Rancangan Kebijakan Perkotaan Nasional. Kementerian PPN/Bappenas Oktober 2018

dokumen-dokumen yang mirip
V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

INDONESIA NEW URBAN ACTION

Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan

Pembangunan Kota Berkelanjutan

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

Keynote Speech. Pengendalian Produk Tembakau dan Pembangunan Berkelanjutan. Prof. Bambang P.S. Brodjonegoro, MUP, Ph.D. Menteri PPN/Kepala Bappenas

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Oleh: Tim IPB1 Serpong, 24 Mei 2016 EVALUASI SEMENTARA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO ADMINISTRASI PEREKONOMIAN DAN SDA SETDA DIY 2018

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

PRIORITAS 4 MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2011 WILAYAH SULAWESI DALAM JUTA RUPIAH

Kebijakan Perkotaan Terkait Perubahan Iklim Oleh: Ir. Hayu Parasati, MPS, Direktur Perkotaan dan Perdesaan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

BAB III ANALISIS ISU STRATEGIS

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

KEBIJAKAN NASIONAL PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Menuju Kota Indonesia Inklusif, Aman, Tangguh dan Lestari

BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III Visi dan Misi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PRIORITAS PEMBANGUNAN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2018 FORUM KABUPATEN RKPD DIY 2018

Agenda Baru tentang Pengembangan Permukiman dan Penanganan Kumuh Perkotaan

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PERUBAHAN RENCANA KERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

ISU-ISU PEMBANGUNAN 10/13/2010 1

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

BAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Transkripsi:

Rancangan Kebijakan Perkotaan Nasional Kementerian PPN/Bappenas Oktober 2018 1

Kerangka Presentasi Bab 02 Visi dan Misi Perkotaan Nasional Bab 01 Pendahuluan NUA, SDGs, RPP Perkotaan Misi 1 Kota Layak Huni, Inklusif dan Berbudaya Misi 2 Kota Maju dan Sejahtera Misi 3 Kota Hijau dan Tangguh Misi 4 Penataan Kota dan Wilayah Contoh Kerangka Pelaksana an Contoh Penerapan Kota Tematik 2

NUA, SDGs, RPP Perkotaan 3

Integrasi SDGs dan NUA di Indonesia SDGs: Universal; Integration; No One Left Behind NUA: Equality Leave No One Behind: Sustainable and Inclusive; Environmental Sustainability 4

RPP Perkotaan Prosedur pengelolaan: Perencanaan Pelaksanaan + Pembiayaan Pemantauan Evaluasi NUP/KSPPN Kebijakan, program, kegiatan, indikator output RPJMN 2020-2024 2030-2034 2045 Hubungan antar dokumen TARGET Indeks Kota Berkelanjutan sebagai instrumen monev INDIKATOR 5

Bab 1: Pendahuluan 6

GDP Penduduk Perkotaan 2045: 67,1% penduduk tinggal di perkotaan Tidak semua isu perkotaan bisa ditangani di kota/kab, bahkan propinsi Kebijakan Perkotaan Nasional: Kebijakan untuk permasalahan perkotaan yang multidimensi dan lintas batas administratif Mengambil manfaat sebesarbesarnya dari urbanisasi bagi kesejahteraan masyarakat luas. 1,400,000.00 1,200,000.00 1,000,000.00 800,000.00 600,000.00 400,000.00 200,000.00-2005 2006 2007 2008 2009 2010 Kecil 4,480. 5,567. 6,402. 7,344. 9,466. 10,631 Sedang 200,60 225,79 301,35 301,35 310,77 346,25 Besar 269,80 310,11 430,91 430,91 478,71 544,85 Metropolitan 612,55 710,96 978,62 978,62 1,096, 1,250, 7

PDB Sebelah kiri: urbanization rate, dalam persen; Sebelah kananpdb per kapita tahun 2011 PPP 60 50 40 30 20 10 0 Share of urban population GDP per capita 16,000 12,000 8,000 4,000 0 60 50 40 30 20 10 0 16,000 12,000 8,000 4,000 0 60 50 40 30 20 10 0 16,000 12,000 8,000 4,000 0 Rerata: 1% peningkatan jumlah penduduk perkotaan dapat meningkatkan pertumbuhan sebesar 3% China dan Asia Timur dan Pasifik: 2.7% Indonesia: hanya 1.4% China Asia timur & Pasifik (tidak termasuk negara berpendapatan tinggi, China and Indonesia) Indonesia Sumber: World Urbanization Prospects 2018 8

Struktur Eksport Komoditas Indonesia Sumber: Indonesia Development Forum, 2018 9

Dugaan penduduk nasional Kota Metro 2015 18.896.474 2045 24.026.174 Keterangan: 1. Kota Metropolitan merupakan kota berstatus kota otonom (single entity) dengan jumlah penduduk lebih dari >1 juta (pp 26/2008) 2. Indeks warna menunjukkan kedekatan wilayah (dalam 1 Kawasan): 2015 (9 Kawasan) dan 2045 (11 Kawasan) 10

11

Bab 2: Visi dan misi perkotaan nasional 12

Kerangka Visi dan Misi Perkotaan Nasional: Mencapai Perkotaan Berkelanjutan Dimensi Spasial Sosial Inklusif Kerangka Pelaksanaan Regulasi: NSPK, perencanaan terpadu Ekonomi Sejahtera KPN globallokal Lingkungan Hijau Kelembagaan: pengelola, penegakan hukum Penerapan pendekatan cerdas Layanan Dasar (Air Minum, Sanitasi, Energi, Transport, Perumahan) Pendanaan: perencanaan-penganggaranpembiayaan terintegrasi 13

Visi Perkotaan Nasional KOTA BERKELANJUTAN 2045 Inklusif, Sejahtera, Hijau dan Tangguh Inklusif Kehidupan sosial yang inklusif dan layak huni Sejahtera Memberikan peluang bagi semua orang dan menyejahterakan Hijau dan Tangguh Berketahanan dan berwawasan lingkungan 14

Misi 1: Kota Layak Huni, Inklusif, dan Berbudaya Layak huni dan inklusif menyediakan akses layanan dasar bagi setiap penduduk terhadap pelayanan dasar (a.l. permukiman, transportasi, air minum, sanitasi) Berbudaya menjaga warisan alam dan budaya yang dimilikinya serta memiliki budaya berkota yang baik. 15

Misi 1: kebijakan dan indikator (1/2) No Kebijakan Indikator 1 2 3 Penyediaan kawasan perkotaan layak Peningkatan akses sistem transportasi dan mobilitas perkotaan Penyediaan layanan sosial dasar dengan memperhatikan kebutuhan khusus kelompok penduduk rentan Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau (11.1.1.(a)) Terpenuhinya pelayanan air minum dan sanitasi di kawasan perkotaan Jumlah kawasan megapolitan dan metropolitan yang telah memenuhi Standar Pelayanan Perkotaan (11.1.1.(b)) Penyediaan sistem transportasi dan mobilitas di kawasan perkotaan Jumlah sistem angkutan rel yang dikembangkan di kawasan megapolitan, metropolitan, dan kota besar (11.2.1.(b)) Persentase pengguna moda transportasi umum di kawasan perkotaan (11.2.1.(a)) Persentase penyandang disabilitas yang miskin dan rentan yang terpenuhi hak dasarnya (1.3.1.(c)) Pengeluaran untuk layanan pokok (pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial) sebagai persentase dari total belanja pemerintah (1.a.2) Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Angka partisipasi pendidikan (4.2.2.(a), 4.1.1.(d), 4.3.1.(a), 4.3.1.(b)) Jumlah orang atau kelompok masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi dan non litigasi (16.3.1.(b)) 16

Misi 1: kebijakan dan indikator (2/2) No Kebijakan Indikator 4 5 6 Peningkatan lingkungan perkotaan yang aman dan tentram Perlindungan dan pelestarian warisan budaya dan alam Pengembangan budaya berkota Proporsi perempuan yang mengalami pelecehan fisik atau seksual (berdasarkan tempat kejadian) (11.7.2.(a)) Proporsi penduduk yang merasa aman berjalan sendirian di area tempat tinggalnya (16.1.4) Jumlah kasus kejahatan pembunuhan pada satu tahun terakhir (16.1.1.(a)) Proporsi anggaran nasional atau kota yang didedikasikan untuk pelestarian, perlindugnan dan konservasi warisan budaya nasional, termasuk situs warisan dunia Presentase penurunan pelanggaran hukum 17

Misi 2: Kota Maju dan Sejahtera Maju kota dengan perekonomian lokal berdaya saing regional dan global serta produktif dan kondusif bagi investasi. Sejatera memberikan peluang penghidupan yang sama bagi masyarakat untuk menjadi sejahtera, termasuk bagi pelaku sektor informal. 18

Misi 2: kebijakan dan indikator No Kebijakan Indikator 1 2 Peningkatan produktivitas ekonomi, lapangan kerja layak, dan peluang penghidupan di perkotaan Kondisi dan ruang kota yang kondusif bagi tumbuhnya usaha dan investasi 3 Pemberdayaan sektor ekonomi informal Jumlah penduduk miskin dan rentan di kawasan perkotaan (8.5.2) Tingkat pengangguran terbuka berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja/tingkat pertumbuhan PDB riil per orang bekerja per tahun (8.2.1) Koefisien Gini Persentase akses UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) ke layanan keuangan Kemudahan perizinan dan investasi Penyediaan infrastruktur pendukung di kawasan perkotaan Tingkat penetrasi akses tetap pitalebar (fixed broadband) di Perkotaan (17.6.2.(b)) Persentase tenaga kerja sektor formal Persentase tenaga kerja sektor informal 19

Misi 3: Kota Hijau dan Tangguh Hijau kota yang memanfaatkan sumber daya air, pangan, energi, dan ruang secara berkelanjutan dengan meminimalisasi dampak negatif pada lingkungan perkotaan Tangguh kota yang mampu beradaptasi dan memitigasi risiko bencana dan perubahan iklim, termasuk dengan meningkatkan kapasitas kesiapsiagaan masyarakat 20

Misi 3: kebijakan dan indikator No Kebijakan Indikator 1 2 3 4 Penyediaan dan pemanfaatan energi terbarukan dan berkelanjutan Penyediaan ruang publik dan ruang terbuka hijau (RTH) Pemanfaatan SDA berkelanjutan dan pengendalian pencemaran lingkungan perkotaan Peningkatan ketangguhan kota terhadap perubahan iklim dan risiko bencana Bauran energi terbarukan (7.2.1) Proporsi area kota sebagai ruang terbuka untuk umum (berdasarkan pengguna sesuai kelompok usia, jenis kelamin dan kelompok masyarakat berkebutuhan khusus) Presentase perubahan Emisi CO2/Emisi Gas Rumah Kaca (9.4.1.(a)) Persentase limbah padat perkotaan yang dikumpulkan dan ditangani secara baik dibandingkan dengan jumlah total limbah padat yang dihasilkan kota Persentase sampah dan limbah perkotaan yang tertangani (11.6.1.(a)) Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per 100.000 orang (11.5.1) Jumlah lokasi penguatan pengurangan risiko bencana Proporsi pemerintah kota yang memiliki dokumen strategi pengurangan risiko bencana (11.b.1) 21

Misi 4: Sistem Perkotaan Nasional yang Menyejahterakan, Seimbang, dan Berkeadilan Menyejahterakan pembangunan kota yang dapat memanfaatkan potensi ekonomi dari urbanisasi Seimbang pembangunan sistem perkotaan yang lebih berimbang dalam konteks kewilayahan di Indonesia. Berkeadilan Sistem Perkotaan Nasional yang mampu mengatasi ketimpangan pembangunan di Indonesia 22

Misi 4: kebijakan dan indikator No Kebijakan Indikator 1 2 3 4 Pengembangan pusat-pusat perkotaan yang berdaya saing global Pengembangan metropolitan baru untuk pemerataan pembangunan Pengembangan keterkaitan desa-kota yang tidak eksploitatif Penerapan batas pertumbuhan perkotaan (urban growth boundary) secara tegas Jumlah kota/metropolitan yang berdaya saing global yang dikembangkan Jumlah kawasan perkotaan berdaya saing global yang dikembangkan Jumlah metropolitan baru di luar Jawa sebagai Pusat Kegiatan Nasional (11.3.1.(b)) Jumlah kota sedang di luar Jawa yang diarahkan sebagai pengendali (buffer) arus urbanisasi dan sebagai pusat pertumbuhan utama (11.3.1.(a)) Jumlah lahan pangan produktif yang dikonservasi Tingkat kepadatan penduduk kota Luas kawasan perkotaan yang ditetapkan Luas kawasan non-perkotaan yang ditetapkan 23

Terima kasih perkim@bappenas.go.id