Matriks Usulan Perbarindo Berdasarkan BPRKU Rancangan POJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS. Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

dokumen-dokumen yang mirip
POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Yth. 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah, di Tempat.

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 32 /DPbS Jakarta, 18 November 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 21 /PBI/2010 TENTANG RENCANA BISNIS BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

- 1 - LAPORAN REALISASI RENCANA BISNIS 1) PT Bank Periode :

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Rencana Bisnis Bank

- 1 - PROYEKSI RASIO-RASIO DAN POS-POS TERTENTU LAINNYA

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

Jasa Keuangan ini. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

BAB I. KETENTUAN UMUM

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

2 menyerap potensi risiko yang dihadapinya. Untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan rasio-rasio permodalan yang meliputi rasio KPMM dan rasio modal in

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas.

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan BPR dan BPRS

-2- persyaratan agar divestasi yang dilakukan atas inisiatif sendiri tidak dimanfaatkan Bank untuk melakukan kegiatan investment banking. Dalam rangka

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

-2- sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu diperlukan penyempurnaan mekanisme tindak lanjut penanganan permasalahan Ban

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.03/2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /POJK.03/2017 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 139 /PMK.06/2009 TENTANG

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

RANCANGAN POJK BANK PERANTARA

RINGKASAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2016

BAB I PENDAHULUAN. eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN JARINGAN KANTOR BERDASARKAN MODAL INTI BANK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

RANCANGAN POJK PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

SIARAN PERS OJK TERBITKAN TIGA PERATURAN TINDAK LANJUT UU PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN

Undang-Undang tentang LKM tersebut mengamanatkan beberapa materi pengaturan teknis lebih lanjut terkait kegiatan usaha LKM, tata cara memperol

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan dengan permodalan yang masih tergolong tinggi seperti pada CAR yang berada

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

No Syariah harus tetap memperhatikan azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian sehingga dapat tercipta perbankan syariah yang kuat d

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I. KETENTUAN UMUM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 3 /PBI/2011 TENTANG PENETAPAN STATUS DAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PENJELASAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2015 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/3/PBI/2017 TENTANG PINJAMAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 15/4/DPNP Jakarta, 6 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Kepemilikan Saham Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 101)

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 6 /PBI/2011 TENTANG

Perihal: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha BPR

Transkripsi:

I Final II () 1 Ringkasan Eksekutif a. Rencana dan langkahlangkah strategis yang akan ditempuh oleh BPR atau BPRS; b. Indikator keuangan utama; (Kinerja BPR/BPRS, Proyeksi faktor permodalan, rentabilitas, kualitas aset, dan likuiditas) sesuai dengan Penilaian TKS BPR/BPRS c. Target jangka pendek dan jangka menengah target jangka pendek (Penurunan NPL/NPF, Peningkatan fungsi Intermediasi dan Peningkatan efisiensi) Target jangka menengah (penguatan permodalan, serta penerapan tata kelola dan manajemen risiko BPR yang mengacu pada Matriks Berdasarkan BPRKU Rancangan POJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS I II () 1

I II () ketentuan POJK Tata Kelola dan MR BPR atau BPRS) 2 Strategi Bisnis dan Kebijakan a. Visi dan misi BPR atau BPRS (disampaikan setiap 5 tahun sekali sepanjang tidak ada perubahan) b. Arah kebijakan BPR atau BPRS (Informasi pengembangan Usaha BPR atau BPRS di masa yang akan datang) c. Kebijakan tata kelola dan Manajemen Risiko (langkah langkah penerapan MR dan kebijakan tata kelola, termasuk kebijakan renumerasi yang mencakup gaji, bonus dan fasilitas lainnya) d. Analisis posisi BPR atau BPRS dalam kelompok usaha yang sama berdasarkan aset, dan/atau lokasi; (permasalahan dan hambatan BPR atau BPRS dalam menghadapi persaingan dengan BPR 2

I II () dan/atau BPRS lain dalam kelompok usaha yang sama) e. Realisasi pemberian kredit atau pembiayaan kepada debitur menurut jenis usaha yang mencakup usaha mikro, kecil dan menengah (Realisasi pemberian kredit atau pembiayaan dikelompokkan menurut jenis usaha mikro, kecil dan menengah yang mengacu pada kriteria usaha berdasarkan Undangundang mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) f. Strategi Pengembangan Bisnis (langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan usaha BPR atau BPRS yang telah ditetapkan, termasuk penjelasan mengenai strategi pengembangan organisasi dan teknologi informasi, dan strategi untuk mengantisipasi 3

I II () perubahan kondisi eksternal) 3. Proyeksi Laporan Keuangan a. Neraca b. Laba Rugi 4. Target Rasio rasio dan pos pos tertentu lainnya a. Target rasio keuangan pokok (rasio-rasio yang paling kurang dapat memberikan informasi untuk penilaian kondisi permodalan, kualitas aset, rentabilitas dan likuiditas yang mengacu pada ketentuan mengenai Penilaian Tingkat Kesehatan BPR atau BPRS) b. Target pos pos tertentu lainnya (target beberapa rasio terkait kredit atau pembiayaan kepada debitur usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah, rasio realisasi dana pendidikan dan pelatihan terhadap dana yang dianggarkan, dan rasio agunan yang diambil 4

I II () alih terhadap total kredit atau pembiayaan) 5. Rencana Penghimpunan Dana a. Rencana penghimpunan dana pihak ketiga (rencana penghimpunan tabungan dan deposito, serta informasi mengenai deposan dan penabung inti) b. Rencana pendanaan lainnya (pinjaman dari bank lain dan/atau pinjaman lainnya termasuk linkage program) 6. Rencana Penyaluran Dana a. rencana penyaluran kredit kepada pihak terkait (pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai batas maksimum pemberian kredit atau batas maksimum penyaluran dana) b. rencana penempatan pada bank lain c. rencana penyaluran kredit atau pembiayaan kepada debitur inti (Debitur inti merupakan debitur individual atau debitur grup yang masuk 5

I II () dalam kategori 25 (dua puluh lima) debitur terbesar pada BPR atau BPRS di luar pihak terkait) d. rencana penyaluran kredit atau pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi yang menjadi prioritas dalam pemberian kredit atau pembiayaan (prioritas dalam pemberian kredit atau pembiayaan BPR atau BPRS adalah 5 (lima) sektor ekonomi dengan persentase pemberian kredit atau pembiayaan terbesar) e. rencana penyaluran kredit atau pembiayaan berdasarkan jenis penggunaan f. rencana penyaluran pembiayaan berdasarkan akad bagi BPRS g. rencana penyaluran kredit atau pembiayaan berdasarkan jenis usaha debitur yang mencakup usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah 6

I II () 7 Rencana Permodalan a. Proyeksi pemenuhan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) dan rasio modal inti minimum; (Proyeksi pemenuhan rasio KPMM dan rasio modal inti minimum mengacu kepada ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum dan pemenuhan modal inti minimum BPR atau BPRS) b. Rencana pemenuhan modal inti minimum; dan (Pemenuhan modal inti minimum mengacu kepada ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum dan pemenuhan modal inti minimum BPR atau BPRS) c. Rencana perubahan modal (Termasuk dalam rencana perubahan modal adalah rencana penambahan modal dari pemegang saham lama (existing shareholders), dan rencana penambahan modal - - - 7

I II () lainnya) 8. Rencana pengembangan organisasi, teknologi informasi dan SDM a. rencana pengembangan organisasi; (rencana pembentukan atau perubahan satuan kerja dan/atau komite, yang disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha BPR dengan mengacu pada ketentuan mengenai penerapan tata kelola dan manajemen risiko bagi BPR) b. rencana pengembangan teknologi informasi (rencana pengembangan teknologi informasi yang mendukung sistem informasi manajemen dan pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan dan pihak terkait lainnya) c. rencana pengembangan sumber daya manusia termasuk pemenuhan SDM pada BPR atau BPRS (rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan 8

I II () sumber daya manusia, termasuk rencana biaya/anggaran pendidikan dan pelatihan sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku) d. rencana pemanfaatan tenaga kerja alih daya. (penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan penyedia jasa melalui perjanjian pemborongan pekerjaan dan/atau melalui perjanjian penyediaan jasa tenaga kerja. Termasuk rencana penggunaan tenaga kerja alih daya adalah rencana penggunaan tenaga kerja di luar tenaga kerja tetap, yang meliputi jumlah maupun bidang kerja penugasan) 9. Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru atau rencana penerbitan produk dan pelaksanaan aktivitas baru a. Rencana Pelaksanaan kegiatan usaha baru untuk BPR rencana pelaksanaan 9

I II () kegiatan usaha yang memerlukan persetujuan OJK; dan rencana pelaksanaan kegiatan usaha yang harus dilaporkan kepada OJK b. Rencana penerbitan produk dan pelaksanaan aktivitas baru untuk BPRS rencana penerbitan produk baru; dan rencana pelaksanaan aktivitas baru 10 Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor a. rencana pemindahan alamat kantor pusat; b. rencana pembukaan, pemindahan alamat dan/atau penutupan kantor cabang dan/atau kantor kas; c. rencana kegiatan pelayanan kas berupa kas keliling, payment point, dan perangkat perbankan elektronis; d. rencana pemindahan payment point dan lokasi 10

I II () perangkat Automatic Teller Machine dan/atau Automated Deposit Machine 11 Informasi lainnya (informasi yang diperkirakan mempengaruhi kegiatan usaha BPR atau BPRS, namun belum disebutkan dalam cakupan Rencana Bisnis di atas) 11