JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN CARBON CURING AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM CAMPURAN BATA BETON (PAVING BLOCK) DITINJAU DARI DAYA SERAP AIR DAN KUAT TEKAN

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PENGARUH PEMANFAATAN ABU KERAK BOILER CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE) SEMEN TERHADAP KUATTEKAN MORTAR

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan akan konstruksi, seperti jalan dan jembatan, perumahan

BAB I PENDAHULUAN. semen (umumnya Portland Cement), dan air. Kelebihan beton antara lain

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PERBANDINGAN PERSENTASE PENAMBAHAN FLYASH TERHADAP KUAT TEKAN BATA RINGAN JENIS CLC

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGARUH SUBSTITUSI AGREGAT KASAR DENGAN SERAT AMPAS TEBU TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON K-350

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

PENGARUH STYROFOAM DAN SEMEN PORTLAND KOMPOSIT PADA CAMPURAN ASPAL LAPIS PERMUKAAN (AC WC) TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

Sintesis dan Karakterisasi Sifat Mekanik Mortar Berbasis Material Komposit Silika Amorf dengan Variasi Penambahan Sekam Tebu

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (TETES TEBU) SEBAGAI BAHAN TAMBAH DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

Keywords : Paving block, Compressive strength of paving block.

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

Alik Ansyori Alamsyah Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang

ANALISA KAJIAN TEGANGAN BETON DENGAN CAMPURAN SERAT AMPAS TEBU (BAGGASE) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PEMANFAATAN LIMBAH (SEKAM PADI DAN SABUT KELAPA) SEBAGAI ISIAN BATAKO (BATA BETON) RAMAH LINGKUNGAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum


III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

METODOLOGI PENELITIAN

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Ringan

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok masyarakat dalam bahan bangunan untuk perumahan, maka

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

Transkripsi:

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal E- ISSN : 2503-3425 JRFES Vol 5, No 1 (2018) 33-40 P- ISSN : 2407-3563 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes PEMANFAATAN CARBON AMPAS TEBU SEBAGAI CAMPURAN PENGUAT BATA BETON DITINJAU TERHADAP UJI KUAT TEKAN Ronaldo Surya Putra 1, Helendra 2, Megasyani Anaperta 2 1,2 Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI Sumatera Barat ronaldosurya050514@gmail.com https://doi.org/10.22202/jrfes.2018.v5i1.2770 ABSTRACT Concrete brick is an important building construction alternative as ground cover. Used carbon bagasse as an aggregate of concrete brick mixture. The bagasse used a furnace machine at 500 C for 30 minutes. Concrete bricks made with a ratio of 1: 2: 1. Aggregate carbon bagasse using variations of 0%, 5%, 10%, 15%, of the volume of cement. The results of the compressive strength test show the greater the variation of carbon dregs of sugarcane, the smaller the compressive strength. The compressive strength of the sample was greatest in the 5% sample, while the smallest value in the sample was 15%. The value of compressive strength obtained from this research on 10% aggregate sugar cane aggregate showed concrete brick fulfill quality requirement IV (Concrete Brick of Pejal B2 quality), according to standard SNI 03-0349-1989 (1989). Keywords: Concrete Brick, Carbon Furnace, Strong Press ABSTRAK Bata beton adalah alternatif konstruksi bangunan penting sebagai penutup tanah. Digunakan ampas tebu karbon sebagai agregat campuran bata beton. Ampas tebu menggunakan mesin tungku pada 500 C selama 30 menit. Batu bata beton dibuat dengan rasio 1: 2: 1. Bagasi karbon agregat menggunakan variasi 0%, 5%, 10%, 15%, dari volume semen. Hasil uji kuat tekan menunjukkan semakin besar variasi ampas tebu, semakin kecil kekuatan tekannya. Kekuatan tekan sampel paling besar dalam sampel 5%, sedangkan nilai terkecil dalam sampel adalah 15%. Nilai kuat tekan yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 10% agregat agregat tebu menunjukkan bata beton memenuhi persyaratan mutu IV (Mutu Bata Beton Pejal B2), sesuai standar SNI 03-0349-1989 (1989). Kata Kunci: Bata Beton, Tungku Karbon, Tekanan Kuat 33

I. PENDAHULUAN kekuatan yang besar. Campuran alternatif Indonesia adalah negara berkembang yang dianggap bisa menambah kekuatan sedang meningkatkan pembangunan pada bata beton ini adalah ampas tebu Rino, infrastruktur umum yang berfungsi untuk dkk. (2017). menunjang kelangsungan pelayanan kepada masyarakat. Kebutuhan fasilitas tersebut Ampas tebu atau bagasse adalah hasil samping dari proses ekstraksi secara langsung berimbas terhadap tanaman tebu. Ampas tebu merupakan perkembangan dunia konstruksi. Pada saat ini, konsep green building atau bangunan limbah padat yang dapat diolah sebagai bahan campuran material. Saat ini hijau yang ramah lingkungan sedang ampas tebu banyak ditemukan pada diterapkan didunia konstruksi dan salah satu penjual minuman tebu di Kota Padang. bahan bangunan yang digunakan adalah Ampas tebu dari penjual minuman tebu beton. dibiarkan begitu saja, apabila ampas Masyarakat masih menggunakan tebu dibiarkan begitu lama akan beton sebagai infrastruktur terutama dalam pembuatan gedung bertingkat, jalan raya, jembatan dan lain lain. Saat ini struktur bangunan menjadi perhatian bagi kita, sebab struktur yang tidak kuat akan mengeluarkan aroma tidak sedap dan juga mengurangi keindahan lingkungan ketika tidak terolah dengan baik. Saat ini ampas tebu telah diteliti sebagai bahan campuran pada material mengakibatkan atau menimbulkan resiko diantaranya: pembuatan dan yang besar bagi kelangsungan hidup orang banyak, oleh sebab itu perlu diciptakan karakterisasi plafon yang dibuat dari serbuk batang kelapa sawit dan serbuk struktur yang lebih kuat. ampas tebu Sitorus, dkk (2006) Saat ini struktur kekuatan bata beton Disamping itu ampas tebu juga masih terpusat kepada semen. Bata beton bisa dikatakan rapuh kalau unsur semen dikurangi, sedangkan harga semen relatif dimanfaatkan sebagai bahan campuran pembuatan kampas rem dari serbuk aluminium dan serbuk arang kayu tinggi. Sehingga mengakibatkan biaya glugu Purwanto (2016), dan juga produksi bata beton relatif lebih mahal. Ketika bahan dasar semen dikurangi dari campuran bata beton, maka perlu dicari bahan alternatif sebagai bahan campuran ini, tetapi tetap memberikan pengaruh dimanfaatkan sebagai bahan campuran beton. Penelitian yang dilakukan oleh Haryono, sisa pembakaran ampas tebu dari boiler dapat meningkatkan tekanan pada beton. 34

Haryono dan Primantari (2005) pemanfaatan ampas tebu sebagai bahan substitusi semen untuk meningkatkan kuat tekan dan durabilitas beton pada lingkungan agresif. Penelitian ini menambahkan limbah carbon ampas tebu dari sisa pembakaran pabrik gula sebagai campuran beton dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen. Pengujian beton dilakukan secara bertahap, dari umur 7 hari, 14 hari, 28 hari, 56 hari dan 90 hari, semakin lama umur beton maka semakin besar kuat tekannya. Suarnita (2011) penambahan fly ash (abu terbang) dari sisa pembakaran batu bara di PLTU Mpanau Tavaeli dengan komposisi 5%, 10%, 15%, 20% dan 25% membuat beton lebih ringan dan kuat tekannya semakin besar dibandingkan beton normal. Penelitian ini melakukan uji kuat tekan pada sampel 28 hari. Penelitian diatas telah melakukan dan menggunakan ampas tebu dan fly ash batu bara sebagai campuran beton. Dalam penelitian ini menggunakan carbon furnace sebagai bahan campuran pembuat bata beton. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017 sampai Februari 2018. Pembakaran ampas tebu dilaksanakan di Laboratorium Fisika Kopertis Wilayah X dan uji kuat tekan dilaksanakan di Laboratorium Pengujian Bahan Bangunan dan Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Alat Penelitian Alat yang digunakan pada pembuatan bata beton menggunakan campuran carbon furnace ampas pada penelitian ini disajikan pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Alat Penelitian No Nama Keterangan 1 Mesin Menghancurkan Penggiling ampas tebu menjadi potongan kecil 2 Furnace Pembakaran ampas tebu 3 Cetakan Tempat pencetakan sampel 4 Mesin Untuk pengujian Penekan kuat tekan sampel 5 Saringan Menyaring carbon furnace ampas tebu 6 Timbangan digital Menentukan massa sampel 7 Meteran Mengukur bahan 35

pembuat cetakan 8 Palu Memukul/memberi tumbukan untuk sebuah benda kerja 9 Gergaji Memotong bahan 10 Sendok Mengaduk semua semen agregat menjadi campuran yang homogen Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan bata beton menggunakan campuran carbon furnace ampas tebu adalah: a. Carbon furnace, yang berasal dari ampas tebu melalui proses furnace dengan temperatur 500⁰C. b. Pasir sebagai penyusun agregat halus. c. Kerikil sebagai penyusun agregat kasar. d. Semen 1 zak, yaitu semen yang digunakan adalah semen PCC Produksi PT. Semen Padang, semen padang termasuk semen portland tipe V. e. Air, sebaiknya air yang digunakan adalah air bersih yang tidak mengandung lumpur. f. Papan dan paku, sebagai bahan pembuat cetakan. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari persiapan bahan dan alat, pembuatan bata beton dan perawatan. Tahap pelaksanaan dijelaskan pada gambar dibawah ini: Gambar 1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian Pengujian Kuat Tekan Kekuatan tekan bata beton adalah nilai kuat tekan yang diperoleh dai pemberian gaya eksternal (luar) yang berupa gaya tekan pada luas permukaan sampel, yang diletakkan sejajar dengan permukaan mesin uji tekan. Untuk mengetahui kekuatan bata beton dengan campuran carbon furnace 36

ampas tebu yang dikeringkan selama 28 hari, maka tahap selanjutnya melakukan uji kuat tekan dengan mesin Universal Testing Machine (UTM) yang ada di laboratorium Pengujian Bahan Bangunan danmekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Kuat tekan bata beton pada bidang balok dapat dicari dengan menggunakan rumus: P = F A Dimana : P = Kuat tekan pada beton (N/mm 2 ) F = Beban tekanan maximum (N) A = Luas penampang (mm 2 ) III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian kuat tekan bata beton dilakukan dengan benda uji berbentuk balok dengan ukuran 15 cm x 10 cm x 5 cm dengan umur 28 hari. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2. Hasil Uji Kuat Tekan Bata Beton Carbon Massa Semen Ampas Tebu (Kg) (%) (%) Sampel Kuat Tekan (KgF/cm 2 ) Kuat Tekan (MPa) BN 100 0 1,3650 160,733 15,763 B1 95 5 1,3314 219,333 21,509 B2 90 10 1,3047 178,867 17,541 B3 85 15 1,2682 120,067 11,775 Dari tabel di atas, massa dari yang menggunakan carbon ampas tebu sampel bata beton yang menggunakan carbon ampas tebu dengan agregat 5%, 10% dan 15% massanya lebih ringan dibandingkan dengan bata beton menjadi gelap, semakin besar agregat carbon ampas tebu yang diberikan maka semakin gelap warna sampel. Massa yang dihasilkan sampel yang normal, akan tetapi semakin besar menggunakan carbon ampas tebu carbon ampas tebu yang diberi maka kekuatannya semakin berkurang. Warna yang dihasilkan dari bata beton lebih ringan dibandingkan sampel tanpa menggunakan carbon ampas tebu atau bata beton normal. 37

KuatTekan Sampel (MPa) Hasil pengujian sampel bata beton dapat dilihat pada gambar dibawah ini: 25 20 15 10 5 0 0% 5% 10% 15% Variasi Carbon Ampas Tebu Gambar 2. Grafik Hasil Uji Kuat Tekan Bata Beton Pada Gambar 2, hasil pengujian kuat tekan bata beton yang berukuran 15cm x 10 cm x 5 cm dengan konsentrasi carbon ampas tebu 0% (bata beton normal), menunjukkan kuat tekan sebesar 15,763 Mpa. Dibandingkan dengan penambahan agregat carbon ampas tebu dalam proses pencampuran agregat pada pembuatan bata beton, memberikan pengaruh peningkatan kuat tekan. Hasil uji kuat tekan bata beton dengan agregat 5% carbon ampas tebu, bata beton menunjukkan kenaikan sebesar 5,746 MPa dari bata beton normal yang hasil kuat tekannya sebesar 21,509 MPa, kemudian pada agregat 10% carbon ampas tebu, bata beton menunjukkan pengurangan kekuatan sebesar 3,998 MPa dari agregat 5% yang hasil kuat tekannya sebesar 17,541 MPa. Penambahan agregat 15 % carbon ampas tebu, bata beton menunjukkan penurunan kekuatan sebesar 3,988 MPa dari bata beton normal yang hasil kuat tekannya sebesar 11,775 MPa. Peningkatan kekuatan kuat tekan bata beton disebabkan oleh adanya penambahan carbon ampas tebu dalam campuran dalam pembuatan bata beton. Peningkatan kekuatan juga disebabkan oleh halusnya agregat carbon ampas tebu, dimana carbon ampas tebu dapat menutupi dan mengisi rongga-rongga sehingga membentuk suatu kerapatan partikel material penyusun serta mampu meningkatkan daya rekatnya bata beton dibandingkan bata beton normal Rino, dkk (2017). Seperti gambar 2 di atas, menunjukkan adanya penurunan kekuatan material bata beton setiap masing-masing sampel dengan menambahkan agregat carbon ampas tebu sebesar 5%, 10% dan sampel dengan menambahkan agregat carbon ampas tebu sebesar 15% 38

kekuatannya kurang dari sampel bata beton normal. Semakin besar agregat carbon ampas tebu yang menggantikan sebagian volume semen hingga 15% mengurangi kuat tekannya. Uji tekan material bata beton dengan penambahan agregat carbon ampas tebu sebanyak 15% kekuatannya sebesar 11,775 MPa dan sebanyak 5% kekuatannya sebesar 21,509 MPa. Dari gambar 2 nilai kuat tekan bata beton denggan menggunakan carbon ampas tebu sebesar 5% dan 10% lebih besar daripada tanpa menggunakan carbon ampas tebu (beton normal) sedangkan yang menggunakan carbon ampas tebu sebesar 15% kekuatannya kecil dari beton normal. Beda penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah hasil dari uji kuat tekan sampel yang menggunakan carbon furnace ampas tebu lebih besar dibandingkan menggunkan carbon curing ampas tebu. Hasil kuat tekan yang tertinggi menggunakan carbon ampas tebu dengan agregat 5%, sedangkan yang terendah menggunakan carbon furnace ampas tebu dengan agregat 15%. Nilai kuat tekan yang diperoleh dari penelitian ini pada carbon ampas tebu agregat 5%, 10% dan 15% menunjukkan bata beton memenuhi syarat mutu I (Bata Beton Pejal mutu A1). Bata beton pejal mutu A1 adalah bata beton pejal yang hanya digunakan untuk konstruksi yang tidak memikul beban, dinding penyekat dan lain-lain serta konstruksi yang terlindung dari cuaca luar, sesuai dengan standar (SNI 03-0349-1989 1989). IV. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat kita simpulkan, penambahan carbon ampas tebu dalam material bata beton mampu meningkatkan kekuatan material dan warna sampel bata beton yang diberi carbon ampas tebu, semakin besar agregat carbon ampas tebu maka sampel semakin gelap. Massa dari carbon ampas tebu dengan agregat 5%, 10% dan 15%, massanya semakin berkurang dibandingkan dengan bata beton normal. Kuat tekan pada bata beton normal menunjukkan kekuatan sebesar 15,763 MPa. Pada penambahan agregat carbon ampas tebu 5% dan10% hasil kuat tekannya lebih besar dibandingkan dengan bata beton normal, sedangkan 39

agregat carbon ampas tebu 15% hasil kuat tekannya lebih kecil dibandingkan bata beton normal. Pada penelitian ini kuat tekan bata beton terbesar diperoleh dari pencampuran agregat carbon ampas tebu sebesar 5%, dengan nilai kuat tekannya sebesar 21,509 MPa. Sedangkan yang terendah terdapat pada agregat carbon ampas tebu 15%, dengan kuat tekannya sebesar 11,775 MPa. Semakin besar persentase agregat carbon ampas tebu maka kekuatannya semakin berkurang. DAFTAR PUSTAKA Haryono, Sri dan Luky Primantari. 2005. Pemanfaatan Limbah Abu Ampas Tebu (Baggase Ash) sebagai Bahan substitusi Semen untuk Meningkatkan Kuat Tekan dan Durabilitas Beton pada Lingkungan Agresif. Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah VI XV:43 53. 40005:40005. Diambil (http://aip.scitation.org/doi/abs/10. 1063/1.4973094). Sitorus, Meilan Agustina, Achiruddin, dan Kurnia Sembiring. 2006. Pembuatan dan Karakterisasi Plafon yang Dibuat dari Serbuk Batang Kelapa Sawit dan Serbuk Ampas Tebu dengan Menggunakan Perekat Epoksi. Jurnal Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara (1):1 6. SNI03-0349-1989. 1989. Bata Beton untuk Pasangan Dinding. Badan Standardisasi Nasional. Suarnita, I.wayan. 2011. Kuat Tekan Beton dengan Aditif Fly Ash Ex. PLTU Mpanau Tavaeli. Smartek 9(1):1 10. Purwanto, Ady. 2016. Pengaruh Fraksi Volume Serbuk Aluminium, Serbuk Arang Kayu Glugu dan Serat Tebu terhadap Konduktivitas Thermal Kampas Rem Komposit Hybrid. Skripsi Teknik Mesin, Uniersitas Jember. Rino, Agus, Farida, Elvaswer, dan Dahyunir Dahlan. 2017. Characterization of concrete hardness by using sugarcane bagasse waste mixture by carbon oven curing process. 40