BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam. jangka pendek atau yang harus segera dibayar.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo.

BAB I PENDAHULUAN. tampak dari bertambahnya jumlah perusahaan-perusahaan baik pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, laporan keuangan merupakan suatu media penting

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. piutang dan perputaran kas terhadap tingkat likuiditas (current ratio dan quick ratio)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. sistem ekonomi pasar bebas, banyak perusahaan saat ini semakin giat dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kondisi tingkat inflasi saat ini yang sering berubah-ubah sesuai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari peran serta industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan. rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang financial akan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. (tidak langsung lunas) dan akan menimbulkan piutang usaha (account receivable).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. apakah perusahaanya mengalami kemajuan atau kemunduran. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan inovasi produk, meningkatkan kinerja karyawan, dan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi perusahaan tersebut. Dengan melihat persaingan yang ada maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pemimpin dalam sebuah perusashaan atau manajemen untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Likuiditas atau liquidity dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Menurut Munawir (2002 : 31), Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Secara umum pengertian likuiditas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan bisa dikatakan likuid jika perusahaan tersebut mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Sedangkan apabila perusahaan berada dalam keadaan tidak mempunyai cukup kemampuan membayar hutang jangka pendeknya, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan ilikuid. Eksistensi perusahaan akan diragukan, apabila perusahaan tidak lagi berkemampuan cukup untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Apabila hal ini terjadi pada perusahaan, berarti penilaian terhadap aspek-aspek yang lain dalam perusahaan itu tidak bermanfaat lagi bagi pihak-pihak berkepentingan. Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam suatu perusahaan yang relatif sulit diselesaikan dan menjadi salah satu

sorotan utama bagi perusahaan dalam menjalakan kegiatan operasionalnya dan hampir semua perusahaan pasti akan mengalami tantangan pada masalah likuiditas. Jika dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi, merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka pendek yang dipinjam oleh perusahaan dapat dijamin dengan aset lancar yang dimiliki perusahaan yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi menunjukan kinerja manajemen yang kurang baik karena likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan adanya saldo kas yang menganggur, persediaan yang relatif berlebihan atau bisa disebabkan karena manajemen kredit perusahaan yang kurang baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha. Masalah likuiditas yang dibahas dalam penelitian ini adalah berkaitan dengan pembayaran hutang jangka pendek oleh perusahaan yang tepat pada saat jatuh temponya, serta risiko dari likuiditas yaitu risiko yang muncul apabila suatu pihak tidak dapat membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo secara tunai, meskipun pihak tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka pihak tersebut dikatakan tidak likuid. Ketidak likuidnya suatu perusahaan berhubungan dengan beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi tingkat likuiditas suatu perusahaan, dalam penelitian ini faktor yang dianggap mempengaruhi

likuiditas perusahaan adalah ukuran perusahaan itu sendiri, perputaran modal kerja yang ada dalam perusahaan, return spread yaitu selisih pengembalian antara jika perusahaan menanamkan uangnya dalam bentuk investasi suratsurat berharga dengan perusahaan menyimpan uangnya di bank, perputaran piutang yang terjadi dalam perusahaan, arus kas operasional yang ada diperusahaan meliputi arus kas masuk operasi serta arus kas keluar operasi, serta debt to asset ratio perusahaan. Ketidak lancaran perusahaan membayar hutang jangka pendeknya yang lebih parah akan mengakibatkan pada penjualan investasi perusahaan dan aset yang dimiliki perusahaan dengan terpaksa, dan yang lebih buruk akan mengarah pada kebangkrutan perusahaan. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo bisa disebabkan oleh karena perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali, dan bisa juga dikarenakan perusahaan mungkin saja memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aset lainnya seperti menangih piutang, menjual surat-surat berharga, menjual persediaan atau aset lainnya. Agar perusahaan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya dengan lancar sehingga mengakibatkan tingkat likuiditas perusahaan menjadi sangat likuid, maka Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisasi resiko ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi

hutang-hutang jangka pendeknya, selain itu manajer harus menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan. Ketidak seimbangan antara jumlah aset likuid yang dimiliki perusahaan dengan hutang-hutang yang harus segera dibayar merupakan penyebab yang umum dari timbulnya financial distress. Banyak faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam rangka mengatur masalah likuiditas secara efisien. Faktor-faktor tersebut menurut Kim et al, 1998 antara lain adalah : faktor yang berhubungan dengan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan jika menggunakan dana dari luar (Cost of external financing), ketidak pastian arus kas yang diterima perusahaan (cash flow uncertainly), kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan baik saat ini maupun diwaktu yang akan datang (current and future investment opportunities), kebutuhan kas untuk transaksi (transaction demand for liquidity. Beberapa penelitian tentang likuiditas perusahaan manufaktur telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Namun dari hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya inkonsistensi pada variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat likuiditas perusahaan. Menurut Dewi Christina pada tahun 2009 dan Dessy pada tahun 2012, hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara simultan ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi, berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, sementara secara parsial ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Menurut Melvatanti pada tahun

2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa perputaran modal kerja dan return spread mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap likuiditas. Menurut Yohanes pada tahun 2011, hasil analisisnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas, sedangkan return spread berpengaruh positif signifikan terhadap likuiditas dan debt ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap likuiditas. Menurut Novrida pada tahun 2009, hasil analisisnya menunjukkan bahwa secara parsial variabel perputaran modal kerja berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas dan variabel return spread tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas, namun secara simultan varibel perputaran modal kerja dan return spread berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Menurut Lisa Puspitasari dan Y.Jogi pada tahun 2013, hasil analisisnya menunjukan bahwa secara simultan ukuran perusahaan dan perputaran modal kerja mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap likuiditas, sedangkan secara parsial perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap likuiditas. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi sebagian dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Kim et al (1998) dan beberapa peneliti lainnya. Variabel-variabel dalam penelitian tersebut yang digunakan adalah variabel yang mungkin menentukan likuiditas perusahaan adalah : ukuran perusahaan, return spread, siklus arus kas operasi, rasio hutang terhadap total aset, perputaran modal kerja dan perputaran piutang.

Dari penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa penelitian ini didasarkan karena adanya research gap atau kesenjangan penelitian, yaitu adanya inkonsistensi penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, penelitian ini juga didasarkan pada adanya faktor-faktor yang dianggap berhubungan dengan tingkat likuiditas suatu perusahaan atau dianggap mempengaruhi kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009 SAMPAI DENGAN 2013. (STUDY KASUS PADA PERUSAHAAN SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN DAN SEKTOR FARMASI). Penelitian ini mengambil objek perusahaan pada sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi, pemilihan pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman serta farmasi karena sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi merupakan beberapa sektor usaha yang akan terus mengalami pertumbuhan. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, volume kebutuhan terhadap makanan dan minuman serta obatobatan pun akan terus mengalami peningkatan karena permintaan terhadap sektor tersebut tetap tinggi sehingga akan mempengaruhi besarnya profit perusahaan yang akan berdampak pada likuiditas perusahaan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah : penelitian terdahulu membahas dua atau tiga faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, sedangkan pada penelitian ini faktor yang dibahas sebanyak enam faktor yang mempengaruhi likuiditas yaitu: ukuran perusahaan, perputaran modal kerja, perputaran piutang, debt to asset ratio, arus kas operasi, dan return spread. Penelitian ini menambah satu variabel berbeda dari penelitian terdahulu yaitu variabel perputaran piutang, variabel perputaran piutang menjadi variabel yang dianggap mempengaruhi tingkat likuiditas dikarenakan apabila semakin cepat perputaran piutang terjadi dalam perusahaan maka semakin cepat piutang tersebut menjadi uang kas dan kas tersebut dapat digunakan untuk mendanai kewajiban jangka pendeknya dan penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi yang terdiri dari 18 perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), penelitian terdahulu menggunakan sampel satu atau dua perusahaan, serta penelitian ini menggunakan data sebanyak 5 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2013. 1.2. Perumusan Masalah Penelitian ini menggunakan enam variabel yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, enam variabel tersebut adalah : ukuran perusahaan, return spread, perputaran modal kerja, perputaran piutang, arus kas operasi, dan debt to asset ratio atau rasio hutang terhadap aset, dimana keenam

variabel tersebut adalah variabel dependen. Sehingga perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi? 2) Apakah return spread berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi? 3) Apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi? 4) Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi? 5) Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi? 6) Apakah debt to asset ratio berpengaruh terhadap likuiditas pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi? 7) Apakah ukuran perusahaan, debt to asset ratio, return spread, perputaran modal kerja, arus kas operasi dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap likuiditas perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman dan sektor farmasi? 1.3. Batasan Penelitian Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka penulis membuat batasan dalam penelitian ini, batasan penelitiannya antara lain adalah :

1. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur yaitu sektor makanan dan minuman serta sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan data laporan keuangan yang diteliti adalah pada tahun 2009 sampai dengan 2013. 2. Variabel return spread dihitung dengan mencari selisih antara Return on assets (ROA) dengan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3. Likuiditas diukur dengan menggunakan rasio lancar. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian merupakan hasil yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian serta memiliki konsistensi dengan permasalahan dan pertanyaan yang terdapat di dalam rumusan permasalahan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel manakah dari ukuran perusahaan, return spread, perputaran modal kerja, perputaran piutang, arus kas operasi, dan debt to asset ratio yang paling berpengaruh dominan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap likuiditas pada perusahaan makanan dan minuman dan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat kepada beberapa pihak yaitu :

1. Bagi Peneliti penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti dalam menganalisi faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan makanan dan minuman dan perusahaan farmasi. 2. Bagi Peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan referensi yang bermanfaat untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan. 3. Bagi perusahaan penelitian ini sebagai bahan masukan dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk membuat keputusan dan kebijakan mengenai tingkat likuiditas.