BAB I PENDAHULUAN. misalnya adalah binatang-binatang ternak yang sengaja Allah ciptakan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an surat Al-Mu minun ayat 21 yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahuwata ala berfirman dalam Al-Qur an. ayat 21 yang menjelaskan tentang penciptaan berbagai jenis hewan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

BAB I PENDAHULUAN. peternakan ayam petelur dipengaruhi oleh faktor bibit dan pakan. Pakan

PENDAHULUAN. Bahan pakan sumber protein merupakan material yang sangat penting. dalam penyusunan ransum, khususnya ternak unggas. Saat ini bahan pakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mensejahterakan kehidupan makhluknya termasuk manusia agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

BAB I PENDAHULAN. manusia di alam semesta ini. Oleh karena itu, disamping Al-Qur an mampu

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

BAB I PENDAHULUAN. kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi

PENDAHULUAN. akan protein hewani berangsur-angsur dapat ditanggulangi. Beberapa sumber

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha yang potensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Populasi ayam pedaging meningkat dari 1,24 milyar ekor pada

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

BAB I PENDAHULUAN. Clarias sp (ikan lele) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

Seminar Optimalisasi Hasil Samping Perkebunan Kelapa Sawit dan Industri 0lahannya sebagai Pakan Ternak cukup tinggi, nutrisi yang terkandung dalam lim

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I. PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat dan meningkatkan. kesejahteraan peternak. Masalah yang sering dihadapi dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu bahan pangan asal hewani yang mengandung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Onggok Terfermentasi Bacillus mycoides terhadap

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

PENGANTAR. Latar Belakang. Konsumsi daging telah dikenal dan menjadi pola hidup masyarakat sejak

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai 60%-80% dari biaya produksi (Rasyaf, 2003). Tinggi rendahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam lokal persilangan merupakan ayam lokal yang telah mengalami

I. PENDAHULUAN. Peningkatan keberhasilan suatu usaha peternakan akan di pengaruhi oleh

Tabel 1.2 Data skor warna kuning telur ayam petelur strain Isa Brown pada akhir penelitian berdasarkan Yolk Colour Fan

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM NUTRISI TERNAK UNGGAS DAN NON RUMINANSIA. Penyusunan Ransum dan Pemberian Pakan Pada Broiler Fase Finisher

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Minat masyarakat yang tinggi terhadap produk hewani terutama, daging kambing,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

BAB V PEMBAHASAN. STAIN Palangka Raya. Sedangkan pengukuran atau penimbangan berat

diperoleh peternak sering menipis bahkan banyak yang mengalami kerugian. Untuk itu perlu diupayakan mencari sumber bahan pakan alternatif yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Lele dumbo yang bernama ilmiah Clarias geriepinus, masuk di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha peternakan pakan selalu menjadi permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) ada juga yang menyebut siput

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. masyarakat di pedesaan. Ternak itik sangat potensial untuk memproduksi telur

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

I. PENDAHULUAN. pakan ternak. Produksi limbah perkebunan berlimpah, harganya murah, serta tidak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. dalam memenuhi kebutuhan protein hewani adalah kambing. Mengingat kambing

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi hewani membuat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Potensi Kambing sebagai Ternak Penghasil Daging

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu tipe pedaging, tipe petelur dan tipe dwiguna. Ayam lokal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kualitas, kuantitas,

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebutuhan daging di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan Ayam Pedaging

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

LINGKUNGAN BISNIS USAHA TERNAK ITIK. : Wahid Muhammad N. Nim : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

I. PENDAHULUAN. juga mempunyai potensi untuk dikembangkan karena memilki daya adaptasi yang

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN ONGGOK DAN MOLASE TERFERMENTASI TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN DAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN AYAM PEDAGING

PEMANFAATAN LIMBAH RESTORAN UNTUK RANSUM AYAM BURAS

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

I. PENDAHULUAN. dan diusahakan sebagai usaha sampingan maupun usaha peternakan. Puyuh

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

LAPORAN PENGANTAR ILMU EKONOMI PEMANFAATAN BUDIDAYA KEONG SAWAH SEBAGAI PAKAN IKAN. Disusun Oleh : 1. Abdul Kholid ( )

BAB I PENDAHULUAN. banyak membutuhkan modal dan tidak memerlukan lahan yang luas serta sebagai

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai khalifatullah dan pewaris kerajaan alam harus memperlakukan alam dengan benar sesuai dengan kehendak Sang Pencipta, karena manusia telah dipercaya untuk mengurus Kerajaan alam ini. Allah juga telah menciptakan segala sesuatu yang manusia butuhkan di dalam kerajaan-nya, misalnya adalah binatang-binatang ternak yang sengaja Allah ciptakan untuk kemaslakhatan umat manusia karena pada binatang-binatang ternak terdapat banyak manfaat yang dapat diambil dan digunakan untuk kelangsungan hidup manusia, sebagaimana telah Allah firmankan dalam surat An Nahl ayat 5 yang berbunyi : Artinya : Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan (QS. An Nahl: 5). Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan binatang ternak untuk manusia, pada hewan tersebut banyak manfaat yang dapat diperoleh misalnya bulu dan kulit yang dapat dibuat pakaian yang menghangatkan, nikmat makanan dan berbagai manfaat yang lain dari hewan ternak tersebut (Shihab, 2002). Hewan ternak adalah hewan yang sengaja dipelihara oleh manusia untuk diambil manfaatnya misal sapi, kambing, kelinci, itik, bebek, ayam dan hewanhewan ternak yang lain. Selain mengambil manfaat dari hewan ternak manusia 1

2 juga berkewajiban menjaga dan melestarikan apa yang telah Allah ciptakan untuk memenuhi kebutuhannya, untuk itu manusia harus memperhatikan berbagai macam nutrisi untuk pertumbuhan hewan ternak agar didapatkan hasil yang baik tentunya dapat memenuhi kebutuhan gizi manusia. Pengembangan usaha ternak ayam ras petelur di Indonesia memiliki prospek yang bagus, terutama bila ditinjau dari aspek masyarakat akan kebutuhan gizi. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani. Pemenuhan gizi ini, khususnya protein hewani dapat diperoleh dari protein daging dan telur. Kebutuhan akan protein hewani ini merangsang para ahli di bidang peternakan untuk berusaha meningkatkan produktivitas ternak (DPKH, 2010). Problem pakan unggas di Indonesia akan tetap ada selama ternak masih berorientasi pada produktivitas. Masalah yang terjadi adalah kurangnya kuantitas pakan dan kualitas pakan, harga pakan yang cenderung tidak stabil dan tingkat ketersediaan yang terus berkurang. Apabila hal ini terus berlangsung problem pakan di Indonesia akan semakin berat. Oleh sebab itu diperlukan berbagai macam pemecahan masalah dalam hal pakan ini. Salah satu upaya untuk mengurangi problem pakan adalah berusaha untuk mencari bahan pakan alternatif unggas. Umumnya bahan pakan ini berasal dari tanaman yang kurang dikenal dan limbah tanaman, ternak ataupun industri (Widodo, 2004). Pemanfaatan tanaman yang kurang dikenal ataupun limbah untuk pakan unggas dapat dilakukan untuk memanfaatkan segala ciptaan-nya secara maksimal. Tanaman dan limbah ini tidak merujuk pada satu jenis saja tapi

3 berbagai macam tanaman. Berbagai macam ciptaan Allah berupa tumbuhtumbuhan ataupun tanaman dan hewan yang tersebar luas dibumi ini yang dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagaimana telah Allah Firmankan dalam surat Al- An am ayat 99 dan surat Jaatsiyah ayat 4 yang berbunyi : Artinya : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau.. (QS. Al-An am : 99). Artinya; Dan pada penciptakan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini (QS. Jaatsiyah : 4) Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, baik tumbuhan maupun hewan. Hewan dan tumbuhan merupakan sumber daya alam yang telah Allah ciptakan secara melimpah di berbagai penjuru nusantara untuk manusia manfaatkan, akan tetapi hewan dan tumbuhan belum banyak dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Sebagai contohnya keong mas (Pomacea canaliculata) dan paku air (Azolla pinnata). Siput sawah dengan warna cangkang keemasan, atau yang lebih dikenal sebagai keong mas (Pomacea canaliculata), menjadi pemakan tanaman padi yang rakus di persawahan milik petani. Keong betina menempelkan telurnya di batang padi yang mulai dewasa. Setelah menetas, keong-keong ini langsung mengkonsumsi batang padi hingga akhirnya menimbulkan kematian pada tanaman padi.

4 Tepung keong mas memberikan nilai pertumbuhan yang cukup baik bagi peternakan ayam. Selain dalam bentuk tepung, silase daging keong mas juga telah terbukti menjadi sumber pakan ternak bagi ruminansia dan ayam buras (BP2TP Sumatra Utara, 2006). Keong mas mempunyai kandungan nutrisi antara lain; protein kasar 51,8%, lemak kasar 13,61%, serat kasar 6,0%, kadar abu 24% dan energi metabolis sebesar 2094,98 Kkal/kg (Julferina. 2008). Paku air (Azolla pinnata ) dianggap sebagai tanaman pengganggu pada lahan pertanian. Padahal tanaman ini sangat potensial sebagai bahan pakan unggas. Azolla pinnata mempunyai potensi sebagai bahan pakan unggas karena mempunyai kandungan protein kasar yang relatif tinggi. Bila dibandingkan dengan tanaman air lainnya, Tanaman Azolla pinnata mempunyai kandungan protein kasar sebesar 24-30%, kalsium 0,4-1%, fosfat 2-4,5%, lemak 3,3%, serat kasar 9,1-12.7% dan pati 6,5% (Lumpkim dan Plucknet, 1982). Keong mas (Pomacea canaliculata) dan paku air (Azolla pinnata) dianggap merugikan oleh kebanyakan orang akan tetapi Allah menciptakan sesuatu itu pasti ada hikmah yang ada didalam penciptaan tersebut, seperti dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 191dan Ad Dukhaan ayat 38:. Artinya ; " Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imran :191). Artinya ; "Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main (QS. Ad Dukhaan : 38).

5 Salah satu ciri khas bagi orang yang berakal yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu menggambarkan kebesaran Allah SWT, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. Segala sesuatu diciptakan bukan tanpa adanya hikmah yang bisa dijadikan pelajaran dan tanpa ada tujuan. Tetapi Allah ciptakan ini semua dengan kebenaran, mustahil Allah berbuat main-main dan tidak berguna. Allah menciptakan untuk tujuan yang luhur dan mulia (Al-Jazairi, 2007). Telah diketahui bahwa campuran protein tumbuh-tumbuhan tidak efektif untuk menyusun ransum dibandingkan dengan pemakaian campuran protein tumbuh-tumbuhan dan hewan. Tepung ikan dan tepunh kedelai merupakan sumber protein yang terbaik, mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang. Namun harga protein hewani dan ikan dan kedelai mahal sehingga kadang-kadang peternak lebih mempertimbangkan segi ekonomis dalam memproduksi ternak, meskipun akan diperoleh penampilan ternak dan kualitas ternak yang kurang baik (Julferina, 2008). Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan tepung keong mas sebagai pakan substitusi tepung ikan (Julferina, 2008) dan paku air sebagai sumber protein nabati sebagai pakan substitusi bungkil kedelai dalam ransum, untuk mengetahui sebatas mana tepung keong mas dan tepung paku air terfermentasi dapat menggantikan fungsi tepung ikan dan bungkil kedelai sebagai penghasil protein hewani dan protein nabati.

6 Penambahan tepung Azolla pinnata tanpa fermentasi pada pakan telah memberikan hasil yang baik. Ayam Bloiler yang yang diberi 5% Azolla pinnata menunjukkan pertambahan bobot badan lebih tinggi dibanding ayam kontrol, selain itu penambahan Azolla pinnata 5% berpengaruh terhadap konversi ransum (Basak, dkk., 2002). Saleh (2005) melaporkan bahwa pemberian subtitusi tepung eceng gondok (Eichornia grassipes) dan paku air (Azolla pinnata) fermentasi memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum tetapi tidak berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan dan konversi pakan Ayam Broiler. Selain itu, pemberian tepung eceng gondok (Eichornia grassipes) dan paku air (Azolla pinnata) fermentasi dalam ransum dapat meningkatkan konsumsi pada level masing-masing 15% dan 10%. Berdasarkan penelitian diatas maka prosentasi paku air yang diberikan pada penelitian ini adalah 2,5% sampai 10% yang berupa tepung hasil fermentasi dengan tujuan menurunkan kandungan serat kasar pada paku air karena jika diberikan dengan kandungan serat kasar yang tinggi akan menurunkan kecernaan terhadap protein sedangkan prosentase keong mas yang digunakan sebagai subtitusi tepung ikan adalah 2,5% sampai 10% karena batas pemberian tepung ikan dalam ransum hanya sampai 10% (Sudarmono, 2003), selain itu hal ini ditinjau dari hasil penelitian sebelumnya bahwa pemberian tepung keong mas 10% dapat digunakan sebagai subtitusi tepung ikan yang berpengaruh terhadap konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan kelinci jantan lepas sapih (Julferina, 2008). Ayam petelur Isa brown merupakan tipe ayam petelur yang bersifat dwiguna karena disamping telurnya yang cukup banyak juga dapat menghasilkan

7 daging yang banyak sehingga dapat diambil dagingnya setelah masa produksi. Ayam petelur periode layer memerlukan ransum dengan kandungan gizi yang cukup khususnya untuk pertumbuhan dan produksinya. Gizi ini salah satunya diperoleh dari protein, kebutuhan protein pada periode layer adalah 17-19%. Sebagai sumber protein hewani dan nabati, penggunaan tepung keong mas dan fermentasi tepung paku air dalam ransum ayam petelur ini diharapkan bisa menunjang pertumbuhan ayam sehingga akan berpengaruh terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan nilai konversi pakan. Kebutuhan gizi yang cukup akan mendukung pertumbuhannya sampai masa produksi berakhir, jika pertumbuhan ayam tetap maksimal pada masa produksi sampai masa produksi berakhir maka daging ayam petelur dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Mengingat kebutuhan ayam petelur ini akan nutrisi khususnya protein cukup tinggi maka harus dicarikan alternatif lain untuk mengganti bahan ransum yang harganya relatif lebih murah dibanding ransum konvensional, selain itu kombinasi antara protein nabati dan protein hewani dalam ransum diperlukan untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif maka penelitian menggunakan bahan alternatif seperti paku air sebagai sumber protein nabati dan keong mas sebagai sumber protein hewani penting dilaksanakan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi rasum ayam petelur strain Isa Brown periode layer.

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah yang perlu diteliti, antara lain: 1. Apakah ada pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap konsumsi ransum ayam petelur strain Isa brown periode layer? 2. Apakah ada pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap pertambahan bobot badan ayam petelur strain Isa brown periode layer? 3. Apakah ada pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap konversi rasum ayam petelur strain Isa brown periode layer? 1.3 Tujuan Tujuan dari penelitian antara lain: 1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap konsumsi ransum ayam petelur strain Isa brown periode layer 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap pertambahan bobot badan ayam petelur strain Isa brown periode layer

9 3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap konversi rasum ayam petelur strain Isa brown periode layer. 1.4 Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah : 1. Pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi berpengaruh terhadap konsumsi ransum ayam petelur strain Isa brown periode layer. 2. Pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan ayam petelur strain Isa brown periode layer. 3. Pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi berpengaruh terhadap konversi ransum ayam petelur strain Isa brown periode layer. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi khususnya bagi peternak bahwa penggunaan bahan alternatif seperti tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi dalam ransum dapat meningkatkan kualitas ransum,

10 mengurangi konsumsi pakan serta menambah bobot badan ayam sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak unggas di Indonesia. 2. Untuk petani bahwa gulma dan hama yang merusak padi selama ini meresahkan dapat ditanggulangi dengan memanfaatkannya untuk pakan ternak. 3. Sebagai landasan empiris pada pengembangan penelitian selanjutnya. 1.6 Batasan Masalah Dalam melakukan penelitian agar lebih terarah, maka perlu adanya pembatasan-pembatasan permasalahan sebagaimana berikut : 1. Pada penelitian ini digunakan ayam petelur strain Isa brown periode layer dengan umur 1,7 tahun. 2. Paku air (Azolla pinnata) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari lahan pertanian di daerah Bumi Mulyo, Kabupaten Malang. 3. Keong mas (Pomacea canaliculata) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari area pertanian Desa Ngasinan, Kabupaten Ponorogo. 4. Konsentrasi tepung keong mas dan tepung paku air fermentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0%, 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% dengan total subtitusi 12,5%. 5. Tepung paku air yang digunakan berupa tepung hasil fermentasi dengan EM4.