PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW - WANT TO KNOW - LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG TRANSPARAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MENGGUNAKAN STRATEGI KARTU SORTIR (CARD SORT)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

Yunita Fitri Anggraeni 1), Kartono 2), Idam Ragil Widianto Atmojo 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGKLASIFIKASI PESAWAT SEDERHANA MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN DENGAN PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE INISIASI DEBAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, AND INTELLECTUALY

PENERAPAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI

PENGGUNAAN MEDIA EDUTAINMENT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI METODE OVERVIEW, ASK, READ, WRITE, EVALUATE, TEST (OARWET) PADA SISWA KELAS V SD

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK Tri Handayani 1), Hadi Mulyono 2), Hartono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta e-mail: tri_01_handayani@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this research is to know the application of scientific approach that can improve speaking skills in the fourth grade students of SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta in the academic year of 2014/2015. The form of this research was Classroom Action Research (CAR) and it was conducted in three cycles. Each cycle consisted of four phases, namely planning, acting, observing, and reflecting. The subjects of this research were the fourth grade students of SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta in the academic year of 2014/2015, amounted about 37 students which consist of 16 male students and 21 female students. The data of the research were obtained from the teacher of the fourth grade, students, and official documents. To test the validity of the data, the researcher used triangulation of the sources and triangulation of techniques. The conclusion from this research is the application of scientific approach can improve the speaking skill in the fourth grade students of SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta in the academic year of 2014/2015. Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan berlangsung dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 37 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Sumber data berasal dari guru kelas, siswa dan dokumen resmi. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. Kata kunci : keterampilan berbicara, pendekatan saintifik. Bahasa merupakan alat komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Keterampilan berbahasa mempunyai empat aspek, yaitu (1) menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis. Keempat keterampilan tersebut sangat berkaitan erat antara satu keterampilan dengan keterampilan lainnya. Keterampilanketerampilan tersebut diperoleh dan dikuasai dengan cara praktik dan lati-han secara berkesinambungan. Satu dari empat keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan seharihari untuk berkomunikasi secara lisan dan e- fektif adalah keterampilan berbicara. Melalui kegiatan berbicara seseorang dapat menyampaikan pesan, pemikiran, gagasan, dan perasaannya. Hal tersebut selaras dengan tujuan berbicara menurut Tarigan (2008: 17), yaitu: (1) memberitahukan dan melaporkan (to inform), (2) menjamu dan menghibur (to entertain), (3) membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade). Keterampilan berbicara termasuk keterampilan yang sangat sulit, setiap orang belum tentu mempunyai keterampilan berbicara secara baik dan benar. Oleh karena itu sangat diperlukan perhatian khusus dari dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar dalam mengajarkan keterampilan berbicara kepada siswa. Setiap aktivitas siswa banyak menggunakan bahasa lisan atau berbicara sebagai a- lat komunikasi dalam pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Apabila keterampilan berbicara siswa rendah, maka hal tersebut akan berdampak pada hasil belajar dan prestasi yang dimilikinya. Padahal keterampilan berbicara tidak hanya diperlukan pada mata pelajaran bahasa saja, melainkan semua mata pelajaran. Maka dari itu, keterampilan berbicara harus mulai diperhatikan sejak dini. Berdasarkan fakta yang terjadi di sekolah dasar hasil pembelajaran berbicara menu- 1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD UNS

njukkan bahwa hasil belum maksimal. Rendahnya keterampilan berbicara siswa tersebut juga terjadi di SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Sri Kris Setijani, S. Pd. SD., guru kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta menyatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Kesulitan tersebut dikarenakan siswa dituntut terampil berbicara, menyimak, membaca, menulis. Dari keempat keterampilan tersebut, berbicara merupakan keterampilan yang paling sulit. Siswa sulit menyampaikan informasi yang didapat melalui suatu kegiatan secara lisan dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya materi yang akan dibicarakan siswa atau terkadang sikap malumalu siswa untuk menyampaikan pendapatnya. Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada observasi awal, nilai bahasa Indonesia aspek keterampilan berbicara siswa rata-rata nilai yang diperoleh adalah 71,46 dengan KKM 75. Hal ini ditunjukkan bahwa hanya 13 (35, 14%) siswa, dari 37 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM. Sedangkan sisanya 24 siswa (64,86%) siswa tidak mencapai KKM. Faktor penyebab rendahnya hasil keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta antara lain: (1) Rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran keterampilan berbicara. Hal itu terbukti saat pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan berbicara siswa terlihat pasif ketika pembelajaran berlangsung. (2) Dalam proses penyampaian materi khususnya keterampilan berbicara guru cenderung menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional, yaitu siswa disuruh membaca teks. Kemudian siswa dituntut untuk memahami sendiri materi bacaan dan diminta menceritakan kembali apa yang telah didapat dari materi bacaan dengan berbekal ingatan sementara saja. Sehingga dapat dilihat bahwa siswa cenderung belajar secara individu sehingga pembelajaran terkesan membosankan. Dalam proses penyampaian materi pembelajaran, perlu adanya pendekatan pembelajaran agar materi yang disampaikan tersebut benar-benar bisa dipahami oleh siswa dan kemudian dapat diterapkan dengan baik. Sebagai solusi dari salah satu permasalahan tersebut adalah seorang guru dituntut kemampuannya untuk menerapkan pembelajaran yang aktif dan kreatif melalui pendekatan pembelajaran yang inovatif. Penerapan pendekatan pembelajaran tersebut merupakan upaya untuk membantu, mempermudah dan memperjelas suatu pelajaran yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sagala (2013: 68) yang berpendapat bahwa pendekatan merupakan aktivitas pembelajaran yang dipilih o- leh guru sebagai usaha untuk mempermudah siswa dalam mempelajari materi pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru dan sesuai kurikulum yang berlaku. Salah satu pendekatan pembelajaran inovatif adalah pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada seorang siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru (Daryan-to, 2014: 51). Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta untuk semua mata pelajaran. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong keaktifan siswa dalam mencari tahu informasi dari berbagai sumber melalui observasi, dan bukan hanya diberi tahu terus menerus. Kondisi tersebut sangat membutuhkan keterampilan berbicara yang baik. Langkah-langkah penerapan pendekatan saintifik dalam keterampilan berbicara antara lain pertama, siswa mengamati suatu peristiwa atau masalah. Pengamatan yang telah dilakukan sebelumnya mengarah pada suatu pertanyaan yang perlu dijawab untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang pengamatan, seperti mengapa atau bagaimana peristiwa ini terjadi atau bagaimana rasanya. Tahap ketiga adalah menalar. Sebuah penalaran digunakan untuk menjawab pertanyaan yang sudah diajukan. Setelah melaui proses menalar, siswa akan menetapkan hipotesis kemudian melanjutkan dengan melakukan eksperimen atau percobaan untuk membuktikan hipotesis. Pada tahap terakhir adalah mengomunikasikan. Siswa menyampaikan hasil percobaan kepada teman lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan masalah, yaitu: Bagaimana penerapan pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta tahun ajaran 2014/2015 melalui penerapan pendekatan saintifik. METODE Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada semester II (semester genap) tahun ajaran 2014/2015, dilaksanakan selama 7 bulan. Penelitian ini dimulai pada bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Juli 2015. Subjek penelitian adalah siswa dan guru kelas IV. Sumber data primer penelitian ini berasal dari guru dan siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta tahun ajaran 2014/ 2015. Sumber data sekunder pada penelitian ini berasal dari berbagai arsip atau dokumen, antara lain: silabus, RPP, daftar nilai siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: kajian dokumen, observasi, tes dan wawancara. Validitas data digunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data digunakan analisis data interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan (Miles & Hubberman, 1992: 20). HASIL Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu diadakan observasi dan wawancara dengan siswa dan guru kelas. Dari data nilai yang diperoleh pada observasi awal, nilai keterampilan berbicara menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran keterampilan berbicara dan dalam proses penyampaian materi pembelajaran khususnya keterampilan berbicara guru menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional. Dan distribusi frekuensi nilai keterampilan berbicara siswa pratindakan dapat dilihat pada Tabel 1. berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Pratinda-kan 1 63 66 11 29,73 2 67 70 11 29,73 3 71 74 2 5,41 4 75 78 4 10,81 5 79 82 6 16,22 6 83-86 2 5,41 7 87-90 1 2,70 Nilai Rata-rata Kelas 71,46 35,14% Berdasarkan Tabel 1, sebagian besar siswa kelas IV belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75. Dari 37 siswa, 24 diantaranya atau 64,86% siswa masih di bawah KKM dan hanya 13 atau 35,14% siswa yang mencapai KKM. Dengan nilai terendah 64, nilai tertinggi 87 dan rata-rata kelas 71,46. Dengan data nilai pada pratindakan tersebut peneliti memberikan alternatif solusi untuk meningkatkan keterampilan berbicara dengan menerapkan pendekatan saintifik. Nilai keterampilan berbicara tersebut dengan menerapkan pendekatan saintifik pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siklus I 1 60 64 11 29,73 2 65 69 4 10,81 3 70 74 2 5,41 4 75 79 11 29,73 5 80 84 7 18,92 6 85-89 1 2,70 7 90-94 1 2,70 Nilai Rata-rata Kelas 73,03 54,05%

Pada siklus I, terjadi peningkatan yang cukup signifikan, siswa yang berhasil mencapai nilai KKM mencapai 20 siswa atau sekitar 54,05% dari total 37 siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM berjumlah 17 siswa atau sekitar 45,95%. Nilai terendah 60, nilai tertinggi 92 dan nilai rata-rata kelas yang diperoleh 73,03. Meskipun nilai rata-rata kelas keterampilan berbicara siswa mencapai 73,03 tetapi persentase ketuntasan klasikal baru mencapai 54,05% saja. tersebut masih sangat jauh dari apa yang ditargetkan peneliti pada indikator kinerja yaitu 85%. Dengan demikian tindakan perlu dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II nilai keterampilan berbicara menunjukkan adanya peningkatan signifikan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II 1 65 69 1 2,70 2 70 74 7 18,92 3 75 79 15 40,54 4 80 84 7 18,92 5 85 89 5 13,51 6 90 94 1 2,70 7 95-99 1 2,70 Nilai Rata-rata Kelas 78,92 78,38% Setelah dilaksanakan tindakan siklus II data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada 29 siswa atau 78,38% yang mendapatkan nilai di atas KKM, dan 8 siswa atau 21, 62% masih di bawah KKM. Nilai terendah 66, nilai tertinggi 96 dengan nilai rata-rata 78,92. Hasil nilai keterampilan berbicara siklus II belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu 85%. Untuk itu perlu dilaksanakan siklus III. Pelaksanaan siklus III untuk menindaklanjuti kekurangan yang terdapat pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian keterampilan berbicara menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus III terdapat 33 siswa yang mendapat nilai di atas KKM dengan ketuntasan klasikal 89,19%. Nilai terendah 72, nilai tertinggi 98 dan rata-rata kelas 84,38. Hasil ini melebihi indikator yang telah ditetapkan yaitu 85%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian sudah berhasil dan tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Secara rinci peningkatan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta pada siklus III disajikan pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Berbicara Siklus II 1 71 74 4 10,81 2 75 78 2 5,41 3 79 82 6 16,22 4 83 86 16 43,24 5 87 90 4 10,81 6 91 94 2 5,41 7 95-98 1 2,70 Nilai Rata-rata Kelas 84,38 89,19% PEMBAHASAN Hasil pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa ada sebuah peningkatan keterampilan berbicara siswa. Pada pratindakan nilai keterampilan berbicara siswa 71,46, sehingga masih di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 75. ketuntasan siswa hanya 35,14% atau 13 siswa yang tuntas, sedangkan 64,86% atau 24 siswa mendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan hasil refleksi nilai pratindakan tersebut, maka diadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta melalui penerapan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan diperoleh data bahwa pada siklus I terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa ditunjukkan dari 37 siswa terdapat 20 siswa yang nilainya 75. Nilai tertinggi 92 dan nilai terendah 60 dengan ketuntasan klasikal 54,05% dan rata-rata kelas 73,03. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai 75 mencapai 29 siswa dengan ketuntasan klasikal 78,38%. Nilai tertinggi 96, nilai terendah

66, dan rata-rata kelas 78,92. Berakhir pada siklus III yang mengalami kenaikan mencapai 33 siswa dengan ketuntasan klasikal 89,19%. Nilai tertinggi 98, nilai terendah 72, dan rata-rata kelas 84,38. Dari hasil observasi dan hasil tes keterampilan berbicara dapat dilihat adanya peningkatan nilai keterampilan berbicara pada siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta. Meningkatnya hasil nilai siswa berarti bahwa keterampilan berbicara siswa juga meningkat. Hasil ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Slamet (2008: 35). Ia mengungkapkan bahwa keterampilan yang bersifat mekanistis, semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil pula seseorang dalam berbicara. Pendapat tersebut juga didukung oleh Tarigan (2008: 1). Tarigan men- jelaskan bahwa keterampilan bila terus menerus dilatih dan dipraktekkan maka akan menjadi suatu kebiasaan yang baik. Hasil penelitian ini juga relevan dengan penelitin yang dilakukan oleh saudari Jamilah Candra Pratiwi (2014) yang menyatakan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada pembelajaran mengungkapkan pendapat atau gagasan pada siswa kelas VA SD Negeri Petoran Surakarta. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan nilai keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Laweyan No. 54 Surakarta tahun ajaran 2014/2015. DAFTAR PUSTAKA Candra, J. (2014). Penerapan Pendekatan Scientific dengan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas VA SD Negeri Petoran Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Miles & Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-Press Sagala, S. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slamet, St. Y. (2008). Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. Tarigan, H. G. (2008). Berbicara (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.