BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dijual dalam bentuk roti manis dan roti tawar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II LADASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB II LANDASAN TEORI

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II LANDASAN TEORI. proses tekan geser. Butir beras terjepit dan tertekan cekung lesung antum sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB II TEORI DASAR. dicampur dengan bahan pencampur seperti daging udang atau ikan yang

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PENCETAK BAKSO PADA SISTEM TRANSMISI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Tujuan Pembelajaran:

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia. Dan hampir setiap orang menyukai kerupuk, selain rasanya yang. ikan, kulit dan dapat juga berasal dari udang.

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

SOAL DINAMIKA ROTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

BAB II LANDASAN TEORI

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES PUTER DENGAN PENGADUK DAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan Digester adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengaduk atau

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

IV. ANALISA PERANCANGAN

3. METODE PENELITIAN

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

Gambar 2.1. Struktur buah kelapa muda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. korosi dan hantaran listrik yang baik dan sifat-sifat yang baik lainnya sebagai sifat

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Definisi Mesin Penggiling Daging (Meat Grinder)

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan dibawah sinar matahari dan

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM

BAB II LANDASAN TIORI

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

LAMPIRAN. Mulai. Dipasang pulley dan v-belt yang sesuai. Ditimbang kelapa parut sebanyak 2 kg. Dihidupkan mesin pemeras santan sistem screw press

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Roti Manis Roti didefinisikan sebagai makanan yang dibuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang. Ke dalam adonan biasanya ditambahkan garam, gula, susu, lemak dan bahan-bahan pelezat seperti coklat, kismis dan sukade. Di pasaran roti umumnya dijual dalam bentuk roti manis dan roti tawar. Pada awalnya roti dibuat dari bahan yang sederhana dengan cara pembuatan yang sederhana pula, roti dibuat dari gandum yang digiling menjadi terigu murni dan dicampur air, kemudian dibakar diatas batu panas atau oven. Perkembangan teknologi, menghasilkan roti yang lebih bervariasi dari segi ukuran, penampilan, bentuk, tekstur, rasa, dan isiannya. Hal itu dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan tentang pembuatan roti meliputi aspek bahan baku, proses pencampuran, dan metode pengembangan adonan (Lilik Noor Y,2004) Roti manis yang berkualitas dihasilkan dari bahan yang berkualitas, komposisi bahan yang tepat, proses pembuatan yang tepat dan didukung oleh bahan penunjang yang tepat. Kriteria roti manis yang baik adalah teksturnya lembut, tingkat kekenyalannya cukup tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembek, jika ditekan roti akan kembali seperti semula, berpori kecil, warna kulit luar bagian atas kuning kecoklatan sedangkan kulit luar bawah kuning muda atau coklat muda, remah halus tanpa gumpalan putih dan beraroma harum. 4

5 Menurut Whiteley (1971) proses pembuatan roti manis dapat dilakukan dengan Bahan Roti Manis Jumlah (%) Tepung terigu 100.00 Air 50.00 Ragi instant 2.00 Garam halus 1.20 Gula 20.00 Susu bubuk full krim 10.00 Margarin 10.00 Mentega Orchid 10.00 Kuning telur 5 butir Pengembang adonan 0.50 dua cara yaitu cara straight dough dan cara sponge and dough. Adapun komposisi dari roti manis yang sering digunakan menurut formula dasar, yang dapat divariasi sesuai dengan keinginan Tabel 2.1 2.2 Dough Divider Dough divider atau yang lebih dikenal dengan mesin pembagi adonan merupakan alat yang digunakan untuk proses membagi adonan menjadi potongan-

6 potongan adonan yang sama ukuran dan bentuknya. Mesin pembagi adonan sudah banyak digunakan pada industri pembuatan roti, cake dan sebagainya. Mesin pembagi adonan roti ini juga merupakan elemen penting dalam industri roti baik skala menengah dan skala besar, selain itu mesin ini membantu dalam proses pembagian adonan dengan menggunakan sistem cetak sehingga lebih efisien dalam segi waktu karena dapat membagi dan mencetak adonan dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan tenaga manual dan dari segi kualitas yang dihasilkan pun lebih baik karena dapat mencetak adonan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Gambar 2.1 Dough Divider 2.3 Massa Jenis Rapat massa (ρ) adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan dinyatakan dalam bentuk massa (m) persatuan volume (V). Dimana massa jenis suatu benda yaitu perbandingan antara massa dengan volume benda atau secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut:

7 ρ= m V...(2.1) Dimana: ρ = massa jenis benda (kg/m 3 ) m = massa benda (kg) V = volume benda (m 3 ) Setiap zat mempunyai massa jenis yang berbeda-beda. Massa jenis zat tidak dipengaruhi oleh bentuk benda. Walaupun bentuk benda berbeda-beda selama terbuat dari jenis bahan yang sama maka massa jenis zat tersebut adalah sama. Kadangkadang massa jenis juga disebut dengan berat jenis. Sebagai contoh apabila kalian ingin mengukur massa jenis sebuah batu. Timbanglah massa batu dengan menggunakan neraca, kemudian mencari volume batu dengan menggunakan gelas ukur yang sudah berisi air. Kemudian massa jenis dapat dicari dengan persamaan diatas. 2.4 Tekanan Tekanan merupakan besarnya gaya yang bekerja per satuan luas. Jika tekanan dilambangkan dengan p, gaya tekan F, dan luas bidang tekan A, maka hubungan antara tekanan, gaya dan luas permukaan adalah : P= F A..(2.2) Dimana: P = tekanan (N/m 2 = Pa)

8 F = gaya (N) A = luas bidang tekan (m 2 ) Oleh karena dalam SI satuan gaya adalah N, dan satuan luas adalah m 2, maka satuan tekanan adalah N/m 2. Satuan tekanan dalam SI adalah Pascal (disingkat Pa). 1 Pa = 1 N/m 2. 2.5 Gaya Berat Pengertian Gaya berat adalah gaya tarik bumi yang bekerja pada suatu benda. Berat suatu benda adalah besarnya gaya tarik bumi yang bekerja pada benda tersebut. Berat benda sangat dipengaruhi oleh kuat medan gravitasi dimana benda itu berada. Satuan yang digunakan untuk menyatakan berat adalah Newton (N). Orang terkadang tidak bisa membedakan antara massa dan berat padahal kedua besaran itu tidaklah sama. Massa adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung dalam suatu benda. Satuan untuk massa adalah kg. Gaya berat disemua tempat di permukaan bumi akan selalu mengarah ke pusat bumi. Gaya berat dan massa memiliki hubungan yang berbanding lurus begitu juga dengan percepatan gravitasi bumi. Besarnya percepatan gravitasi pada suatu tempat dipengaruhi jarak tempat tersebut dengan pusat bumi. Semakin jauh tempat dari pusat bumi maka gaya gravitasi buminya akan semakin kecil. Besarnya percepatan gravitasi bumi adalah konstan yakni 9,8 m/s 2 atau kadang dibulatkan menjadi 10 m/s 2. Rumus menghitung gaya berat, secara matematis hubungan anatar berat dan massa dapat ditulis seperti ini :

9 F=m. g.(2.3) Dimana: F m = Gaya berat, satuan Newton (N) = Massa benda, satuan Kilogram (kg) g = Percepatan gravitasi m/s 2 2.6 Torsi Konsep torsi dalam fisika, juga disebut momen, diawali dari kerja Archimedes dalam lever. Informalnya, torsi dapat dipikir sebagai gaya rotasional. Analog rotational dari gaya, masa, dan percepatan adalah torsi, momen inersia dan percepatan angular. Gaya yang bekerja pada lever, dikalikan dengan jarak dari titik tengah lever, adalah torsi. Contohnya, gaya dari tiga newton bekerja sepanjang dua meter dari titik tengah mengeluarkan torsi yang sama dengan satu newton bekerja sepanjang enam meter dari titik tengah. Ini menandakan bahwa gaya dalam sebuah sudut pada sudut yang tepat kepada lever lurus. Lebih umumnya, seseorang dapat mendefinisikan torsi sebagai perkalian silang: T =F xr. (2.4) Dimana: T = Torsi (N.m) F = Gaya yang terjadi (N) r = Jari-jari (m) 2.7 Daya Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan per satuan waktu, daya dilambangkan dengan P. Untuk menentukan daya

10 pada benda yang bergerak melingkar torsi berpengaruh pada daya, sehingga daya pada gerak melingkar dapat dirumuskan sebagai: P=T x ω (2.5) Dimana: P = Daya (Watt) T = Torsi (N.m) = Kecepatan sudut (rad/s) Untuk mencari kecepatan sudut maka dapat digunakan rumus sebagai berikut: ω=2 π n 60...(2.6) 2.8 Screw Screw merupakan suatu alat yang berupa pipa ulir yang disusun pada pipa atau poros yang berputar di dalam tabung tetap untuk memindahkan berbagai jenis material yang mempunyai daya alir menurut CEMA Material Classification Standart berarti tingkat kebebasan partikel suatu material yang bergerak secara individu bergerak saling mendahului satu partikel yang lainnya. Karakteristik ini penting dalam operasi screw. Dari beberapa jenis penerapan screw pada dasarnya diambil dari 2 faktor, yaitu karakteristik dari material yang diangkut dan keuntungan dari penggunaan screw. Menentukan ukuran dan kecepatan screw

11 Untuk menentukan ukuran dan kecepatan screw maka dapat dilihat sebagai berikut : Kapasitas screw dalam ft/jam tiap rpm (CEMA-screw conveyor. 1971:25) : c rpm = 0,7854 (DS2 DP 2 ) P.K.60 1728.. (2.7) C : Kapasitas screw Ds : Diameter Screw Dp : Diameter poros P : pitch dari screw K : Prosentase dari pembebanan tabung Kecepatan screw dapat dihitung dengan rumus (CEMA-screw, 1971:25) : kapasitas yangdirencanakan N= kapasitas screw per jam per rpm.(2.8) N : kecepatan dari ulir (rpm) ( N tidak boleh lebih dari kecepatan maksimum yang dianjurkan ) Daya untuk memutar screw r Daya yang dibutuhkan adalah daya total dari gesekan screw conveyor ( HPf ) dan daya untukmemindahkan material pada ukuran tertentu ( HPm ) dikalikan dengan

12 factor beban lebih ( FO ) dan dibagi effisiensi penggerak total (e). ( SEMA-screw conveyor 1971:36) : Ls. N.Fd. Fb HPf = 1000000...(2.9) L = Panjang dari conveyor (ft) N = kecepatan screw conveyor (rpm) Fd = diameter conveyor factor Fb = hanger bearing factor C.Ls.W. Ff. Fm.Fp HPm= 1000000.(2.10) C = kapasitas screw conveyor ( ft 3 /jam) W = berat jenis material (lbs/ ft 3 ) Ff = flight factor Fm = material factor Fp = paddle factor (Hpf +Hpm ) Fo Hp= e..(2.11)

13 Fo = Over load factor HPm = daya untuk memindahkan material (HP) HPf = daya total karena gesekan conveyor (HP) 2.9 Puli dan Sabuk Pulli merupakan salah satu elemen dalam mesin yang mereduksi putaran dari motor menuju reducer, ini juga berfungsi sebagai kopling putaran motor dengan reducer. Puli terbuat dari besi cor, baja cor, baja pres, atau alumunium. Sabuk berfungsi sebagai alat yang meneruskan daya dari satu poros ke poros yang lain melalui dua puli dengan kecepatan rotasi sama maupun berbeda. Tipe sabuk antara lain: sabuk flat, sabuk V, dan sabuk circular. Factor-faktor dalam perencanaan sabuk : 1. Perbandingan kecepatan Perbandingan antara kecepatan puli penggerak dengan puli pengikut ditulis dengan persamaan sebagai berikut ( Khurmi dan Gupta, 2002) : N 2 N 1 = D1 D2 (2.12) D1 = Diameter puli penggerak (mm) D2 = Diameter puli pengikut (mm)

14 N1 N2 = Kecepatan puli penggerak (Rpm) = Kecepatan puli pengikut (Rpm) T DP1 T DP2 Gambar 2.2 Panjang sabuk dan sudut kontak pada sabuk terbuka C ( Khurmi dan Gupta, 2002 ) 2. Perhitungan panjang sabuk ( Sularso dan Suga, 170, 1978 ) L=2 C+ π 2 (Dp dp)² (2.13) L = Panjang sabuk ( cm ) C = Jarak sumbu poros ( m ) Dp = diameter puli besar ( m ) dp = diameter puli kecil ( m ) 3. Jarak antara kedua poros ( Sularso dan Suga, 170, 1978 ) C=b+ b2 8 (Dp dp)² 8..(2.14) b=2h 3,14 (Dp dp)...(2.15) 4. Sudut singgung sabuk dan puli ( Khurmi dan Gupta, 2002 ) sin α= r1 r2 X (2.16) α = sudut singgung sabuk dan puli ( ) R = jari-jari puli besar ( m ) r = jari-jari puli kecil ( m )

15 2.10 Poros Poros merupakan bagian yang berputar dimana terpasang elemen pemindah gaya, seperti roda gigi, bantalan dan lain-lain. Poros bisa menerima beban-beban tarikan, lenturan, tekan atau puntiran yang bekerja sendiri-sendiri maupun gabungan satu dengan yang lainnya. Kata poros mencakup beberapa variasi seperti shaft atau axle (as). Shaft merupakan poros yang berputar dimana akan menerima beban punter, lenturan atau puntiran yang bekerja sendiri maupun gabungan. Sedangkan axle (as) adalah poros yang diam atau berputar yang tidak menerima beban punter (Khurmi, R.S., 2002). Jenis poros yang lain (Sularso, 1987) adalah jenis poros transmisi. Poros ini akan mentransmisikan daya meliputi kopling, roda gigi, puli, sabuk, atau sproket rantai dan lain-lain. Poros jenis ini memperoleh beban puntir murni atau puntir dan lentur. Untuk merencanakan suatu poros maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Sularso dan Suga, 1987) : 1. Kekuatan Poros Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau gabungan antara puntir dan lentur, juga ada poros yang mendapatkan beban Tarik atau tekan. Oleh karena itu, suatu poros harus dirancangkan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban diatas. 2. Kekakuan poros Meskipun suatu poros mempunyai kekuatan cukup tetapi jika kelenturan puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian atau getaran dan suara, karena itu disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut. 3. Korosi

16 Baja tahan korosi dipilih untuk poros. Bila terjadi kontak fluida yang korosif maka perlu diadakan perlindungan terhadap poros supaya tidak terjadi korosi yang dapat menyebabkan kekuatan poros menjadi berkurang. 4. Bahan Poros Poros untuk mesin biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan finishing, baja konstruksi mesin yang dihasilkan dari ingot yang di kill (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon dan dicor, kadar karbon terjamin). Meskipun demikian, bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang. Porosporos untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang tahan terhadap keausan. Pertimbangan pertimbangan yang digunakan untuk poros menggunakan persamaan sebagai berikut (Khurmi dan Gupta, 2002) : 1. Torsi T = 60. P 2. π.n.(2.17) 2. Torsi ekivalen Te= M 2 +T 2.(2.18) Diameter Poros 3 16. Te π. τs. (2.19) Te : Torsi ekivalen (kg.m) T : Torsi maksimum yang terjadi (kg.m) M : Momen maksimum yang terjadi (kg.m) τs : Tegangan geser maksimum yang terjadi (kg/cm²) d : Diameter poros (cm)

17 2.11 Motor Listrik Gambar 2.3 : Motor Listrik Motor listrik seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aplikasinya. Motor listrik terdiri atas tiga bagian utama yang disebut stator (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak) dan air gap. Rotor dapat berputar karena adanya medan magnet yang dipengaruhi oleh arus listrik. Air gap adalah bagian yang memisahkan rotor dan stator. Ada dua jenis utama motor listrik. Ada arus searah atau DC dan motor bolak atau AC. Referensi dari DC atau AC mengacu pada bagaimana arus listrik ditransfer melalui dan dari motor. Kedua jenis motor memiliki fungsi yang berbeda dan menggunakan. DC motor datang dalam dua jenis umum. Mereka dapat memiliki kuas atau menjadi brushless. Motor AC juga datang dalam dua jenis yang berbeda. Mereka dapat dua fase atau tiga fase.