Vol. 3, No. 1 : Hal P-ISSN : X Februari 2018 E-ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI SEL DI KELAS XI IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN MTsN 2 PONTIANAK

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

ABSTRACT. Keywords: Discovery learning, Image Media, and Learning Outcomes

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI DI SMP NEGERI 10 PALEMBANG

PERBEDAAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENERAPKAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE DAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION HILMARISA 2008/02393

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review)

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

EFFECT OF LEARNING STRATEGY ON PEER LESSON TYPE TO CONTROL THE CONCEPT BIOLOGICAL MATERIALS ON ECOSYSTEM

PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 KOTO XI TARUSAN

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA GRAFIS TERHADAP HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DEWI RENITA SARI ALBEN AMBARITA YULINAHAMDAN

Nur Indah Sari* STKIP Pembangunan Indonesia, Makassar. Received 15 th May 2016 / Accepted 11 th July 2016 ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRI DAN PROBLEM-BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP N 3 SINGGALANG

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 4 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.3 No.4 (2017) :

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

ARTIKEL ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (STRATA 1) SUSI SUSANTI NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 22 PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Maple II Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Jurnal Pena Sains Vol. 4, No. 2, Oktober 2017 p-issn: e-issn: Abstrak

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH METODE JARIMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD JURNAL. Oleh BIMA SUCI RAHMATULLAH SUWARJO SITI RACHMAH SOFIANI

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

Kata kunci : Metode Grup Investigasi, Kompetensi Pembuatan Pola Blus

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGARUH PENERAPAN SERVICE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN LDS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWAKELAS VIII

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh YUDI SAPUTRA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DAN METODE CERAMAH BERMAKNA MATERI DESAIN GRAFIS SMAN 1 GONDANG TULUNGAGUNG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL

The Efectiveness Of Learning Base Card Sort Game Method to PPKn Learning Result Of Students in Man 1 Mataram. Nurul Fitriyani

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INQUIRY PADA MATERI HIMPUNAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING BERBANTU MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE (ETH) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Abstract. Info Artikel. Abstrak. Agus Suwarno. Prodi Geografi IKIP PGRI Pontianak Kalimantan Barat, Indonesia

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN DAN DAUR ULANG LIMBAH KELAS X DI SMA Awalul Fatiqin 3*, Amilda 2, Helen Monica Sari 3 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Jl. Prof. K.H. Zainal Abidin Fikri No. 1 A KM 3,5, Palembang 30126, Indonesia *Email : awalulfatiqin_uin@radenfatah.ac.id ABSTRACT This study aims to determine the Differences of Cognitive Ability of Students Before and After Application of Guided Inquiry Learning Model on Environmental Change Material and Waste Recycling Class X in SMA 'Aisyiyah 1 Palembang. The research method used in this research is weak experiment with one group pretest-posttest design. The population in this study consists of one class of 38 students. Sampling in this research using saturated sample technique because the entire population is sampled. Technique of collecting data is done with test question and observation sheet. Based on the results of data using t test at the real level of 5% t count = 7,607 and t table = 2.026, then t count > t table. This can be seen from the cognitive test of students showed sig t hitung 0.000 <0,05, then Ha accepted and H0 rejected. The result of the analysis of the average increase of the students 'cognitive achievement on the pretest reaches 69.34 while the cognitive students in the posttest reach 83.82 means students' cognitive ability is higher after the application of guided inquiry learning model. Then it can be deduced that there is a Difference of Cognitive Ability of Students Before and After Application of Guided Inquiry Learning Model. Keywords: Guided Inquiry Learning Model; Student Cognitive. PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat berdampak pada perubahan berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah permasalahan di bidang pendidikan. Pendidikan yang mampu mengatasi permasalahan dan mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan kehidupan yang dihadapinya (Trianto, 2011: 1). Salah satu upaya yang perlu dilakukan agar potensi peserta didik dapat dikembangkang secara maksimal ialah dengan melaksanakan pendidikan abad 21. Arah pendidikan abad 21 ini sangat relevan dengan tujuan pendidikan di Indonesia sebagaimana tercantum pada Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003, yaitu Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab (Sudarisman, 2015: 250). Upaya yang dapat dilakuakan untuk mencapai tujuan Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 53

pendidikan abad 21 adalah meningkatkan ranah kognitif peserta didik. Setiap peserta didik memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda tergantung bagaimana dan sejauh apa kemampuan tersebut dilatihkan. Menurut Anderson dan Kratwohl (2001: 66), kemampuan kognitif terbagi menjadi enam tingkatan, yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan menciptakan (C6). Sehingga dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat membeikan pemahaman siswa pada materi perubahan lingkungan secara merata pada setiap siswa untuk membentuk satuan pembelajaran yang komprehensif. Proses pembelajaran Biologi adalah suatu sistem, pada prisipnya merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antara komponen raw input (peserta didik), instrumental input (masukan instrumental), lingkungan, dan output (hasil keluaran). Keempat komponen tersebut mewujudkan sebuah sistem pembelajaran Biologi dengan pusat utamanya yaitu proses. Pembelajaran Biologi mencakup semua materi terkait dengan objek alam dan persoalannya. Ruang lingkup Biologi mengkaji pada persoalan yang berhubungan dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Penerapan pendidikan Biologi di sekolah menengah bertujuan agar siswa memahami dan menguasai konsep alam serta dapat menggunakan metode ilmiah untuk menyelesaikan persoalan alam tersebut (Suhardi, 2007: 4). Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis/peneliti di kelas X SMA Aisyiyah 1 Palembang diperoleh fakta bahwa; siswa kelas X masih banyak siswa yang mendapatkan nilai Biologi di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal dan masih banyak siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menerima serta memahami materi Biologi. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SMA Aisyiyah 1 Palembang yaitu 75, akan tapi hanya 40% nilai siswa yang mencapai KKM dan 60% nilai siswa belum mencapai KKM. Selain itu, metode yang sering digunakan dalam proses pembelajaran biologi adalah ceramah dan hapalan sehingga menyebabkan peserta didik merasa jenuh dan bosan. Selama ini, proses pembelajaran lebih cenderung kearah teacher centered sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran seperti ini menunjukkan bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga peserta didik hanya mendengar dan memperhatikan tanpa berpartisipasi secara aktif. Hal tersebut tentu akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan adanya model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuannya, berfikir aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah salah satu cara dalam pembelajaran berbasis inkuiri yang digunakan dalam pendidikan sains. Pembelajaran inkuiri terbimbing diawali dari permasalahan yang diajukan guru, kemudian siswa melakukan pengamatan sampai pada kegiatan menyimpulkan (Trianto, 2011: 2). Menurut Susanti (2014: 17), dalam penelitiannya tentang pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar sains biologi siswa kelas VII 54 Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing...

Vol. 2, No.1. Hal. 53-61 ISSN: 2528-679X SMP N 1 Ngawen, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing terbukti berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif peserta didik. Peserta didik memberikan tanggapan yang baik terhadap penggunaan model inkuiri terbimbing dengan persentase sebesar 66,67%. Sehubungan dengan kekurangan model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu tidak semua topik materi pelajaran cocok untuk disampaikan dengan model ini (Sanjaya, 2011: 208). Maka dari itu, pada penelitian ini mengambil topik materi pelajaran yaitu perubahan lingkungan dan daur ulang limbah. Menurut Roestiyah (2001: 76), kelebihan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat membentuk dan mengembangkan self-concept pada peserta didik, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan peserta didik memiliki ide-ide yeng lebih baik, membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer informasi pada situasi dan proses belajar yang baru, mendorong peserta didik untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka, situasi proses belajar mengajar menjadi lebih baik, dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu serta dapat memberikan kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri. Sehubungan dengan uraian tersebut maka penelitian yang perlu dikukan yaitu Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Kognitif Siswa Pada Materi Perubahan Lingkungan Dan Daur Ulang Limbah Kelas X Di SMA. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada 9 Mei 2017 sampai 19 Mei 2017, bertempat di SMA Aisyiyah 1 Palembang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian weak eksperiment design dengan desain one group pretest-posttest design. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh, dikarenakan semua sampel pada penelitian ini merupakan populasi. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing, dan variabel terikatnya adalah kemampuan kognitif peserta didik. Teknik yang digunakan untuk pengambilan dan pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes soal dan lembar observasi. Tes merupakan data primer (data utama) dalam penelitian sedangkan lembar observasi sebagai data sekunder (data pendukung) penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan kognitif peserta didik yang dikaji pada penelitian ini meliputi beberapa indikator : mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan menciptakan (C6) (Anderson dan Kratwohl, 2001: 66). Penelitian ini menggunakan satu kelas yakni sebelum dilakukan pembelajaran siswa diberi tes awal (pretest) selanjutnya setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa diberikan tes akhir (posttest). Hasil penelitian didukung juga dari lembar observasi yang bertujuan untuk melihat keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Menurut Trianto (2012: 172), tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing meliputi: 1) menyajikan masalah, 2) membuat hipotesis, 3) merancang percobaan, 4) melakukan percobaan untuk memperoleh informasi, 5) mengumpulkan Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 55

dan menganalisis data, 6) membuat kesimpulan. Hasil Penelitian Hasil Perbedaan Data Pretest dan Posttest Setelah dilakukan penskoran terhadap hasil pretest dan posttest dari kelas X IPA, diperoleh data. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan software SPSS versi 16.0. Hasil perhitungan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pretest dan Posttest Data Pretest Posttest Nilai Terendah 50 60 Nilai Tertinggi 85 100 Rata-Rata 69,34 83,82 Jumlah Siswa 38 38 Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat nilai bahwa rata-rata nilai pretest sebesar 69,34 termasuk ke dalam kriteria tidak tuntas dan rata-rata nilai posttest sebesar 83,82 termasuk ke dalam kriteria tuntas. Berdasarkan Tabel dan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Data persentase ketuntasan dari perbedaan kemampuan kognitif siswa perindikator dapat dilihat pada Tabel 2: Tabel 2. Persentase Ketuntasan Kemampuan Kognitif Siswa No Indikator Persentase Ketuntasan (%) Pretest Posttest 1. (C1) Mengingat 89,47 % 92,18 % 2. (C2) Memahami 86,84 % 87,01 % 3. (C3) Mengaplikasikan 62,49 % 84,27 % 4. (C4) Menganalisis 61,18 % 82,95 % 5. (C5) Mengevaluasi 68,41 % 80,69 % 6. (C6) Mencipta 60,52 % 75,43 % 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% C1 C2 C3 C4 C5 C6 Pretest Posttest Gambar 1. Diagram Batang Persentase Ketuntasan Kemampuan Kognitif Siswa Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan perbedaan setiap indicator sebelum dan setelah proses pembelajaran inkuiri terbimbing, pada indicator C1 terdapatterpaut 2,71%, indicator C2 terpaut 0.17%, indicator C3 terpaut 21,78%, indicator C4 terpaut 21,77%, indicator C5 56 Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing...

Vol. 2, No.1. Hal. 53-61 ISSN: 2528-679X terpaut 11,98% dan indicator C6 terpaut 14,91%. Uji Prasyarat Analisis Pretest dan Posttest Setelah diperoleh data, maka dapat dilanjutkan pengujian hipotesisnya, akan tetapi sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu terhadap data hasil penelitian yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas, dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest No. Nilai Signifikan Keterangan 1. Pretest 0,120 > 0,05 Data normal 2. Posttest 0,223 > 0,05 Data normal normalitas digunakan dengan bantuan program SPSS 16.0 terknik Kolmogorov- Smirnow. Berikut adalah hasil uji normalitas data yang di dapat dari output SPSS. Berdasarkan hasil uji normalitas seperti yang terlihat pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai signifikasi data hasil pretest 0,120 > 0,05 maka dapat dikatakan data hasil pretest terdistribusi normal dan nilai signifikasi data hasil postest 0,223 > 0,05 sehingga dapat dinyatakan data hasil postest juga terdistribusi normal. Uji Homogenitas Setelah kedua sampel penelitian tersebut dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan varians setiap kelompok data. Uji homogenitas digunakan dengan bantuan program SPSS 16.0 terknik Levene Statistic. Berikut adalah hasil uji normalitas data yang di dapat dari outpot SPSS. Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai signifikasi data pretest dan postest 0,431 > 0,05 sehingga dapat dinyatakan data pretest dan postest homogen. Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Nilai Signifikan Keterangan Pretest dan Posttest 0,431 > 0,05 Homogen Uji Hipotesis Setelah data dinyatakan normal dan homogen, maka uji hipotesis menggunakan uji paired sample t-test dengan bantuan program SPSS versi 16.0. Uji paired sample t-test. Berikut ini merupakan hasil analisis uji t kemampuan kognitif siswa: Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Nilai T hitung > T tabel Keterangan 7,607 > 2,026 H a diterima Berdasarkan Tabel 5 di atas, dapat dibaca bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai tersebut kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Sementara itu dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 38 orang, maka nilai derajat kebebasan (dk) = n 1 = 38 1 = 37 dan taraf kesalahan 5% untuk uji dua pihak maka dapat diketahui nilai t tabel = Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 57

2,026 dan t hitung = 7,607. Dari perhitungan tersebut diperoleh 7,607 > 2,026 (t hitung > t tabel ) dan nilai signifikasi yang diperoleh 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima, pada pretest dan posttest materi perubahan lingkungan dan daur ulang limbah memiliki kemampuan kognitif yang tidak sama atau berbeda nyata setelah diberi perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hasil Observasi Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan diperoleh data seperti pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Data Hasil Observasi No. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing Persentase tiap pertemuan P1 P2 1 Menyajikan masalah 2 Membuat hipotesis x 3 Merancang percobaan 4 Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi 5 Mengumpulkan dan mengelolah data 6 Membuat kesimpulan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Hal ini terlihat dari perhitungan, diperoleh nilai rata-rata pretest yaitu 69,34, nilai rata-rata posttest yang didapat yaitu 83,82 dan nilai rata-rata n-gain dari 38 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai sebesar 0,57, dengan nilai perhitungan n-gain >0,7 diperoleh 17 siswa, 0,3-0.7 diperoleh 14 siswa dan <0,3 diperoleh 8 siswa. Perbedaan ini terlihat pada perolehan nilai pretest, nilai di atas 75 terdapat 12 siswa atau 31,58% dengan kualifikasi tuntas sedangkan yang tidak tuntas terdapat 26 siswa atau 69,42%. Sedangkan data posttest diketahui terdapat 32 siswa atau 84,21% yang tuntas sedangkan 6 siswa atau 15,79% tidak tuntas. Setelah diperoleh data, maka dapat dilanjutkan pengujian hipotesisnya, akan tetapi sebelum dilakukan pengujian hipotesis perlu dilakukan uji prasyarat analisis. Berdasarkan dua uji asumsi dasar yang dilakukan, dapat dilihat bahwa uji normalitas dengan Kolmogrof-Smirnov menunjukkan semua data dalam penelitian ini terdistribusi normal. Hasil uji homogenitas varians dengan Levene Statistic menunjukkan semua data berasal dari varian yang sama (homogen). Dengan terpenuhinya semua asumsi dasar tersebut, maka selanjutnya dapat dilakukan uji hipotesis melalui uji-t dengan Paired Sample T-Test. Hasil uji t diperoleh t hitung = 7,607 dan t tabel = 2,026. Karena t hitung > t tabel, maka H a diterima. Dengan ditolaknya H 0 dari hasil pengujian uji t maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Rendahnya rata-rata nilai pretest siswa ini disebabkan peserta didik kurang memahami materi yang telah diajarkan 58 Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing...

Vol. 2, No.1. Hal. 53-61 ISSN: 2528-679X dengan menggunakan metode ceramah. Selain itu, guru menjadi satu-satunya sumber informasi sehingga mengakibatkan pelajaran tidak menarik bagi siswa dan perhatian siswa terhadap pelajaran berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2015: 57), yang menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar yang terpusat pada guru akan mengakibatkan keaktifan siswa tidak optimal, sehingga siswa menjadi bosan, pasif dan mencatat saja. Tingginya nilai rata-rata posttest siswa dikarenakan peserta didik aktif berdiskusi dan melaksanakan percobaan sesuai dengan tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing sehingga kemampuan kognitif peserta didik meningkat. Menurut Hamalik (2010: 188), model pembelajaran inkuiri terbimbing melibatkan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Siswa melakukan penyelidikan, sedangkan guru membimbing mereka kearah yang tepat/benar. Model inkuiri terbimbing masih memegang peranan guru dalam memilih topik/bahasan, pertanyaan dan penyediaan materi. Akan tetapi siswa diharuskan untuk mendesain atau merancang penyelidikan, menganalisis hasil dan sampai kepada kesimpulan. Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan stimulasi atau pengantar peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuanya dalam menemukan konsep dan prinsip ilmiah secara mandiri sehingga kemampuan intelegensi peserta didik meningkat dan memberikan kemampuan daya ingat peserta didik dalam pembelajaran biologi, sehingga pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan proses pengajaran menjadi Studen centered (Slameto, 2015: 57). Keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat juga dari hasil observasi. Nilai observasi adalah nilai keterlaksanaan model pembelajaran apakah terlaksana dengan baik atau tidak dan sebagai data pendukung penelitian. Berdasarkan hasil observasi, pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berlangsung baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase indikator pada setiap pertemuan. Pencapaian indikator pada pertemuan pertama yaitu sebesar 81,25% termasuk kategori baik dan pada pertemuan kedua persentase pencapaian yaitu sebesar 87,50% termasuk kategori sangat baik. Maka dapat disimpulkan bahwa persentase pencapaian indikator berlangsung stabil dan meningkat dengan rata-rata pencapaian Pencapaian indikator berlangsung stabil dan meningkat dengan rata-rata pencapaian indikator dengan persentase 84,37% termasuk kategori baik. Walaupun demikian ada beberapa hal yang menjadi evaluasi dari pelaksanaan model pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut, yaitu: alokasi waktu/jam pelajaran yang sangat singkat menyebabkan kurang optimal dalam melakukan penelitian, belum terbiasanya siswa dengan pembelajaran inkuiri dan walaupun model pembelajaran yang digunakan sebagian besar adalah eksperimen namun tetap saja peran guru sebagai pemberi informasi masih dominan. Secara umum, pada pertemuan pertama teramati bahwa siswa masih bingung bagaimana untuk merancang prosedur percobaan dan mengungkap pertanyaan dan pendapat saat persentasi. Kebingungan siswa dalam merancang prosedur percobaan disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Dari hasil pengamatan, dari 6 kelompok hanya ada 2 kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Menurut Wahyudin (2010: 59) dalam Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 59

Anggraini, Fitriani dan Harmoko (2017: 14), mengatakan bahwa pada model pembelajaran inkuiri terbimbing ini guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang ditetapka oleh guru. Jadi, dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa masih sangat wajar jika pada pertemuan pertama ini masih ada siswa yang belum mampu menyelesaikan tugasnya karena mereka masih beradaptasi dan masih perlu bimbingan dari guru. Selain itu, pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama berlangsung masih ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan karena model pembelajaran ini termasuk baru diterapkan di kelas ini. Kebanyakan siswa tetap pasif dan belum beradaptasi dengan perubahan model pembelajaran yang diajarkan guru. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suryosubroto (2009: 186), bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kelemahan antara lain dipersyaratkan keharusan kesiapan mental pada peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran. Pada pertemuan selanjutnya, siswa sudah mulai beradaptasi dan banyak siswa yang berani mengungkapkan pendapat dan mengajukan pertanyaan. Dari hasil pengamatan, dari 6 kelompok terdapat 4 kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik sedangkan 2 kelompok lainnya masih terdapat perbaikan dan diberikan bimbingan dalam penyelesaian tugasnya. Namun hasil ini sudah mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini siswa yang kurang aktif pada pertemuan sebelumnya menunjukkan kemajuan dengan ikut berpatisispasi dalam mempresentasikan hasil percobaan. Faktor penyebabnya yaitu siswa sudah memahami materi dan aktif dalam pembelajaran model pembelajaran inkuiri terbimbing. Menurut Lutfi (2013: 63) dalam Anggraini, Fitriani dan Harmoko (2017: 14), mengatakan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang membantu siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menemukan sendiri. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata pretest 69,34 dan posttest 83,82 dengan hasil uji t t hitung = 7,607 dan t tabel = 2,026 yang menunjukkan bahwa hipotesis H 0 ditolak dan H a diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kemampuan kognitif siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Saran penelitian selanjutnya dapat melengkapi aspek afektif dan psikomotorik. RUJUKAN Anderson, L., W., dan Krathwohl, D., R. 2001. A Taxonomy for Learning Teaching and Assesing: A Revision of Bloom s Taxonomy of Education Objectives. New York: Addison Wesley Longman, Inc. Anggraini, R., N., Fitriani, L., dan Harmoko. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA. Palembang: Universitas STKIP-PGRI Lubuk Linggau. Volume 1 Nomor 2. Hamalik, O. 2010. Perencanaan Pendekatan Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. 60 Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing...

Vol. 2, No.1. Hal. 53-61 ISSN: 2528-679X Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Slameto. 2015. Belajar dan FAktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sudarisman. S. 2015. Memahami Hakikat Dan Karakteristik Pembelajaran Biologi Dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 Serta Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013. 2 (1), 250 Suhardi. 2007. Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta: FMIPA UNY. Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Susanti. 2014. Metode Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Sains Biologi Siswa Kelas VII SMP N 1 Ngawen. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana. Fatiqin, Awalul, dkk Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing... 61