BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui internet, yaitu dengan melalui perangkat komputer maupun ponsel yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebarluaskan berita atau pesan kepada masyarakat. Dengan kata lain media massa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita saksikan pada program-program hiburan yang disuguhkan

BAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB 1 PENDAHULUAN. individu dengan individu maupun kelompok. Komunikasi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi semakin berkembang pesat. Dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.

BAB I PENDAHULUAN. Media Televisi adalah salah satu media massa elektronik yang digemari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dewasa ini telah memunculkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan ribuan pesonanya. Kepopuleran Korea di dunia Internasional terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah untuk dicerna. Televisi secara universal juga mampu untuk menjangkau audiens

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB III Analisa Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Tayangan yang menampilkan adegan-adegan kekerasan kini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang


BAB I PENDAHULUAN. hlm. viii. 1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: Lkis, 2001),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pengaruh Tayangan Sinetron Ftv Bagi Perkembangan Psikis Remaja Indonesia Saat Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan komunikasi dari waktu ke waktu selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu


BAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya, Nina W. Syam (2012 : 234) berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN Latar Balakang

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di semua belahan dunia. Komunikasi adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memberikan kesempatan kepada manusia untuk mempublikasikan ide-ide kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya, komunikasi berkembang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Televisi berasal dari kata tele dan vision yang berarti tele yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015

MOTIF MENONTON DRAMA KOREA DI TELEVISI OLEH REMAJA SURABAYA. Oleh: Deshinta Firstiana Sari ( ) - D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB VII PERSEPSI KHALAYAK MAHASISWA TERHADAP PROGRAM ACARA TELEVISI REALITY SHOW JIKA AKU ME JADI DI TRA S TV

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabel 1.1 Indikator Sosial Budaya 2003, 2006, 2009, dan 2012

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan jaman yang terjadi seiring berjalannya waktu membuat segalanya menjadi lebih mudah. Dalam mencari informasi, berita, bahkan hiburan pun sekarang lebih mudah didapatkan dari segala media yang ada. Salah satunya adalah dengan kemajuan teknologi yang membuat masyarakat lebih mudah menjangkau apapun yang terjadi di segala penjuru dunia. Kemajuan teknologi yang dimaksud adalah dengan adanya internet di masa sekarang ini. Internet dengan cepat memberikan informasi apapun yang kita butuhkan bahkan dalam waktu yang sangat singkat. Internet sendiri termasuk dalam New Media atau media baru yang sedang marak dipergunakan oleh segala kalangan, termasuk masyarakat Indonesia. Dengan adanya internet, masyarakat dapat mengakses segala kebutuhan yang mereka cari. Misalnya seperti berita, film, musik, dan yang lainnya dapat ditemukan di internet. Korean Wave atau Gelombang Korea (Hallyu atau Hanryu di Korea) merupakan salah satu budaya popular yang sedang diminati dan diakui keberadaannya di seluruh dunia. Korean Wave sendiri memberikan suguhan seperti musik, drama, film, dan selebriti yang banyak digemari seluruh golongan. Pada awalnya Korean Wave sudah memperoleh popularitas besar di Cina, Taiwan, Hong Kong, dan Negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hingga akhirnya Indonesia juga terkena sapuan gelombang Korea ini. Selain musik pop dan boygroup juga girlgroup yang banyak digilai oleh orangorang, drama Korea juga menjadi salah satu tombak kemajuan Korean Wave. Beberapa stasiun televisi Indonesia juga sudah mulai menayangkan drama-drama Korea. 1

Walaupun kebanyakkan penontonnya masih lebih sering menggunakan internet karena lebih cepat untuk meng-update setiap episode baru nya. Beberapa drama Korea sebelumnya sudah membuat masyarakat Indonesia sangat antusias seperti, Endless Love, Boys Before Flowers, The Heirs, dan Descendant Of The Sun. Salah satu drama yang baru-baru ini sangat diminati dan menarik banyak penggemar adalah drama Goblin. Drama Goblin sendiri dirilis dengan episode pertama pada tanggal 2 Desember 2016 dengan rating hanya 6.2% saja. 1 Tapi seiring berjalannya waktu, Goblin menjadi salah satu drama yang memiliki rating tinggi hingga mencapai rating 15.3% di episode ke 13. Dengan keberadaan internet juga mendukung terjadinya interaksi sosial di masyarakat. Interaksi sosial sendiri tidak akan terjadi jika tidak ada kehidupan bersama, karena interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial menurut Soekanto (2012). 2 Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, maka akan terdapat hubungan yang saling timbal balik (Walgito, 2003). 3 Jika dikaitkan dengan paragraf di atas, interaksi dapat terjadi jika masing-masing individu sama-sama telah menonton drama yang sama yaitu Goblin. Maka akan terjadi interaksi sosial antar ke dua individu dengan pembahasan seputar drama tersebut. Interaksi sosial yang terjadi bisa bermacam-macam, mulai dari pembahasan fashion, alur cerita, adegan romantis, adegan komedi, dan bahkan menirukan dialog-dialog yang ada dengan menggunakan bahasa Korea. Pengaruh yang terjadi dengan keberadaan drama Korea dapat membuat dampak positif dan negatif pada individu penontonnya. Tapi yang penulis tekankan disini adalah dampak positif dimana dengan menonton drama Korea Goblin membuat penontonnya 1 http://asianwiki.com/goblin_(korean_drama) diakses pada tanggal 29 Juli 2017 pukul 20.54 WIB 2 Virgia Ningrum Fatnar & Choirul Anam, "Kemampuan Interaksi Sosial Antara Remaja Yang Tinggal Di Pondok Pesantren Dengan Yang Tinggal Bersama Keluarga". Jurnal Fakultas Psikologi. Vol. 2 No. 2, 2014, 72. 3 Ibid. 2

tertarik untuk saling berinteraksi menggunakan bahasa Korea. Interaksi yang dimaksud adalah dimana para penontonnya saling berkomunikasi dengan menggunakan beberapa istilah Korea yang mereka ketahui dari hasil menonton tersebut. Selain itu juga akan terjadi interaksi antar individu yang memiliki ketertarikan yang sama yaitu menonton drama Korea. Jadi, pada akhirnya peneliti akan melakukan penelitian mendalam tentang pengaruh tayangan drama Korea ini. Sebelumnya peneliti sendiri telah melakukan beberapa data pra-survey dengan bertanya kepada beberapa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya Wacana yang telah menonton drama Goblin. Beberapa dari narasumber mengatakan mereka jarang berinteraksi menggunakan istilah bahasa Korea, tetapi mereka akan melakukan hal tersebut jika menemukan individu lain yang sama-sama menyukai hal-hal yang berbau Korea saja. Saya biasanya dalam sehari bisa menonton 2 atau lebih episode drama, bahkan bisa 6 episode ketika ceritanya sedang klimaks. Ada pengaruhnya sedikit jika bertemu sesama orang yang sudah menonton Goblin, misalnya seperti memanggil Ahjussi atau Annyeong. Biasanya saya tertarik menggunakan istilah-istilah tersebut karena terbawa suasana setelah menonton saja, tapi tidak terlalu sering juga. 4 Saya tidak menentu jika menonton drama Korea, tergantung mood yang ada. Kadang jadi mengikuti istilah-istilah Korea setelah menonton. Saya tertarik dengan menggunakan bahasa Korea untuk melatih bahasa Korea kalau-kalau bertemu orang Korea asli. Kalau untuk berinteraksi bisa 4 Hasil pra-survey dengan Veronica D. Arini, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2013 (28 Juli 2016) 3

dibilang jarang, tapi jika bertemu orang yang sama-sama pecinta drama Korea maka akan mengeluarkan istilah-istilah tersebut. 5 Saya biasanya bisa 2-3 jam jika menonton drama Korea. Sebelum menonton Goblin, saya juga sudah suka menggunakan istilah-istilah Korea. Tertarik dengan bahasa Korea karena bisa untuk belajar juga. Interaksi dengan istilah Korea jarang, kecuali dengan orang yang juga suka drama Korea saja. 6 Saya bisa sampai 8 jam sehari untuk menonton drama korea. Karena terlalu sering menonton drama Korea dalam sehari saya jadi terpengaruh dan suka menggunakan istilah-istilah Korea. Tapi masih jarang menggunakannya jika tidak ke sesama yang suka tentang Korea 7 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh tayangan drama Korea Goblin terhadap interaksi sosial mahasiswa FISKOM Universitas Kristen Satya Wacana? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: Menjelaskan pengaruh tayangan drama Korea Goblin terhadap interaksi sosial mahasiswa FISKOM Universitas Kristen Satya Wacana 5 Hasil pra-survey dengan Putri Adi, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2013 (28 Juli 2016) 6 Hasil pra-survey dengan Nyoman Yuliana, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2014 (28 Juli 2016) 7 Hasil pra-survey dengan Priskila E. Krispaty, mahasiswi Komunikasi FISKOM UKSW angkatan 2014 (28 Juli 2016) 4

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai fenomena Korean Wave yang sedang terjadi di Indonesia dan juga menambah wawasan tentang pengaruh dari maraknya drama Korea yang sedang diminati anak muda. Selain itu juga dapat menambah kepercayaan diri penonton drama Korea untuk saling berinteraksi satu sama lain. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu rekan mahasiswa lainnya untuk lebih memahami mengenai pengaruh tayangan drama Korea Goblin terhadap interaksi sosial. Juga diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berguna untuk ilmu pengetahuan khususnya bidang komunikasi massa, dan membuat masyarakat lebih bisa memilah pengaruh penayangan drama Korea itu sendiri. 1.5 Definisi Operasional dan Batasan Penelitian Penelitian berjudul Pengaruh Tayangan Drama Korea Goblin Terhadap Interaksi Sosial ini menggunakan definisi konsep yang dijadikan acuan sebagai kerangka analisis yaitu: 1.5.1 Definisi Operasional 1. Drama Korea Kegiatan seni untuk menceritakan sebuah tema, sebagai pernyataan dari diri atau pun kelompok budaya tertentu, atau juga alur cerita yang dikarang untuk menyampaikan nilai, perasaan, fantasi, keinginan, kebutuhan, peristiwa, dan kondisi tertentu yang dapat diulang dalam suatu 5

alur cerita. 8 Hal membuat drama Korea Goblin sebagai suatu produksi serial drama yang dibuat oleh Korea Selatan untuk menceritakan sebuah tema tertentu. 2. Goblin Serial televisi Korea Selatan yang disiarkan di tvn pada akhir tahun 2016 hingga awal tahun 2017. Serial ini dibintangi oleh Gong Yoo, Lee Dong-wook, Kim Go-eun, Yu In-na, dan Yook Sung-jae. Goblin pertama kali ditayangkan pada tanggal 02 Desember 2016, dan berakhir pada tanggal 21 Januari 2017. Jalan cerita yang menarik, pemain yang terkenal, dan juga pemandangan indah yang disuguhkan disetiap episode membuat Goblin mendapat banyak keuntungan. Televisi kabel IPTV mengumumkan bahwa Goblin memberikan pendapatan total sekitar 14 milliar won atau setara dengan Rp165 miliar. Disetiap episode nya Goblin dapat meraup hampir 900 juta won atau Rp10,5 miliar, pendapatan ini bahkan mengalahkan pendapatan dari Descendants of The Sun dan Reply 1988. 9 3. Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompokkelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia (Gillin dan Gillin dalam Soekanto, 2012). Dengan adanya interaksi sosial dapat membuat individu memelihara tingkah laku sosialnya juga meningkatkan kuantitas dan kualitas dari tingkah laku sosialnya di dalam situasi sosial. 8 Kenny Kurniawan, Sarjana Komunikasi: Pengaruh Romantisme dalam Drama Korea Terhadap Ekspektasi Berpacaran (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2017), 6. 9 http://m.cnnindonesia.com/hiburan/20170427090942-220-210473/goblin-kalahkan-jumlah-permintaandescendants-of-the-sun/ diakses pada tanggal 02 Desember 2017 pukul 14.48 WIB. 6

1.5.2 Batasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti membuat batasan agar penelitian ini fokus dan tidak melebar. Dari banyaknya drama Korea, peneliti memilih drama Korea berjudul Goblin karena drama ini merupakan serial drama Korea Selatan tersukses dan terpopuler di akhir tahun 2016 hingga awal tahun 2017. Bahkan drama ini juga memenangkan Grand Award untuk penulis naskah drama Goblin. Selain itu peneliti memberi batasan pada penonton drama Korea Goblin yaitu mahasiswa/i FISKOM UKSW yang akan ditinjau dengan menggunakan teori Kultivasi. Disini penulis memilih responden mahasiswa/i karena drama Korea saat ini tidak hanya diminati oleh perempuan saja, tetapi juga oleh laki-laki. Maka peneliti tidak hanya mengambil responden mahasiswi tetapi juga mahasiswa. 7