BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Sugihartono, dkk, 2007:3). Pemerintah berupaya meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dengan upaya tersebut diharapkan dapat terwujud cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan rakyat Indonesia sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing dan sejajar dengan negara lain. Untuk menunjang keberhasilan program pemerintah tersebut, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah peningkatan profesionalisme guru. Guru yang profesional selain mampu menguasai bahan ajar, mampu pula melaksanakan pembelajaran kepada siswa. Untuk itu guru dituntut membuat suatu perencanaan sebelum melaksanakan proses pembelajaran dikelasnya. Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:5). Pelajaran sejarah merupakan salah satu pelajaran yang ada di kurikulum sekolah. Pelajaran sejarah di sekolah selama ini masih dengan metode ceramah atau pembelajaran konvensional. Pelajaran sejarah tanpa disertai dengan strategi, media, 1
cara mengajar,dan metode yang menarik akan membuat siswa bosan. Karena sesungguhnya siswa tersebut menganggap bahwa pelajaran sejarah itu tidak menarik dan membosankan. Guru sejarah hanya membeberkan fakta dan dianggap tidak mampu memberikan motivasi belajar kepada siswa karena guru menggunakan cara mengajar yang konvensional yaitu bercorak hafalan dengan menggunakan metode ceramah.(isjoni, dkk 2008:160). Permasalahan belajar seperti yang diungkapkan tersebut terjadi pada siswa di SMA Kristen Satya Wacana. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian nilai pelajaran Sejarah yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 70. Berdasarkan hasil ulangan tengah semester mata pelajaran Sejarah di kelas X IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana dari 25 siswa yang mencapai tingkat ketuntasan belajar yaitu hanya 52 % (13 siswa) dan 48% (12 siswa) belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelas Sejarah pada hari Jumat, tanggal 27 Oktober 2017 dikelas X IPS 2 dari jam 11.35-13.30 WIB,. Saat kegiatan belajar berlangsung, pandangan siswa seharusnya fokus kepada guru tujuannya agar dapat menyerap materi tentang Indonesia Zaman Praaksara: Awal kehidupan Manusia Indonesia yang disampaikan oleh guru pada siswanya. Seharusnya siswa kelas X IPS 2 lebih memperhatikan gurunya saat menerangkan materi dan mengerjakan tugas kelompok yang sudah di anjurkan untuk siswanya agar aktif berdiskusi saat jam pelajaran dimulai. Saat guru mengajar di dalam kelas, siswa kurang aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Mereka lebih aktif dengan gadget masing-masing, berbicara dengan teman sebaya tanpa mendengarkan saat guru sedang mengajar dikelas. Anggapan siswa tentang kurang pentingnya belajar Sejarah serta kurangnya minat dalam belajar Sejarah menjadi salah satu pemicu siswa lebih senang dengan kegiatan sendiri tanpa memperhatikan guru saat pelajaran berlangsung. 2
Seharusnya hal utama yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya yaitu membuat siswa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk siswa mau memperhatikan guru di depan kelas saat mengajar. Dalam proses pengembangan pembelajaran sejarah maka peneliti mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Hal ini perlu dilakukan karena melihat guru hanya menerapkan suatu metode ceramah yang dinilai kurang meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa, sehingga dengan penerapan pembelajaran model Picture and Picture ini dapat memungkinkan siswa membangun motivasi, pengetahuan dan pemahaman sendiri serta meningkatkan prestasi belajar sejarah. Perubahan yang dilakukan dalam pembelajaran sejarah akan mendukung siswa aktif dengan penggunaan model pembelajaran yang variatif. Peneliti menggunakan model Picture and Picture dalam pembelajaran sejarah. Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Dengan pemahaman ini, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung alamiah, siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa (Siregar, dkk 2011:117). Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Picture and Picture Pada Siswa X IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga diduga dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X IPS 2 SMA Kristen Satya Wacana Salatiga Semester I Tahun 2017/2018 pada mata pelajaran IPS Sejarah. 3
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Proses belajar masih monoton dan guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran Sejarah. 2. Hasil belajar sejarah masih rendah dikarenakan kurang minatnya siswa dalam belajar sejarah 3. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran sejarah dan terkesan pasif. 4. Proses pembelajaran sejarah belum mengembangkan ketrampilan berpikir dan potensi siswa. C. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah melalui penerapan model Picture and Picture dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa di kelas X IPS 2 SMA KRISTEN SATYA WACANA tentang Indonesia Zaman Praaksara: Awal kehidupan Manusia Indonesia? D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa setelah menerapkan model Picture and Picture di kelas X IPS 2 SMA KRISTEN SATYA WACANA tentang Indonesia Zaman Praaksara: Awal kehidupan Manusia Indonesia 4
E. Manfaat Penelitian Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara menyeluruh, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wahana baru terhadap pembelajaran IPS terutama untuk mata pelajaran Sejarah yang berfungsi untuk pengembangan kemampuan berpikir kritis dan keaktifan siswa melalui metode Picture and Picture dalam pembelajaran Sejarah. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam strategi pembelajaran khususnya Sejarah di sekolah serta mampu mengoptimalkan kemampuan siswa. 2. Manfaat Praktis A. Manfaat bagi siswa a. Meningkatkan hasil belajar siswa. b. Meningkatkan minat belajar siswa khususnya dalam pembelajaran Sejarah. c. Meningkatkan siswa sebagai subyek yang aktif. d. Melatih siswa agar dapat berpikir kritis, logis dan sistematis. B. Manfaat bagi peneliti Peneliti dapat menggunakan penerapan model Picture and Picture dalam pembelajaran terutama pelajaran sejarah dan bidang studi lainnya. 5
C. Manfaat bagi teman sejawat, guru dan perpustakaan a. Manfaat bagi teman sejawat Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi agar dapat melakukan penelitian dalam bidang pembelajaran khususnya dalam pembelajaran sejarah maupun bidang studi lainnya. b. Manfaat bagi guru Penelitian ini berguna untuk model pembelajaran yang inovatif bagi guru selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas karena dapat meningkatkan minat belajar siswa serta mempermudah siswa dalam memahami bidang pembelajaran sejarah dan bidang studi lainnya. c. Manfaat bagi perpustakaan Hasil penelitian berupa tulisan diharapkan dapat menjadi salah satu koleksi dan sumber bacaan perpustakaan. 6