BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

BUPATI BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BELITUNG NOMOR : / 109 /KEP/BKD/2011 TENTANG

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGAN YAR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 59 TAHUN 2015

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 68 Tahun 2009 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum di Lingkungan Departemen Dalam Negeri;

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

KABUPATEN CIANJUR NOMOR 59 TAHUN 2OO9 TENTANG. BUPATI CIANruR,

1. BIDANG MUTASI 1.1 KENAIKAN PANGKAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2016

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

PEMBERIAN KUASA. BAGI PNS GOL/RUANG a. Sekretaris Jenderal a. Menandatangani pengumuman penerimaan ASN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

Kenaikan Pangkat PNS. 1. Juru Muda, Ia. 2. Juru Muda Tingkat 1, Ib. 3. Juru, Ic. 4. Juru Tingkat 1, Id. 5. Pengatur Muda, IIa

BUPATI BULUNGAN SALINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kelompok Dokumen / Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 40 TAHUN 2007

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 63 Tahun 20':21

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 64 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1183 TAHUN 2011 TENTANG

Standar Pelayanan Administrasi Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil Sekretariat Negara

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 111 TAHUN 2009 TENTANG

STANDAR PELAYANAN PADA JENIS PELAYANAN PEMBERHENTIAN PNS DENGAN HAK PENSIUN DI KABUPATEN BLORA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

JANGKA WAKTU SIMPAN JENIS ARSIP KET AKTIF INAKTIF a. Usulan dari Unit Kerja anggaran berakhir. 2 tahun setelah tahun.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENANDATANGANAN NASKAH DINAS BIDANG KEPEGAWAIAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BPKP. Auditor. Jabatan fungsional. Perpindahan Jabatan. Perlakukan Khusus. Pengangkatan.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya perubahan organisasi

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Pasal 5. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 April 2001 KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Transkripsi:

-1- BUPATI LUWU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN DAN PEMBERIAN KUASA PENANDATANGAN NASKAH DINAS KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. Bahwa Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian mempunyai kewenangan untuk menandatangani naskah dinas kepegawaian; b. Bahwa dengan mempertimbangkan beban tugas dan sifat naskah dinas serta untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, maka sebagian kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian perlu didelegasikan atau dikuasakan kepada pejabat dibawahnya; c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b perlu membentuk Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

-2-5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1974 tentang Pembatasan Kegiatan Pegawai Negeri Dalam Usaha Swasta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3021); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1975 Nomor 27, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3059); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3093); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3149) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 118); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3250) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1990 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3424); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3149) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4193); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4263); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

-3-4561, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5318); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5135); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5887); 16. Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1991 tentang Pengangkatan Dokter Sebagai Pegawai Tidak Tetap selama Masa Bakti; 17. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengangkatan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 2000; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Nomor 28); 19. Peraturan Bupati Luwu Nomor 112 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi, Kedudukan, Jabatan dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Luwu (Lembaran Daerah Kabupaten Luwu Tahun 2016 Nomor 112); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENDELEGASIAN KEWENANGAN DAN PEMBERIAN KUASA PENANDATANGAN NASKAH DINAS KEPEGAWAIAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Kabupaten Luwu. 2. Pemerintah Kabupaten, adalah Pemerintah Kabupaten Luwu. 3. Bupati, adalah Bupati Luwu selaku Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah. 4. Wakil Bupati, adalah Wakil Bupati Kabupaten Luwu. 5. Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Luwu. 6. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang selanjutnya disingkat Kepala BKPSDM, adalah Kepala BKPSDM Kabupaten Luwu.

-4-7. Pejabat yang berwenang, adalah pejabat yang memiliki kewenangan di bidang kepegawaian meliputi Sekretaris Daerah, Asisten Administrasi Umum, Kepala BKPSDM, Kepala OPD dan Kepala Bagian Organisasi. 8. Organiasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat OPD adalah Satuan Organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas dan Badan Daerah, Inspektorat, Satuan Polisi Pamong Praja, Lembaga Teknis Daerah, Perangkat Daerah Lainnya dan Kecamatan. 9. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat UPTD adalah unsur pelaksana tugas teknis pada dinas atau badan. 10. Jabatan Organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu satuan organisasi pemerintah. 11. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 12. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 13. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 14. Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan adalah PNS yang melaksanakan tugas di luar instansi induk yang gajinya dibebankan pada instansi induk. 15. Pegawai Negeri Sipi yang diperbantukan adalah PNS yang melaksanakan tugas di luar instansi induk yang gajinya dibebankan pada instansi yang menerima bantuan. 16. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. 17. Naskah Dinas Kepegawaian adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat dan atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di bidang kepegawaian di lingkungan Pemerintah Kabupaten Luwu. 18. Kewenangan adalah hak yang dimiliki Bupati untuk melakukan tindakan di bidang kepegawaian yang dapat didelegasikan atau dikuasakan kepada pejabat di bawahnya. 19. Pendelegasian Kewenangan adalah pelimpahan kewenangan Bupati kepada pejabat di bawahnya yang dilaksanakan dengan bertindak atas namanya sendiri tidak atas nama Bupati yang dapat dikuasakan kepada pejabat lain di lingkungannya. 20. Pemberian Kuasa adalah pelimpahan kewenangan dari pejabat yang berwenang kepada pejabat di bawahnya yang tidak bertindak atas namanya sendiri tapi atas nama pejabat yang memberi kuasa yang tidak dapat dikuasakan lagi kepada pejabat lain. 21. Cuti di Luar Tanggungan Negara yang selanjutnya disebut CLTN adalah cuti yang diberikan kepada PNS karena alasan pribadi dan mendesak

-5- dan selama menjalankan CLTN tidak berhak menerima penghasilan dari negara dan tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS. 22. Surat Pernyataan Pelantikan yang selanjutnya disingkat SPP adalah surat pernyataan yang digunakan sebagai dasar pembayaran tunjangan jabatan struktural bagi seorang Pegawai Negeri yang diangkat sebagai pejabat struktural. 23. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas yang selanjutnya SPMT adalah surat pernyataan mulai melaksanakan tugas yang digunakan sebagai dasar pembayaran gaji bagi CPNS dan pembayaran tunjangan jabatan. BAB II KEWENANGAN BUPATI Pasal 2 (1) Bupati selaku Pejabat Pembina Kepegawaian mempunyai kewenangan menandatangani naskah dinas kepegawian yang berbentuk Keputusan Bupati dan Surat Bupati. (2) Dengan mempertimbangkan beban tugas dan sifat naskah dinas kepegawaian, kewenangan Pejabat Pembina Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan dan/atau dikuasakan kepada pejabat dibawahnya meliputi : a. Sekretaris Daerah; b. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM; dan c. Kepala Organisasi Perangkat Daerah; (3) Kewenangan Bupati yang tidak dapat didelegasikan dan atau dikuasakan meliputi : a. Penandatanganan surat pengusulan formasi PNS daerah; b. Penandatanganan keputusan pengangkatan Calon PNS daerah; c. Penandatanganan keputusan pengangkatan menjadi PNS daerah bagi Calon PNS daerah, termasuk Calon PNS yang telah menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun, kecuali yang tewas atau cacat karena dinas yang menjadi kewenangan BKN; d. Penandatanganan keputusan kenaikan pangkat PNS daerah dan PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan untuk pangkat Penata Muda golongan ruang III/a sampai dengan pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d, kecuali kenaikan pangkat anumerta bagi PNS yang dinyatakan tewas dan kenaikan pangkat pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia, mencapai batas usia pensiun, atau cacat karena dinas yang menjadi kewenangan BKN; e. Penandatanganan surat pengajuan dan/atau surat persetujuan pindah dari dan ke Kabupaten/Provinsi/Instansi Lain; f. Penandatanganan keputusan pembebasan sementara dari jabatan organik PNS daerah yang dipekerjakan dan/atau diberbantukan pada lembaga lain; g. Penandatanganan keputusan pengaktifan kembali dalam jabatan organik bagi PNS yang telah selesai menjalankan tugas pada lembaga lain; h. Penandatanganan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala bagi Sekretaris Daerah;

-6- i. Penandatanganan keputusan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan struktural eselon II.b ke bawah; j. Penandatanganan keputusan pengangkatan dan pemberhentian PNS dalam jabatan fungsional jenjang pertama/ jenjang pelaksana lanjutan ke atas; k. Penandatanganan keputusan pemberhentian sementara dari jabatan negeri bagi PNS daerah; l. Penandatanganan keputusan pengangkatan kembali ke dalam jabatan negeri bagi PNS daerah; m. Penandatanganan keputusan pemberhentian Calon PNS yang tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS; n. Penandatangan keputusan pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan dan tidak dengan hormat sebagai CPNS/PNS, kecuali bagi PNS yang tewas, meninggal dunia, cacat karena dinas, dan mencapai batas usia pensiun karena menjadi kewenangan BKN; o. Penandatanganan Surat Perintah Pelajabat Pelaksana Tugas (Plt.); p. Penandatanganan Surat Perjanjian Kerja (SPK), perpanjangan, pemindahan, dan pemberhentian PPPK; q. Penandatanganan Surat Perintah Tugas PPPK; r. Penandatanganan keputusan pemindahan PNS yang menduduki jabatan fungsional umum dan jabatan fungsional tertentu antar OPD dalam daerah termasuk PPPK; s. Penandatanganan surat persetujuan PNS daerah yang dipekerjakan dan/atau diperbantukan pada instansi lain; t. Penandatanganan keputusan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian jabatan fungsional guru dengan tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah; u. Penandatanganan keputusan penyesuaian jabatan fungsional tertentu; v. Pengambilan/penandatanganan berita acara sumpah/janji PNS; w. Penandatanganan keputusan peserta diklat kepemimpinan; x. Penandatanganan keputusan izin dan surat keterangan untuk melakukan perceraian dan perkawinan lebih dari satu; y. Pemberian Izin cuti sebagai berikut : 1) Semua jenis cuti bagi Sekretaris Daerah meliputi cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, cuti besar dan CLTN; 2) Semua jenis cuti bagi pejabat eselon II meliputi cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, cuti besar (selain alasan menunaikan kewajiban agama) dan CLTN karena persalinan anak keempat dan seterusnya; 3) Semua jenis cuti yang dijalankan di luar negeri, kecuali karena alasan menunaikan kewajiban agama bagi semua PNS; 4) CLTN bagi semua PNS, kecuali CLTN persalinan anak keempat dan seterusnya; z. Penandatanganan surat pemberian tugas belajar dan izin belajar bagi PNS;

-7- BAB III KEWENANGAN YANG DIDELEGASIKAN Bagian Kesatu Kewenangan Bupati Yang Didelegasikan kepada Sekretaris Daerah Pasal 3 (1) Kewenangan Bupati yang didelegasikan kepada Sekretaris Daerah meliputi : a. Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Jabatan Struktural bagi Kepala OPD; b. Penandatanganan surat tanda lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat; c. Penandatanganan SPP dan SPMT untuk jabatan struktural eselon II; d. Penandatanganan surat izin pencalonan Kepala Desa/Perangkat Desa dari PNS; e. Penandatanganan surat tanda lulus ujian dinas tingkat I dan ujian dinas tingkat II; f. Penandatanganan surat ijin bagi PNS yang melakukan kegiatan usaha swasta; g. Penandatanganan pemberian surat ijin cuti bagi : 1) Semua jenis cuti bagi Kepala OPD eselon III dan Kepala Bagian Sekretariat Daerah meliputi cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, cuti besar (selain alasan menunaikan kewajiban agama, CLTN karena persalinan anak keempat dan seterusnya; 2) Cuti besar dalam rangka menunaikan kewajiban agama bagi semua PNS; (2) Kewenangan Bupati yang dikuasakan kepada Sekretaris Daerah meliputi : a. Penandatanganan keputusan kenaikan pangkat/golongan ruang PNS daerah dan PNS yang dipekerjakan/diperbantukan untuk menjadi Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b sampai dengan Pengatur Tingkat I Golongan Ruang II/d; b. Penandatanganan surat usulan kenaikan pangkat/golongan ruang kepada Presiden bagi PNS untuk menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c sampai dengan pangkat Pembina Utama Golongan Ruang IV/e; c. Penandatanganan surat usulan kenaikan pangkat/golongan ruang kepada Gubernur bagi PNS untuk menjadi Pembina golongan ruang IV/a dan Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b; d. Penandatanganan surat usulan pensiun kepada : 1) Presiden untuk BUP (Batas Usia Pensiun) bagi PNS daerah dengan pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas termasuk PNS daerah yang diberikan kenaikan pangkat pengabdian dari Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b menjadi Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c; 2) BKN untuk BUP bagi PNS daerah dengan pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b ke bawah termasuk PNS daerah yang diberikan kenaikan pangkat pengabdian dari Pembina golongan ruang IV/a menjadi Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b; 3) BKD Provinsi untuk pensiun atas permintaan sendiri bagi PNS daerah dengan pangkat Pembina golongan ruang IV/a; e. Penandatanganan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala bagi PNS yang menduduki jabatan kepala OPD, Asisten Sekretaris Daerah, Staf Ahli Bupati dan PNS di lingkungan Sekretariat Daerah;

-8- f. Penandatanganan surat usulan penetapan NIP CPNS kepada BKN; Pasal 4 (1) Sebagian kewenangan Sekretaris Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikuasakan kepada Asisten Administrasi Umum atau Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah. (2) Kewenangan Asisten Administrasi Umum atas pemberian kuasa dari Sekretaris Daerah meliputi : a. Penandatanganan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala bagi Kepala Bagian Sekretariat Daerah; b. Penandatanganan pemberian surat izin cuti bagi Kepala Bagaian Sekretariat Daerah untuk semua jenis cuti meliputi cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, dan cuti besar (selain alasan menunaikan kewajiban agama). (3) Kewenangan Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah atas pemberian kuasa dari Sekretaris Daerah meliputi : a. Penandatanganan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala bagi pejabat struktural eselon IV/pejabat pengawas dan jabatan fungsional umum/jabatan pelaksana di lingkungan Sekretariat Daerah; b. Penandatanganan pemberian izin cuti bagi pejabat struktural eselon IV/pejabat pengawas dan jabatan fungsional umum/jabatan pelaksana di lingkup Sekretariat Daerah untuk semua jenis cuti meliputi cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, dan cuti besar (selain alasan menunaikan kewajiban agama); c. Penandatanganan pengesahan (legalisir) salinan naskah dinas bidang kepegawaian di lingkup Sekretariat Daerah. Bagian Kedua Kewenangan Bupati Yang Didelegasikan Kepada Kepala Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pasal 5 Kewenangan Bupati yang didelegasikan kepada Kepala BKPSDM meliputi : a. Penandatanganan petikan keputusan : 1) Pengangkatan CPNS; 2) Pengangkatan PNS; 3) Kenaikan pangkat; 4) Pengangkatan dalam jabatan struktural; 5) Pengangkatan pertama dan kenaikan jabatan bagi jabatan fungsional tertentu; 6) Pengangkatan dan pemberhentian penugasan guru sebagai Kepala Sekolah. b. Penandatanganan SPP dan SPMT untuk jabatan struktural eselon III.a/jabatan administrator ke bawah; c. Penandatanganan SPMT bagi CPNS dan Pejabat fungsional tertentu; Bagian Ketiga Kewenangan Bupati Yang Didelegasikan Kepada Kepala Organisasi Perangkat Daerah

-9- Pasal 6 (1) Kewenangan Bupati yang didelegasikan kepada kepala OPD meliputi : a. Penandatanganan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala bagi PNS di lingkungan masing-masing; b. Penandatanganan pemberian surat izin cuti sebagai berikut : 1) Semua jenis cuti bagi pejabat eselon III/administrator, IV/pengawas dan fungsional umum/pelaksana di OPD masing-masing meliputi cuti tahunan, cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, cuti besar (selain alasan menunaikan kewajiban agama) dan CLTN karena persalinan anak keempat dan seterusnya; 2) Semua jenis cuti bagi pejabat fungsional tertentu di OPD masing-masing meliputi cuti tahunan (kecuali bagi guru), cuti sakit, cuti bersalin, cuti alasan penting, cuti besar (selain alasan menunaikan kewajiban agama) dan CLTN karena persalinan anak keempat dan seterusnya. (2) OPD yang membawahi UPTD dapat menguasakan pemberitahuan kenaikan gaji berkala dan pemberian ijin cuti kepada kepala UPTD untuk jenis cuti tahunan, cuti sakit yang kurang dari 14 (empat belas) hari, dan cuti alasan penting yang kurang dari 14 (empat belas) hari. BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 7 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Luwu. Ditetapkan di : Belopa Pada tanggal : 29 Mei 2017 BUPATI LUWU, A. MUDZAKKAR Diundangkan di Belopa Pada tanggal 29 Mei 2017 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUWU, H. SYAIFUL ALAM BERITA DAERAH KABUPATEN LUWU TAHUN 2017 NOMOR 68