- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

Mengingat -2- : 1. Undang-Undang Kementerian Nomor Negara 39 Tahun (Lembaran 2008 Negara tentang Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Meningat : 1. Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Be

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 14); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

2016, No Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabat

2017, No tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531);

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 102 Tahun 2014 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomia

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indones

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 246); 4

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Kelas Jabatan di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentan

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Repub

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

2016, No Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2016, No Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana menjadi Pegawai Negeri Sipil Badan Kependudukan dan Keluarga Beren

2016, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparat

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dala

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2015, No Kementerian sebagaimana telah tujuh kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013; 4. Peraturan Kepala Arsip Nasi

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44/PRT/M/2015

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KEIKUTSERTAAN PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG- UN

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pe

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Birokrasi Nomor PER/219/M.PAN/7/2008 tentang Jabatan Fungsional Perkayasa dan angka Kreditnya; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 T

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Tahun 2011 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5255); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pel

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86); 5. Per

BERITA NEGARA. No.745, 2016 BKPM. Tunjangan Kinerja. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

2017, No Analis Kebijakan melalui Penyesuaian/Inpassing; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2016, No Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 6. Pe

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG LAPORAN KEPALA DESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KLASIFIKASI ARSIP BADAN NARKOTIKA NASIONAL

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan L

Transkripsi:

- 1 - PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG ORGANISASI PROFESI PENYULUH KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kesadaran sikap, mutu, dan kegiatan profesi Penyuluh Keluarga Berencana serta mengembangkan standar profesionalisme Penyuluh Keluarga Berencana di bidang Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga perlu membentuk Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Organisasi Profesi Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63);

- 2-2. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 3. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2018 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 455); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TENTANG ORGANISASI PROFESI PENYULUH KELUARGA BERENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai

- 3 - pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 3. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disingkat BKKBN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. 4. Pejabat Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut Penyuluh KB adalah PNS yang memenuhi kualifikasi dan standar kompetensi serta diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan pengembangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. 5. Petugas Lapangan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat PLKB adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan pengembangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. 6. Petugas Lapangan Keluarga Berencana Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PLKB Non PNS adalah pegawai honor atau pegawai harian lepas atau yang diangkat oleh pemerintah daerah kegiatan penyuluhan, pelayanan, penggerakan dan pengembangan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga. 7. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, dan pembinaan Manajemen

- 4 - PNS di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 8. Pejabat yang Berwenang yang selanjutnya disingkat PyB adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 9. Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga yang selanjutnya disebut Program KKBPK adalah upaya terencana dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas melalui pengaturan kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, serta mengatur kehamilan. 10. Organisasi Profesi adalah suatu wadah dari praktisi yang mempunyai ikatan bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang tidak dapat dilaksanakan secara terpisah sebagai individu dan menilai/mempertimbangkan seseorang atau yang lain mempunyai kompetensi profesional sesuai standar yang telah ditetapkan. 11. Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Indonesia yang selanjutnya disingkat IPeKB Indonesia merupakan Organisasi Profesi Penyuluh Keluarga Berencana. 12. Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan. 13. Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang Program KKBPK dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, keluarga dan/atau masyarakat (KIE perseorangan maupun kelompok). 14. Pelayanan adalah kegiatan fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan individu keluarga atau masyarakat terkait dibidang Program KKBPK. 15. Penggerakan adalah upaya sistematis untuk mempengaruhi orang per orang, kelompok orang/masyarakat, komunitas, dan organisasi untuk melakukan dan melaksanakan tindakan dan perbuatan

- 5 - sesuatu di bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. 16. Pengembangan adalah proses meningkatkan produk konseptual secara sistematis dan bertahap untuk mencapai produk konseptual yang lebih produktif. BAB II NAMA, WILAYAH KERJA, DAN KEDUDUKAN Pasal 2 Organisasi Profesi Penyuluh KB adalah IPeKB Indonesia. Pasal 3 (1) Wilayah kerja IPeKB Indonesia meliputi Wilayah Republik Indonesia. (2) IPeKB Indonesia Pusat berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia, IPeKB Indonesia Daerah berkedudukan di Ibukota Provinsi, IPeKB Indonesia Cabang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota. BAB III ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN Bagian Kesatu Asas Pasal 4 IPeKB Indonesia berasaskan Pancasila. Bagian Kedua Sifat Pasal 5 IPeKB Indonesia bersifat keahlian, koordinatif, demokratis, kekeluargaan, sosial kemasyarakatan, kemandirian, tidak berafiliasi dengan organisasi/partai politik, tidak memandang perbedaan suku, agama dan golongan tertentu dan memiliki kesatuan tujuan untuk mensukseskan Program KKBPK.

- 6 - Bagian Ketiga Tujuan Pasal 6 IPeKB Indonesia memiliki tujuan untuk: a. berperan aktif dalam mewujudkan visi, misi pembangunan, dan tujuan serta sasaran Program KKBPK; b. mengembangkan metode penyuluhan, penggerakan, pelayanan dan pengembangan yang efektif, efisien dan produktif serta menyebarluasan informasi Program KKBPK; c. berperan dalam mendukung efektivitas pengelolaan dan pendayagunaan Penyuluh KB; d. membina etika dan prilaku Penyuluh KB; e. meningkatkan mutu profesi Penyuluh KB; dan f. menyalurkan aspirasi dan meningkatkan kesejahteraan Penyuluh KB. BAB IV LINGKUP KEWENANGAN DAN KEGIATAN Pasal 7 (1) Lingkup kewenangan IPeKB Indonesia adalah sebagai berikut: a. menetapkan kode etik dan kode perilaku Penyuluh KB; b. memberikan advokasi terkait Penyuluh KB dan Program KKBPK; dan c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas pelanggaran kode etik dan kode perilaku Penyuluh KB. (2) Kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan oleh IPeKB Indonesia setelah mendapat persetujuan dari Kepala BKKBN. (3) Pelanggaran kode etik dan kode perilaku Penyuluh KB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan pembinaan dan penegakan oleh Pejabat yang berwenang dan/atau Pejabat Pembina Kepegawaian BKKBN.

- 7 - Pasal 8 (1) Lingkup kegiatan IPeKB Indonesia adalah sebagai berikut: a. menyusun kode etik dan kode perilaku Penyuluh KB; b. menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan mutu, kompetensi profesi Penyuluh KB; c. melakukan advokasi dan promosi terkait profesi Penyuluh KB; d. mengelola dan menyiapkan data dan informasi terkait profesi Penyuluh KB; e. melakukan pengembangan metode penyuluhan, penggerakan, pelayanan dan pengembangan Program KKBPK; f. melakukan komunikasi antar anggota secara teratur dan berkelanjutan; g. melakukan pengembangan media komunikasi dan promosi; h. menjalin kerjasama dengan lembaga lain untuk pengembangan dan penyebarluasan penyuluhan Program KKBPK; i. menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi profesi Penyuluh KB; j. menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia; k. menyusun dan menetapkan pengurus IPeKB Indonesia Pusat, Daerah dan Cabang; dan l. melakukan kegiatan sosial sesuai kebutuhan masyarakat. (2) Pelaksanaan kegiatan IPeKB Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan dan dilaporkan ke BKKBN. (3) Ketentuan lainnya mengenai koordinasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan IPeKB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia.

- 8 - BAB V KEANGGOTAAN DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI Bagian Kesatu Keanggotaan Pasal 9 (1) Keanggotaan IPeKB Indonesia terdiri dari : a. anggota biasa; dan b. anggota luar biasa. (2) Anggota biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah Penyuluh KB dan PLKB. (3) Anggota luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah PLKB Non PNS atau sebutan lainnya yang menjalankan tugas Program KKBPK. (4) Ketentuan lainnya mengenai keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia. Bagian Kedua Ruang Lingkup Organisasi Pasal 10 Ruang lingkup organisasi IPeKB Indonesia meliputi : a. struktur organisasi; b. kepengurusan; dan c. tata hubungan kerja dengan BKKBN. Bagian Ketiga Struktur Organisasi Pasal 11 Struktur organisasi sebagaimana dimaksud pada pasal 10 huruf a terdiri dari : a. IPeKB Indonesia Pusat; b. IPeKB Indonesia Daerah; dan c. IPeKB Indonesia Cabang.

- 9 - Bagian Keempat Kepengurusan Organisasi Pasal 12 (1) Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada pasal 10 huruf b ditetapkan dengan Keputusan. (2) Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. kepengurusan pusat oleh Kepala BKKBN; b. kepengurusan daerah oleh IPeKB Indonesia pusat; dan c. kepengurusan cabang oleh IPeKB Indonesia daerah. (3) Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari: a. pengurus inti; b. pengurus teras; dan c. pengurus harian. (4) Kepengurusan Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dikoordinasikan dan dikonsultasikan ke BKKBN selaku instansi pembina. (5) Kepengurusan sebagaimana dimaksud pada pasal 10 huruf b dilengkapi dengan Dewan Penasehat, Dewan Pembina, Dewan Etik dan Dewan Pakar yang melibatkan Kepala BKKBN, seluruh Pejabat Tinggi Madya BKKBN, Pejabat Tinggi Pratama terkait di BKKBN dan praktisi yang profesional. (6) Ketentuan lainnya mengenai kepengurusan, Dewan Penasehat, Dewan Pembina, Dewan Etik dan Dewan Pakar diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia. Bagian Kelima Tata Hubungan Kerja Dengan BKKBN Pasal 13 (1) Tata hubungan kerja IPeKB Indonesia dengan BKKBN sebagaimana dimaksud pada pasal 10 huruf c adalah bersifat konsultatif, koordinatif dan fasilitatif.

- 10 - (2) Ketentuan lainnya mengenai mengenai tata hubungan kerja IPeKB Indonesia dengan BKKBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia. BAB VI MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA Bagian Kesatu Umum Pasal 14 IPeKB Indonesia menyelenggarakan musyawarah dan rapat kerja sebagai kegiatan komunikasi antar anggota secara teratur dan berkelanjutan. Bagian Kedua Musyawarah Pasal 15 (1) Musyawarah IPeKB Indonesia merupakan otoritas tertinggi untuk menetapkan pengurus inti, kebijakan umum dan menilai serta mensyahkan pertanggungjawaban pengurus. (2) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Musyawarah Nasional (MUNAS); b. Musyawarah Daerah (MUSDA); dan c. Musyawarah Cabang (MUSCAB). (3) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan 4 (empat) tahun sekali. (4) Ketentuan lainnya mengenai musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia.

- 11 - Bagian Ketiga Rapat Kerja Pasal 16 (1) Rapat kerja IPeKB Indonesia merupakan kegiatan untuk menyusun penjabaran program IPeKB Indonesia berdasarkan hasil Musyarawah IPeKB Indonesia. (2) Rapat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: a. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS); b. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA); c. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB); dan d. Rapat kerja lainnya. (3) Rapat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setiap 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. (4) Ketentuan lainnya mengenai rapat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 17 (1) Pembiayaan IPeKB Indonesia dapat bersumber dari: a. Internal IPeKB Indonesia; b. APBN; c. APBD; dan/atau d. Sumber lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Ketentuan lainnya mengenai pembiayaan IPeKB Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPeKB Indonesia.

- 12 - BAB VIII KETENTUAN LAIN Pasal 18 (1) Dalam rangka mencapai tujuan organisasi profesi IPeKB Indonesia dapat dibentuk tim kerja. (2) Tim kerja yang dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur Instansi Pembina dan IPeKB Indonesia. (3) Dalam kondisi tertentu Instansi Pembina dapat membuat menetapkan terbentuknya tim kerja melalui Surat Keputusan Kepala BKKBN. BAB IX PENUTUP Pasal 19 Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Peraturan Badan ini diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan Organisasi setelah dikonsultasikan dan dikoordinasikan ke BKKBN selaku Instansi Pembina. Pasal 20 Peraturan Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

- 13 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 2018 PELAKSANA TUGAS, KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, TTD SIGIT PRIOHUTOMO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2018 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2018 NOMOR 1901