BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan globalisasi dunia bisnis dapat memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnis yang dijalankannya tetap bertahan dan semakin meningkatkan kinerja bisnis yang ada dalam perusahaannya. Manajemen puncak terkadang tidak memiliki komunikasi yang baik dengan berbagai operasi yang ada untuk menilai keefektifan kinerja, sehingga menjadi kelemahan dalam perusahaan (Siahaan, 2016). Keterbatasan komunikasi antara manajemen puncak dan lini operasi yang ada memungkinkan dapat menyebabkan terjadinya praktik-praktik atau kecurangan (Fraud) yang dapat membahayakan perusahaan, seperti praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Agar perusahaan dapat berkembang dengan baik diperlukan upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi efisiensi, efektifitas serta pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka kegiatan dan masalah yang akan dihadapi perusahaan semakin kompleks sehingga semakin sulit untuk mengawasi seluruh kegiatan dan operasi perusahaan, yang dimana semakin besar kemungkinan untuk terjadinya penyimpangan-penyimpangan, pemborosan serta kecurigaan. Masalah-masalah internal yang muncul dalam organisasi merupakan tanda bahwa fungsi di dalam lembaga tidak dilaksanakan secara taat dan konsisten, dampaknya tata kelola perusahaan tidak dilaksanakan secara baik (Hermawan, 2010:9). 1
2 Setelah Indonesia dan negara-negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, isu mengenai Corporate Governance telah menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan perekonomian yang stabil di masa yang akan datang (Herwidayatmo, 2011:25). Sejak krisis ekonomi tahun 1997 pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, atau lebih dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang mengemuka di Indonesia. Akibat buruknya tata kelola pemerintah dan perusahaan di Indonesia pada masa itu maka menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi terpuruk. Semenjak itulah, semua pihak sepakat untuk dapat bangkit dari keterpurukan dengan melakukan tata kelola yang baik dari pemerintah, perusahaan pemerintah dan swasta. Berbagai upaya memperbaiki tata kelola dilakukan dengan menerapkan prinsip GCG di semua lini masyarakat (Zarkasyi, 2008;1) Syahroza dalam Sumadyo (2013) menyatakan bahwa, semakin berkembangnya era demokrasi dan birokrasi pada saat ini maka semakin banyak tuntutan publik agar tercipta adanya transparansi dan akuntabilitas, agar kepercayaan tetap solid maka perlu diciptakan suatu kondisi yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, kondisi ini disebut Good Corporate Governance. GCG tidak hanya diterapkan pada sektor pemerintahan saja tetapi juga pada sektor swasta, yang jelas tuntutan untuk transparan dan akuntabel diperlukan dalam konsep ini. Penerapan GCG tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi organisasinya, yang ditunjukkan dari adanya peningkatan kinerja,
3 berhasil ditekannya konflik kepentingan dan harmonisasi pengambilan keputusan berjalan dengan baik. Keputusan Menteri BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 pasal 2 yang telah diperbaharui menjadi Peraturan Menteri BUMN nomor : Per-01/MBU/2011 tentang penerapan praktek Good Corporate Governance pada BUMN, dinyatakan bahwa BUMN diwajibkan untuk menerapkan GCG secara konsisten dan menjadi GCG sebagai landasan operasionalnya. Sehingga perusahaan dituntut mengambil langkah komprehensif terhadap aset-asetnya agar dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas sehingga memiliki nilai tambah (Value Added). Bank, BUMN dan perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham diharapkan mampu menerapkan GCG dengan baik. Diperlukannya Good Corporate Governance dilandasi oleh banyaknya korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam perusahaanperusahaan BUMN, swasta, dan instansi pemerintah, hal tersebut terjadi karena tidak dilalukannya prinsip-prinsip GCG dengan baik. Di Indonesia, kurang efektifnya good corporate governance merupakan akar permasalahan krisis ekonomi. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaanperusahaan yang ada di Indonesia tidak dijalankan dengan prinsip tata kelola yang baik (good corporate governance). Dalam menjalankan tata kelola yang baik pada perusahaan diperlukan juga suatu pengendalian internal yang baik pula. Pengendalian internal yang memadai harus dapat menyediakan informasi yang dapat dipercaya, kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur hukum, peraturan, pengamanan asset, pemanfaatan sumber daya secara ekonomis dan efisien dan pencapaian tujuan yang ditetapkan (Gusnardi, 2006). Pengendalian internal dapat
4 dikatakan terdiri dari kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi keuangan yang handal serta menjamin dipatuhinya hukum dan peraturan yang berlaku. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang mampu melaksanakan praktik good governance yaitu adanya fungsi audit internal. Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terdapat tiga aspek, yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan. Pemeriksaan (audit) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah telah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Keberadaan audit internal untuk menjalankan fungsi pemeriksaan dapat mendorong terciptanya pelaksanaan good corporate governance. Audit internal merupakan suatu alat yang dominan bagi pimpinan perusahaan untuk memantau dan mengawasi jalannya kegiatan operasional perusahaan (Hery, 2013:27). Audit internal pada perusahaan harus dilakukan secara teratur, karena dengan dilakukannya pengauditan secara berkala maka perusahaan dapat mengidentifikasi apakah kegiatan operasional perusahaan telah berjalan sebagaimana mestinya. Audit internal yang dilakukan secara baik dapat mencegah terjadinya suatu masalah, manajemen akan dapat mengetahui dan mengatasi masalah serta sebab-sebab sebelum masalah tersebut menjadi berkelanjutan, atau secara tepat mengidentifikasi masalah dan penyebab masalah tersebut terjadi sehingga dapat menggambil langkah-langkah yang efektif untuk mengatasinya. Efektifnya peran audit internal di dalam suatu organisasi
5 diharapkan akan meningkatkan kinerja organisasi yang bersangkutan (Hery, 2013: 27). Kejaksaan agung menetapkan delapan tersangka baru kasus penyalahgunaan keuangan biaya pengiriman kartu perlindungan social (KPS) PT. Pos Indonesia. Kasus bermula pada saat munculnya surat izin tambahan biaya pendistribusian KPS dari 10 wilayah area kantor pos sebesar Rp.21,7 miliar. Surat ini ternyata rincian kekurangan biaya yang dimaksudkan dari UPT yang direkapitulasi oleh kepala area operasi. Sehingga surat tersebut ditandatangani oleh ketua II satgas KPS pusat dan kepala area operasi mengeluarkan surat keputusan tentang izin penambahan biaya operasional pendistribusian kepada masing-masing UPT. Sedangkan dana yang dikeluarkan tersebut digunakan untuk membeli telepon seluler dan diserahkan kepada pimpinan area operasi dan juga pembuatan bukti transaksi yang di mark up (Cahya, 2013). Dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG pada PT. Pos Indonesia masih belum tercapai dan kinerja dari audit internal dan pengendalian internal pada PT. Pos Indonesia masih belum maksimal sehingga masih terjadi tindakan kecurangan. Pelaksanaan GCG pada suatu perusahaan harus senantiasa berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu transparansi, akuntabilitas, Responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran. Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan GCG, perusahaan diwajibkan secara berkala melakukan self assessment terhadap pelaksanaan GCG. PT. Pos Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Miliki Negara dengan demikian manajemen PT. Pos Indonesia menyadari akan pentingnya peran audit internal dan
6 pengendalian intern (Internal Control) yang efektif guna membantu perusahaan dalam peningkatan kinerja, mencegah kecurangan dan penyajian laporan keuangan yang dapat diandalkan, serta mendorong keberhasilan penerapan GCG seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian tentang audit internal dan pengendalian internal berpengaruh terhadap penerapan Good Corporate Governance yang kemudian hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul: Pengaruh Audit Internal dan Pengendalian Internal Terhadap Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Pos Indonesia. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang penelitian yang dikemukakan, maka masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh audit internal terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Pos Indonesia, Tbk. 2. Bagaimana pengaruh pengendalian internal terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Pos Indonesia, Tbk. 3. Bagaimana pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Pos Indonesia, Tbk. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaian Program Pendidikan Sarjana jurusan Akuntansi S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah :
7 1. Pengaruh audit internal terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Pos Indonesia, Tbk. 2. Pengaruh pengendalian internal terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Pos Indonesia, Tbk. 3. Pengaruh audit internal dan pengendalian internal terhadap penerapan good corporate governance pada PT. Pos Indonesia, Tbk. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak sebagai berikut : 1. Bagi Instansi Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi PT. Pos Indonesia, Tbk. Khususnya satuan kerja Audit Internal. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji di bidang yang sama, sehingga dapat memberikan informasi untuk memberikan kemudahan bagi peneliti lain dalam membandingkan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. 3. Bagi Penulis Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat dan selain itu untuk menambah pengetahuan serta wawasan berfikir penulis mengenai peranan audit internal, pengendalian internal dan good corporate governance.
8 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Pada penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada PT. Pos Indonesia, Tbk. Jl. Jakarta, Kebonwaru, Batununggal, Bandung. Waktu penelitian dilakukan Februari 2017 sampai dengan Agustus 2017.