ANALISIS PUISI SAPARDI DJOKO DAMONO CERMIN 1 DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

SILABUS. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Matakuliah & Kode : Pengantar Kajian Sastra, INA 412 SKS : Teori 4 Praktik 0

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

KETERAMPILAN MENULIS PUISI DITINJAU DARI ASPEK KOSAKATA DAN DIKSI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ABSTRACT

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI PUISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 35 PADANG E- JURNAL ILMIAH YELCHI AMNUR NPM

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

CITRAAN DALAM KUMPULAN PUISI MELIPAT JARAK KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO JURNAL ILMIAH

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL...i. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii. HALAMAN PENETAPAN UJIAN...iii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...iv. KATA PENGANTAR...

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA BERITA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 37 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI EKOWATI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII MTs NEGERI PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER KRITIK SASTRA I (BDI 2133) Pengampu: Drs. Heru Marwata, M.Hum.

Oleh: J U R I A H Guru SD Negeri Balagedog Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS DI KELAS XI SMA

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut sastra. Sastra menurut Fananie (2000:6), Literature is a fiction which is

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Analysis of Song Lyric and Its Application in Language Style and Poetry Learning in Primary School

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

KEMAHIRAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 TANJUNGPINANG TAHUN AJARAN 2012 / 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

PENGGUNAAN TEKNIK PANGGIL PENGALAMAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 5 PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL PENELITIAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VII.2 SMP ADABIAH PADANG

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL INKUIRI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

JURNAL STRUKTUR FISK DAN BATIN KUMPULAN PUISI HUJAN BULAN JUNI SEPILIHAN SAJAK SAPARDI DJOKO DAMONO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

KEMAMPUAN MENULIS SYAIR MAHASISSWA SEMESTER VI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN AJARAN 2012/2013

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

PENGEMBANGAN TEMA CINTA DALAM LIRIK-LIRIK LAGU JONAS BROTHERS JURNAL. Oleh : ENDA SUOTH

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

Struktur Fisik dan Struktur Batin Antologi Geguritan Kristal Emas Karya Suwardi Endraswara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya di Kelas XI SMA

SILABUS APRESIASI PROSA DR 428. Dr. Ruswendi Permana, M. Hum. Dr. Retty Isnendes, M.Hum. Dian Hendrayana, S.S., M.Pd. PROSEDUR PELAKSANAAN PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

KEMAHIRAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA BINTAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 SAMBI TAHUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

STRATEGI DAN PERANAN KURIBAYASHI TADAMICHI PADA PERANG IWOJIMA DALAM NOVEL CHIRUZO KANASHIKI KARYA KAKEHASHI KUMIKO (Melalui Pendekatan Mimesis)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

SILABUS KAJIAN PUISI INDONESIA (IN 209)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan struktural (objektif). Metode dan pendekatan ini dianggap

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNIK BRAINWRITING PADA PESERTA DIDIK SD/MI KELAS V

ANALISIS CITRAAN DAN DIKSI PADA PUISI WAHAI DIRIKU KARYA USTADZ JEFRI AL BUCHORI

PENGGUNAAN MEDIA TAYANGAN JEJAK PETUALANG TRANS7 PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA KARYA HANUM SALSABIELA RAIS DAN RANGGA ALMAHENDRA SKRIPSI

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS X SMA N 1 KECAMATAN BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MIND MAPPING E JURNAL

IMPLEMENTASI METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

DR407 TEORI SASTRA: S-1, 3 SKS, SEMESTER 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang Struktur Puisi Pesanku Karya Asmara Hadi dan Puisi

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

Analisis Unsur Intrinsik Puisi Tema Guru Karya Siswa Kelas V SDN 1 Nagarasari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER

Transkripsi:

P ISSN 2614-624X E ISSN2614-6231 ANALISIS PUISI SAPARDI DJOKO DAMONO CERMIN 1 DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIKA 1 Imas City, 2 Neng Shalihah, 3 Restu Bias Primandhika 1,2,3 IKIP Siliwangi 1 imascity322@yahoo.co.id, 2 neng.shalihah@gmail.com, 4 restu@ikipsiliwangi.ac.id Abstract This study aims at (1) analysing the poem entitled Cermin 1semiotically (2) describing the results of the analysis of poem entitled Mirror 1 by Sapardi Djoko Damono and (3) defining the outline of the theme of the poem. Descriptive method is used to describe the contents of a poem. The poem Cermin 1 was analysed semiotically to acknowledge the meaning and signs of literary words so that the meaning could be conveyed to readers. The result shows that the poem has a function to declare something that is not textual, but the mirror only wants to show it, not voicing. Therefore, the shadow on the mirror can introspect itself because the shadow couldnever did such bad deeds. It can only be silenced in the mirror as a signified, with a mirror its signifier. Keywords: Semiotic, Poetry, Cermin 1 Abstrak Penelitian ini berujuan untuk (1) menganalisis puisi tersebut secara semiotik, (2) mendeskripsikan hasil analisis puisi berjudul Cermin 1 dan (3) mendefinisikan pokok-pokok masalah pada tema puisi tersebut. Metode deskriptif adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menceritakan atau menggambarkan isi dari puisi yang dianalisis. Puisi Cermin 1 dianalisis dan dibahas secara semiotik guna mengetahui tentang makna dan tanda-tanda kebahasaannya sehingga makna yang tersembunyi pada puisi tersebut dapat terungkap dengan jelas. Hasil menunjukkan bahwa puisi tersebut memaknai sesuatu secara tidak tekstual, cermin hanyalah menunjukkan wujud yang ada di depannya, bukan menyuarakan atau mengutarakan apa yang tergambar dalam bayangan cermin tersebut. Oleh karena itu, gambaran pada cermin dapat mengintrospeksi diri karena bayangan itu tidak pernah melakukan perbuatan buruk. Ia hanya mampu terdiam pada cermin sebagai petanda (signified), dengan cermin penandanya (signifier). Kata kunci: Semiotik, Puisi, Cermin 1 PENDAHULUAN Sastra adalah hasil pemikiran, perasaan, manusia yang membangkitkan daya imajinasi lebih umum dan bebas. Fiksi yang ada di dalam karya sastra berupa karangan ataupun pengalaman yang dapat dicurahkan pada suatu tulisan menggunakan bahasa yang menarik, tidak baku. Puisi, salah satu dari bentuk fiksi, mengandung makna tersirat. Puisi dapat memotivasi para pencinta tulisan terutama para pembaca yang tertarik untuk mengetahui arti dari makna tersirat dari suatu puisi melalui analisis. Karya sastra banyak diminati para peneliti terutama pada analisis sebuah makna tersirat pada sebuah karya sastra. Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono Cermin 1 dengan Pendekatan Semiotika 1015

Sastra merupakan sarana pengajaran yang memberikan petunjuk, petunjuk bagi para pembacanya agar mampu memahami makna karya sastra tersebut. (Sumardjo & Saini, 1986) dalam Rokhmansyah (2014) mengemukakan bahwa sastra merupakan suatu ungkapan seseorang dari hasil pemikiran, pengalaman, perasaan, ide, berupa ketentuan penjelasan nyata.. Kosasih (2012) mengungkapkan bahwa puisi merupakan kata-kata indah yang kaya makna dalam bentuk karya sastra. Puisi yang indah disebabkan adanya rima, majas, irama, dan diksi yang terdapat dalam puisi tersebut. Adapun perbendaharaan arti dalam puisi dipengaruhi oleh segala unsur bahasa. Bahasa sehari-hari sangatlah berbeda dengan bahasa dalam puisi. Puisi menggunakan bahasa yang singkat, tetapi maknanya begitu banyak dan bervariatif. Dilihat dari pendapat tersebut, maka puisi bagian dari karya sastra yang mengandung katakata indah, syarat akan makna. Bahasa sehari-hari tentu berbeda dengan penggunaan bahasa yang ada dalam puisi, karena sebuah puisi dipengaruhi oleh majas, rima, diksi dan irama. Penggunaan bahasanya lebih ringkas dan syarat akan makna. Diksi yang digunakan mengandung banyak tafsiran dan pengertian. Puisi merupakan suatu karya sastra dengan menggunakan kata-kata sebagai alat penyampaiannya untuk menghasilkan daya imajinasi (Aminudin, 2011). (Teeuw, 1984) dalam Pradopo (2010) mengemukakan bahwa Puisi merupakan karya sastra yang dapat dianalisis dari bebagai aspek atau sudut pandang. Aspek tersebut dapat berupa struktur dan unsur-unsur puisi, jenis-jenis dan ragamnya ataupun dari aspek sudut kesejarahannya yang di dalamnya terdapat sarana-sarana kepuitisan. (Pradopo, 2010) mengemukakan bahwa secara semiotik puisi (sajak) merupakan tanda-tanda yang tersusun secara taratur dan mempunyai makna ditentukan oleh konvensi, menganalisis sajak sama dengan memahami makna sajak. Makna dari sebuah sajak bukan hanya arti dari sebuah bahasa, melainkan terdapat arti pelengkap berdasarkan kesepakatan sastra yang bersangkutan. Sehingga analisis pendekatan struktural dan semiotik penting dalam mengkaji sajak. Pengkajian puisi menurut (Abrams, 1981) dalam Nurgiyantoro (2013)bahwa bahasa sebagai sebuah susunan tanda (sign), dalam teori Saussure terdapat unsur-unsur yang selalu melekat yaitu signifiend (petanda) dan signifier (penanda). Penanda yaitu katakata yang sebenarnya. Sedangkan, petanda mengandung unsur makna tersirat yang memerlukan pengkajian yang bersifat semiotik. 1016 Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono Cermin 1 dengan Pendekatan Semiotika

Sepertinya dikemukakan Pirmansyah, Anjani, & Firmansyah (2018) mengenai analisis semiotika pada puisi karya Sapardi yang memiliki pemaknaan yang unik dan menarik untuk diapresiasi karena dari karakter penulisnya. Kajian puisi Cermin 1 dianalisis melalui pengkajian semiotik. Dalam mengkaji atau menganalisis puisi tersebut kami fokus terhadap garis besar dalam analisis semiotik yaitu memberi tanda dan yang ditandai. Dengan menganalisis menggunakan kajian semiotik, peneliti juga dapat mengetahui makna tersirat dari puisi tersebut yang menjadi tanda dan penanda suatu karya Sapardi. METODE Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menceritakan atau menggambarkan isi dari puisi yang dianalisis. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2013) yang menggungkapkan bahwa penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menjelaskan secara teratur menurut sistem, berdasarkan kenyataan dan teliti mengenai kenyataan. Kajian yang digunakan untuk menganalisis puisi Cermin 1 1994 adalah analisis semiotik. Pradopo (2010) mengungkapkan, analisis semiotik berhubungan dengan lapangan tanda, yaitu pengertian suatu tanda. Dalam pengertian tanda, ada dua yang difokuskan, yaitu bentuk tanda bisa disebut juga dengan penanda (signifier) atau sesuatu yang menandai dan arti tanda yang nerupakan petanda (signified) atau yang ditandai. Penelitian ini dilaksanakan dengan langkah-langkah pengumpulan data, memastikan ketepatan analisis bahasa dalam sastra yang dianalisis secara semiotik. Adapun langkahlangkah tersebut diawali dengan (1) memilih puisi dan membaca puisi (2) menganalisis puisi tersebut secara semiotik (3) mendefinisikan pokok utama tema dari puisi tersebut. Puisi yang dipilih yaitu puisi Cermin 1. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil penelitian analisis semiotik pada puisi Cermin 1 dapat dilihat bahwa puisi tersebut menyatakan secara tekstual, cermin hanya menunjukkan wujud, bukan menyuarakan melalui ungkapan. Sapardi menghubungkan antara pemberi tanda dan yang ditandai dengan cara,menggambarkan setiap manusia harus mengintrospeksi diri, hal terlihat dari makna puisi Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono Cermin 1 dengan Pendekatan Semiotika 1017

tersebut yaitu bayangan manusia pada cermin tidak mampu melakukan apa-apa. Namun seseorang dalam bayangan seperti itu dapat bersikap sebaliknya. Maka, bayangan dalam dalam cermin dapat mengintrospeksi dirinya karena bayangan tidak mungkin melakukan perbuatan buruk, bayangan itu hanya mampu terdiam sebagai petanda (signified), dengan cermin penandanya (signifier). PEMBAHASAN (Culler, 1977) dalam Nurgiyantoro (2013) mengutarakan bahwa bahasa merupakan sebuah susunan tanda dilihat secara semiotik yang berasal dari teori Saussure. Sebagai tanda bahasa mampu mewakili sebuah makna. Dari pandangan tersebut dapat dimaknai bahwa penelitian ini lebih difokuskan pada tanda dan penanda terhadap puisi Cermin 1, karya Sapardi Djoko Damono berikut ini. CERMIN 1 cermin tak pernah berteriak; ia pun tak pernah meraung, tersedang, atau terisak, meski apa pun jadi terbalik di dalamnya barangkali ia hanya bisa bertanya: mengapa kau seperti kehabisan suara? (Damono, 1994) Definisi dari 'CERMIN adalah sebuah kaca bening yang merupakan benda mati. melalui cermin kita bisa melihat bayangan apapun di depannya. Makna yang terkandung pada larik pertama, kedua, dan ketiga menerangkan bahwa cermin yang memang benar-benar benda mati, tentu tidak dapat berperilaku layaknya makhluk hidup. Cermin hanya memperlihatkan benda didepannya dan cermin tidak dapat mengatakan apapun yang berada didalamnya. Pada larik selanjutnya menerangkan mengenai makna cermin yang digambarkan seperti halnya manusia. Ditandai dengan cermin yang mungkin dapat berkata kepada sesuatu yang ada di depannya cermin. Cermin penandanya (signifier), dengan manusia yang harus mengintrospeksi diri sebagai petanda (signified). cermin hanya menampilkan atau memperlihatkan bukan menyuarakan. cermin hanyalah menunjukan wujud, bukan menyuarakan. Ia tidak mampu melarang sesuatu yang cermin tidak suka jika benda tersebut ada di hadapannya, melainkan hanya menunjukkan sesuatu, tanpa mengatakan apa pun. Sapardi membuat hubungan antara penanda dan petanda dengan cara menggambarkan setiap 1018 Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono Cermin 1 dengan Pendekatan Semiotika

manusia harus mengintrospeksi diri, hal ini dapat dilihat pada puisi yang diibaratkan bayangan manusia dengan ketidak berdayaannya melakukan apa-apa. Dari penjabaran di atas Sapardi dalam puisinya menggambarkan cermin itu adalah manusia, begitu pula ketika benda mati tersebut dihidupkan pada puisi melalui majas personifikasi. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis semiotik puisi Cermin 1, dapat disimpulkan bahwa puisi tersebut erat kaitan maknanya dengan tema moral. Pada pembahasan puisi Cermin 1 karya (Damono, 1994) ini, menunjukkan meski tidak berkata apa pun, cermin selalu memperlihatkan gambaran seperti aslinya, apa adanya. Apa yang terlihat di dalam dan di luar cermin itulah kejujuran. Keutamaan moral itu membutuhkan proses melalui pendidikan dalam arti yang umum, yang perlu ditegaskan bukan hanya mengenai belajar untuk mampu mengungkapkan kata-kata tetapi juga belajar untuk bisa mengendalikannya. Belajar untuk bicara yang penting, bukan yang penting bicara. Lebih dari itu belajar untuk diam, berhening, berefleksi, bermeditasi, berkontemplasi. Inilah pesan lain dari puisi Cermin 1. Hal yang dapat dipahami dari larik empat dan lima yaitu cermin hanya bisa diam tanpa bersuara. Sapardi menghubungkan antara yang ditandai dengan yang menandai dengan cara menggambarkan bayangan pada cermin dapat digunakan sebagai alat mengintrospeksi dirinya karena bayangan tidak akan melakukan suatu perbuatan buruk. Bayangan hanya terdiam pada cermin sebagai petanda (signified), dengan cermin penandanya (signifier). DAFTAR PUSTAKA Abrams, M. H. (1981). A Glossary of Literary Terms. New york: Holt Rinehart and Winston. Aminudin. (2011). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Percetakan Sinar Baru Algensindo Offset Bandung. Culler, J. (1977). Structuralist Poetics, structuralism, Linguistics, and The Study of Literature. New york: Cornel Univercity Press. Damono, S. D. (1994). Manuskrip Puisi Hujan Bulan Juni. Jakarta: PT.Grasindo. Kosasih. (2012). Dasar-dasar keterampilan bersastra. Bandung: Yrama Widya. Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono Cermin 1 dengan Pendekatan Semiotika 1019

Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pirmansyah, P., Anjani, C., & Firmansyah, D. (2018). Analisis Semiotik dalam Puisi Hatiku Selembar Daun Karya Sapardi Djoko Damono. Parole (Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia), 1(3), 315 320. https://doi.org/10.22460/p.v1i3p%p.659 Pradopo, R. D. (2010). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rokhmansyah. (2014). Studi dan Pengkajian Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Sumardjo, Y., & Saini, K. M. (1986). Apresiasi Kesusastraan. Gramedia. Teeuw, A. (1984). Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. 1020 Analisis Puisi Sapardi Djoko Damono Cermin 1 dengan Pendekatan Semiotika