I. PENDAHULUAN. baru, maka salah satunya harus ditunjang bauran promosi (promotion mix). Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pemasaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mata Kuliah. - Markom Industry Analysis- Pemahaman Dan Kajian Tentang Strategi, Taktik & Aplikasi Perusahaan Markom 2. Ardhariksa Z, M.Med.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

BAB I PENDAHULUAN. maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan taraf hidup dan gaya hidup masyarakat yang sangat beragam

BAB I PENDAHULUAN. memasarkan produknya. Hal ini di sebabkan oleh banyaknya industri baru yang

Strategi Promotion (Promosi)

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketatnya persaingan bisnis saat ini membuat perusahaan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor penentu keberhasilan dan dapat meningkatkan penjualan produk.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGERTIAN KOMUNIKASI PEMASARAN/PROMOSI Kegiatan promosi pada organisasi pelayanan kesehatan sangat dibatasi oleh etika, sehingga pemilihan mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. mengenai produk dan membujuk terhadap keputusan pembelian kepada para pembeli di

BAB I PENDAHULUAN. maksimal untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang bersifat heterogen.

BAB 1 PENDAHULUAN. dirasakan semakin berkembang. Hal tersebut terjadi seiring dengan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tinggi tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada kebutuhan akan transportasi. Kebutuhan akan transportasi ini

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Promosi yang merupakan langkah dari perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan melakukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. suatu produk khususnya melalui media cetak. Menurut Rhenald Khasali (1995:99)

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari iklan yang beredar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang cepat serta tantangan

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Bahkan iklan memegang peran untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA WACANA IKLAN KARTU PERDANA PADA BROSUR KARTU CELLULAR

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

BAB 7 PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk sejenis, disertai

UCAPAN TERIMA KASIH BAB I MARKETING PLAN DALAM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya.

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seperti kita ketahui beberapa tahun belakangan ini, konsumen memiliki

BAB I PENDAHULUAN. produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada

IPLEMENTASI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TERHADAP DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (PERIKLANAN) Oleh : A.A.Sg. intan Pradnyanita

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan

IV. PEMBAHASAN. pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seolah-olah hasrat mengkonsumsi lebih diutamakan. Perilaku. kehidupan dalam tatanan sosial masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRATEGI PROMOSI PERUSAHAAN

Integrated Marketing Communication

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa di perusahaan dikenal oleh masyarakat serta dapat

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN LION STAR DALAM MENARIK MINAT KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimana para pengusaha tentu berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi

III. DATA PERANCANGAN

BAB III LANDASAN TEORI

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen dari produk mereka. Melalui iklan, produsen berusaha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

STRATEGI PROMOSI PADA PEMASARAN. MINGGU KE DELAPAN FE UNIVERSITAS IGM PALEMBANG BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya tingkat persaingan mendorong perusahaan untuk menyusun

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS - II

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan produk yang sejenis di pasaran. Pasar yang berfungsi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah suatu bentuk interaksi manusia yang saling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Iklan adalah suatu penyampaian pesan melalui media-media yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri yang sedang berkembang pesat di Indonesia menarik beberapa

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

BAB I PENDAHULUAN. penentu eksitensi suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat terus eksis jika

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi gencarnya persaingan dalam bidang ritel, maka tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sekarang ini tidak hanya sekedar menciptakan produk yang berkualitas

Produksi Media PR AVI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting karena hal

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

2.1 Strategi Komunikasi Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk merupakan hasil karya cipta manusia, kelompok, maupun perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Produk adalah suatu benda atau barang visual, yang dapat disentuh oleh tangan, dirasakan oleh indra penglihatan dan perasaan yang ditujukan pada konsumen yang memerlukannya. Agar produk yang dihasilkan perusahaan dapat dikenal masyarakat dan menciptakan kebutuhan baru, maka salah satunya harus ditunjang bauran promosi (promotion mix). Dalam Strategi Promosi Kreatif (Rangkuti, 2007:23-29) dan Promosi dan Reklame (Winardi, 1992:111-116), mengatakan promotion mix merupakan promosi penjualan, penjualan perseorangan, publikasi, dan periklanan yang dilakukan bersama dan saling mendukungnya. Promosi penjualan (sales promotion), merupakan kegiatan penjualan produk yang dilakukan oleh distributor atau toko-toko agar calon pembeli tertarik terhadap produk yang dipromosikan. Cara berpromosi dapat dilakukan mendisplay produk dan kemasannya dengan cara menata sebaik-baiknya di etalase. Pameran produk dilakukan pada moment tertentu agar dapat dihadiri banyak calon pembeli. Cara lain dilakukan melalui promosi ini adalah menawarkan paket produk dengan harga yang sangat murah serta pemberian hadiah bagi konsumen yang membeli produk baru dalam jumlah banyak. Penjualan perseorangan (personal selling), merupakan penjualan tatap muka atau personal antara penjual dengan calon pembeli. Penjual mengadakan perjajian 1

pertemuan dengan calon pembeli untuk menginformasikan produk-produk yang dijual. Penjualan ini dapat dilakukan melalui forum pertemuan dengan calon pembeli dalam jumlah banyak dengan cara mempresentasikan produk-produk yang dijual. Cara lain melalui penjualan ini adalah pemberian sampel produk yang dapat dinikmati langsung para calon pembeli. Publikasi (publication), merupakan alat untuk menginformasikan produk secara tak langsung dari produsen kepada konsumen (calon pembeli) yang dikemas dalam bentuk liputan berita yang diterbitkan atau ditayangkan di media massa. Kegiatan ini dapat berupa siaran pers, pidato, laporan tahunan, dan kegiatan sosial yang dipublikasikan ke media massa agar calon pembeli mengetahuinya sehingga di hatinya tertanam rasa keyakinan dan kepercayaan terhadap produsen (perusahaan) yang akhirnya melakukan tindak lanjut pembelian produk yang ditawarkan. Periklanan (advertising), merupakan promosi suatu produk dilakukan secara tak langsung melalui media cetak, media massa cetak, dan media massa elektronik. Agar calon pembeli tertarik terhadap pesan yang disampaikan pada iklan, maka diperlukan penampilan unsur-unsur desain yang ditata melalui prinsip-prinsip desain. Salah satu jenis promotion mix tersebut di atas yang sesuai dengan masalah dalam penelitian ini adalah periklanan. Periklanan dapat dikelompokkan berdasarkan jenis media yang menginformasikannya yaitu iklan cetak dan iklan elektronik (Widyatama, 2012:79-102; Madjadikara, 2004:11-15). Iklan cetak merupakan media informasi yang dibuat menggunakan teknik cetak sederhana 2

maupun teknologi tinggi. Iklan elektronik merupakan media informasi berbasis perangkat elektronik, seperti media yang dapat didengar (audio), dan media yang dapat didengar dan dilihat (audio visual). Iklan berdasarkan penyebaran informasinya dapat dilakukan dengan cara melalui media massa cetak seperti majalah, koran, tabloid dan sebagainya. Penyebaran dilakukan melalui media massa elektronik berupa televisi, video (film), internet (media sosial), dan sebagainya. Ada juga iklan yang disebarkan secara umum tanpa menggunakan media massa, antara lain: sticker, booklet, blosur, leaflet, x-banner, spanduk, layer, poster, dan billbroad. Beberapa jenis media tersebut menurut peneliti dapat dikelompokkan ke dalam iklan cetak non media massa, karena penyebaran informasinya tidak melalui media massa. Iklan dalam menyajikan suatu produk dan merek kepada konsumen dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan periklanan, yaitu tahap perintisan (pioneering stage), tahap persaingan (competitive stage), dan tahap pertahanan (retentive stage) (Russell & Lane, 1992:73-82). Pada tahapan-tahapan tersebut dijelaskan bahwa: (1) tujuan iklan pada tahap perintisan adalah untuk menanamkan kebiasaan baru, mengembangkan pemakaian baru, dan mengusahakan standar hidup baru, (2) tujuan iklan pada tahap persaingan adalah untuk mengkomunikasikan perbedaan produk kepada konsumen dengan cara menampilkan keistimewaan produk dan perbedaan sebuah merek yang memiliki nilai lebih dari yang lain, dan (3) tujuan iklan pada tahap pertahanan merupakan cara menahan para pelanggan yang dimiliki agar mereka selalu ingat produk yang dikonsumsinya. 3

Tahapan iklan pada masa-masa tersebut dapat menyalurkan hasrat konsumen terhadap produk tertentu, karena adanya pencintraan produk yang dikemas melalui makna dalam ideologi iklan. Melalui ideologi iklan, konsumen tertarik pada produk yang dipromosikan lalu ditransformasikan menjadi nilai guna yang dianggap memiliki makna dalam kehidupannya. Iklan mempromosikan produk dengan cara membeda-bedakan kelas atau kelompok yang membentuk ideologi berdasarkan makna dijadikan suatu kebutuhan dalam berbagai kondisi konsumen (Williamson, 1978:5-6). Konsumen membeli produk salah satunya melalui kesan citra produk yang dianggap dapat membawa dirinya ke tingkat sosial yang lebih tinggi. Melalui produk yang diiklankan, mereka merasa bangga karena produk yang dikonsumsi telah dikenal masyarakat, sehingga produknya dianggap terkenal yang membentuk dirinya juga terkenal. Dalam kondisi ini Koentjaraningrat (2009:156), mengatakan adanya ideologi yang masuk ke sistem nilai-nilai tertentu. Melalui desain iklan, konsumen menjadi percaya terhadap suatu produk karena dianggap mempunyai nilai-nilai tertentu. Mengonsumsi produk yang dipilihnya menjadikan seseorang lebih percaya diri karena menganggap dirinya mempunyai nilai lebih dibandingkan dari konsumen lain. Seperti yang dikatakan Myers (1986:119-121), ideologi tertanam pada konsumen melalui nilai-nilai tertentu dengan mengorbankan nilai-nilai yang lain. Dalam prakteknya, konsumen merespon tanda-tanda ideologi dalam desain iklan tatkala tanda tersebut membuat mitos yang dijadikan anggapan publik di masyarakat (Fiske, 1990:236). 4

Tahapan iklan pada masa-masa tertentu mempunyai gaya desain berdasarkan latar belakang desain, konsep perancangan, dan aplikasi desain berdasarkan unsur-unsur desain melalui penataan prinsip-prinsip desain yang menjadi bentuk bermakna dalam suatu karya desain. Menurut Walker (2010:178) secara sengaja desain dilebih-lebihkan melalui penggayaan visual. Gaya desain iklan dapat terlihat dengan kasat mata berdasarkan bentuk penataan melalui layout tertentu, seperti yang dijelaskan oleh Soedarso Sp (2007:85) dalam Trilogi Seni, Penciptaan Eksistensi, dan Kegunaan Seni mengatakan gaya atau corak dapat dilihat melalui bentuk visual. Desain iklan yang dirancang in house advertiser selalu mengikuti perkembangan produk dan segmentasi pasar sehingga gaya desain berkembang sesuai budaya masa tertentu. Desain merupakan salah satu bentuk yang mewakili nilai-nilai budaya dikala desain itu dirancang, menurut Widagdo (2011:1) sebagai manifestasi budaya pada kurun waktu tertentu. Bila pendapat ini dihubungkan dengan pendapat dari Russell & Lane, maka estetika desain iklan cetak yang dirancang in house advertiser berdasarkan tahapan periklanan memiliki gaya desain yang berbeda berdasarkan fungsi iklan pada masa-masa tertentu. Desain iklan dirancang untuk memenuhi kebutuhan imajiner atas pesan ideal (Lee, 1993:86). Maka dari itu konsumen dalam membeli produk tidak sekedar untuk kebutuhan tetapi juga berdasarkan keinginan sebagai gaya hidup yang dianggap memiliki nilai simbolik sebagai identitas diri. Melalui pesan pada desain iklan, menurut Lee (1993:25,255) konsumen akan tertarik karena produk yang akan dibeli memiliki nilai guna dan makna ke arah material. Sedangkan Chaney 5

(1996:91) berpendapat desain iklan dapat mengarah kepada gaya hidup karena adanya makna-makna simbolik dari objek-objek dapat dianggap sebagai identitas. Oleh karena itu, dalam perubahan zaman apapun untuk mempromosikan suatu produk tidak lepas dari iklan, seperti halnya perusahaan PT Air Mancur yang memanfaatkan iklan sebagai media promosi produk Madurasa. Terwujudnya suatu iklan karena perusahaan membutuhkan media tersebut untuk memperkenalkan produk baru, memenangkan persaingan antar produk sejenis, dan mempertahankan produk yang telah lama dikonsumsi masyarakat. Bila produk baru tentu masyarakat belum banyak mengenalnya, maka perlu diperkenalkan kepada calon pembeli tentang kegunaan dan kelebihan produk tersebut. Bila produk dipasaran terjadi persaingan maka diperlukan iklan untuk membujuk konsumen agar tidak pindah ke produk lain, atau membujuk konsumen produk kompetitor berpindah ke produk Madurasa yang lebih menjanjikan. Iklan juga dubutuhkan untuk memperkuat hati pelanggan supaya tetap memihak dan bertahan mengonsumsi produk Madurasa. Melalui iklan dengan pendekatan pertahanan diri ini agar konsumen tetap memilih produk Madurasa hingga ke anak-cucu mereka. Adanya iklan karena pengusaha menginginkan agar produk yang dipromosikan dapat diterima oleh konsumen. Agar konsumen mengenal, tertarik, mempunyai keyakinan, dan melakukan tindakan pembelian produk, maka pihak in house advertiser merancang desain iklan melalui gaya desain tertentu. Bila hal ini dihubungkan dengan tahapan periklanan, mengapa estetika desain iklan cetak yang dirancang in house advertiser pada tahap perintisan, persaingan, dan 6

pertahanan memiliki desain yang berbeda. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk mengetahui perkembangan estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan produk Madurasa pada tahun 1984-2011 melalui pendekatan ideologi yang dapat mempengaruhi bentuk gaya desain yang mempengaruhi gaya hidup konsumen sehingga membutuhkan tersebut. B. Identifikasi dan Lingkup Masalah 1. Identifikasi Masalah Desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa dapat dikelompokkan menjadi tiga tahapan periklanan, yaitu: (1) iklan pada tahap perintisan tahun 1984-1999 sebagai sarana informasi Madurasa sebagai produk untuk menanamkan kebiasaan baru, (2) iklan pada tahap persaingan tahun 2000-2008 merupakan masa persaingan yang mengkomunikasikan Madurasa yang memiliki nilai lebih dari produk lain, dan (3) iklan pada tahap persaingan tahun 2009-2011 sebagai masa pertahanan untuk menahan para pelanggan agar selalu ingat pada produk Madurasa. Ideologi yang mempengaruhi pada tiga tahapan periklanan tersebut akan mempengaruhi gaya desain iklan cetak non media massa rancangan in house advertiser. Apakah gaya desain dipengaruhi atau sebaliknya mempengaruhi gaya hidup konsumen. Hal inilah perlu dikaji dalam penelitian ini. 2. Batasan Masalah Objek yang diteliti adalah estetika desain iklan cetak non media massa pada tahun 1984 yang menginformasikan lahirnya produk Madurasa, hingga tahun 7

2011 sebagai masa transisi kepemilikan manajemen lama ke manajemen baru. Pada masa tersebut terdapat tiga tahapan periklanan dalam mempromosikan Madurasa, yaitu tahapan perintisan (pioneering stage), tahapan persaingan (competitive stage), dan tahapan pertahanan (retentive stage) yang memiliki estetika desain yang berbeda. Pada penelitian ini dibatasi berdasarkan implementasi praktis dan akademik, yaitu: a. Implementasi Praktis 1) Adanya tahapan-tahapan periklanan yang dilakukan perusahaan dalam mempromosikan suatu produk. 2) Sebagai karya nyata yang dihasilkan oleh in house advertising di bawah Departemen Pemasaran dalam satu perusahaan. 3) Iklan cetak sebagai media konvensional secara umum sering dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk. b. Implementasi Akademik 1) Wahana keilmuan dalam bidang Desain Komunikasi Visual, khususnya estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa. 2) Lenieritas bidang keilmuan yang sesuai dengan Program Studi Desain Komunikasi Visual. 3) Tanggung jawab akademik berupa karya ilmiah melalui penelitian estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa. 8

3. Ruang Lingkup Masalah Ruang lingkup masalah penelitian dapat diuraikan melalui variabel-variabel penelitian. Variabel merupakan konsep konstruksi operasional dalam penelitian sebagai penghubung antara dunia teoretis dengan dunia empiris. Variabel-variabel dalam penelitian estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa dapat diuraikan sebagai berikut: a. Bentuk gaya desain dalam estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa tahun 1984-2011 berdasarkan unsur-unsur desain, prinsip-prinsip desain, bentuk layout desain, teknologi yang mempengaruhi desain, serta sosial dan budaya yang mempengaruhi desain. b. Ideologi yang mempengaruhi estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa tahun 1984-2011 berdasarkan tanda-tanda dalam mitos budaya masyarakat. c. Gaya hidup konsumen yang terpola melalui nilai-nilai atau simbol-simbol divisualkan dalam estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa tahun 1984-2011. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang, bahwa estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa yang dirancang dari tahun 1984-2011 sangat menarik untuk diteliti, karena pada masa-masa tertentu memiliki ciri desain tersendiri yang diasumsikan berdasarkan ideologi iklan, gaya desain, dan gaya hidup konsumen, maka dari itu rumusan masalah adalah sebagai berikut: 9

1. Bagaimana gaya desain yang terdapat pada estetika desain iklan cetak non media massa yang dirancang in house advertiser PT Air Mancur tahun 1984-2011. 2. Bagaimana hubungan ideologi dalam iklan dan gaya hidup konsumen yang diimplementasikan pada estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa tahun 1984-2011. 3. Bagaimana estetika desain iklan cetak non media massa pada tahap perintisan, persaingan, dan pertahanan mempengaruhi gaya hidup konsumen untuk menciptakan kebutuhan produk Madurasa. D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui gaya desain yang terdapat pada estetika desain iklan cetak non media massa yang dirancang in house advertiser PT Air Mancur tahun 1984-2011. b. Untuk mengetahui hubungan ideologi dalam iklan dan gaya hidup konsumen yang diimplementasikan pada estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa tahun 1984-2011. c. Untuk mengetahui estetika desain iklan cetak non media massa pada tahap perintisan, persaingan, dan pertahanan mempengaruhi gaya hidup konsumen untuk menciptakan kebutuhan produk Madurasa. 10

2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tentang estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan Madurasa, diharapkan bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. a. Manfaat teoritis, antara lain: 1) Menerapkan beberapa teori untuk mengkaji penelitian berdasarkan realita di lapangan khususnya estetika desain iklan cetak non media massa, 2) Untuk melengkapi hasil penelitian tentang estetika desain periklanan yang sudah dilakukan dan dipublikasikan sebelumnya, 3) Sebagai pengembangan beberapa teori estetika desain periklanan yang sudah ada dengan harapan dapat menghasilkan dan mengembangkan teori baru. b. Manfaat praktis, antara lain: 1) Sebagai tambahan wawasan keilmuan akademik di bidang desain komunikasi visual khususnya estetika desain iklan cetak non media massa, 2) Sebagai tambahan keilmuan aplikatif estetika desain iklan cetak non media massa yang dirancang oleh in house advertiser, 3) Sebagai pengalaman meneliti estetika desain iklan cetak non media massa yang mempromosikan produk Madurasa. 11