Selalu memperhatikan suhu penyimpanan dan batas waktu penyimpanan.

10 5. Harus memperhatikan spesimen yang akan di periksa. 6. Harus memperhatikan alat yang akan di pakai dan alat tersebut harus rutin di kalibrasi sehingga hasil yang dikeluarkan dapat di pertanggung jawabkan.

11 2.7 Kerangka Teori Plasma darah Darah Eritrosit Butir-butir darah Lekosit a. Pengambilan dan penampungan darah b. Pengolahan darah dengan antikoagulan c. Penyimpanan darah, suhu dan waktu (22 o C dan 28 o C d. Pemipetan Tahap Pra analitik Trombosit Hitung jumlah trombosit a. Cara langsung (Rees Ecker, Brecher Cronkite, Hematology Analyzer b. Cara tak langsung (Fonio, Estimasi preparat) c. Cara Otomatis Tahap analitik 2.8 Kerangka Konsep Darah EDTA segera diperiksa Darah EDTA tunda 4 jam suhu 22 o C dan 28 C Jumlah trombosit (mm 3 darah)

12 2.9 Hipotesis Penelitian Terdapat perbedaan jumlah trombosit darah EDTA segera diperiksa dengan ditunda 4 jam suhu 22 C dan 28 C.

13