BUKU PEGANGAN TUTOR MODUL KURANG DARAH. Oleh: dr. Waode Sitti Asfiah Udu dr. Amirudin Eso dr. Abdul Karim, Sp.PK SISTIM HEMATOLOGI



dokumen-dokumen yang mirip
BUKU PEGANGAN MAHASISWA MODUL ANEMIA. Tahun Akademik Semester Empat. (dr Tutik Harjianti,SpPD-KHOM) SISTIM HEMATOLOGI

BUKU PEGANGAN TUTOR MODUL ANEMIA. Tahun Akademik Semester Awal Tahun Kedua SISTIM HEMATOLOGI

MODUL SISTEM HEMATOLOGI. Penyusun Tim Sistem Hematologi PSPD FKK UMJ. Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2014

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

Buku Pegangan Mahasiswa MODUL KAKI BENGKAK. Diberikan pada Mahasiswa Semester Kedua Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN

CLINICAL MENTORING TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI DALAM PRAKTEK SEHARI-HARI

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

Curriculum vitae Riwayat Pendidikan: Riwayat Pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Anemia hemolitik autoimun atau Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA)

BUKU PEGANGAN MAHASISWA MODUL 4 BAYI BERATLAHIR RENDAH

MODUL 4 IKTERUS NEONATORUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

KULIT MENGHITAM MODUL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MAHASISWA SISTEM ENDOKRIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi fungsinya untuk membawa O 2 dalam jumlah yang cukup ke

BATUK & SESAK PADA ANAK

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Hematologi; Anemia

Buku Kerja Mahasiswa MODUL DIARE SISTEM MEKANISME DASAR PENYAKIT

MUDAH LAPAR DAN HAUS

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

MODUL SISTEM MUSKULOSKELETAL

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :

Buku Kerja Mahasiswa MODUL KESADARAN MENURUN. Semester Awal Tahun Akademik 2016/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

ABSTRAK. Dewi Tantra, 2008, Pembimbing I : Aloysius Suryawan,dr., SpOG Pembimbing II : Penny Setyawati,dr.,SpPK., M.Kes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

Thalassemia. Abdul Muslimin Dwi Lestari Dyah Rasminingsih Eka Widya Yuswadita Fitriani Hurfatul Gina Indah Warini Lailatul Amin N

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 1 BATUK & SESAK PADA DEWASA

Ruswantriani, Pembimbing : Penny Setyawati, dr, SpPK, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

Anemia Hemolitik. Haryson Tondy Winoto,dr,Msi.Med.,Sp.A Bag. IKA UWK

BAB IV METODE PENELITIAN. dan Penyakit Kandungan dan Ilmu Patologi Klinik. Penelitian telah dilaksanakan di bagian Instalasi Rekam Medis RSUP Dr.

!"#!$%&"'$( )) Kata kunci: Differential counting, zona atas dan bawah

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

LAPORAN TUTORIAL MODUL : Ilmu Penyakit Dalam TRIGGER 5. OLEH: Kelompok Tutorial XVII

MODUL TUTORIAL. Pegangan Mahasiswa SISTEM RESPIRASI. Penyusun Tim Sistem Respirasi PSPD FKK UMJ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

9. Sonia mahdalena 10. Tri amalia 11. Mitha nur 12. Novita sari 13. Wardah afifah 14. windi yuniati 15. Gina I. 16. Nungki. 8.

MODUL PROBLEM BASED LEARNING GANGGUAN TIDUR

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TALASEMIA By Rahma Edy Pakaya, S.Kep., Ns

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

ANEMIA HEMOLITIK. A. Definisi Anemia yang disebabkan oleh peningkatan kecepatan destruksi eritrosit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kelainan darah pada Lupus eritematosus sistemik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin pada manusia terdiri dari HbA 1, HbA 2, HbF( fetus)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Latar belakang dan tujuan penelitian: Anemia defisiensi besi (ADB) sering bersamaan dengan anemia penyakit kronis (APK) dan keduanya

Ilmu Pengetahuan Alam

HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL PROBLEM BASED LEARNING NYERI KEPALA

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

DIAGNOSIS LABORATORIK ANEMIA DEFISIENSI BESI LABORATORIC DIAGNOSIS OF IRON DEFICIENCY ANEMIA

b) Anemia Megaloblastik Megaloblastik dalam kehamilan disebabakan karena defisiensi asam folik c) Anemia Hipoplastik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

PATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SILABUS BLOK INFEKSI & PENYAKIT TROPIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

VITAMIN LARUT DALAM AIR. Oleh dr. Sri Utami B.R. MS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

B A B I PENDAHULUAN. pembangunan dalam segala bidang. Pertumbuhan ekonomi yang baik,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Paru merupakan port d entrée lebih dari 98% kasus infeksi TB. Kuman

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

MATA KULIAH PATOLOGI KLINIK

Darah 8 % bb Komposisi darah : cairan plasma ± 60 % Padatan 40-45% sel darah merah (eritrosit), sel darah putih, trombosit

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PROBLEM BASED LEARNING GANGGUAN SOMATOFORM

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

MODUL-1 LUKA / TRAUMA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia. Pertama, kurang energi dan protein yang. kondisinya biasa disebut gizi kurang atau gizi buruk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

POLA HUBUNGAN ANTARA JUMLAH RETIKULOSIT DENGAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV) Oleh Nugroho Tristyanto Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dirawat di Rumah Sakit minimal selama 1 bulan dalam setahun. Seseorang yang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

SISTEM PEREDARAN DARAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

Transkripsi:

BUKU PEGANGAN TUTOR MODUL KURANG DARAH Oleh: dr. Waode Sitti Asfiah Udu dr. Amirudin Eso dr. Abdul Karim, Sp.PK SISTIM HEMATOLOGI Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo 2011 0

MODUL KURANG DARAH PENDAHULUAN Modul Kurang Darah merupakan modul yang diberikan kepada mahasiswa semester tiga yang mengambil blok Sistem Hematologi. Melalui modul ini, beberapa keluhan penderita yang berhubungan dengan sistem hematologi akan disajikan dalam bentuk skenario. Mahasiswa diharapkan untuk mencermati gejala-gejala yang ada, kemudian mendiskusikan tentang konsep dasar mekanisme penyakit secara menyeluruh. Modul ini terdiri dari dua skenario yang menunjukkan menunjukkan beberapa tanda & gejala klinik yang bisa ditemukan pada beberapa penyakit. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan semua aspek tentang anemia, yaitu hematopoeisis, morfologi darah, jenis jenis anemia, zat gizi yang berhubungan dengan anemia, gambaran patologi klinik pada penderita anemia, serta penatalaksanaannya. Diskusi kelompok harus mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang akan diberikan pada petunjuk selanjutnya. Sebelum menggunakan buku ini, tutor dan mahasiswa harus membaca TIU dan TIK sehingga diharapkan diskusi tidak menyimpang dari tujuan, dan dapat dicapai kompetensi minimal yang diharapkan. Penyusun mengharapkan buku modul ini dapat membantu mahasiswa dalam memecahkan masalah penyakit anemia yang akan disajikan pada sistem selanjutnya. 1

SISTEM HEMATOLOGI MODUL KURANG DARAH Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah selesai mempelajari model ini, maka mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang proses hematopoeisis, morfologi sel-sel darah, fisiologi darah, serta etiologi, patofisiologi, diagnostik, penatalaksanaan, komplikasi, dan pencegahan anemia. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah selesai mempelajari modul ini. Mahasiswa diharapkan dapat : I.Menjelaskan proses hematopoeisis dan menggambarkan sel-sel darah I.1. Menjalaskan proses eritropoeisis I.2. Menjelaskan proses granulopoeisis I.3. Menjelaskan proses trombopoeisis I.4. Menyebutkan jenis-jenis sel darah I.5. Menggambarkan jenis morfologi sel darah II. Menjelaskan fisiologi sel darah II.1. Menjelaskan struktur dan fungsi sel darah merah II.2. Menjelaskan struktur dan fungsi hemoglobin II.3. Menjelaskan nilai normal sel darah merah dan hemoglobin III. Menjelaskan zat-zat gizi esensial yang berhubungan dengan anemia IV. Menyebutkan jenis pemeriksaan penunjang pada penderita anemia V. Menjelaskan jenis-jenis anemia menurut morfologi dan penyebabnya serta etiologi, patofisiologi, diagnostik, penatalaksanaan, pencegahan, serta komplikasinya masing masing. 2

PROBLEM TREE -Identitas penderita -Riwayat penyakit sekarang (apakah ada demam, lemah, pusing, perdarahan, sesak) -Riwayat penyakit dahulu - Riwayat obat yg diminum Anamnesis -Bagaimana tanda vital -Adakah ptekie,purpura,ek imosis,perdaraha n spontan yg lain -Adakah anemis, ikterus, organomegali, limfadenopati Pemeriksaan fisis Patologi Klinik Parasitologi E K G Radiologi Pemeriksaan Tambahan Organ dan hematopoesis Faktor resiko dan Penyebab anemia Diagnostik dan Diagnosis banding: Anemia defisiensi Anemia aplastik Anemia hemolitik Anemia karena peny. kronik Anemia karena keganasan darah Komplikasi Penatalaksanaan sesuai diagnosis Pencegahan SKENARIO SKENARIO 1 Seorang wanita 34 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan lemah dan mudah lelah. Pasien juga mengeluh kedua telapak tangan sering mati rasa. Pasien merasa 3 wajahnya tampak lebih pucat dari biasanya. Pasien adalah seorang vegetarian

SKENARIO 2 Seorang wanita 29 tahun datang ke dokter praktek dengan keluhan lemah dan mudah lelah. Pasien juga mengeluh sering pusing dan penglihatan berkunang-kunang. Pasien terkadang merasa sesak bila beraktifitas berlebihan. Menurut keluarganya pasien terlihat lebih pucat dari biasanya. Pasien sekarang sedang hamil 5 bulan. 4

PETUNJUK UNTUK TUTOR KATA/ KALIMAT KUNCI SKENARIO 1 1. wanita umur 34 tahun 2. lemah dan mudah lelah 3. kedua telapak tangan sering mati rasa 4. Pucat 5. Pasien adalah vegetarian SKENARIO 2 1. Wanita umur 29 tahun 2. Hamil 5 bulan 3. Lemah dan mudah lelah 4. Sering pusing 5. Penglihatan berkunang-kunang 6. Sesak bila beraktifitas berlebihan 7. pucat TUGAS TUTOR Para Tutor diharapkan menggunakan metode Brainstorming untuk mengembangkan pertanyaan dan analisa yang diperlukan. a. Pra tutorial - Mempelajari dengan seksama modul ini termasuk TIU dan TIK - Melakukan persamaan persepsi dengan dosen pengampuh blok hematologi b. Tutorial tahap I - Membantu mahasiswa menunjuk ketua dan sekretaris - Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya - Memberikan penilaian 5

- Mengingatkan mahasiswa agar belajar mandiri dengan mencari literatur terhadap masalah yang belum terselesaikan pada tutorial pertama untuk selanjutnya didiskusikan pada tutorial tahap II c. Tutorial tahap II - Membahas masalah yang belum terselesaikan pada tutorial pertama - Memfasilitasi diskusi agar berjalan sesuai urutannya - Membuat penilaian terutama saat mahasiswa melaporkan tugas atau informasi yang diperoleh dari hasil belajar mandiri BEBERAPA PERTANYAAN PRINSIP DAN JAWABAN ALTERNATIFNYA 1. Apa yang dimaksud dengan hematopoeisis? Hematopoesis merupakan proses pembentukan sel darah dimana terjadi Proliferasi sel progenitor ( pluripoten/stem cell) dan mengalami diferensiasi menjadi sel matur (sel darah merah, granulocytes, monosit, megakariosit, dan lymphosit). 1. Bagaimana komposisi darah? Darah terdiri dari : 1. Sel darah Sel darah merah erythrocytus Sel darah putih leucocytus Leucocytus neutrophilicus Leucocytus eosinophilicus Leucocytus basophilicus Monocytus Lymphocytus Keping darah trombocytus 2. Plasma darah Albumin Globulin (alpha, beta & gamma) Lipoprotein Prothrombin Fibrinogen 2. Bagaimana morfologi sel darah merah? 6

Sel darah merah mengandung protein pembawa oksigen berupa hemoglobin, yang memberikan warna merah pada eritrosit. Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf berdiameter 7-8 µm yang memiliki luas permukaan yang besar yang berperan dalam difusi molekul gas keluar masuk eritrosit. Membran plasma terdiri atas lipid bilayer(fosfolipid dan kolesterol), protein dan membran skeleton ( spektrin dan ankyrin). Membran plasma sangat fleksibel sehingga mudah berubah bentuk tanpa pecah ketika melalui kapiler kecil. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan organella lainnya. Sitoplasma eritrosit mengandung molekul hemoglobin. 3. Bagaimana struktur dan fungsi hemoglobin? Molekul hemoglobin terdiri dari protein globin dan cincin heme yang pada bagian tengahnya terdapat ion Fe.hemoglobin pada eritrosit berperan dalam pengangkutan oksigen dari sistem respirasi menuju ke sel serta pengangkutan CO2 sebagai limbah metabolisme dari sel ke sistem respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. 4. Bagaimana metabolisme sel darah merah? Metabolisme sel darah merah sangat tergantung pada glukosa sebagai satusatunya sumber energi Glukosa masuk kedalam sel daarah merah melalui difusi terfasilitasi dan kemudian diubah menjadi glukosa 6 fosfat. 80-90% diubah menjadi laktat melalui jalur glikolitik dan menghasilkan 2 ATP untuk setiap molekul glukosa yang dimetabolisme. ± 10% mengalami oksidasi melalui jalur heksosa monofosfat. Karena sel darah merah tidak memiliki nukleus, ribosom dan mitokondria maka tidak ada produksi ATP melalui jalur fosforilasi oksidatif ATP yang dihasilkan digunakan untuk menjaga dan memperbaiki membran sel eritrosit serta digunakan untuk pompa natrium kalium untuk menjaga keseimbanagn ion dalam sitoplasma dan mencegah lisis sel. 5. Apa yang dimaksud dengan anemia? Anemia adalah berkurangnya kadar Hemoglobin/ konsentrasi hematokrit/ jumlah sel eritrosit dalam darah tepi dari nilai normal. Dikatakan anemia jika pada wanita Hb < 11,5 gr/dl atau hematokrit < 36 % atau jumlah eritrosit < 3,9x10 1 ²/l. Untuk laki-laki bila Hb < 13,5 gr/dl atau hematokrit < 40% atau jumlah eritrosit <4,5x10 12 /l. 6. Bagaimana klasifikasi anemia berdasarkan morfologi dan etiologi : 7

Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV< 80fl dan MCH < 27pg (anemia defisiensi besi, thalasemia mayor, anemia akibat penyakit kronik, anemia sideroblastik) Anemia normokromik normositer, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg (anemia aplastik, anemia hemolitik didapat, anemia pasca perdarahan akut) Anemia makrositer, bila MCV > 95fl ( anemia megaloblastik) 7. Zat-zat gizi esensial yang mana saja yang berkaitan dengan terjadinya anemia? Vit. B12 As. Folat zat besi Copper (Cu) Cobalt 8. Apa yang dimaksud dengan anemia defisiensi besi? Anemia yang disebabkan oleh berkurangnya kadar Fe untuk eritropoesis yang mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang Etiologi : 1. Perdarahan menahun 2. kekurangan besi dalam diet 3. kebutuhan besi meningkat 4.gangguan absorbsi besi manifestasi klinis : lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, jantung berdebar-debar, sesak, serta pica. Kelainan fisik : koilonychia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis,kerusakan epitel hipofaring, atrofi mukosa gaster. Hasil labolatorium : - Pada hapusan darah tepi menunjukkan anemia hipokromik mikrositer - MCV < 80 fl dan MCHC < 30% - Besi serum < 50mg/dl - TIBC > 350 mg/dl - Saturasi transferin < 15 % - Ferritin serum < 20% - Pada sumsum tulang menunjukkan hiperplasi eritroid Terapi : 8

- Terapi kausal ( terapi terhadap penyebab perdarahan) - Terapi besi oral / parenteral - Tranfusi darah 9. Apa yang dimaksud dengan anemia megaloblastik? Anemia yang disebabkan oleh gangguan sistesis DNA dan ditandai oleh sel megaloblastik Klasifikasi anemia megaloblastik : I. Defisiensi vit.b12 A. asupan tidak cukup : vegetarian B. Malabsorbsi: 1. Defek penyampaian dari makanan 2. Produksi factor intrinsik yang tidak mencukupi 3. Gangguan ileum terminal 4. kompetisi pada kobalamin 5. Obat-obatan: asam aminosalisilat,kolkisin,neomisin C. Defisiensi transkobalamin II D. NO anasthesia II. Defisiensi asam folat A. asupan yang tidak adekuat B. kebutuhan yang meningkat C. malabsorbsi D. Metabolisme yang terganggu III. Penyebab lain A. Obat yang mengganggu metabolisme DNA B. Gangguan metabolik C. Anemia megaloblastik dengan penyebab yang tidak diketahui Manifestasi klinis Defisiensi Vit B12 : lemah, nyeri kepala, vertigo, tinitus,palpitasi, angina, dan gejala payah jantung kongestif. Pada pemeriksaan fisis didapatkan pucat, kulit sedikit ikterus, nadi cepat, kardiomegali, spenomegali. Manifestasi gastrointestinal berupa nyeri lidah tampak papil lidah halus dan kemerahan. Anoreksia dan penurunan berat badan. 9

Manifestasi neurologist berupa demielinasi, diikuti dengan degenerasi akson dan kematian neuronal. Keluhan berupa mati rasa dan parestesi pada ekstremitas, kelemahan dan ataxia. Defisiensi asam folat : manifestasi klinis hampir sama dengan defisiensi Vit B12 tetapi tidak tampak adanya abnormalitas neurologik Hasil labolatorium : - Ditemukan sel makrositosis yaitu MCV lebih dari 110 fl - gambaran darah perifer ditemukan anisosotosis dan poikilositosis bersamaan dengan makroovalositosis - Pada neutrofil menunjukan inti hipersegmentasi - Pemeriksaan sum-sum tulang ditemukan hiperselular dengan penurunan rasio mieliod/eritroid dan berlimpah besi yang tercat - Kadar vit B12 dalam serum kurang dari 200 pg/ml - Kadar asam folat kurang dari 4 ng/ml (6-20 ng/ml) Terapi : - Mengobati penyakit dasar yang melatarbelakangi - pemberian parenteral kobalamin - pemberian asam folat 10. Apa yang dimaksud dengan anemia hemolitik? Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan oleh umur sel darah merah yang lebih pendek serta adanya penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Klasifikasi anemia hemolitik: I. Etiologinya : A. anemia hemolisis herediter 1. Defek enzim 2. Hemoglobinopati 3. Defek membran : sferositosis herediter B. Anemia hemolisis didapat 1. Anemia hemolitik imun 2. Mikroangiopati 3. Infeksi 10

II. Ketahanan hidupnya dalam sirkulasi darah resipien : 1. intrakorpuskular 2. ekstrakorpuskular III. keterlibatan immunoglobulin dalam hemolisis : 1. anemia hemolisis imun 2. anemia hemolisis non imun Manifestasi klinis : lemah, pusing, cepat capek, sesak. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kulit dan mukosa ikterik, splenomegali dan hepatomegali Hasil labolatorium : - Retikulositosis - Morfologi eritrosit menunjukkan adanya hemolisis ( sferosis pada sferositosis herediter dan anemia hemolitik autoimun; sel target pada thalasemia, hemoglobinopati dan penyakit hati; schistosit pada mikroangiopati) - Peningkatan katabolisme HB - Kadar bilirubin darah meningkat - Hemoglobinuria - Hiperplasi eritroid pada sumsum tulang 11. Apa yang dimaksud dengan anemia aplastik? Anemia aplastik merupakan suatu kelainan primer sumsum tulang yang ditandai dengan gangguan pembentukan prekursor eritropoetik dimana sumsum tulang menjadi hipoplastik dan terjadi pansitopenia. Etiologi anemia aplastik dikarenakan cedera atau destruksi daripada stem sel pluripotensial. Penyebab anemia aplastik: I. Kongenital II. Idiopatik III. SLE IV. toksin : benzene, toluene, insektisida V. post hepatitis VI. obat-obatan VII. kehamilan VIII. Paroksismal nocturnal hemoglobinuria 11

Manifestasi klinis: lemah, mudah lelah, sesak, jantung berdebat debar, mudah memar dan perdarahan mukosa, lebih mudah terkena infeksi bakteri, sakit kepala. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda tanda pucat, purpura, ptekie. Tidak ditemuka limfadenopati dan organomegali Hasil labolatorium : - Pansitopeni - LED meningkat - Waktu perdarahan memanjang - biopsi sumsum tulang tampak hiposeluler dengan sangat sedikit progenitor hematopoetik normal. TUGAS MAHASISWA 1. Setelah membaca dengan teliti scenario di atas mahasiswa harus mendiskusikan kasus tersebut pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12-15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan seorang penulis yang dipilih oleh mahasiswa sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya bergantian pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau secara mandiri. 2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah. Slide, tape, vidio,internet, untuk mencari informasi tambahan. 3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor), melakukan curah pendapat bebas antar anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan masalah. 4. Berkonsultasi dengan nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam. 5. Mengiuti kuliah khusus(kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau tidak ditemuka jawabannya. 6. Melakukan praktikum di laboratorium patologi klinik, radiology, biokimia, farmakologi. 12

PROSES PEMECAHAN MASALAH Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode cerah pendapat mahasiswa diharapkan memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah penyelesaian masalah di bawah ini: 1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam scenario di atas, dan tentukan kata/kalimat kunci scenario di atas 2. Identifikasi problema dasar scenario di atas dengan membuat beberapa pertanyaan penting 3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas 4. Klasifikasikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan tersebut di atas 5. Tentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai oleh mahasiswa atas kasus di atas Langkah 1s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor 6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka. Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri 7. Laporan hasil diskusi dan sntesis informasi-informasi yang baru ditemukan. Langkah 7 dilakukan dalam diskusi dengan tutor PENJELASAN: Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulang, dan selanjudnya dilakukan lagi langkah 7. Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi darasa cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal yang masih belum jelas. JADWAL KEGIATAN 1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan Tanya jawab. Tujuan: menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama Buku kerja modul dibagikan. 2. Pertemuan kedua: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan penulis kelompok. Tujuan: untuk menyelesaikan langkah 1 sd/ 5 13

3. Mahasiswa belajar mandiri. Tujuan; untuk mencari informasi baru 4. Pertemuan ketiga, adalah diskusi kelompok mandiri(tanpa tutor) 5. Pertemuan terakhir dilakukan dalam kelas besar dengan diskusi panel untuk melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum terjawab kepada ahlinya (temu pakar) JADWAL PBL I II III IV V VI VII VIII IX Disku Belajar Tutorial Belajar Tutorial Belajar Disku si mandiri 1 mandi 2 mandiri si mandi ri Panel ri Penjela san Modul Kuli ah Pakar STRATEGI PEMBELAJARAN 1. Diskusi kelompok yang diarahkan oleh tutor 2. Diskusi kelompok mandiri tanpa tutor 3. Konsultasi pada nara sumber yang ahli (pakar) pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh pengertian yang lebih mendalam 4. Kuliah khusus dalam kelas 5. Aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku ajar, majalah, slide, tape, atau internet 6. Praktikum di laboratorium Patologi klinik. 14

RUJUKAN 1. Hillman S.R. Hematology in Clinical Practice, fourth edition, 2009. 2. Hoffbrand A.V, Mehta, A. At A Glance hematologi, edisi II, 2009 3. Tortota J. G, Derricson B. Principles of anatomy and physiology (tortora), edisi XII, 2008. 4. HoffBrand A.V, Kapita Selekta Hematologi, edisi IV, 2005. 5. Lefeverkee J. Pedoman pemeriksaan Labolatorium dan Diagnostik, edisi IV, 2008 6. Dacie JV and Lewis SM. Practical Haematology, 9 th ed. Churchill Livingstone, Edinbu 1996 7. Firkin F, Chesterman C, Penington D and Rush B. de Gruchy s clinical Haematology in Medical Practice, 5 th ed, Blackwell Scientific Publications, Oxford, 1989. 8. Lanzkowsky P. Manual of Pediatric Haematology and Oncology, 2nd ed. Churchill Livingstone, New York, 1995. 9. Colby DS. Ringkasan Biokimia Harper, copyright CV EGC, Jakarta, 1996. 10. Wintrobe s Clinical Hematology, 1993 11. Hartono A, Biokimia Harper, edisi 24, copyright dalam bahasa Indonesia, CV EGC, Jakarta,2000 12. Maulany RF, Buku ajar Biokimia Armstrong, edisi 3, copyright dalam bahasa Indonesia, CV EGC, Jakarta, 1995. 13. Mongomery R, Dryer RL, Conway CW and Spector AA. Biokimia suatu pendekatan berorientasi kasus, edisi 4, cetakan I, terjemahan Prof. Dr. Ismadi. UGM Press, Yogyakarta, 1993 14. Tim penerjemah bagian Biokimia FKUI. Biokimia Lubert Stryer, edisi 4, hak cipta terjemahan Indonesia, CV EGC, Jakarta, 1996. 15. Teplick GJ and Haskin ME. Hematologic and Hematopoietic Diseases in Roentgenologic Diagnosis 16. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III, editor: Slamet Suyono, Sarwono Waspaji, Laurentius Lesmana, Idrus Alwi, Siti Setiati dkk. Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001. 17. Harrison s Prinsiples of Internal Medicine. 15 th ed, Braunwald, Fauci, Kasper, Longo< Jameson (eds), Mc Graw-Hill, New York-Toronto, 2001. 18. Goodman and Gilman. The Pharmacological basis of Therapeutics.4 th ed. tim Penerjemah UI. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. 15

19. Tierney L.M, Mcphee S.J, diagnosis dan terapi kedokteran, edisi pertama, salemba medika, 2003 20. Hoffbrand A.V, Pettit J.E, Moss P.A.H, essensial Haematology, fourth edition, 2005. 16