1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prokrastinasi dikalangan mahasiswa merupakan salah satu permasalahan yang sering kali ditemui dan patut mendapat banyak perhatian karena berdampak pada hasil tugas dan menurunnya prestasi akademik. Prokrastinasi merupakan suatu perilaku yang tidak bisa mengatur waktu dengan baik sehingga menyebabkan tertundanya suatu pekerjaan (Fauziah, 2015 :125). Prokrastinasi yang dilakukan seseorang menjadi indikasi kurangnya motivasi berprestasi (need for achievment) seseorang untuk tampil optimal seperti sering terlambat, persiapan yang terlalu lama sehingga tidak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu (Rumaini, 2006 :38). Burka dan Yuen (2008 : 6) mengemukakan bahwa di Amerika Utara sekitar 70% pelajar memunculkan prokrastinasi, 90% mahasiswa melakukan prokrastinasi dan 25% diantaranya melakukan penundaan secara parah atau kronis yang akhirnya akan putus kuliah atau drop-out dari masa studinya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari, (2008) kepada mahasiswa Fakultas Psikologi USU (Universitas Sumatra Utara) menunjukkan sebesar 48,5% mahasiswa melakukan prokrastinasi pada tugas mengarang, 78,8% mahasiswa melakukan prokrastinasi dalam belajar untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian, 65,2% melakukan prokrastinasi dalam tugas membaca, 51,2% melakukan prokrastinasi dalam pertemuan atau diskusi,
2 40,9% melakukan prokrastinasi dalam tugas administratif dan sebanyak 63,6% melakukan prokrastinasi secara keseluruhan. Pada umunya bahwa masalah utama yang dialami mahasiswa adalah kesulitan dalam mengatur waktu belajar. Mahasiswa biasanya cenderung mengeluh karena tidak dapat membagi waktu dengan baik dan tidak segera memulai mengerjakan ketika menghadapi suatu tugas (Alaihimi, W.S., Arneliwati., & Misrawati, 2014 : 1). Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) adalah salah satu program studi di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang 50% mata kuliahnya memberikan tugas berupa menulis makalah kelompok. Tugas tersebut biasanya diberikan pada awal masa perkuliahan dan telah ditetapkan batas waktunya dari dosen pengampu mata kuliah. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang yang aktif mengikuti organisasi (Selasa, 25 Oktober 2016), yang menyebabkan menunda-nunda pekerjaan termasuk tugas kuliah yaitu karena rasa malas, waktu pengumpulannya masih lama (rendahnya perencanaan), suka main (refreshing), sibuk berorganisasi, dan kelelahan karena banyak kegiatan. Selain itu menurut Misrawati, Alaihimi W.S, & Arneliwati (2014 : 1), persepsi mahasiswa tentang kesulitan tugas, tergantung bantuan teman, kurangnya referensi dari tugas yang diberikan, lebih mendahulukan aktivitas di luar kampus seperti organisasi, dan memiliki aktivitas yang padat (tugas kuliah). Seseorang yang melakukan penundaan tugas akademik yakni mengerjakan tugas tersebut hingga mendekati batas waktu yang ditentukan maka akan cenderung mengerjakannya dengan ceroboh dan terburu-buru.
3 Menurut buku Panduan Akademik Universitas Muhammadiyah Malang tahun 2013-2014 bahwasanya predikat kelulusan ditetapkan berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Predikat kelulusan mahasiswa terbagi menjadi 3 yaitu, IPK 2,00-2,75 (memuaskan), IPK 2,76-3,50 (sangat memuaskan), dan IPK 3,51-4,00 (dengan pujian). Berdasarkan studi pendahuluan yang peniliti lakukan di Fakultas Ilmu kesehatan Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal (25 Oktober 2016) bahwasanya jumlah mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi periode tahun ajaran 2016-2017 didapatkan bahwa dari 5 organisasi yang meliputi SEFA, BEM, HIMIKA, PIK-M, TIMAPKES, sebanyak 62 mahasiswa ternyata mereka mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) rata-rata 2,76-3,50 (sangat memuaskan). Berdasarkan data yang diperoleh dari Tata Usaha Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal (19 Oktober 2016) nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) periode tahun ajaran 2016-2017 yang aktif mengikuti organisasi sebanyak 15% mahasiswa mendapat nilai Dengan Pujian, 50% mahasiswa mendapat nilai sangat memuaskan, dan 35% mahasiswa mendapat nilai memuaskan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menarik kesimpulan bahwasanya mahasiswa yang aktif mengikuti organisasi kemahasiswaan mendapat rata-rata mendapa nilai yang sangat memuaskan. Tetapi, berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan melalui metode wawancara didapati pada mahasiswa yang aktif di organisasi, 8 dari 8 mahasiswa PSIK UMM mengaku selalu menunda-nunda untuk memulai menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, sehingga bukan tidak mungkin bahwa mahasiswa PSIK UMM
4 yang aktif di organisasi mempunyai kecenderungan melakukan prilaku prokrastinasi akademik. Tanpa mereka sadari, jika perilaku menunda-nunda mengerjakan tugas tersebut terus menerus dilakukan maka, akan mempengaruhi pengerjaan tugas akademik yang tidak maksimal (terburu-buru dan ceroboh) yang akhirnya akan berpengaruh pada nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mereka. Salah satu faktor yang menyebabkan tidak tercapainya prestasi belajar adalah ketidakmampuan mengatur waktu menyelesaikan tugas, yaitu tugas akademik dan non akademik. Tugas non akademik yang sebagian besar mengganggu belajar mahasiswa adalah keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan organisasi. Forum pendidikan keluarga Universitas Pendidikan Indonesia (dalam Ilyana, 2015 : 43) mengungkapkan bahwa mereka yang kuliah, dan aktif di organisasi malah bisa mengatur waktunya dengan baik. Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada bila dibandingkan dengan orang yang tidak terjun dalam sebuah organisasi waktunya hanya untuk kuliah. Oleh karena itu, mereka tidak menunda-nunda waktu yang ada dan berusaha untuk menyelesaikan tugas tepat waktu sehingga semua aktifitas yang ia lakukan tidak terbengkalai. Di sisi lain, menurut Basuki (dalam Misrawati, Alaihimi W.S, Arneliwati, 2014 : 3) menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang aktif di organisasi kampus cenderung mengalami konflik antar peran (inter role conflict). pada mahasiswa yang tidak bisa mengatasi konflik peran yang dialaminya, ada kecenderungan untuk kurang bisa menjalankan perannya diperkuliahan karena tidak bisa membagi waktu antara kuliah dan organisasi sehingga akan mempengaruhi nilai akademik dan konsentrasi kuliahnya,
5 sedangkan pada mahasiswa yang mampu untuk mengatasi konflik peran yang dialaminya, cenderung bisa menjalankan kedua perannya dengan baik. Meskipun terkadang konsentrasi kuliahnya terganggu, namun tidak terjadi dalam jangka waktu yang lama. Peneliti mengambil berdasarkan sosiodemografi karena ingin mengetahui apakah sosiodemografi yang meliputi umur, jenis kelamin, suku, dan asal sekolah mempengerahui prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan. Sosiodemografi itu sendiri meliputi Umur, jenis kelamin, asal daerah (Jawa dan Non Jawa), maupun asal sekolah (SMA, SMK dan MA). Pertama, Menurut Departement kesehatan RI tahun 2009 Umur pada umumnya mahasiswa berusia sekitar 17-25 tahun (remaja akhir) atau juga biasa disebut dewasa muda (young adulthood). Masa Dewasa adalah fase dimana individu mulai beranjak dari terfokus pada dirinya sendiri ke arah hidup yang harmonis, hangat dan produktif dengan sesama anggota masyarakat. Masa dewasa menuntut individu yang melibatkan perasaan yang lebih intensif secara selektif-proporsional dalam interaksinya dengan individu lain (Amriel, 2007 : 22). Kedua, Jenis Kelamin merupakan, ketentuan biologis atau ketentuan kodrati atau secara permanen tidak dapat berubah. Jenis kelamin (gender) juga menunjuk pada perilaku dan bentuk aktifitas yang semestinya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan sesuai tuntutan budaya(sudarma, 2008 : 188). Ketiga, suku ternyata menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi perbedaan peserta didik. Secara teoritis maupun empiris, suku memiliki peranan penting dalam proses pembentukan perkembangan berfikir dan berprilaku (Surna, 2014 : 177). Keempat, asal sekolah pada umumnya SMA,
6 SMK, atau Madrasah Aliyah berbeda pada tingkat kemahiran dasar. Perbedaan bidanglah yang memberi ciri khusus kepada sekolah kejuruan. Di SMA topik pelajaran mengenai hal-hal umum, sedangkan di SMK sudah berada di bidang kejuruan sekolah yang bersangkutan, dan Madrasah Aliyah hampir sama dengan topik pelajaran SMA pada umumnya hanya saja lebih ditambahkan pedidikan agama (Siswoyo, 2008). Fakta yang ditemukan menunjukkan bahwa tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengatur waktu dengan baik. Sering kali dalam menghadapi tugas-tugas perkuliahan muncul rasa enggan atau malang untuk mengerjakannya (Alaihimi, W.S., Arneliwati., & Misrawati, 2014 : 1). Menurut Burka dan Yuen (2008), mengemukakan bahwa terdapat beberapa strategi manajemen waktu yang baik untuk membantu seorang procrastinator. Beberapa strategi tersebut adalah : 1) tetapkan batas waktu penuntasan pekerjaan, 2) mulailah bekerja sebelum feeling in mood, 3) fokuskan kegiatan dalam satu waktu, 4) hadapi hambatan awal dalam bekerja, 5) jika diperlukan bersikaplah fleksibel terhadap tujuan, 6) kurangi kebutuhan akan kesempurnaan, dan 7) berikan penghargaan atas kemajuan yang dicapai. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa keperawatan masih belum banyak diteliti, padahal jurusan keperawatan sendiri memiliki jadwal yang padat dan tugas-tugas yang cukup banyak. Mahasiswa keperawatan sendiri merupakan tonggak awal pembangunan bagi profesi keperawatan kedepannya, oleh karena itu seorang mahasiswa keperawatan dituntun untuk memiliki skill serta kemampuan akademik yang baik untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan selanjutnya karena baik dan buruknya profesi keperawatan selanjutnya akan ditentukan oleh calon perawat yang sekarang
7 tengah menduduki jenjang perkuliahan (Alaihimi, W.S., Arneliwati., & Misrawati, 2014 :2). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran prokrastinasi akademik berdasarkan sosiodemografi pada mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Muhammadiyah Malang. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Gambaran Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Aktif di Organisasi Kemahasiswaan Berdasarkan Sosiodemografi (Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang)? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan sudah ditetapkan, maka tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Aktif di Organisasi Kemahasiswaan Berdasarkan Sosiodemografi (Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang).
8 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi angka kejadian prokrastinasi akademik dikalangan mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Menganalisis gambaran prokrastinasi akademik berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, asal daerah, asal sekolah) di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Universitas Muhammadiyah malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi peneliti Menambah wawasan dalam penyusunan karya tulis, khususnya tentang Gambaran Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang Aktif di Organisasi kemahasiswaan berdasarkan Sosiodemografi (Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang) serta menjadi pengalaman berharga untuk peneliti dan diharapkan karya tulis ini dapat menjadi referensi yang bermutu untuk penelitian berikutnya. 1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat Sebagai sarana pembelajaran tentang prilaku prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswa sehingga mahasiswa bisa lebih mengatur waktu belajar dengan baik agar tidak melakukan prokrastinasi akademik.
9 1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Keperawatan Manfaat penelitian ini bagi keperawatan yaitu penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa keperawatan tentang prokrastinasi akademik sehingga mahasiswa keperawatan tidak melakukan prokrastinasi. 1.5 Keaslian Penelitian 1) Penelitian oleh Sariyatul Ilyana, Indah Sri Utami, dan Ristiningsih Mulyawati, ( 2015) tentang Perbedaan Tingkat Prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi kemahasiswaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Sariyatul Ilyana, Indah Sri Utami, dan Ristiningsih Mulyati adalah variable yang digunakan. Variable yang diteliti terdiri dari Prokrastinasi akademik sebagai dependent sedangkan mahasiswa aktif dan tidak aktif sebagai kelompok yang akan dilakukan penelitian, sedangkan penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok yaitu mahasiswa yang aktif organisasi kemahasiswaan. 2) Penelitian oleh Muhammad Johan Nasrul Huda, (2015) tentang Perbandingan Prokrastinasi Akademik menurut Pilahan Jenis Kelamin di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada tempat yang akan diteliti. Tempat yang akan diteliti di Kampus 2 Fakultas Ilmu kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, sedangkan penelitian oleh
10 Muhammad Johan Nasrul Huda di lakukan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3) Penelitian oleh Mussarat Jabeen Khan, (2014) tentang Academic procrastination among Male and Female University and Collage Students. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah pada metode pengambilan sampel. Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh Mussarat jabeen Khan adalah metode sampel menggunakan purposive sampling, Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah menggunakan total sampling.