BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak perusahaan bermunculan dan melakukan suatu kegiatan menufaktur dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. makin banyaknya perusahaan yang menjalani proses produksi di Indonesia. Makin

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penurunan nilai pertumbuhan industry pada setiap tahunnya. Pada 2004

BAB III HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. penetapan anggaran persediaan bahan baku pada PT. Foximas Mandiri Bandung.

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 GOLONGAN PETERNAKAN DAN NAMA JABATAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 357 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan industri otomotif di Indonesia, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 3 DESKRIPSI UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didistribusikan ke toko toko bangunan atau galangan. CV VARIA berdiri tahun

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 358 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih memperhatikan efesiensi dan efektifitas dalam segala hal. Mengoptimalkan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. PT United Tractors Tbk (PTUT) merupakan salah satu distributor alat-alat berat

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

1. Bagaimana awal berdirinya PT. Kusuma Kemindo Sentosa? Apakah profil. perusahaan distributor yang berurusan terutama di bidang industri kimia,

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB I PENDAHULUAN. biaya simpan, serta mampu mengirimkan produk pada waktu yang disepakati.

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 354 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III OBJEK PENELITIAN. IO. Penulis akan melakukan observasi dan wawancara secara langsung ke

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelum mengambil keputusan. Baik keputusan untuk mengganti atau

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Jakarta pada tahun PT BBU merupakan perusahaan pabrikasi dengan

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing

BAB IV GAMBARA UMUM PERUSAHAAN. ORIFLAME adalah suatu perusahaan yang telah beroperasi di 60 negara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Pembagian 17 mesin di PT. Dwi Indah Divisi Plastik (Sumber : Divisi Plastik PT. Dwi Indah)

PROYEK AKHIR SISTEM MANAJEMEN MUTU PERUSAHAAN SARI ROTI. PT NIPPON INDOSARI CORPINDO,Tbk.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berusaha memanfaatkan semua sumber daya atau aset yang

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun

PERENCANAAN WAKTU YANG OPTIMAL DALAM PEMBELIAN KOMPONEN BELT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 464 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri yang pesat saat ini, menimbulkan banyak persaingan yang

BAB III ANALISA MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan konsumen sehingga keinginan dari konsumen tersebut dapat. memiliki daya saing yang kuat di pasarnya.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dan perancangan terhadap sistem informasi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dunia bisnis yang sangat cepat membuat keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bertahan. Setiap organisasi dituntut untuk siap menghadapi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Alamat : Jl. Rungkut Asri Utara VI/2 Surabaya

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ABSTRACT...

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. : Hitech Mall Lt. 1C-68, Jl.Kusuma Bangsa Surabaya.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. maupun pendistribusian barang dalam hal ini adalah distributor.

BAB I PENDAHULUAN. dari persaingan usaha yang tidak sehat. Kriteria UKM menurut UU No. 9

BAB I PENDAHULUAN I-1

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 1 PENDAHULUAN. menekankan pada perlunya costumer satisfaction dalam menjalankan usahanya,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, industri manufaktur sudah berkembang pesat di Indonesia. Banyak perusahaan bermunculan dan melakukan suatu kegiatan menufaktur dan proses produksi. Perusahaan-perusahaan tersebut setiap waktu berusaha untuk meningkatkan kualitas hasil produksi. Perusahaan bersaing untuk mendapat pasar yang lebih banyak dan berupaya mendapat perhatian dari para konsumen. Setiap industri dituntut untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi perusahaan untuk menghadapi persaingan yang ada saat ini. Karena dengan hal ini, perusahaan manufaktur tersebut akan terus mendapat kepercayaan dari para konsumen. Di sini perusahaan bidang industri manufaktur harus menjaga proses produksi agar berjalan dalam kondisi operasi yang optimal. Optimal di sini berarti dapat memenuhi permintaan konsumen dengan tepat waktu dan berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut, banyak faktor yang harus diperhatikan. Sistem pemeliharaan dan perawatan merupakan hal yang sangat mempengaruhi suatu kelancaran produksi. Setiap peralatan, mesin atau fasilitas yang terlibat dalam proses produksi pasti akan mengalami keausan sehingga suatu hari pasti akan mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut tentunya akan mengganggu proses produksi perusahaan tersebut. Oleh sebab itu perusahaan harus menerapkan

2 sistem perawatan dan pemeliharaan mesin dan fasilitas dengan baik dan secara periodik. Dan juga perusahaan, harus mengetahui apa saja penyebab utama dari kerusakan yang terjadi pada mesin, sehingga pada saat melakukan pemeliharaan dan perawatan perusahaan mengetahui tindakan yang harus dilakukan PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk merupakan perusahaan industri manufaktur yang menghasilkan produk sepatu dan sendal, baik sepatu resmi dan santai untuk pria maupun wanita. PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk ini melakukan proses produksi secara terus menerus dan dituntut untuk menghasilkan produk dengan baik dan tepat waktu. Karena produk sepatu yang dihasilkan ini merupakan salah satu produk yang paling diminati konsumen di Indonesia dari kalangan menengah ke bawah sampai kalangan menengah ke atas. Jadi dalam hal ini, perusahaan perlu menerapkan sistem perawatan yang baik. Perusahaan ini perlu menerapkan sistem perawatan yang dinamakan preventive maintenance. Karena sistem ini merupakan kegiatan perawatan dan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Preventive maintenance ini sangat penting karena kegunaannya sangat efektif di dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan critical unit. Terlebih lagi PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk memiliki banyak fasilitas yang termasuk golongan critical unit. Dan juga pihak PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk dapat menganalisis penyebab utama dari kerusakan dan mengetahui tindakan untuk

3 mengatasi penyebab kerusakan tersebut. Dengan demikian semua fasilitas produksi preventive maintenance akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi atau keadaan yang siap digunakan untuk proses produksi pada setiap saat. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam proses menghasilkan produk yang dilakukan perusahaan, sudah diterapkannya sistem maintenance terhadap mesin, peralatan dan fasilitas yang digunakan. Tetapi biasanya maintenance dilakukan apabila mesin atau fasilitas telah mengalami kerusakan. Dan sistem perawatannya tidak teratur. Perawatan dan pemeliharaan yang tidak teratur akan mengganggu jalannya proses produksi. Karena mesin akan rentan sekali terhadap kerusakan dan kerusakan tersebut akan terjadi sewaktu waktu dengan waktu yang tidak terduga. Dan juga, perusahaan harus dapat mengetahui penyebab utama kerusakan dari mesin, peralatan dan fasilitas yang digunakan. Oleh karena itu diadakannya tindakan pencegahan dan perawatan secara tepat dan teratur sehingga reliability mesin-mesin dapat meningkat dan stabil. Dengan sistem pencegahan dan perawatan dengan teratur, yang lebih dikenal dengan sistem Preventive Maintenance perusahaan dapat menentukan jadwal perawatan terhadap mesin mereka terutama yang termasuk dalam golongan critical unit. Karena dengan adanya sistem ini, kerusakan mesin dapat diminimalisasi. Sehingga proses produksi akan berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

4 1.3 Ruang Lingkup Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan pembatasan masalah pada pembahasan yang akan dibahas. Hal ini dikarenakan agar objek penelitian dapat terarah sesuai dengan yang dimaksudkan dan pada akhirnya tujuan serta manfaat dari penelitian ini tidak menyimpang dari yang diinginkan. Dimana pembatasan masalah tersebut ialah sebagai berikut : Penelitian dilakukan di PT. Sepatu Bata Indonesia Tbk, dan difokuskan pada departemen 440/441 atau yang lebih dikenal dengan men summer shoes department. Penelitian ini membahas mengenai penerapan sistem Maintenance pada mesin dan peralatan serta fasilitas yang digunakan pada departemen 440/441. Penelitian ini, tidak memperhitungkan mengenai biaya yang dikeluarkan dengan diterapkannya sistem Preventive Maintenance tersebut. Penelitian ini juga membahas mengenai penentuan penyebab penyebab kerusakan pada mesin dan peralatan berdasarkan observasi dan wawancara langsung terhadap pihak maintenance perusahaan.

5 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut : Menentukan frekuensi pemeriksaan yang optimal. Menentukan interval waktu pemeriksaan yang optimal. Membandingkan reliability komponen kritis pada kondisi sekarang ( tanpa perawatan pencegahan ) dengan kondisi usulan ( dengan perawatan pencegahan ) Menentukan penyebab utama kerusakan terhadap mesin dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut : Untuk memperoleh penjadwalan pemeriksaan dan perawatan yang optimum pada mesin. Untuk Membandingkan reliability komponen kritis pada kondisi sekarang ( tanpa perawatan pencegahan ) dengan kondisi usulan ( dengan perawatan pencegahan ) Untuk mempengaruhi solusi yang terbaik agar dapat memperkecil downtime yang terjadi pada tiap-tiap mesin. Untuk mendapatkan penyebab utama kerusakan terhadap mesin dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP)

6 1.5 Gambaran Umum Perusahaan ( Objek Penelitian ) PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk merupakan suatu perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang per-sepatu-an. Di tahun 2006 ini, tepatnya pada tanggal 15 Oktober, Bata Indonesia telah berusia 75 tahun. Dibawah ini sekilas sejarah perkembangan PT. Sepatu Bata. Mungkin masyarakat belum mengetahui bahwa Organisasi Dunia BATA dimulai di Zlin, Moravia (kemudian dikenal dengan Czekoslavia) dalam tahun 1894 (24 Agustus 1894) sewaktu TOMAS BATA bersama saudara laki-lakinya, ANTONIN memulai usaha pembuatan sepatu di sebuah rumah sewaan di pusat kota. Usaha BATA bersaudara ini sejak semula telah terorganisir dengan baik, dibandingkan dengan pengrajin atau pengusaha-pengusaha kecil yang banyak terdapat pada waktu itu, dan melayani pesanan secara perorangan. Dari permulaan yang kecil ini, dan juga banyak dipengaruhi oleh perjalanan-perjalanan dan kerjanya di Amerika Serikat pada masa pergantian abad ini. TOMAS BATA (saudara laki-lakinya meninggal pada tahun 1908) telah berhasil menguatkan perusahaannya hingga titik dimana dia mempunyai lebih dari 25.000 pegawai dikompleks pabriknya yang megah dan terdiri dari 120 gedung dalam tahun 1931.

7 Bata beroperasi di Indonesia sejak tahun 1931. Kegiatannya dimulai di sebuah gudang di Tanjung Priok dengan menjual sepatu-sepatu impor, sedangkan produksinya dimulai di Kalibata, Jakarta dalam tahun 1939. Dan kemudian berkembang pesat. Perkembangan-perkembangan yang pesat ini terhambat oleh Perang Dunia II. Namun setelah perang selesai, pabrik ini diperbaiki dan mulai beroperasi kembali pada tahun 1946. Sejak saat itu, Bata dengan mantap memperkuat kedudukannya sebagai pengusaha sepatu terkemuka di Indonesia. Pabrik utama dari PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk terletak di Kalibata, Jakarta Selatan. Dimana pabrik ini memiliki beberapa departemen produksi yang tergantung dari jenis produk yang dihasilkan dan masing-masing departemennya memiliki gedung atau pabrik yang berbeda-beda tapi tetap dalam satu lingkungan yang sama. Dimana departemen tersebut, yaitu rubber departement, sandals / ladies summer shoes departement, men summer shoes departement, dan kanvas departement. Setiap departemen melakukan kegiatan manufaktur proses produksi mulai dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi. Dan pada observasi dan pengamatan kali ini, pengamat lebih memfokuskan pada proses yang terjadi pada men summer shoes departement atau biasa disebut dengan departemen 440/441. Dimana pada Men Summer Shoes Departement ini terbagi atas dua proses pengolahan dan produksi, yaitu proses produksi untuk sepatu tipe men dressed dan moccasin. Tetapi pada umumnya kedua tipe sepatu ini memiliki langkah proses pengolahan dan produksi yang sejenis, dimana proses tersebut terdiri dari tiga langkah utama, yaitu Manipulating, Sewing, dan Assembling.

8 Kini Bata Indonesia memperkerjakan kurang lebih 1859 karyawan tetap di pabrik Kalibata, cabang Medan, cabang Surabaya, dan pabrik Purwakarta, serta ribuan lainnya mengantungkan hidupnya pada perusahaan ini dengan mengusahakan toko pengecer khusus, distributor dalam mendistribusikan produk-produk Bata. Adalah falsafah perusahaan untuk selalu menempatkan tenaga-tenaga Indonesia dalam struktur manajemennya. Dalam setiap kesempatan tenaga-tenaga ahli ini melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mengkuti kursus-kursus dan pertemuan-pertemuan untuk mewakili Perusahaan. Dibawah ini ditampilkan struktur organisasi pada PT. Sepatu Bata Indonesia, Tbk :

9 (Sumber : Arsip Perusahaan) Gambar 1.1 Struktur Organisasi President Director Jabatan ini memiliki fungsi sebagai posisi yang menentukan jalannya perusahaan yang ditinjau dari segala aspek, baik itu menentukan jalannya produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan secara keseluruhan. Dalam hal ini, Presiden Direktur dibantu oleh direktur-direktur lain dari departemendepartemen yang ada di dalam perusahaan tersebut. Production

10 Production Bagian Production merupakan bagian yang merealisasikan seluruh planning dan konsep yang ingin dihasilkan menjadi suatu produk jadi yang akan dikeluarkan ke pasaran. Bagian ini yang bertanggung jawab atas jalannya proses produksi yang harus dihasilkannya dengan memenuhi target estimatenya. Purchasing Bagian ini memiliki fungsi dimana melakukan pembelian dan pemesanan. Pembelian dan pemesanan yang dilakukan bagian Purchasing antara lain dalam hal pembelian material. Bagian Purchasing yang melakukan pemesanan material yang dibutuhkan untuk keperluan produksi. Dan tentunya pembelian dan pemesanan yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan. Product Development Support Product Development Support sebagai bagian yang berfungsi untuk merancang atau mengembangkan produk yang sudah ada, agar produk produk tersebut tidak monoton dan dapat mengikuti permintaan yang diinginkan pasar. Bagian ini membuat mulai dari konsep sampai dengan prototype produk yang dikembangkan. Setelah itu baru diajukan untuk menjadi produk yang akan diproduksi.

11 Marketing Marketing merupakan bagian yang menjalankan tugas pemasaran produk produk yang telah dihasilkan terhadap konsumen. Bagian Marketing juga membuat suatu Production Estimate yang diberikan ke bagian Produksi. Dimana di dalamnya berisi mengenai berapa banyak jumlah produk yang diestimasikan untuk diproduksi. Financial Departemen Financial memiliki fungsi sebagai accounting perusahaan ini. Kemudian bagian Financial berfungsi sebagai pemegang pengendalian data, baik dalam hal penjualan maupun pembelian. Human Resources Bagian ini merupakan divisi yang berkaitan dengan segala hal mengenai sumber daya manusia didalam pabrik. Baik itu dalam hal perekrutan pegawai baru, training pegawai, kesejahteraan pegawai sampai dengan pemberhentian masa kerja pegawai. Merchandising Bagian Merchandising memiliki tugas untuk menyerap trend pasar untuk diterapkan ke produksi. Bagian ini juga bertugas untuk membuat Sales Report, dimana laporan ini digunakan sebagai dasar pembuatan planning ke depan. Dan juga sebagai penyeleksi produk-produk yang akan di jual untuk waktu yang akan dating.

12 Costing Bagian costing memiliki fungsi untuk merincikan jumlah pengeluaran biaya yang dikeluarkan untuk keperluan dalam menghasilkan produk, sebagai contoh biaya-biaya material yang harus dikeluarkan. Dan hal itu semuanya tertuang dalam Costing Ticket.