MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN MENGIDENTIFIKASI BAHAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (1 JP)

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN RISIKO K3 (Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko)

FAKTOR ERGONOMI & PSIKOLOGI PERTEMUAN KE-4

BAB I KONSEP PENILAIAN

Kerugian Kecelakaan Kerja (Teori Gunung Es Kecelakaan Kerja)

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Perjalanan Menuju ZERO Accident. Dasar RISK ASSESSMENT

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

Peralatan Perlindungan Pekerja

Latar Belakang Timbulnya K3

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4


BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

HIRA DAN JSA HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT AND DITERMINATION CONTROL (HIRAC) DAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Abstrak. Kata kunci : HAZOP, perangkingan, risk assessment

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OH&S) 1. Prosedur Mengenali Sumber Bahaya di Tempat Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

Overhoul Gearbox. Qualified Standard Operation Procedure. Rev. No. 01. Approval: Date: Date: Date: Date:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kerja karyawan. Di samping itu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

Kesehatan Lingkungan Kerja

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peralatan Perlindungan Pekerja

K3 Konstruksi Bangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat,

PERATURAN MENTERI PU NO.05/PRT/M/2014 TENTANG : PEDOMAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) KONSTRUKSI BIDANG PU

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

APLIKASI ERGONOMI UNTUK PENGAMAN ALAT KERJA

BAB V PEMBAHASAN. Dengan mendefinisikan target-target BBS, berarti perusahaan telah

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 09/PER/M/2008

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan. Sebagai layanan masyarakat,

Peralatan Perlindungan Pekerja

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

LAMPIRAN 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ( Informed Consent )

PRA - RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) FORMULIR PRA-RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI


IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

BAB IX ASURANSI ANEKA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

SOP KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

Menjamin keselamatan kerja operator & orang lain Menjamin penggunaan peralatan mekanik aman dioperasikan Menjamin proses produksi aman dan lancar

Identifikasi Bahaya. Oleh : Agung Wahyudi B., ST, MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa ke masa. Dengan demikian, setiap tenaga kerja harus dilindungi

KUISIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN BERACUN DAN BERBAHAYA. Pengertian. Tujuan. 1. Bahan Beracun dan Berbahaya

BAB I KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM

Transkripsi:

MATERI SUPLEMEN PENGETAHUAN PEMBEKALAN KEPROFESIAN MENGIDENTIFIKASI BAHAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI (1 JP) KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI

O U T L I N E SASARAN MENGIDENTIFIKASI B AHAYA PENGENDALIAN B AHAYA POTENSIAL 2

SASARAN * Meningkatkan dan mempertajam naluri kewaspadaan karyawan terhadap potensipotensi bahaya di lingkungan kerja. * Meningkatkan cara berpikir yang sistimatis dari karyawan dalam mengendalikan hazards * Melibatkan karyawan dalam pencegahan kecelakaan * Mendukung manajemen dalam upaya mengurangi atau meniadakan angka kecelakaan. 3

MENGIDENTIFIKASI BAHAYA Mengidentifikasi bahaya, adalah mengklarifikasi dan mengendalikan bahaya serta risiko dari setiap kegiatan operational dan produksi perusahaan, baik kegiatan rutin maupun non rutin. 4

DEFINISI Bahaya: Segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau kerugian lainnya, atau Bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari semuanya 5

DEFINISI HAZARDS ADALAH SUATU KONDISI, BAHAN ATAU CARA KERJA, YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN KERUGIAN/ KECELAKAAN. RISIKO ADALAH SUATU KESEMPATAN TERJADI- NYA KERUGIAN/ KECELAKAAN. SAFETY atau KESELAMATAN ADALAH SUATU PE- NGENDALIAN TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KE- CELAKAAN. 6

PENGERTIAN Analisa Risiko/Risk Analysis Kegiatan yang menguraikan suatu risiko dengan cara menentukan besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan dari akibat/consequences suatu risiko bahaya Penilaian Risiko/Risk Assessment Menilai suatu risiko dengan cara membandingkannya terhadap tingkat standar risiko yang telah dapat ditoleransi/ditetapkan Pengendalian Segala Upaya untuk meniadakan risiko 7

PERMEN PU No 05/PRT/M/2014 Pasal 19 huruf J tentang Tugas tanggung jawab penyedia jasa: Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi 1. Tempat kerja 2. Peralatan kerja 3. Cara Kerja 4. Alat Pelindung Kerja 5. Alat Pelindung Diri 6. Rambu-rambu dan 7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai RK3K 8

PERMEN PU No 05/PRT/M/2014 Pasal 19 huruf J tentang Tugas tanggung jawab penyedia jasa: Melakukan pengendalian risiko K3 konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi 1. Tempat kerja 2. Peralatan kerja 3. Cara Kerja 4. Alat Pelindung Kerja 5. Alat Pelindung Diri 6. Rambu-rambu dan 7. Lingkungan kerja konstruksi sesuai RK3K 9

JENIS BAHAYA Benda Bergerak lurus Putar Acak Angkut/angkat Benda diam Gravitasi/elevasi Rusak Ambruk Kunci lemah Benda phisik Cahaya Bising Suhu Radiasi Getaran Tekanan Aliran Listrik Lebih beban Tersentuh Loncatan api Isolasi buruk Gagal fuse Bahan Kimia Ledakan Kebakaran Keracunan Korosi Biologis Bisa Kuman Virus.jamur Serangga Ergonomis Berdiri Duduk Ukuran Jangkauan Phsycologis Stress Tidak harmonis Habis dimarahi 10 10

PEKERJAAN KONSTRUKSI ADALAH KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN KEGIATAN YANG MELIPUTI PEMBANGUNAN, PENGOPERASIAN, PEMELIHARAAN, PEMBONGKARAN, DAN PEMBANGUNAN KEMBALI SUATU BANGUNAN 11

IDENTIFIKASI PADA JENIS BANGUNAN BANG. GEDUNG BANG. LEPAS PANTAI BANG. SIMPANG SUSUN BANG. TEROWONGAN BANG. JEMBATAN BANG. WADUK 12

IDENTIFIKASI PADA JENIS BANGUNAN BANG. GEDUNG BANG. LEPAS PANTAI BANG. SIMPANG SUSUN BANG. TEROWONGAN BANG. JEMBATAN BANG. WADUK 13

IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN Manajemen Konstruksi SMK3 Manajemen RISIKO BMW+ 14

AKIBAT TIDAK CERMAT MELAKUKAN IDENTIFIKASI SUMBER BAHAYA unsafe conditions ACCIDENT unsafe actions 15 1515

PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL (HAZARDS) 1. Kenali 2. Evaluasi 3. Rencanakan 4. Laksanakan 5. Monitor 16

KOMUNIKASI & KONSULTASI IDENTIFIKASI DALAM MANAJEMEN RISIKO AKIBAT PENETAPAN TUJUAN IDENTIFIKASI BAHAYA ANALISA RISIKO EVALUASI RISIKO PENGENDALIAN RISIKO KEMUNGKINA N PENILAIAN RISIKO MONITOR & REVIEW 17

PENGENALAN POTENSI BAHAYA DIMANA SIH BAHAYA ITU? 18

1. KENALI SEMUA PELUANG KERUGIAN a. Contoh peluang - Housekeeping yang kurang baik/ semrawut. - Perilaku karyawan (sub standard act or communication). - Penataan material sembarangan. - Peraturan-peraturan : Usang Aliran kerja yang tidak efisien. Sistim pelaporan yang tidak efektif dan aman. - Pembelian yang tidak sesuai dengan spesifikasi 19

b. Cara mengenali hazards - Melakukan inspeksi rutin / mendadak di tempat kerja - Mempersiapkan/ membuat Operguide, JSA, Safety Audits, HAZOP studies - Cek standar-standar atau UU tentang pekerjaan itu, etc. Juga mencek peraturan-peratutan yang relevan. - Menganalisa data kecelakaan. 20

- Melakukan P.M. ( Preventative Maintenance checks ) - Melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin atau peralatan bermotor. - Melakukan penilaian risiko. - Melibatkan karyawan secara aktif dan konstruktif dalam mengenali seluruh potensi bahaya yang ada di sekitar tempat kerja. 21

SUMBER BAHAYA UTAMA POTENSIAL I. PEOPLE/PROCESS...(P) II. EQUIPMENT.(E) III. MATERIAL (M) IV. ENVIRONMENT...(E) 22

JENIS BAHAYA UTAMA POTENSIAL I. POTENSI BAHAYA FISIK II. POTENSI BAHAYA KIMIA III. POTENSI BAHAYA BIOLOGI IV. POTENSI BAHAYA ERGONOMIS V. POTENSI BAHAYA PROSEDUR KERJA VI. POTENSI BAHAYA PSYKOLOGI 4 3 2 23

I. BAHAYA FISIK POTENSIAL Setiap benda atau proses yang secara langsung atau per-lahan bisa mencederai fisik orang ataupun bagiannya. Bising / suara di atas NAB Alat / mesin tanpa pelindung Vibrasi / getaran Permukaan yg licin Benda-2 / obyek penghalang Permukaan panas/dingin Penerangan tidak memadai Radiasi ionisasi 24

Suara di atas NAB Sumbernya : - Kompressor, - Mesin-mesin, - Helikopter, - Fogging machine. - Mesin gergaji kayu. PPE : - Ear muff - Ear plug ( corded/ uncorded ) ACGIH : 85 dba -----> 8 hrs 90 dba -----> 4 hrs 95 dba -----> 2 hrs etc Safety equipment/ tool : - Noise meter - Decibel meter. 25

Getaran di atas NAB - Kompressor, - Hand Road cutter, - Unclamped piping. - etc PPE : Disesuaikan 26

Chernobyl, Three miles island Radiasi Ionisasi TWA TLV 27

Peralatan tak berpagar ( pipa panas, dsb ) Penerangan kurang 28

II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera tubuh, sakit atau kematian, atau perubahan perilaku maupun penurunan kepekaaan seseorang Pelarut Asbestos Metal dioxides Cadmium Arsenic Silica Mercuri Vinyl chloride monomer Diisocyanates Mineral oil Etc. 29

II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL - Kebutaan - Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis, kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan ) - Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar ) - Penurunan mental PPE : Goggles or face shield, maskers, apron, rubber gloves, rubber shoes, Alat keselamatan / ref : - MSDS Eye Wash Fountain, etc 30

MAXIMUM CONCENTRATIONS OF TOXIC GAS (PPM) FOR ENTRY Gas Entry without Breathing Apparatus Entry With Suitable Breathing Apparatus No Entry Purge and Reset Hydrogen Sulphide (H2S) Carbon Monoxide (CO) < 1 PPM < 1 PPM 1 to 20 PPM 1 to 250 PPM > 20 PPM > 250 PPM 31

III. BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL Setiap unsur-unsur kehidupan (biologi) seperti debu organik, jamur, serangga, semut, kutu, protozoa, bakteri, virus, atau enzim yang dapat menimbulkan reaksi alergi, luka ataupun penyakit terhadap tubuh manusia. Bakteri Infeksi virus HIV Debu organis atau jamur pada kain Butiran-butiran debu Serangga 32

IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa menyebabkan/ menimbulkan tekanan terhadap fisik/ jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap bagian tubuh seseorang. KETIDAKNYAMAN DALAM BEKERJA 33

IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL Desain lokasi kerja yang buruk Tata ruang kerja buruk Persyaratan penanganan material berlebihan Penanganan material terlalu berlebihan Desain peralatan dan alat kerja yang buruk. 34

IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL Beban tangung-jawab berlebihan Pekerjaan yang mengharuskan perpindahan bolak-balik Ketidak-serasian jam kerja dengan istirahat Pengaturan shift yang jelek 35

V. BAHAYA PROSEDUR KERJA POTENSIAL Setiap penerabasan (jalan pintas) atau penyimpangan terhadap peraturan dari prosedur kerja, misalnya: tidak mengikuti langkah demi langkah Operation Guide atau JSA. Melompati langkah-langkah prosedur yang ditetapkan. Menangani peralatan listrik tanpa menyegelnya lebih dulu. Berjalan di bawah pipa-pipa instalasi. Tidak mengenakan PPE. Memulai pekerjaan tanpa Surat Ijin Kerja. 4 3 2 36

VI. BAHAYA PSYKOLOGI POTENSIAL Bila seseorang sedang mempunyai masalah dalam keluarganya, kemudian ketika dia sedang bekerja, dia selalu memikirkan masalah tersebut dan tidak fokus, sehingga ada kemungkinan dia akan mendapatkan kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan. 37

2. EVALUASI Bisakah potensi bahaya itu ditolerir? Ataukah mengandung risiko yang harus dikelompokkan pada LOW, MEDIUM atau HIGH? - Hazards analysis. - Risk assessment. - Hazardous Operability Studies ( Hazops ). JOB SAFETY ANALYSIS OPERATING GUIDE 38

APA YANG HARUS ANDA PERBUAT TERHADAP HAZARDS? 39

3. RENCANAKAN Merupakan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah atau mengurangi akibat suatu kecelakaan. 4. LAKSANAKAN Kita kenal apa yang disebut hirarki pengontrolan potensi bahaya (yang juga sebagai FILOSOFI KESELEMATAN KERJA). 40

HIRARKHI PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL FILOSOFI KESELAMATAN KERJA a. MENIADAKAN b. MENGGANTI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT BAHAYA c. PENGENDALIAN SECARA TEKNOLOGI d. PENGENDALIAN SECARA ADMINISTRASI e. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD/PPE ) 41

a. MENIADAKAN BAHAYA POTENSIAL Tindakan pertama yang merupakan PRIORITAS I. Dengan menghilangkan hazards, maka 99% kemungkinan celaka (oleh potensi bahaya tersebut) sudah hilang. Misalnya : - Menanam/ mengubur pecahan kaca. - Menumpulkan/ meratakan tonjolan yang tajam. - Mengencerkan minyak hingga tidak bisa menyala. 42

b. SUBSTITUSI ( MENGURANGI TINGKAT BAHAYA ) Merupakan pilihan kedua Dengan substitusi, maka level bahaya diturunkan. Misalnya : - Mengganti alat berbahan bakar bensin dengan solar. - Mengganti gelas stiroform dengan plastik tahan panas. - Mengganti gasket asbes dengan bahan yang lebih aman. 43

c. ENGINEERING CONTROL Merupakan prioritas ke-tiga Dengan pengontrolan teknis maka kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat keteledoran/ kelemahan teknologi bisa dicegah. Misalnya : - Memasang barikade, pita kuning-hitam, dsb. - Menurunkan posisi orifice hingga pekerja tidak perlu memanjat. Atau membuat anjungan mini untuk orifice. - Isolasi enersi, pemasangan enclosure, dsb. 44

d. ADMINISTRATIVE CONTROL Merupakan prioritas ke-empat Dengan pengontrolan administrasi maka kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat keteledoran administrasi/ urutan kerja bisa dicegah. Misalnya : - Mencatat langkah-2 kerja yang akan dilakukan. - Mencatat orang MASUK/ KELUAR dalam ENTRY JOB. - SOP, Ijin kerja, JSA, pengaturan kerja shift, dsb. - PM mesin, generator, kompressor, dsb. 45

e. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT Merupakan prioritas ke-lima atau terakhir. Meskipun merupakan prirotas terakhir, namun untuk melindungi diri dari akibat kecelakaan karena faktor manusia ( kecerobohan sendiri atau orang lain ), maka APD atau PPE tetap sebagai sesuatu yang MUTLAK harus dikenakan. 46

5. MONITOR Merupakan keharusan untuk meyakinkan apakah kebijakan-kebijakan manajemen yang demikian bersungguh-sungguh dalam upaya mencegah kecelakaan terhadap karyawan maupun kontraktor telah dipatuhi sepenuhnya di lapanganatau tidak. Juga sebagai tahpan mengumpulkan bahan evaluasi untuk penyempurnaan ke depan. Merupakan salah satu kesempatan/ tahapan menilai safety performance karyawan. 47

Prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya 1)Mengakomodasi kegiatan rutin. 2) Mengakomodasi kegiatan non rutin. 3) Kegiatan semua orang yang memiliki v akses di tempat kerja. 4)Perilaku manusia, kemampuan dan faktor manusia lainnya. 5) Mengidentifikasi bahaya yang berasal dari luar tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan personil di tempat kerja. 48

Prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya 6) Bahaya yang ada di sekitar tempat kerja dikaitkan dengan kegiatan kerja penyedia jasa. 7) Sarana dan prasarana, peralatan dan bahan di tempat kerja yang disediakan oleh penyedia jasa atau pihak lain. 8) Modifikasi pada SMK3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya pada operasi, proses dan kegiatannya. 9) Beberapa kewajiban perundangan yang digunakan terkait dengan penilaian risiko dan penerapan pengendaliannya. 10) Desain lokasi kerja, proses, instalasi, mesin/peralatan, prosedur operasi dan instruksi kerja terhadap kemampuan manusia. termasuk penyesuaian 49

FORMAT PENERAPAN SMK3 TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI FORMAT PENERAPAN SMK3 JEMBATAN TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI Bagian : Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tgl: IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN POTENSI BAHAYA K3 KONSTRUKSI JEMBATAN PENILAIAN RISIKO No. Dokumen: 3.1.2.3 Nama Penanggung Jawab: Nama Proyek: No hal :... dari... PENGENDALIAN RISIKO K3 PENANGGUNG JAWAB No. PEKERJAAN BERISIKO K3 Identifikasi Bahaya SKALA PRIORITAS Kekerapan Keparahan TR=(KxA) (1) (2) (2a) (3) (4) (5) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 50

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI T E R I M A K A S I H JL. Sapta Taruna Raya Komplek PU Pasar Jumat, Pd. Pinang, Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12310 balaiptk@gmail.com sibimakonstruksi@gmail.com