Kerangka Acuan Kerja

dokumen-dokumen yang mirip
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Kerangka Acuan Kerja

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN. Kerangka Acuan Kerja. Tenaga Pendukung Teknis Analis Hukum Bidang Penataan Ruang

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

KERANGKA ACUAN KERJA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA PADA TINGKAT

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Kerangka Acuan Kerja

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BEST PRACTICES IMPLEMENTASI KEBIJAKAN SATU PETA DALAM PENYEDIAAN DATA SPASIAL INVENTARISASI GRK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

HASIL PELAKSANAAN KEBIJAKAN SATU PETA 2016 DAN RENCANA AKSI KEBIJAKAN SATU PETA 2017

Rakornas IG, Jakarta, 27 April 2016

Percepatan Kebijakan Satu Peta pada Skala 1:50.000

TENAGA PENDUKUNG ADMINISTRASI BIDANG PERUMAHAN DAN PERTANAHAN

KODE: PERUMAHAN-D6-16 PERUMAHAN-D6-17 PERUMAHAN-D6-18 PERUMAHAN-D6-20

RINGKASAN EKSEKUTIF. Hasil Rapat Koordinasi Nasional Informasi Geospasial 2018

KEBIJAKAN SATU PETA. Program Implementasi Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

Press Release Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian: Paket Deregulasi VIII

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2017 TENTANG PENYELESAIAN PENGUASAAN TANAH DALAM KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Pointers Sambutan. Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta (KSP) (Perpres No. 9 Tahun 2016)

KEBIJAKAN SATU PETA. Pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta. Rapat Koordinasi Nasional. Jakarta, 27 April 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM) SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-RESEPSIONIS SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisa dan Usulan Kegiatan Berdasarkan Fungsi Yang Diselenggarakan Direktorat Pemantauan dan Pembinaan Pertanahan

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR : PER-01/M.EKON/02/2008 TENTANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN SUMDER DAYA MANUSIA (SDM)-TENAGA PENDUKUNG SEKRETARIAT DEWAN NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

n. Memiliki BPJS Kesehatan aktif (tidak terhutang iuran) atau bersedia menjadi anggota dan membayar iuran BPJS Kesehatan jika diterima.

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN KOORDINASI NASIONAL PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERJANJIAN KINERJA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG) TAHUN ANGGARAN 2017

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Peran Data dan Informasi Geospasial Dalam Pengelolaan Pesisir dan DAS

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN ITB BANDUNG, 28 JULI 2016

KEBIJAKAN SATU PETA DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENDUKUNG PERUBAHAN IKLIM

KOOE: TELEMATIKA-D6-28 TELEMATI KA-D6-29 TELEMATIKA-D6-30 TELEMATIKA TELEMATIKA-06-32

REKLAMASI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH -Tantangan dan Isu-

2017, No Perekonomian selaku Ketua Pengarah Tim Koordinasi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional; c. bahwa berdasarkan pertimbanga

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOM1AN REPUBLlK INDONESIA JI.Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Telp: Fax:

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH (BKPRD) KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

PERJANJIAN KINERJA 2018

NOMOR TENTANG. Pemerintah. Provinsi, P dan 3839); Negara. 4. Peraturan. Negara. Lembarann Negara Nomor. 6. Peraturan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan pada Masing-masing Tingkatan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.10/Menhut-II/2010 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA AUDIT KAWASAN HUTAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG DEWAN NASIONAL DAN DEWAN KAWASAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

One Map And One Data Informasi Geospasial Tematik

Transkripsi:

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN Kerangka Acuan Kerja TENAGA PENDUKUNG TEKNIS ANALIS SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL (INTEGRASI IGT PERENCANAAN TATA RUANG TERKAIT RTRW DAN RTR KSN) SEKRETARIAT PERCEPATAN KEBIJAKAN SATU PETA (PKSP) Kegiatan 5200 TAHUN ANGGARAN 2019 1

I. LATAR BELAKANG Konflik ruang merupakan salah satu penyebab terhambatnya pembangunan di Indonesia. Salah satu akar permasalahan dari adanya konflik ruang diantaranya adalah peta-peta tematik yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan maupun penerbitan perizinan pemanfaatan ruang menggunakan standar dan referensi yang berbeda-beda sehingga rentan terjadi tumpang tindih kawasan satu dengan lainnya. Pengurangan potensi konflik ruang ini telah dirancang Pemerintah salah satunya melalui Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 yang tertuang dalam Paket Kebijakan Ekonomi VIII. Melalui pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta ini diharapkan mampu mengintegrasikan perencanaan pemanfaatan ruang skala luas, mempermudah dan mempercepat konflik tumpang tindih pemanfaatan lahan, penyelesaian batas daerah seluruh Indonesia, mempercepat pelaksanaan program-program pembangunan kawasan maupun infrastruktur, serta membantu proses percepatan penerbitan perizinan terkait dengan pemanfaatan lahan. Percepatan Kebijakan satu peta (PKSP) adalah arahan strategis dalam terpenuhinya satu peta yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu standar, satu basis data, dan satu geoportal pada tingkat ketelitian peta skala 1:50.000. PKSP dilaksanakan untuk menjalankan amanah UU No. 4/2011 tentang Informasi Geospasial yang kemudian dipertajam melalui Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada Tingkat Ketelitian Peta Skala 1:50.000 yang telah diundangkan pada tanggal 4 Februari 2016. Perpres ini memuat amanat-amanat pokok percepatan pelaksanaan KSP yang telah diturunkan dalam detail rencana aksi sebagai landasan pelaksanaan kegiatan KSP. Perpres disusun bertujuan untuk mewujudkan penyelenggaraan Informasi Geospasial yang berdaya guna dan berhasil guna melalui kerja sama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi serta untuk mendorong penggunaan Informasi Geospasial dalam penyelenggaraan pemerintah dan dalam aspek kehidupan masyarakat. Percepatan Kebijakan Satu Peta terdiri dari 3 kegiatan utama, yaitu kompilasi, integrasi, dan sinkronisasi. Kegiatan kompilasi merupakan kegiatan pengumpulan IGT (Informasi Geospasial Tematik) yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah untuk seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan selanjutnya adalah integrasi, yang bertujuan untuk mendorong perbaikan dan penyempurnaan data geospasial yang telah terkompilasi melalui penyelarasan kesesuaian kondisi IGT yang mengacu pada IGD 2

(Informasi Geospasial Dasar). Setelah kegiatan kompilasi dan integrasi, selanjutnya adalah kegiatan sinkronisasi yang berarti penyelarasan antar IGT yang terintegrasi guna menyelesaikan isu tumpang tindih yang terindikasi antar IGT. Pelaksanaan Percepatan Kebijakan Satu Peta dilakukan melalui langkah koordinasi terhadap setiap kegiatan yang melibatkan 18 Kementerian/Lembaga. Setiap Kementerian/Lembaga terkait harus melaksanakan penyiapan peta tematik (IGT) sesuai rencana aksi yang ditetapkan lewat Perpres Nomor 9 Tahun 2016. Implementasi PKSP dikoordinasikan oleh Tim Percepatan KSP yang didukung oleh Sekretariat Tim Percepatan KSP yang secara khusus akan memberikan dukungan dan pelayanan teknis operasional dan administratif. Terkait dengan pelaksanaan kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta, keberadaan Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta diperlukan untuk membantu pelaksanaan tugas sesuai dengan petunjuk dan tata cara dukungan administrasi yang telah disusun, antara lain melakukan inventarisasi dan kompilasi basis data IGT yang berasal dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah; melakukan proses integrasi IGT yang mengacu pada IGD; dan melakukan sinkronisasi di setiap kelompok dan antar kelompok data IGT. Oleh karena itu, keberadaan Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta sangat dibutuhkan untuk membantu kelancaran Kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta. II. TUJUAN DAN SASARAN 2.1. Tujuan Tujuan dari diadakannya Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah melakukan penyiapan dan inventarisasi data geospasial, serta membantu penyiapan bahan terkait dengan kegiatan kompilasi, integrasi dan sinkronisasi pada Sekretariat Percepatan Kebijakan Satu peta. 3

2.2. Sasaran Sasaran Tenaga Pendukung Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah membantu: a) Tersusunnya basis data IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN yang bersumber melalui inventarisasi dan kompilasi dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah; b) Teridentifikasinya hasil, permasalahan, dan hambatan aspek integrasi dalam kegiatan proses integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN yang mengacu pada IGD; c) Teridentifikasinya permasalahan dan hambatan aspek sinkronisasi di setiap kelompok dan antar kelompok data IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN; d) Teridentifikasi rekomendasi dan rumusan penyelesaian masalah terkait sinkronisasi data IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN; dan e) Tersusunnya laporan hasil kerja sesuai dengan tugas yang dilaksanakan. III. KELUARAN Keluaran Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah laporan pelaksanaan penugasan yang diberikan oleh Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi selaku Wakil Ketua Satuan Tugas 1 Sekretariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta. IV. RUANG LINGKUP PEKERJAAN 1) Mengumpulkan bahan-bahan kerja sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk keperluan penyelesaian tugas yang terkait Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN dengan tahapan sebagai berikut: a. Mencari bahan-bahan kerja terkait pelaksanaan tugas; b. Mempelajari bahan-bahan kerja terkait pelaksanaan tugas; c. Merencanakan kegiatan yang diperlukan untuk penyelesaian tugas; d. Menyusun matriks pelaksanaan rencana aksi kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta yang telah tervalidasi oleh kementerian/lembaga terkait; 4

e. Mengidentifikasi permasalahan dan hambatan aspek Sistem Informasi Geospasial dalam Percepatan Kebijakan Satu Peta; f. Mengidentifikasi kebijakan terkait Percepatan Kebijakan Satu Peta dalam rangka Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN antara pemerintah pusat dan daerah; 2) Melakukan inventarisasi dan kompilasi basis data IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN yang berasal dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah. a. Mengidentifikasi dan mempelajari target-target penyelesaian kegiatan kompilasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN dalam rencana aksi Perpres No. 9/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta; b. Melakukan kompilasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN sesuai dengan target rencana aksi Perpres No. 9/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta; c. Melakukan verifikasi dan pendataan terhadap hasil kompilasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN; d. Membantu menyiapkan bahan dan data untuk analisis isu dalam koordinasi penyelesaian permasalahan selama proses inventarisasi dan kompilasi serta proses pengelompokan IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN; e. Mengkoordinasikan pengelolaan dan penyimpanan data termasuk menjaga keamanan data hasil kegiatan kompilasi; f. Membantu menganalisis hasil kegiatan dan pelaporan kegiatan kompilasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN untuk diserahkan kepada pimpinan. 3) Melakukan kegiatan integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN yang mengacu pada IGD dalam rencana aksi Perpres No. 9/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta a. Mengidentifikasi dan mempelajari target-target penyelesaian kegiatan integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN dalam rencana aksi Perpres No. 9/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta; b. Membantu kesiapan dan kualitas data-data IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN yang telah terkompilasi; 5

c. Melakukan kegiatan integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN kepada IGD bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait; d. Mengidentifikasi temuan permasalahan-permasalahan ketidaksesuaian kondisi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN dengan IGD; e. Mempelanjari isu dalam koordinasi penyelesaian permasalahan selama proses integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN; f. Mengkoordinasikan pengelolaan dan penyimpanan data termasuk menjaga keamanan data hasil kegiatan integrasi; g. Membantu menyiapkan bahan dan data untuk analisis hasil kegiatan dan pelaporan kegiatan integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN untuk diserahkan kepada pimpinan. 4) Membuat laporan berdasarkan hasil kerja untuk disampaikan kepada pimpinan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar hasil telaahan dapat bermanfaat dengan tahapan: a. Menyiapkan bahan laporan sesuai dengan hasil kerja; b. Membuat konsep laporan hasil pelaksanaan tugas; c. Mengkonsultasikan konsep laporan kepada atasan; d. Memfinalisasi laporan pelaksanaan tugas. 5) Memberikan saran berdasarkan pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatannya untuk disampaikan kepada pimpinan langsung. Tahapan: a. Mempelajari laporan pelaksanaan tugas atau hasil kerja b. Menelaah permasalahan yang ada dalam laporan pelaksanaan tugas c. Memberikan masukan/saran yang dapat memberikan kemajuan pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. 6) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan/pimpinan unit organisasi berdasarkan ketentuan/peraturan yang berlaku baik lisan maupun tertulis untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Tahapan: a. Menerima dan memahami penugasan lisan ataupun tertulis; b. Mempelajari tugas yang diberikan; c. Menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan kapasitasnya; d. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kedinasan lain. 6

V. KEBUTUHAN TENAGA PENDUKUNG TEKNIS Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan 1 (satu) orang Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta yang akan bekerja secara fulltime sesuai jam kerja yang berlaku di Kemenko Perekonomian. a. Kualifikasi Teknis: 1) Pendidikan S1 Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh atau Geografi 2) Lulusan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dengan IPK minimal 3,00 (skala 4.00); 3) Usia minimal 20 tahun dan maksimal 35 tahun per 1 Januari 2019; 4) Mampu mengoperasikan Aplikasi Pemetaan (ArcGIS) dan Microsoft Office; 5) Memiliki kemampuan pengolahan data geospasial; 6) Mampu bekerja independen dan efektif bekerja dalam tim. b. Kelengkapan Administrasi: Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta harus menyampaikan berkas kelengkapan administrasi sebagai berikut: 1. Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae); 2. NPWP (sesuai dengan Perpres 54/2010); 3. Fotokopi legalisir Ijazah/ Surat Keterangan Lulus dan Transkrip Nilai; 4. Fotokopi KTP; 5. Surat Keterangan Pengalaman Kerja (jika ada); 6. Fotokopi Slip Gaji Terakhir/Payroll (jika ada); 7. Fotokopi SPT atau Bukti Surat Setor Pajak PPh Pasal 21 (jika ada). VI. DURASI/ PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan sebagai Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah 11 (sebelas) bulan, dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan mulai dari Februari 2019 sampai dengan Desember 2019. Bukti melaksanakan pekerjaan sebagai Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta adalah Capaian Kinerja Tenaga 7

Pendukung setiap bulannya sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Nomor: SE- 1/SET.M.EKON.3/01/2018 tanggal 11 Januari 2018 tentang Tenaga Pendukung di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. VII. PEMBEBANAN BIAYA Segala biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tenaga Pendukung Teknis Analis Sistem Informasi Geospasial (Integrasi IGT Perencanaan Rencana Tata Ruang terkait RTRW dan RTR KSN) Percepatan Kebijakan Satu Peta dibebankan pada Anggaran Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Tahun Anggaran 2019. Jakarta, Januari 2019 Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi selaku Wakil Ketua Satuan Tugas 1 Sekretariat Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta ttd. Dodi Slamet Riyadi NIP 196203071991011001 8