HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN TOLAK PELURU (GAYA O BRIEN) PADA ATLET PUTERA USIA REMAJA DKI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Meroda merupakan salah satu gerak dasar yang kompleks, karena dalam

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Atletik merupakan aktifitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan

BAB II KAJIAN TEORI. baik (Djumidar A. Widya, 2004: 65). kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

HUBUNGAN ANTARA POWER LENGAN DAN KESEIMBANGAN TUBUH TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU GAYA OBRIEN PADA SISWA KELAS OLAHRAGA SMP NEGERI 3 CIKARANG UTARA

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Tolak Peluru dan Aspek-Aspeknya. bermula diletakkan dipangkal bahu.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. berlomba atau bertanding. Kita dapat menjumpai pada kata penthatlon yang terdiri atas kata

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengaktulisasikan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. orang sakit (curative), tetapi kebijakan yang lebih ditekankan kearah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

Oleh Hendri Mulyadi Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi STKIP Rokania

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S-1) Pada Program Studi Penjaskesrek.

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

PANDUAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN USIA DINI CABANG OLAHRAGA ATLETIK. Bidang permainan atletik adalah pertama-tama untuk memotivasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui power otot

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU. Samiun Alim

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

BAB III METODOLOGI PENLITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH PADA MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN 2015 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. menghasilkan lompatan yang sejauh-jauhnya. Dalam pelaksanaannya,lompat jauh

III. METODELOGI PENELITIAN. Bandar Lampung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PENGARUH MODEL PROBLEM - BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU SISWA SMPN 11 PONTIANAK

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

PERBANDINGAN LATIHAN SPEED PLAY DAN LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP KECEPATAN LARI SPRINT 100 METER DI SMAN 4 TAMBUN SELATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. mendorong, membimbing mengembangkan dan membina kemampuan

melalui kegiatan jasmani yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN PANJANG LENGAN TERHADAP PRESTASI LEMPAR CAKRAM PADA SISWA KELAS X SMAN 3 PRAYA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

S K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. melakukan olahraga pada pagi maupun sore hari, serta banyaknya club

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

Bentuk-bentuk latihan kebugaran bagi atlet Oleh : Teguh Santoso

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga karena

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII MTS PANCASILA GONDANG MOJOKERTO SKRIPSI

KEKUATAN OTOT LENGAN ATLET ATLETIK PPLP (PUSAT PENDIDIKAN LATIHAN PELAJAR ) DKI JAKARTA. Fatah Nurdin 1, Aisyah Kemala 2

BAB II HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN ALAT BANTU BAN BEKAS DAN KARDUS A. Pengertian Lompat Jauh

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

PENGARUH DAYA LEDAK LENGAN, KESEIMBANGAN DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

IMPLEMENTASI KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpendam tanpa dapat kita lihat dan rasakan hasilnya. Menindak lanjuti. mahluk yang butuh berinteraksi dengan lingkungannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. memberikan keuntungan dalam jangkauan langkahnya, hal ini dikarenakan. melakukan berbagai macam gerak.

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LONCAT KATAK DAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh JODIEKA PERMADI

PENGARUH LATIHAN PUSH UP TERHADAP PRESTASI TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 TAKENGON. Zikrurrahmat 1 dan Teguh Prihatin 2.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan menjaga kelangsungan hidup. sejauh mungkin dan bola besi berat inilah diberi nama peluru yang

Mency, Kontribusi Daya Ledak Tungkai Terhadap Kemampuan Tolak Peluru Siswa SDN Inti 2 Pewunu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HlPOTESIS. Olahraga ini menguji kekuatan atlet untuk menolakkan peluru sejauh mungkin,

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN DAYA LEDAK OTOT KAKI DENGAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA HANG SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 4 PAMEKASAN SKRIPSI

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

ARTIKEL ILMIAH OLEH SYAKRINATUN PUJIARTO A1D408013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Arikunto (2002: 160) metode penelitian adalah cara yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB III METODE PENELITIAN. 2002: 108). Sedangkan menurut (Sudjana, 1996: 6) populasi adalah totalitas

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN STEP HURDLE TERHADAP PENINGKATAN HASIL LARI SPRINT 60 METER PADA ATLET PRA REMAJA PUTRA RAWAMANGUN ATHLETICS CENTRE (RACE)

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

Tolak Peluru. Presented By Suci Munasharah

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BOLA TENIS TERHADAP HASIL BELAJAR TOLAK PELURU GAYA ORTODOKS DI SMP

HUBUNGAN LARI 60 METER DENGAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 KEDUNGWUNI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Oleh : M. Syahrul Saleh, FIK Universitas Negeri Makassar Abstrak

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB II HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING DENGAN MODIFIKASI MEDIA BOLA BEREKOR

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH MELALUI LATIHAN BARRIER HOPS (LOMPAT RINTANGAN) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI I MOJOROTO TAHUN AJARAN 2014/2015

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

PENGARUH LATIHAN LONCAT NAIK TURUN BANGKU TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

I. PENDAHULUAN. Senam menurut Roji (2006: 110) adalah olahraga dengan gerakan gerakan

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY)

I. PENDAHULUAN. fisik, teknik dan psikis. Fisik merupakan unsur utama seseorang bisa

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Sejarah Lempar Lembing

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN TOLAK PELURU (GAYA O BRIEN) PADA ATLET PUTERA USIA REMAJA DKI JAKARTA Aisya Kemala Universitas Islam 45 Bekasi aizya_24@yahoo.com Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Kekuatan Otot Lengan (XI) dengan keseimbangan (X2) terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) (Y) pada atlet usia remaja DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisa korelasi, sampel penelitian ini berjumlah 0 orang Atlet Pelajar DKI Jakarta dengan menggunakan cara Purposive Sampling. Pengambilan data dengan cara teknik penilaian gerak dan mencatat hasilnya. Instrumen penelitian ini yaitu tes kekuatan otot lengan dengan menggunakan tes Bench Press, tes keseimbangan menggunakan tes modified bass test of dynamic balance, dan tes ketrampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) dinilai dengan hasil Penilaian keterampilan gerak. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi sederhana dan berganda dilanjutkan dengan uji F pada Taraf Signifikan α = 0,05. Berdasarkan analisis data penelitian diperoleh hasil: () terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) diperoleh nilai korelasi r xy = 0,89 koefisiensi determinasi = 0,75854 yang berarti sumbangan kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) sebesar 75,85%, (2) terdapat hubungan yang berarti antara keseimbangan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) diperoleh dari nilai korelasi r x2y = 0,86 koefisiensi determinasi = 0,7396 yang berarti sumbangan keseimbangan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) sebesar 73,96%, (3) terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) diperoleh dari nilai korelasi r xx2y = 0,99 koefisiensi determinasi = 0.980 yang berarti sumbangan kekuatan otot lengan dan keseimbangan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) secara bersama sama sebesar 98,0%. Kata Kunci: Kekuatan Otot Lengan, Keseimbangan, kemampuan Tolak Peluru (Gaya O Brien). Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan biomotorik, misalnya kekuatan, daya tahan kecepatan, kelenturan, koordinasi, dan sebagainya. Selain itu juga sebagai sarana untuk penelitian bagi para ilmuan (Eddy Purnomo, 20: ). Tolak peluru merupakan salah satu dari cabang cabang atletik yang populerkan diperlombakan. Tolak peluru terdiri dari dua kata yaitu tolak dan peluru. Kata tolak berarti sorong atau dorong, sedangkan peluru berarti bola besi yang harus dilempar dengan tangan (Munasifah, 20: 45). Secara teknis, tolak peluru berbeda dengan nomor lempar lainnya. Olahraga ini menguji kekuatan atlet untuk menolakkan peluru sejauh mungkin. Disebut tolak peluru karena atlet harus mendorong, bukan melempar, objek berbentuk peluru dengan satu tangan saja. Peluru terbuat dari Aisya Kemala: Dosen PJKR FKIP Universitas Islam 45 Bekasi 32

bola besi. Selain kekuatan tangan, kecepatan gerakan dan koordinasi serta menyeimbangkan tubuh pada saat melakukan rotasi atau putaran sangat penting untuk menciptakan daya yang maksimal saat mendorong atau menolak peluru. Dari komponen kondisi fisik, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan kekuatan otot lengan dan keseimbangan dengan kemampuan Tolak Peluru gaya O Brient. Kekuatan Otot Lengan Kekuatan merupakan komponen dasar dalam melakukan gerakan fisik, termasuk olahraga. Untuk dapat melakukan keterampilan fisik yang baik, kekuatan otot merupakan salah satu komponen penting yang harus dimiliki terlebih dahulu. Dengan kata lain, kekuatan merupakan komponen dasar yang harus dimiliki sebelum mengembangkan komponen fisik lainnya. Kekuatan didefinisikan sebagai kerja maksimal (maximal force) atau torque (rotational force) yang dihasilkan otot atau sekelompok otot. Selain itu kekuatan juga didefinisikan sebagai kemampuan system neuromuscular dengan cara yang meningkatkan kemampuan atlet untuk menghasilkan tenaga sehingga meningkatkan penampilan (Bompa & Gregory, 994: 229). Dalam menolak pada nomor Tolak Peluru kekuatan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk menunjang beberapa hal, karena hampir semua gerakan pada gerakan menolak harus ditunjang dengan kekuatan otot yang maksimal karena kekuata merupakan unsur utama yang menentukan dalam penampilan gerak pada nomor Tolak Peluru Adapun kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan otot lengan yang digunakan untuk Menolak berat Peluru selama melakukan keterampilan Tolak Peluru terutama pada fase menolakkan bola peluru sekuat dan mencapai hasil sejauh mungkin. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot lengan itu sendiri ada beberapa macam. Bompa mengatakan, kekuatan maksimal otot seseorang atlet dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: (a) jumlah motor unit yang terlibat/rekrutmen, (b) jumlah motor unit yang terstimulasi, (c) jumlah motor unit sinkronisasi, (d) siklus pemendekan pada pegangan, (e) derajat inhibisi neuromuskular, (f) jenis serabut otot, dan (g) derajat hipertropi otot (Bompa & Gregory, 994: 229). Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dari beberapa ahli diatas, maka bisa disimpulkan bahwa kekuatan adalah komponen yang penting dan harus dimiliki oleh setiap manusia, karena kekuatan otot merupakan alat penggerak tubuh, melindungi organ tubuh yang lain, mengoptimalkan fungsi persendian, dan membentuk postur tubuh yang seimbang. Keseimbangan Keseimbangan dibagi menjadi dua yaitu keseimbangan statik dan keseimbangan dinamik, dalam Nomor Tolak Peluru kesimbangan adalah komponen yang penting untuk menunjang atlit untuk melakukan gerakan dengan sempurna. Untuk dapat menahan posisi tubuh pada saat diudara maka 33

dibutuhkan keseimbangan yang baik agar posisi tubuh bisa stabil dan tidak berubah-ubah sampai dengan posisi akhir. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika ditempatkan diberbagai posisi. Definisi menurut O Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama pada saat kita berada dalam posisi tegak. Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat masa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Berdasarkan pendapat diatas maka keseimbangan dapat diartikan sebagai berikut. Keseimbangan adalah kemampuan seseorang dalam mempertahankan equilibrium dan neuromuskular pada saat diam maupun bergerak melakukan gerakan tertentu. Tolak Peluru Gaya O Brient Tolak peluru adalah olahraga yang menggunakan alat berupa bola besi dengan cara mendorong atau ditolak sejauh-jauhnya. Tujuan dari tolak peluru adalah untuk mencapai tolakan yang sejauhjauhnya, sesuai dengan namanya tolak bukan lempar, tetapi ditolak atau didorong dengan tangan satu bermula diletakkan di pangkal bahu (Giri Wiarto, 203: ). Perlombaan tolak peluru memerlukan tempat khusus yang dirancang sedemikian rupa agar lemparan yang dilakukan atlet tidak membahayakan dirinya atau pun orang lain, seperti penonton, juri dan oficial. Sebab, bola besi yang berat akan berakibat fatal jika mengenai seseorang. Arena tolak peluru tersebut berbentuk lingkaran dengan diameter 2,35 m. Berat peluru bisa bervariasi dari 0,5 kg (, pon) hingga ke berat lomba 7,25 kg (6 lb) untuk putra dan 4kg (8 lb 3 ons) untuk putri. Berat peluru untuk sekolah menengah, remaja pria bertanding dengan peluru 6,25 kg dan remaja wanita dengan peluru 3 kg. Kompetisi di perguruan tinggi dan iternasional, berat peluru utuk pria 7,25 dan untuk wanta 4 kg (Mc Mane, 2008: 49). Selanjutnya, gaya dalam tolak peluru secara umum dibagi menjadi 2 bagian yaitu gaya ortodoks, dan gaya O Brien, Gaya tolak peluru yang sering digunakan pada tolak peluru, yaitu gaya ortodoks (gaya lama) dan gaya O Brien (gaya baru) Jika ada gaya lain hanyalah merupakan variasi dari kedua gaya tersebut. Tujuan tolak peluru adalah menolak sejauh-jauhnya untuk memperoleh prestasi yang optimal. Adapun pembagian gaya pada tolak peluru dibagi menjadi 2 gaya yaitu: () Gaya ortodoks atau menyamping, Yaitu gaya pada olahraga tolak peluru yang dilakukan secara menyamping, tidak membelakangi sektor lemparan, dilakukan dengan badan menyamping dan arah tolakan di sebelah kiri badan jika kidal maka arah tolakan disebelah kanan badan, (2) Gaya O brien atau gaya belakang, yaitu gaya pada olahraga tolak peluru yang di dilakukan dengan membelakangi sektor lemparan, hampir sama dengan gaya ortodoks, sering digunakan oleh atlit tolak peluru karena lebih menguntungkan dibandingkan dengan gaya ortodoks, jalur awalan lebih panjang bila 34

menggunakan gaya O brien sehingga menambah kecepatan dan ini berarti kemungkinan jarak tempuh akan semakin jauh. Berdasarkan pemaparan di atas, maka gaya O brien dipilih peneliti karena gerakannya yang lengkap dan dapat menghasilkan tolakan yang jauh. METODE Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisa korelasi. Data diperoleh dengan cara mengukur dan mencatat hasil dari pengukuran yang benar dari tes pengukuran kekuatan otot lengan, keseimbangan dan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan dan keseimbangan dan variabel terikatnya adalah keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien Populasi dalam penelitian ini adalah Atlet Pelajar Putera dan Puteri Usia Remaja DKI Jakarta. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dari penelitian ini adalah Atlet Putera Usia remaja di DKI Jakarta berjumlah 0 orang, kriteria badan yang ideal sehingga mengurangi resiko cidera karena gerakan keterampilan ini, Pengambilan sampel menggunakan cara Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja (Sugiyono, 994: 57). Yang dimaksud Purposive Sampling dalam penelitian ini adalah sampel ditentukan sesuai kriteria yang sudah disebutkan dari total populasi yang ada, peneliti mangambil 0 orang Atlet Putera usia Remaja di DKI Jakarta. Instrumen penelitiaan yang digunakan antara lain: () Kekuatan otot lengan diukur menggunakan tes bench press (Widiastuti, 20: 97-98), Keseimbangan diukur dengan menggunakan tes modified bass test of dynamic balance (Widiastuti, 20: 45-46), Tes keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien dinilai oleh juri/pelatih dengan format penilaian keterampilan free fall airbone yang dapat dlihat pada tabel berikut ini. A. Sikap Tubuh Tabel. Format Penilaian Keterampilan Free Fall Airbone Penilaian Poin Total Hasil. posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak peluru dan membelakangi sektor lemparan. 2. Tangan kanan keatas sambil membawa peluru. 3. Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher 4. Bahu yang relaks 4 35

B. Saat Melakukan Awalan (posisi kaki). Kaki kanan melangakh kedepan diikuti dengan condongan badan kedepan. 2. Ayun kaki kiri, Kaki kanan digeser kebelakang 3. Putaran tubuh dan lakukan tolakan 4. Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan C. Saat Melempar. posisi kaki belakang diturunkan atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak dibengkokkan. 2. kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan. 3. Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru 4. Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan. D. Sikap Akhir. Posisi kaki selalu rendah dan bertahan kuatkuat. 2. Lakukan gerakan kaki kiri mendorong ke belakang 3. posisi pinggang kiri dan bahu menghadap ke belakang jauh 4. keseimbangan tubuh saat melepas peluru. 4 4 4 Jumlah 6 Analisis data dalam penelitian ini menggunakan: () deskriptif data, (2) korelasi sederhana dan berganda dilanjutkan dengan uji F pada Taraf Signifikan α = 0,05. 36

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi data dalam penelitian ini meliputi nilai terendah, nilai tertinggi, rata-rata, simpangan baku dan varian masing-masing variabel, yaitu kekuatan otot lengan (X ), keseimbangan (X 2 ) dan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (Y). Berikut ini data lengkapnya. Tabel 2. Deskripsi data Penelitian Variabel Kekuatan Otot Keseimbangan Keterampilan Free Lengan (X ) (X 2 ) Fall Airbone (Y) Nilai Terendah 35 5 9 Nilai Tertinggi 87 50 6 Rata-rata 60,30 40 3,25 Simpangan Baku 6,77 3.34 3,53 Hubungan Kekuatan Otot Lengan (x ) dengan Keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (Y) Hubungan kekuatan otot lengan dengan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien dengan persamaan regresi yaitu Ŷ = 9,87 + 0,8x. Artinya dapat diketahui dengan persamaan regresi tersebut jika variabel (X ) diketahui. Kekuatan otot lengan (X ) dengan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (Y) ditunjukan oleh koefisiensi korelasi r xy = 0,8. Koefisiensi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartiannya sebelum digunakan untuk mengambil kesimpulan. Hasil uji keberhasilan uji koefisiensi korelasi tersebut dapat dinilai dalam tabel berikut. Tabel 3. Uji keberartian koefisiensi korelasi X terhadap Y Korelasi antara Koefisiensi Korelasi t hitung t tabel α 0,05 X dan Y 0,86 4,76 2,306 Uji keberartian koefisiensi korelasi diatas terlihat bahwa t hitung = 4,76 lebih besar dari t tabel = 2,306. dengan demikian hipotesis yang mengatakan terhadap hubungan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien didukung okleh data penelitian, artinya semakin tinggi nilai kekuatan otot lengan maka semakin tinggi nilai keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien Koefisiensi determinasi kekuatan otot lengan dalam keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (r xy ) 2 = 0,75854 hal ini berarti bahwa variabel kekuatan otot lengan memberikan kontribusi sebesar 75,85% terhadap keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien. 37

Hubungan Keseimbangan (X 2 ) dengan Keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (Y) Hubungan keseimbangan dengan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien dengan persamaan regresi yaitu Ŷ = 3,47 + 0,95X 2. Artinya dapat diketahui dengan persamaan regresi tersebut jika variabel (X 2 ) diketahui. Keseimbangan (X 2 ) dengan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (Y) ditunjuk oleh koefisiensi korelasi r x2y = 0,86. kioefisiensi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartiannya sebelum digunakan untuk mengambil kesimpulan. Hasil uji keberartian koefisiensi korelasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4. Uji Keberartian Koefisiensi Korelasi X 2 Terhadap Y Korelasi antara Koefisiensi Korelasi t hitung t tabel α 0,05 X 2 dan Y O,86 4,76 2,306 Uji keberartian koefisiensi korelasi diatas terlihat bahwa t hitung = 4,76 lebih besar dari t tabel = 2,306. Dengan demikian hipotesisi yang mengatakan terdapat hubungan antara keseimbangan dengan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien didukung oleh data penelitian, artinya semakin tinggi nilai keseimbangan semakin tinggi juga nilai keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien Koefisiensi determinasi keseimbangan dalam keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (r x2y ) 2 = 0,7396 hal ini berrarti variabel keseimbangan memberikan kontribusi sebesar 73,96% terhadap keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien. Hubungan Kekuatan Otot Lengan (X ) dan Keseimbangan (X 2 ) dengan Keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien (Y) Hubungan kekuatan otot lengan dan kesimbangan terhadap keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien dengan persamaan regresi yaitu Ŷ = -0,03965 + 0,47X + 0,54X 2 hubungan ketiga variabel tersebut dinyatakan oleh r xx2y = 0,99, Koefisiensi tersebut harus diuji terlebih dahulu mengenai keberartiannya sebelum digunakan untuk mengambil kesimpulan. Hasil uji keberartian koefisiensi korelasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 5. Uji Keberartian Koefisiensi Korelasi Ganda Korelasi Koefisiensi Korelasi F hitung F tabel X, X 2, dan Y 0,99 8,42 3,88 Uji keberartian koefisiensi korelasi di atas terlihat bahwa F hitung = 8,42 lebih besar dari F tabel = 3,88, berarti koefisiensi korelasi (r xx2y ) 2 =0,980 hal ini berarti bahwa variabel kekuatan otot lengan dan keseimbangan memberikan kontribusi 98% terhadap keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien. Dari 38

penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan dengan keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien pada Atlet Tolak Peluru Usia Remaja di DKi Jakarta ini terbukti dengan data penelitian yang menyatakan 98% keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien didapat dari kekuatan otot lengan dan keseimbangan. Dengan demikian semakin tinggi kekuatan otot lengan dan keseimbangan maka akan semakin tinggi pula nilai keterampilan Tolak Peluru gaya O Brien. SIMPULAN Berdasarkan analisis data penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: () terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) pada Atlet Putera Usia Remaja DKI Jakarta, (2) terdapat hubungan yang berarti antara keseimbangan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) pada Atlet Putera Usia Remaja DKI Jakarta, (3) terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan dan keseimbangan terhadap keterampilan Tolak Peluru (Gaya O Brient) pada Atlet Putera Usia Remaja DKI Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Bompa, Tudor O., G. Gregory Haff. 994. Theory and Methodology of Training. Lowa: Kendall Hunt Publishing. Eddy Purnomo. 20. Dasar-dasar Gerak Atletik. Bandung: Alafabeta. Giri Wiarto. 203. Dasar-dasar Atletik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Munasifah. 20. Atletik olahraga kegemaranku. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya. Sudjana. 992. Teknik Analisa Korelasi. Bandung: Tarsito. Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Widiastuti. 20. Tes dan Pengukuan Olahragaan. Jakarta: Bumi Timur Raya 39