BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari sudut panang medis. Rentang adaptasi-maladaptasi berasal dari sudut sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah suatu keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial serta

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18. secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 18 pasal 1 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan jiwa menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 1966 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi berkepanjangan juga merupakan salah satu pemicu yang. memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa Menurut World Health Organization adalah berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terpisah. Rentang sehat-sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa menurut data World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

mengalami gangguan jiwa ditemukan di negara-negara berpenghasilan rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa (Yosep, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat memicu seseorang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American nurses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan mental (jiwa) yang sekarang banyak dialami masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. somato-psiko-sosio-kultural-spiritual. Dalam mencari penyebab gangguan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan meningkatnya penderita gangguan jiwa. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut World Health Organization (WHO) adalah. keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB 1 PENDAHULUAN. sisiokultural. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku maladaptif

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang

BAB I PENDAHULUAN. menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif. terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri,

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah bagian dari kesehatan secara menyeluruh, bukan sekedar

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit atau. mengendalikan stres yang terjadi sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). mencerminkan kedewasaan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut undang undang Kesehatan Jiwa Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan jiwa (Nurdwiyanti,2008),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu mempunyai masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang seperti Indonesia bertambahnya atau semakin tinggi. Menurut Dr. Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO ( World Health

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. (Stuart, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa, mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. efektif, konsep diri yang positif dan kestabilan emosional (Videbeck, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dalam segi kehidupan manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan individu

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan jiwa seseorang. yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun. komunitas, dalam berhubungan dengan lingkungan manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. hati. Deskripsi sirosis hati berkonotasi baik dengan status pato-fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia memiliki tiga komponen utama sehingga disebut. makhluk yang utuh dan berbeda dengan mahkluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN. melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang. mencerminkan kedewasaan kepribadiannya. Menurut data WHO pada tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Halusinasi merupakan salah satu gejala yag sering ditemukan pada klien

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya (UU Kesehatan Jiwa No. 18 pasal 1 Tahun 2014).Kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadianya (WHO, dalam Yosep, 2011). Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang yang terus tumbuh diri, serta terbebas dari stress yang serius (Yosep, 2011). Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan social yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, kondisi yang positif, serta kestabilan emosional (Direja, 2011). Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada (American Nurse Association, dalam Yosep 2011). Perawatan psikiatrik/ keperawatan kesehatan jiwa: proses diamana perawat membantu

2 individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif, meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar berperan lebih produktif di masyarakat (Yosep, 2011). Keperawatan mental adalah proses interpersonal dalam meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien tersebut bisa individu,keluarga, kelompok, organisasi atau masyarakat. Tiga area praktik keperawatan mental yaitu perawatan langsung, komunikasi dan management. (Stuart, 2007). Keperawatan jiwa adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya (American Nurse s Association, dalam Stuart 2006 ). Gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan tesebut di bagi kedalam dua golongan yaitu: Gangguan jiwa (Neurosa) dan Sakit jiwa (Psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting di antaranya adalah: ketegangan(tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas dan perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, dan tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran- pikiran buruk dan sebagainya. (Yosep, 2011). Sehat sakit dan adaptasi merupakan konsep yang berbeda. Tiap konsep berada pada rentang yang terpisah. Rentang sehat- sakit berasal dari sudut pandang medis. Rentang adaptasi- maladaptasi berasal dari sudut keperawatan. Jadi seseorang yang mengalami sakit baik fisik maupun jiwa dapat beradaptasi terhadap

3 keadaan sakitnya. Sebaliknya, seseorang yang tidak di diagnosis sakit mungkin memiliki respons koping yang maladaptif (Stuart,2006). Orang yang terkena neurosa masih mengetahui dan merasakan kesukaranya, serta kepribadianya tidak jauh dari realitas dan masih hidup dalam alam kenyataan pada umumnya, sedangkan orang yang terkena psikosa masih mengetahui kesukaran- kesukaranya, kepribadianya (dari segi tanggapan, perasaan/ emosi, dan dorongan motivasinya sangat terganggu), tidak ada integritas dan ia hidup jauh dari alam kenyataan (Yosep, 2011). Adanya gangguan kesehatan jiwa ini sebenarnya di sebabkan banyak hal. Ada tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini. Pertama, gangguan fisik, biologis atau organik. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi(tifus, hepatitis, malaria, dan lain-lain), kecenderungan obat dan alko,dan lain-lain. Kedua, gangguan mental, emosional atau kejiwaan. Penyebabnya, karena salah dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang patologis di antara anggota keluarga di sebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis. Ketiga, gangguan sosial atau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial (perkawinan, problem orang tua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik, dan lain- lain). Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang di hadapi oleh seseorang yang di tunjukan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara

4 verbal maupun non verbal, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Yosep, 2011). Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stressor yang di hadapi oleh seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang di timbulkan, penanganan pasien perilaku kekerasan perlu di lakukan secara cepat dan tepat oleh tenga yang professional (Keliat dan Akemat, 2009). Terjadinya perang, konflik, dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu pemicu yang memunculkan stress, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. Berdasarkan data dari World Health Organisasi(WHO), ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental, Berdasarkan hasil penelitian dari Rudi Maslim dalam Mubarta (2011 ) prevalensi masalah kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 6,55%. Angka tersebut tergolong sedang dibandingkan dengan negara lainnya. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Sedangkanpada tahun 2013 jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta (Riskesdas, 2013).Prevalensi gangguan jiwa berat atau dalam istilah medis disebut psikosis/skizofrenia di daerah pedesaan ternyata lebih tinggi dibanding daerah perkotaan.di daerah pedesaan,

5 proporsi rumah tangga dengan minimal salah satu anggota rumah tangga mengalami gangguan jiwa berat dan pernah dipasung mencapai 18,2 persen. Sementara di daerah perkotaan, proporsinya hanya mencapai 10,7 persen.nampaknya, hal inimemberikan konfirmasibahwa tekanan hidup yang dialami penduduk pedesaan lebih berat dibanding penduduk perkotaan. Dan mudah diduga, salah satu bentuk tekanan hidup itu, meski tidak selalu adalah kesulitan ekonomi(riskesdas, 2013). Prevalensi gangguan jiwa di Jawa Tengah mencapai 2,3 %o dari jumlah prevalensi gangguan jiwa berat nasional sebesar 1,7 per mil (Riskesdas, 2013). Menurut data dari hasil catatan rekam medis Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas penderita penyakit jiwa pada 3 bulan terakhir per bulan Juni tahun 2015 adalah 212 orang. Jumlah laki- laki adalah 139 orang sedangkan jumlah perempuan adalah 73 orang. Dari data tersebut sekitar 141 orang menderita resiko perilaku kekerasan ( sumber : Rekam medis RSUD Banyumas 2015) Berdasarkan permasalahan yang muncul maka, penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. W dengan resiko perilaku kekerasan di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas.

6 B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan penerapan asuhan keperawatan jiwa pada Ny. W dengan resiko perilaku kekerasan secara komprehensif di ruang rawat Instalasi Jiwa Ruang Nakula Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. 2. Tujuan Khusus Tujuan dari penulisan ini adalah memaparkan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan resiko perilaku kekerasan meliputi : a) Pengkajian masalah keperawatan pada klien. b) Analisa data dan hasil pengkajian, serta merumuskan diagnose keperawatan dalam meningkatkan kesehatan mental klien. c) Rencana keperawatan dalam menigkatkan kesehatan mental klien. d) Implementasi berbagai intervensi yang telah di susun. e) Evaluasi proses dan hasil dari tindakan yang telah di lakukan. f) Membahas kesenjangan antara teori dengan kasus. C. Pengumpulan Data Pengumpulan data tugas akhir ini menggunakan tekhnik pengumpulan data sebagai berikut : 1) Oberservasi partisipasi Cara pengumpulan data dengan melakukan observasi terhadap klien, data dapat di temukan dengan melakukan asuhan keperawatan dimana terdapat interaksi antara perawat- klien.

7 2) Wawancara Melalui kegiatan Tanya jawab ( wawancara ) kepada Ny. W penelitian akan memperoleh data yang di perlukan. Saat wawancara di perlukan keahlian untuk menanyakan hal- hal spesifik dari keadaan yang di hadapi klien saat ini, agar informasi yang di peroleh merupakan informasi akurat dan memang benar-benar di perlukan. Wawancara (anamnesis) dapat dilakukan klien dan keluarga klien. 3) Studi literature Pengumpulan data yang di lakukan melalui pencarian sumber- sumber baik berupa buku atau jurnal, mengakses internet atau sumber lain yang di perbolehkan terkait dengan asuhan keperawatan klien. 4) Studi dokumentasi Pengumpulan data di lakukan dengan cara menelaah catatan- catatan teentang kasus klien yang terdapat pada format- format dokumentasi maupun terdapat pada rekam medis D. Tempat dan Waktu Asuhan keperawatan pada pasien resiko perilaku kekerasan ini di lakukan di ruang rawat Instalasi Jiwa Ruang Nakula Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas pada hari Rabu Jumat, 23-26 Juni 2015.

8 E. Manfaat penulisan Karya tulis ilmiah ini di harapkan dapat bermanfaat bagi : a) Penulis Dapat memperdalam informasi dan pengetahuan dari asuhan keperawatan yang telah dilakukannya. b) Pembaca Semoga hasil dari asuhan keperawatan ini bisa dijadikan tambahan informasi bagi pembaca dan berguna untuk masa yang akan datang. c) Rumah Sakit Jiwa. Diharapkan dari hasil asuhan keperawatan ini dapat meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik dan mengembangankan ilmu keperawatan jiwa yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I : Pada bab ini mambahas latar belakang, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan BAB II : Pada bab ini membahas tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala, rentang respons, proses terjadinya masalah, pohon masalah, diagnosa keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan. BAB III : Pada bab ini membahas tentang tinjauan kasus. Pembahasan yang meliputi pengkajian pasien, analisa

9 data, diagnosa keperawatan, prioritas masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : Pada bab ini membahas tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi. BAB V : Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan kasus resiko perilaku kekerasan pada Ny. W yang di dapatkan dari hasil asuhan keperawatan dari tanggal 24-26 Juni 2015 di ruang rawat Nakula RSUD Banyumas.