Kerangka Berpikir. Dalam konteks pengembangan sumberdaya manusia, salah satu. masalah pembangunan di pedesaan Indonesia adalah sangat kecilnya

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sumawinata, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, dan salah satu pemikir besar ekonomi kerakyatan Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir. kualitas hidup rakyat melalui peningkatan partisipasinya secar aktif dalam

KAUSALITAS PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI GULA KELAPA DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TESIS

TINJAUAN PUSTAKA. budidaya ini meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke 20 di dunia serta

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung. perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. lndonesia memiliki keunggulan komparatif yang dapat diandalkan. dibandingkan negara lain. Salah satu keunggulan komparatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

ANALISIS POLA KEMITRAAN PADA INDUSTRI KERAJINAN UKIR KAYU DAN MEBEL DI KABUPATEN JEPARA

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERPINDAHAN PEKERJAAN DARI PETANI KE PENGRAJIN Ravik Karsidi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. tebel silang memperoleh kesimpulan bahwa 1) Aktivitas usaha luar tani di

dirnensi kehidupan terrnasuk sektor agribisnis akan sangat berpengaruh pada derajat persaingan pada tingkat lokal, wilayah dan nasional tetapi

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Tiwi Kartiwi, 2014 Perkembangan kehidupan petani bunga hias desa Cihideung Kecamatan Parongpong tahun

BAB V PENUTUP. dalam air ( tempat tumbuhnya) akan terbawa juga bagian-bagian lain dari

ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Memasuki era pasar bebas, dimana semua bangsa atau negara. batasan yang berarti. Minya setiap negara semakin bebas bergerak dan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI GORONTALO FEBRUARI 2017

BAB l PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi membawa dampak yang begitu luas pada. dan kesempatan baru, yang memunculkan jaringan-jaringan baru serta

PENDAHULUAN Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

BAB II. Tinjauan Pustaka. pendapatan atas tenaga kerja dan lahan.di tingkat rumah tangga,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat senantiasa mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dengan demikian industri kecil dan rumah tangga merupakan

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian dilaksanakan melalui 2 (dua) program. Program peningkatan ketahanan pangan dan (2) Program

Sektor Perbankan yang merupakan salah satu kegiatan ekonomi. hingga kini masih menjadi pembicaraan hangat berbagai kalangan. Di

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan adalah sumberdaya perikanan, khususnya perikanan laut.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh beberapa negara di Asia

KORPORASI USAHA PERDESAAN SALAH SATU ALTERNATIF PENGEMBANGAN EKONOMI DESA SESUAI NAFAS PANCASILA

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS)

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

1.1. Latar Belakang Indikator kemajuan sebuah Negara demokrasi diantaranya adalah tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai bidang

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

PERAN PEREMPUAN DALAM SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR. Oleh: TITIES KARTIKASARI HANDAYANI L2D

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Unit Desa (KUD)

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mempercepat peningkatan perkembangan desa (swadaya dan desa

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. Dalarn rangka pernbangunan bidang ekonomi, sektor pertanian sangat

I. PENDAHULUAN. Dalarn kehidupan ini rnanusia tidak pernah lepas dari risiko, yaitu

INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP

BAB 1 PENDAHULUIAN 1.1 Analisis Situasi Letak Geografis

PENDAHULUAN. Latar Belakanq. Setiap keluarga berusaha mernenuhi kebutuhan dengan menggunakan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN. peningkatan produksi pangan dan menjaga ketersediaan pangan yang cukup dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Secara keseluruhan penelitian ini telah mencapai tujuan umum dan tujuan

TERM of REFERENCE JUMLAH DESA MANDIRI PANGAN YANG DIBERDAYAKAN TAHUN Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perekonomian padi dan beras merupakan pendukung pesatnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

PENDAHULUAN. krisis ekonorni di Indonesia yang berkepanjangan, diperlukan suatu usaha

BAB V PENUTUP. 1. Modal sosial memiliki peran penting dalam perkembangan industri. Bangsal. Dalam perkembanganya norma, kepercayaan, resiprositas dan

PERAN STAKEHOLDER DALAM UPAYA PENCIPTAAN EFISIENSI KOLEKTIF PADA KLASTER JAMBU AIR MERAH DELIMA DI KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan luas

III. KERANGKA PEMIKIRAN

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

I. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor

BAB I PENDAHULUAN. maupun di sektor swasta, hanya fungsinya berlainan (Soemitro, 1990).

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN FURNITURE CV. SINAR JAYA GEMOLONG, SRAGEN

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. a. Sikap partisipasi aktif berpengaruh signifikan terhadap intensi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Guna meningkatkan pendapatan, pembudidaya rumput laut perlu

Transkripsi:

KERANGKA BERPlKiR DAN HlPOTESlS Kerangka Berpikir Dalam konteks pengembangan sumberdaya manusia, salah satu masalah pembangunan di pedesaan Indonesia adalah sangat kecilnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang dapat memberikan penghasilan yang memadai (Mubyarto dan Kartodirdjo.1988). Dengan terbatasnya kesempatan atau peluang bekerja tersebut, banyak penduduk pedesaan bekerja seadanya untuk menutupi kebutuhan hidupnya, baik di desa atau ke luar desa. Masafah yang dihadapi masyarakat pedesaan lndonesia di bidang ketenagakerjaan tersebut, terkait dengan rendahnya tingkat kualitas sumber-daya rnanusia, terbatasnya luas tanah yang dapat digarap (khususnya di Jawa), dan sedikitnya kemampuan bidang pertanian untuk menyerap tarnbahan tenaga kerja di dalamnya (Effendi, 1991a). Menyadari masalah yang timbul dalam ketenagakerjaan di pedesaan tersebut, rnenurut Oshima (Effendi, 1991a), muncul pemikiran baru yang menekankan bahwa dalam mernbangun pedesaan perlu adanya keterkaitan antara sektor pertanian dan non pertanian. Pendekatan ini menekankan bahwa strategi pengembangan sektor pertanian harus bersifat kornersil (orientasi pasar) dan terkait dengan sektor lain, yang dalam perkembangannya mampu merangsang pertumbuhan kegiatan bukan pertanian (non farm), terrnasuk munculnya industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Penelitian Effendi (1991 b) di Klaten, Jawa Tengah, menemukan bahwa

adanya diversifikasi pertanian telah rnampu merangsang pertumbuhan peluang kerja non farm, yaitu merangsang tumbuhnya industri yang tidak hanya tangsung berkaitan dengan konsumsi tetapi juga dengan produksi. Perubahan yang terjadi dalam pekerjaan di pedesaan adalah pindahnya seseorang terutama dari petani ke pekerjaan lain. Perpindahan pekerjaan seseorang merupakan suatu proses perubahan perilaku yang terjadi karena dipengaruhi oleh baik faktor internal yang melekat pada diri seseorang, maupun faktor eksternal yang melingkupi kehidupan seseorang. Bagi seorang petani yang semula hidup dalam orientasi budaya agraris yang cenderung mendekati ciriciri masyarakat tradisional, yang kemudian pindah kepada pekerjaan baru di bidang industri, harus mengadopsi perilaku-perilaku baru yang cenderung mendekati ciri-ciri masyarakat modern. Hal ini merupakan suatu proses perubahan perilaku yang menarik untuk dipelajari. Dari tinjauan pustaka, dapat disimpulkan bahwa faktor latar belakang sosial ekonomi seseorang yang meliputi tingkat penguasaan lahan dan pemilikan aset lainnya (baik dari aset pertanian non lahan, pemilikan barang bergerak maupun barang tidak bergerak); faktor latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja; dan faktor akses informasi (termasuk tingkat kosmopol~tansi mereka) mempengaruhi perpindahan pekerjaan dari petani ke bidang industri (termasuk industri kecil). Faktor tuntutan kebutuhan pasar akan produk-produk industri kecil dan kebijakan negara tentang industrialisasi juga telah mendorong pertumbuhan industri (terutama industri

kecill di daerah pedesaan, sehingga memunculkan "kesempatan dan peluang berusaha," bagi mereka untuk bekerja atau menjadi pengrajin industri kecil. Selain itu, munculnya kebijakan kredit lunak bagi usaha kecil juga telah mendorong kemudahan akses permodalan bagi pengrajin industri kecil. Hal-ha1 tersebut kemudian ikut mempengaruhi keberhasilan rnereka dalam bekerja di bidang industri. Bagi para pengrajin industri kecil yang semula sebagai petani, pada umumnya juga memiliki faktor pengaruh yang terbawa sejak masih bekerja di bidang pertanian. Keterbatasan itu meliputi segi pengetahuan industri kecil tentang: teknologi produksi, permodalan, manajemen, dan pemasaran usahanya, serta keterbatasan akses permodalan. Faktor-faktor tersebut dan unsur-unsur di dalamnya menjadi penting untuk dipertimbangkan sebagai variabel yang mempengaruhi tingkat kemandirian bekerja mereka dan tingkat keberhasilan berusaha sebagai hasil transformasi pekerjaan dari petani ke pengrajin industri kecil. Pengrajin industri kecil pedesaan yang mempunyai tingkat kemandirian berusaha yang tinggi, dalam penelitian ini dimengerti sebagai rnemiliki kemampuan dan kapasitas yang tinggi dalam: kemampuan pemecahan masalah, kreativitas dalam berusaha, keberanian mengarnbil resiko, prakarsa usaha, keuletan dan kewirausahaannya dalam berusaha. Semakin tinggi tingkat kemandirian mereka dalam berusaha akan semakin berhasii mereka dalam usahanya di industri kecil, sebagai wujud hasil transformasi pekerjaan dari petani ke pengrajin industri kecil.

Adapun tingkat keberhasilannya dalam berusaha di industri kecil ditandai dengan proporsi pekerjaan pengrajin sebagai pekerjaan utama, dengan tingkat pendapatan tertentu untuk mencukupi kebutuhan hidup bagi dirinya dan keluarganya, peningkatan pemilikan aset ekonomi tertentu, dan kepuasannya bekerja sebagai pengrajin yang meliputi: kebanggaannya atas pekerjaannya, peningkatan harga diri, kesenangan dan kepuasannya sebagai pengrajin. Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir penelitian ini dapat dirangkum dalam skerna hubungan antar faktor, seperti Gambar 1. I IATAREEIAKANG UTARBELAKAMQ AKSES PEWETAHUM SOSEK PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN PAD& INFORMASI *--, TENTANO INDUSTRI & KOSMOPMITANSt KEClL BERUSAHA TlNGKAT KEBERHASllAN TRANSFORMASI PEKERJAAN DARl PETANI KE PENGRAJIN INDUSTRI KEClL Gambar 1 : Skema Hubungan Antar Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Transformasi Pekerjaan dari Petani Ke Pengrajin Industri Kecil Berdasarkan gambar diatas, dapat dibangun hipotesis substantif bahwa tingkat keberhasilan transformasi pekerjaan dari petani ke pengrajin

industri kecil dipengafuhi oleh tingkat kemandirian berusahanya. Adapun kemandirian berusaha pengrajin industri kecil --yang meliputi kemampuan pemecahan masalah, kreativitas, keberanian mengambit resiko, prakarsa, keuletan berusaha dan kewirausahaan-- dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi, latar belakang pendidikan dan pekerjaannya, tingkat akses informasi dan kosmopolitansinya, pengetahuannya tentang industri kecil, akses permodalan yang menunjang, dan peluang berusaha yang tersedia. Rumusan hipotesis substantif tersebut dapat dilihat dalam hubungan antar variabel penelitian ini, seperti dalam Gambar 2 sebagai berikut :

Latar Belakang Sosek = (XI: X4) Pengetahuan Tehologi = (X15) Latar Belakang dan Pekerjam Pengetahurn Pennodal v =(X5:X8) = (xl6 KEBERHASILAN 1ND.KECIL ( XG15) Tingkat Akses Informasi -pendapatan perkspita ( yl) =( X9 : X12) Pengetahuan Manajemen - kreativitas (X20) -jmlh aset ekonomi 0.2) = (X17) - keb.ambi1 resiko (X21) -kepuasan berusaha 0.3) - prakarsa (X22) - keuleton (X23) - kewirausahm (X24) Tingkat Kosmopolitansi = XI3 : X14) w: Xlmh lahan pertanian X2, jmlh asel pt.non lahan X3.jmlh barang bergerak X4Jmlh barang tak bergerdk x6, partisipasi pmdiiikan X9. jnlh tcrprpn ndb Xl3W hri baprgian X6, jmlh th bekerja di induslri XlOWh tapman fv Xl4,keikulswtaan dalam o ms X7, jmlh th bekerja sbg.pc(ani Xl1,kontPltdgpnyuluh X8, Jenis ptani X l z, l c n i z ~ ~ Gambar 2: MODEL HlPOTESIS SUBSTANTIF HUBUNGAN ANTAR VAMABEL YANG MEMPENGARUHI mberhasilan TRANSFORMASl PEKERJAAN DAM PETANI KE PENGRAJIN

Hipotesis Penelitian Hipotesis Urnum Hipotesis penelitian ini adalah: bahwa tingkat keberhasilan transformasi pekerjaan dari petani ke pengrajin industri kecil dipengaruhi oleh tingkat kemandirian berusahanya, latar belakang sosial ekonomi, pengetahuannya tentang industri kecil, latar belakang pendidikan dan pekerjaannya, serta tingkat akses informasi dan kosmopolitansinya. Hipotesis Kerja Untuk memudahkan mencapai tujuan penetitian ini, maka dalam penelitian ini dirumuskan tiaa hipotesis Utama yang dibagi kedalam 13 hipotesis keria atau hipotesis statistik. Maksud perurnusan hipotesis statistik ini adalah untuk mengetahui kaitan pengaruh antara dua atau lebih variabel penelitian atau antara beberapa kelompok variabel ( Black dan Champion, q992). Hipotesis Utamal. Latar belakang pendidikan, pekerjaan, tingkat akses informasi dan kosmopolitansi pengrajin mempengaruhi pengetahuannya tentang industri kecil: (1) Pengetahuan pengrajin tentang industri kecil dipengaruhi secara nyata ofeh tingkat pendidikannnya, jumlah tahun bekerja di industri, jumlah tahun bekerja sebagai petani sebelumnya, jumlah jam terpaan media TV dan radio yang diterimanya dan kontak dengan penyuluh serta jenis kursus kerajinan yang pernah diikutinya, jumlah hari bepergian dan keikutsertaan dalam organisasi sosiai.

(2) Pengetahuan pengrajian tentang teknologi industri kecil dipengaruhi secara nyata oleh jurnlah tahun bekerja di industri, jumlah tahun bekerja sebagai petani sebelurnnya, jumlah jam terpaan media TV dan radio yang diterimanya dan kontak dengan penyuluh serta jenis kursus kerajinan yang pernah diikutinya. (3) Pengetahuan pengrajin tentang permodalan industri kecil dipengaruhi secara nyata oleh jumlah jam terpaan media TV dan radio yang diterimanya, jumlah jam kontak dengan penyuluh industri dan jenis kursus kerajinan yang pernah diikutinya. (4) Pengetahuan pengrajin tentang manajemen usaha industri kecil dipengaruhi secara nyata oleh tingkat pendidikan, jumlah jam terpaan media radio dan N yang diterimanya, jurnlah jam kontak dengan penyuluh industri, jenis kursus kerajinan yang diikuti, dan kedudukannya dalarn organisasi sosial. (5) Pengetahuan pengrajin tentang pemasaran industri kecil dipengaruhi secara nyata oleh jumlah jam terpaan media radio dan TV yang diterimanya, jumlah jam kontak dengan penyutuh industri, jenis kursus kerajinan yang diikuti, dan jumlah hari bepergian yang dilakukannya. Hi~otesis Utama 2. Pengetahuan tentang industri mempengaruhi tingkat kemandirian berusaha pengrajin industri kecil: (6) Kernandirian berusaha pengrajin dipengaruhi secara nyata oleh tingkat pendidikan dan pengetahuannya tentang teknologi, permodalan, rnanajemen, dan pemasaran industri kecil. (7) Kernampuan pengrajin dalam pemecahan masalah berusaha dipengaruhi secara nyata oleh tingkat pendidikan dan pengetahuannya tentang teknologi, permodalan, manajemen, dan pemasaran industri kecil.

(8) Kreativitas pengrajin dipengaruhi secara nyata oleh pengetahuannya tentang teknologi, permodalan, rnanajernen dan pemasaran industri kecil. (9) Keberanian pengrajin untuk mengambil resiko berusaha dipengaruhi secara nyata oleh pengetahunnya tentang teknologi, pengetahuannya tentang permodalan, dan pengetahuannya tentang pemasaran industri kecil. (10) Prakarsa pengrajin dalam berusaha dipengaruhi secara nyata oleh pengetahuannya tentang teknotogi, pengetahuannya tentang pemasaran industri kecil, dan kewirausahaannya. (11)Keuletan berusaha pengrajin dipengaruhi secara nyata oleh pengeta- huannya tentang menejemen dan pemasaran industri kecil. (12)Kewirausahaan pengrajin dipengaruhi secara nyata oleh pengetahuannya tentang permodalan, manajemen dan pemasaran industri kecil. Hi~otesis Utama 3. Latar belakang sosial ekonomi pengrajin dan tingkat kemandirian berusahanya mempengaruhi keberhasilan transformasi pekerjaan pengrajin industri kecil: (13)Keberhasilan berusaha pengrajin dipengaruhi secara nyata oleh luas lahan pertanian, aset pertanian non lahan, banyaknya barang bergerak dan tak bergerak sebelumnya dan tingkat kemandirian berusahanya.