JNPH Volume 5 No. 1 (Juli 2017) The Author(s) 2017

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DERAJAT ULKUS KAKI DIABETIK. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

FAKTOR RISIKO DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2014

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Indonesia setiap tahun meningkat. World Health Organization (WHO) besar pada tahun-tahun mendatang (Gustaviani, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN ULKUS DIABETIK Di PoliPenyakitDalamRumah Sakit Umum Daerah Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MELAKUKAN KONTROL LUKA ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS KUTA I KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

PERILAKU PERAWATAN KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUD dr PIRNGADI MEDAN SKRIPSI. Oleh: Susi Roida Simanjuntak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, setelah India (31,7

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

BAB 1 PENDAHULUAN. degeneratif dan salah satu penyakit tidak menular yang meningkat jumlahnya

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

Hubungan Lama Sakit Diabetes Melitus dengan Pengetahuan Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Non Ulkus. (Studi Awal)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

Kata Kunci : Motivasi, Dukungan Keluarga, Diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN KAKI DENGAN RISIKO ULKUS KAKI DIABETES DI RUANG RAWAT INAP RSU KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERATURAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak bisa

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. panjang, baik mikroangiopati maupun makroangiopati ( Hadisaputro &

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

Transkripsi:

JNPH Volume 5 No. 1 (Juli 217) The Author(s) 217 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ULKUS DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RS BHAYANGKARA TK III POLDA BENGKULU TAHUN 216 FACTORS ASSOCIATED WITH DIABETIC ULCERS CASES ON PATIENTS WITH DIABETES MELLITUS IN BHAYANGKARA LEVEL III HOSPITAL IN BENGKULU 216 IDA SAMIDAH, MIRAWATI, DESI MARIYATI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DEHASEN BENGKULU Email : idasamidah@yahoo.com ABSTRAK Di Indonesia kejadian diabetes mellitus termasuk urutan ke 7 terbesar di dunia yaitu 7,6 juta orang, sedangkan kejadian penderita ulkus diabetes sebesar 15 penderita DM. Bahkan mortalitas dan amputasi masih tinggi yaitu 32,5 dan 23,5. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ulkus diabetes pada pasien diabetes melitus di RS Bhayangkara Tingkat III Bengkulu 216. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dengan populasi semua penderita diabetes melitus sebesar 964, sampel dari 91 responden diambil dengan teknik "Accidental Sampling". Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden (63,7) pasien DM memiliki rentang risiko hidup, mayoritas responden (56,) menderita diabetes 1 tahun, mayoritas responden (39,6) kurang melakukan perawatan kaki. Sebagian besar responden (56,) mengalami borok, ada hubungan yang signifikan antara usia berisiko, lamanya menderita diabetes dan perawatan kaki dengan kejadian ulkus diabetes. Diharapkan dapat memperbaiki praktik konseling di bidang pengobatan diabetes melitus dengan ulkus diabetes. Kata Kunci: umur, lama menderita DM, perawatan kaki, kejadian Diabetes ABSTRACT In Indonesia the incidence of diabetes mellitus including the 7th largest order of the world in the amount of 7.6 million people, while the incidence of patients with diabetic ulcers by 15 of patients with DM. Even mortality and amputation are still high at 32.5 and 23.5. The objective of this study was to determine the factors associated with the incidence of diabetic ulcers on patients with diabetes mellitus in Bhayangkara Level III hospital Bengkulu 216. Methodology: This study used cross sectional design. With the population of all patients with diabetes mellitus by 964, the samples of 91 respondents, taken by the technique of "Accidental Sampling". The results of this study showed the majority of respondents (63.7) patients with DM had a risk lifespan, the majority of respondents (56.) were 1 years of suffering from diabetes, the majority of respondents (39.6) conducted less foot care, most respondents (56.) got ulcers, there was a significant association between age at-risk, length of suffering from diabetes and foot care with the incidence of diabetic ulcers. Expected to improve counseling practices in the field of treatment of diabetes mellitus with diabetic ulcers. 6 Journal of Nursing and Public Health

Keywords: age, length of suffering from diabetes, foot care and incidence of ulcers PENDAHULUAN Kenaikan jumlah penderita DM memiliki pengaruh besar pada peningkatan komplikasi pada pasien diabetes. Salah satu komplikasi yang menimbulkan permasalahan yang besar pada penderita diabetes adalah munculnya permasalahan pada kaki. Permasalahan yang timbul di kaki dapat mengakibatkan amputasi hingga kematian jika tidak dilakukan pencegahan sejak penderita terdiagnosa diabetes mellitus (Prastica, 213). METODE PENELITIAN Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk mendapatkan data tentang status gizi, perilaku mencuci tangan dan penyediaan air bersih. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data dari catatan pengarsipan diare di Rekam Medik RS tentang diagnosa medis. Munculnya luka pada kaki diabetik ditandai dengan adanya luka terbuka pada permukaan kulit sehingga mengakibatkan infeksi sebagai akibat dari masuknya kuman atau bakteri pada permukaan luka. Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya luka kaki diabetik yang meliputi, riwayat DM 1 tahun, laki-laki perokok aktif, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol, gangguan penglihatan yang dapat berpengaruh pada kemampuan melakukan perawatan kaki, polineuropati, trauma kaki (lecet), kekurangan latihan fisik, pengetahuan tentang penyakit DM yang kurang, tidak maksimalnya kepatuhan dalam pencegahan luka, kadar kolesterol 2mg/dl, kadar HDL 45mg/dl, ketidakpatuhan diit rendah gula, perawatan kaki yang tidak teratur, penggunaan alas kaki yang tidak tepat, hal-hal tersebut dapat menjadi faktor pemicu timbunya luka sebesar 99,9 dari kasus yang ditimbulkan (Hartini, 29). Berdasarkan survei awal pada tanggal 1-3 Februari 216 terdapat 8 pasien yang mengalami penyakit DM, 6 diantaranya terdapat ulkus diabetikum. 5 penderita yang berumur 6 tahun, 3 penderita lainnya berumur < 6 tahun. 4 penderita mengatakan bahwa sudah 1 tahun menderita penyakit DM, 4 penderita lainnya < 1 tahun menderita DM. Perawatan kaki DM dilakukan dengan baik sebanyak 1 pasien, 3 penderita melakukan perawatan kaki DM yang cukup baik dan 4 penderita lainnya melakukan perawatan kaki DM yang kurang baik. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ulkus diabetik di RS Tahun 216. HASIL PENELITIAN Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu ditetapkan menjadi rumah sakit umum kelas C melalui surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No : HK.3.5/I/1346/12 tanggal 13 Juli 212 tentang penetapan kelas Rumah Sakit Umum Bhayangkara Jitra Kota Bengkulu dan berdasarkan keputusan kapolri no : kep/546/ix/212 tanggal 26 september 212 tentang peningkatan Rumah Sakit Bhayangkara Kepolisian Negara Republik Indonesia, Rumah Sakit Bhayangkara Bengkulu ditingkatkan dari tingkat IV ke tingkat III. Tabel 1 Distribusi frekuensi responden umur penderita DM di RS Bhayangkara TK III Polda Bengkulu Umur Frekuensi Presentase () beresiko 33,3 Ya Beresiko 58 63,7 7 Journal of Nursing and Public Health

Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih sebagian besar responden (63,7) penderita DM memiliki umur yang bersiko. Tabel 2 Distribusi frekuensi responden lama menderita DM di RS Bhayangkara TK III Polda Bengkulu Lama Menderita Frekuensi Presentase () < 1 tahun 1 tahun 4 51 44, 56, Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih sebagian besar responden (56,) 1 tahun menderita DM. Tabel 3 Distribusi frekuensi responden perawatan kaki penderita DM di RS Perawatan Kaki Frekuensi Presentase () Baik Cukup Kurang 25 3 27,5 33, 39,6 Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar responden (39,6) yang melakukan perawatan kaki yang kurang. Tabel 4 Distribusi frekuensi responden kejadian Diabetikum pada Penderita DM di RS Bhayangkara TK III Polda Bengkulu Variabel Frekuensi Presentase () terjadi ulkus ulkus 4 51 44, 56, Tabel 4 menunjukkan bahwa lebih sebagian besar responden (56,) yang.terjadi ulkus. Tabel 5 Hubungan umur penderita DM dengan kejadian Diabetikum di RS Umur Berisiko Ya Berisiko 21 19 Total 4 44, Terja -di 63, 6 12, 4 25, 5 39 32, 5 51 56, Juml ah 33 1 58 1 91 1 X2 p 6,93 5, 8 Hasil analisis tabel 5 menunjukkan bahwa dari 58 responden dengan umur yang berisiko, hampir sebagian responden (32,5) terjadi ulkus. Dari analisis tersebut juga didapatkan chi-square (X 2 ) = 6.935 dan nilai p =,8 yang lebih kecil dari alpha 5 hubungan yang bermakna antara umur pasien DM dengan kejadian ulkus diabetik. Tabel 6 Hubungan lama menderita DM dengan kejadian Diabetikum di RS < 1 tahun 23 1 tahun 17 Total 4 44, Terj adi Lama Menderita Jumlah 57,5 17 42,5 4 1 33,3 34 66,7 51 1 51 56, 91 1 X 2 p 4,3 79, Hasil analisis tabel 6 menunjukkan bahwa dari 51 responden yang lama 8

menderita DM 1 tahun, hampir sebagian responden (32,5) terjadi ulkus. Dari analisis tersebut juga didapatkan chi-square (X 2 ) = 4,379 dan nilai p =, yang lebih kecil dari alpha 5 sehingga Ha diterima, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara lama menderita DM dengan kejadian ulkus diabetik. Tabel 7 Hubungan perawatan kaki dengan kejadian Diabetikum di RS Perawatan Kaki Baik 17 68 8 32, Cukup Kurang 7 23, 3 16 44, 4 Total 4 44, 23 76, 7 2 55, 6 51 56, Jum lah 25 1 3 1 91 1 X 2 p 4,3 79, Hasil analisis tabel 7 menunjukkan bahwa dari responden melakukan perawatan kaki yang kurang, sebagian besar responden (55,6) terjadi ulkus. Dari analisis tersebut juga didapatkan chi-square (X 2 ) = 11,5 dan nilai p =,4 yang lebih kecil dari alpha 5 hubungan yang bermakna antara perawatan kaki dengan kejadian ulkus diabetik. PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (63,7) penderita DM memiliki umur yang beresiko (61 Tahun). Usia diatas 6 tahun merupakan salah satu faktor resiko penyakit DM. Pada penderita DM yang mengalami ulkus diabetikum yang terbanyak adalah usia lanjut, hal ini karena usia lanjut mengalami perubahan-perubahan seperti berkurangnya massa otot dan perubahan vaskuler berkaitan dengan terjadinya resistensi insulin perifer pada DM. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (56,) 1 tahun menderita DM. Hasil ini menunjukkan bahwa Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah (lebih dari 1 mg/l). Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner & Suddarth, 21). Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden (39,6) yang.melakukan perawatan kaki yang kurang, hal ini berarti pasien DM lebih banyak kurang melakukan perawatan kaki dibandingkan dengan melakukannya dengan baik. Berdasarkan tabel 2 bahwa sebagian besar responden (56,) yang terjadi ulkus, hal ini dikarenakan pengetahuan pasien yang terkena DM yang kurang dan tidak melakukan perawatan kaki agar tidak terjadi ulkus serta tidak dapat melakukan perawatan ulkus diabetik secara benar, saat kadar gula darah turun mendekati normal maka tidak pernah lagi memeriksa kadar gula darah dan saat terjadinya luka, luka tidak sembuh bahkan keadaan luka bertambah parah. Hasil analisis tabel 5 menunjukkan bahwa dari 58 responden dengan umur yang berisiko, hampir sebagian responden (32,5) terjadi ulkus. Dari analisis tersebut juga didapatkan chi-square (X 2 ) = 6.935 dan nilai p =,8 yang lebih kecil dari alpha 5 sehingga Ha diterima, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara umur yang bersiko dengan kejadian ulkus diabetik. Hasil analisis tabel 6 menunjukkan bahwa dari 51 responden yang lama menderita DM 1 tahun, hampir sebagian responden (32,5) terjadi ulkus. Dari analisis tersebut juga didapatkan chi-square (X 2 ) = 4,379 dan nilai p =, yang lebih kecil dari alpha 5 hubungan yang bermakna antara lama 9 Journal of Nursing and Public Health

menderita DM dengan kejadian ulkus diabetik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama menderita lebih dari 1 tahun semakin mengalami ulkus, karena kadar glukosa darah tidak terkendali, akan muncul komplikasi yang berhubungan dengan vaskuler. Hasil analisis tabel 6 menunjukkan bahwa dari 51 responden yang lama menderita DM 1 tahun, hampir sebagian responden (32,5) terjadi ulkus. Dari analisis tersebut juga didapatkan chisquare (X 2 ) = 11,5 dan nilai p =,4 yang lebih kecil dari alpha 5 sehingga Ha diterima, berarti terdapat hubungan yang bermakna antara perawatan kaki dengan kejadian ulkus diabetik. KESIMPULAN 1. Lebih sebagian besar responden umur penderita DM berisiko untuk terjadi diabetikum 2. Lebih sebagian besar responden lama menderita DM pada pasien DM 1 tahun 3. Hampir sebagian besar responden kurang dalam melakukan perawatan kaki DM pada pasien DM 4. Lebih sebagian besar responden mengalami ulkus diabetik pada penderita DM 5. Ada hubungan umur dengan kejadian ulkus diabetik pada penderita DM 6. Ada hubungan lama dengan kejadian ulkus diabetik pada penderita DM 7. Ada hubungan perawatan kaki DM dengan kejadian ulkus diabetik pada pasien DM dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan klien ulkus diabetik. 2. Teoritis Bagi akademika diharapkan dapat memberikan informasi melalui penyuluhan tentang perawatan diabetes mellitus dengan kejadian ulkus diabetik. Bagi peneliti selanjutnya sebagai dasar untuk melakukan penelitian berikutnya yang berhubungan dengan perawatan kaki diabetes atau yang berhubungan dengan pencegahan ulkus diabetik lainnya. DAFTAR PUSTAKA Prastica, V.A. 213. Perbedaan angka kejadian ulkus diabetikum pada pasien Diabetes Mellitus dengan dan tanpa hipertensi di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Diperoleh tanggal 1 6 Desember 215 dari http://old.fk.ub.ac.id. Rahmat, W.P. 21. Pengaruh konseling terhadap kecemasan dan kualitas hidup pasien Diabetes Mellitus di Kecamatan Kebakkramat. Tesis. Diperoleh tanggal 1 6 Desember 215 dari eprints.uns.ac.id. SARAN 1. Praktis Petugas kesehatan diharapkan dapat meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang pentingnya perawatan kaki diabetes pada penderita DM agar tidak atau mengurangi resiko terjadinya ulkus diabetikum. Serta diharapkan dapat memotivasi dan meningkatkan kinerja 1