PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR DAN KOMPOS FESES KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI PAKCHOY (Brasicca chinensis L)

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak (Sapi, Ayam, dan Kambing) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Brachiaria Humidicola

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

III. MATERI DAN METODE

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Fakultas Pertanian Universitas Asahan, ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Respon Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Terhadap Pemberian Pupuk Majemuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Lahan Percobaan, di daerah Ketep, kecamatan

PENGARUH TAKARAN BOKASHI PUPUK KANDANG SAPI DAN DOSIS GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Nilai ekonominya yang tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi. Tanaman ini jarang dikonsumsi dalam bentuk mentah, tetapi biasa

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI ( Brassica juncea L ) TERHADAP PEMBERIAN URINE KELINCI DAN PUPUK GUANO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

JURNAL SAINS AGRO

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK PELENGKAP CAIR DAN KOMPOS FESES KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI PAKCHOY (Brasicca chinensis L) EFFECT OF LIQUID SUPPLEMENT FERTILIZER AND RABBIT MANURE COMPOST FERTILIZER APPLICATION ON GROWTH AND YIELD OF MUSTARD (Brasicca chinensis L.) M. Rasyid Ananda Sitorus 1, Elfin Efendi 2, Rita Mawarni 2 1 Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Asahan 2 Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Asahan ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Pasar 12, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat 5 m dpl, tipe iklim C (oldeman), jarak lokasi dari kampus UNA ± 5 km. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Mei 2017. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor yang diteliti. Faktor I PPC, dibagi atas 3 taraf yaitu: P 1 = PPC Gandasil D, P 2 = PPC Bayfolan, P 3 = PPC Grow-More. Faktor II Pemberian kompos feses kelinci, dibagi atas 4 taraf yaitu: K 0 = 0 ton/ha atau 0 kg/plot (Kontrol), K 1 = 2 ton/ha atau 0,2 kg/plot, K 2 = 4 ton/ha atau 0,4 kg/plot, K 3 = 6 ton/ha atau 0,6 kg/plot. Pemberian pupuk cair Bayfolan mampu menghasilkan tinggi tanaman hingga 17,48 cm, jumlah daun 12,02 helai, produksi pertanaman sampel 119,82 g dan produksi tanaman perplot sebesar 3,05 kg/plot, dengan dosis 1-2 g/liter air. Pemberian pupuk kompos feses kelinci menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Akan tetapi pemberian pupuk kompos feses kelinci mampu menghasilkan tinggi tanaman hingga 16,52 cm, jumlah daun sebanyak 11,96 helai, produksi per tanaman sampel 111,75 g, dan produksi tanaman per plot hingga 2,88 kg. Interaksi pupuk pelengkap cair dan pupuk kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi sawi pakcoy menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter amatan. Kata Kunci: pupuk pelengkap cair, kompos feses kelinci, sawi pakchoy (Brasicca chinensis L.) PENDAHULUAN Pak coy (Pak Choy) merupakan kerabat dari Caisim dan Sawi, perbedaan mencolok dari ketiganya adalah dari batangnya. Pakcoy memiliki batang yang lebar, besar dan lebih berair. Selain dibuat sayuran, pakcoy juga sering digunakan sebagai asinan maupun dibuat sebagai jus. Di Asia pakchoi dipanen pada berbagai umur, mulai umur pembibitan (2 minggu setelah pindah tanam), masa vegetatif awal, hingga saat baru muncul bunga. Tanaman ini mengandung 93% air, 3% karbohidrat, 1,7% protein, 0,7% serat, dan 0,8% abu. Dan merupakan sumber dari vitamin dan mineral seperti ß-karoten, vitamin C, Ca, P, dan Fe (Aini, 2013). Dalam Skripsi Susilo (2016) produksi sayuran pakcoy di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2013 sebesar 583.770 ton, 580.969 ton, 594.934 ton dan 600.961 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2011 sempat mengalami penurunan hasil produksi tanaman pakcoy. Salah satu penyebab rendahnya tingkat produktivitas tanaman ini adalah masih sedikitnya ketersediaan varietas unggul yang tahan terhadap penyakit berbahaya seperti busuk lunak dan bercak daun, serta masih sedikit sekali varietas yang tahan terhadap suhu panas. PPC (Pupuk Pelengkap Cair) yaitu hasil olahan bahan yang mengandung banyak unsur nutrisi untuk tanaman baik unsur makro maupun mikro yang sangat bagus untuk memperbaiki 101

Faculty of Agriculture University of Asahan, ISSN 0216-7689 struktur tanah, menetralkan ph tanah, memacu pertumbuhan tanaman dimulai pada akar, batang dan daun serta pembuahan guna memaksimalkan hasil produksi tanaman dan mengurangi kerusakan akibat dari serangan hama (Subagio, 2015). Hewan kelinci selain sebagai ternak alternative, ternyata memiliki manfaat yang lebih. Salah satu kelebihan dari kelinci adalah pada kotorannya yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang sangat bagus untuk tanaman. Tidak hanya bagus untuk pupuk organik, bahkan konon kotoran kelinci ini merupakan bahan pupuk organik yang paling bagus dibandingkan kotoran hewan ternak lainnya. Kotoran kelinci sebagai pupuk organik ini berasal dari feses maupun urin kelinci (Sajimin, Yono, dan Raharjo, 2007). Risman (2010) mengingatkan bahwa petani dianjurkan untuk menerapkan pertanian yang ramah lingkungan dengan memperhatikan penggunaan pupuk, diutamakan pupuk yang terbuat dari alam atau sering juga disebut pupuk kompos. Penggunaan pupuk kimia hanyalah alternatif dan pelengkap apabila pupuk organik belum atau tidak mencukupi. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh pemberian pupuk pelengkap cair dan kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi pakcoy (Brasicca chinensis L). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk pelengkap cair dan kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi pakcoy (Brasicca chinensis L). METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Pasar 12, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat 5 m dpl, tipe iklim C (oldeman), jarak lokasi dari kampus UNA ± 5 km. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai dengan bulan Mei 2017. Bahan penelitian terdiri dari benih sawi pakcoy varietas Green Pak Choy, pupuk fases kelinci, EM-4, PPC Gandasil D, PPC Grow-More, dan PPC Bayfolan. Alat penelitian yang digunakan adalah cangkul, garu, parang babat, tugal, tali rafia, pisau, meteran, schalifer, kalkulator dan alat tulis lainnya, papan judul, plat tanaman sampel, dan papan perlakuan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan dua faktor yang diteliti yaitu : Faktor I : PPC, dibagi atas 3 taraf yaitu : P 1 = PPC Gandasil D P 2 = PPC Bayfolan P 3 = PPC Grow-More Perlakuan II : Pemberian kompos feses kelinci, dibagi atas 4 taraf yaitu: K 0 = 0 ton/ha 0 kg/plot (Kontrol) K 1 = 2 ton/ha 0,2 kg/plot K 2 = 4 ton/ha 0,4 kg/plot K 3 = 6 ton/ha 0,6 kg/plot HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi tanaman (cm) Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian PPC pada sawi pak coy berpengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk feses kelinci pada tanaman berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman. Untuk interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman. 102

Hasil uji beda rataan pengaruh PPC dan fases kelinci terhadap tinggi tanaman sawi pak coy dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Beda Pemberian PPC dan Feses Kelinci Terhadap Tinggi Tanaman Sawi Pak Coy Pada Umur 4 MST Perlakuan K 0 K 1 K 2 K 3 15,60 a 15,56 a 15,66 a 15,76 a 15,65 c P 1 P 2 P 3 17,31 a 16,13 a 16,35 a 16,48 a 16,52 a 16,51 a KK = 1,69 % Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % berdasarkan uji BNJ Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian PPC dengan PPC jenis Bayfolan (P 2 ) menunujukkan tinggi tanaman hingga 17,48 cm, berbeda nyata dengan P 3 yaitu 16,27 cm, dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan P 1 yaitu 15,65 cm. Pengaruh PPC terhadap tinggi tanaman, menghasilkan grafik histogram yang dapat dilihat pada Gambar 1. 17,50 17,48 17,53 a 17,42 a 17,66 a 16,35 a 16,48 a 16,11 a 17,48 a 16,27 b Tinggi tanaman (cm) 17,00 16,50 16,00 15,50 15,00 15,65 16,27 14,50 Gandasil D Bayfolan Grow-more Pupuk Pelengkap Cair (PPC) Gambar 1. Histogram Pengaruh Pemberian PPC Terhadap Tinggi Tanaman Sawi Pak Coy Pada Tabel 1 juga dapat dilihat bahwa pengaruh pemberian pupuk feses kelinci dengan dosis 0,4 kg/plot (K 2 ) menunjukkan tinggi tanaman hingga 16,52 cm, tidak berbeda nyata dengan dengan K 3 yaitu 16,511 cm, tidak berbeda nyata dengan K 1 yaitu 16,48, dan juga tidak berbeda nyata dengan K 0 yaitu 16,35 cm. Selanjutnya dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa interaksi dari pemberian PPC dan fefes kelinci (P 2 K 3 ) menunjukkan tinggi tanaman hingga 17,66 cm. Namun, pengaruh interaksi antara kedua perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata antara interaksi pupuk PPC dan feses kelinci. Jumlah daun (helai) Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian PPC pada sawi pak coy berpengaruh sangat nyata pada jumlah daun. Sedangkan pemberian pupuk feses kelinci pada tanaman berpengaruh tidak nyata pada jumlah daun. Untuk interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada jumlah daun. 103

Faculty of Agriculture University of Asahan, ISSN 0216-7689 Hasil uji beda rataan pengaruh PPC dan fases kelinci terhadap jumlah daun sawi pak coy dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Beda Pemberian PPC dan Feses Kelinci Terhadap Jumlah Daun Sawi Pak Coy Pada Umur 4 MST Perlakuan K0 K1 K2 K3 P1 P2 P3 11,67 a 11,80 a 11,60 a 11,87 a 11,87 a 11,53 a 11,87 a 12,07 a 11,80 a 11,80 a 12,33 a 11,73 a 11,80 ab 12,02 a 11,67 b 11,69 a 11,76 a 11,91 a 11,96 a KK = 1,92 % Keterangan: Angka-angka angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % berdasarkan uji BNJ Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian PPC dengan PPC jenis Bayfolan (P2) menunujukkan jumlah daun terbanyak hingga 12,02 helai, berbeda nyata dengan P1 yaitu 11,80 helai, dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan P3 yaitu 11,67 helai. Pada Tabel 2 juga dapat dilihat bahwa pengaruh pemberian pupuk feses kelinci dengan dosis 0,6 kg/plot (K3) menunjukkan tinggi tanaman hingga 11,96 helai, tidak berbeda nyata dengan dengan K2 yaitu 11,91 helai, tidak berbeda nyata dengan K1 yaitu 11, 11,76 helai, dan juga tidak berbeda nyata dengan K0 yaitu 11,69 helai. Selanjutnya dapat dilihat dari Tabel 2 bahwa interaksi dari pemberian PPC dan fefes kelinci (P2K3) menunjukkan jumlah daun hingga 12,33 helai. Namun, pengaruh interaksi antara kedua perlakuan uan memberikan pengaruh yang tidak nyata antara interaksi pupuk PPC dan feses kelinci. Pengaruh PPC terhadap tinggi tanaman, menghasilkan grafik histogram yang dapat dilihat pada Gambar 2. Jumlah daun (helai) 12,50 12,02 11,8 11,67 12,00 11,50 11,00 10,50 10,00 9,50 Gandasil D Bayfolan Grow-more Pupuk Pelengkap Cair (PPC) Gambar 2. Histogram Pengaruh Pemberian PPC Terhadap Jumlah Daun Sawi Pak Coy Produksi Per Tanaman (g) Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian PPC pada sawi pak coy berpengaruh sangat nyata pada produksi per tanaman. Sedangkan pemberian pupuk feses kelinci pada tanaman berpengaruh tidak nyata pada produksi per tanaman. Untuk interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada produksi per tanaman. Hasil uji beda rataan pengaruh PPC dan fases kelinci terhadap produksi per tanaman sawi pak coy dapat dilihat pada Tabel 3. 104

Tabel 3. Hasil Uji Beda Pemberian PPC dan Feses Kelinci Terhadap Produksi Per Tanaman Sawi Pak Coy Perlakuan K 0 K 1 K 2 K 3 P 1 110,99 a 111,24 a 105,48 a 101,73 a 107,36 b 106,44 a 123,04 a 121,56 a 128,24 a 119,82 a P 2 P 3 93,36 a 103,60 a Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % berdasarkan uji BNJ Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian PPC secara tunggal dengan PPC jenis Bayfolan (P 2 ) menunujukkan produksi per tanaman hingga 119,82 g, berbeda nyata dengan P 1 yaitu 107,36 g, dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan P 3 yaitu 99,03 g. Pengaruh PPC terhadap produksi per tanaman sampel, menghasilkan grafik histogram yang dapat dilihat pada Gambar 3. Produksi per tanaman (g) 120 100 80 60 40 20 0 107,36 Gandasil D Bayfolan Pupuk Pelengkap Cair (PPC) 100,96 a 106,31 a 95,48 a 111,75 a 111,12 a 108,48 a 119,82 99,03 Grow-more 99,03 c KK = 7,11 % Gambar 3. Histogram Pengaruh Pemberian PPC Terhadap Produksi Per Tanaman Sampel Sawi Pak Coy Pada Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa pengaruh pemberian pupuk feses kelinci dengan dosis 0,2 kg/plot (K 1 ) menunjukkan produksi per tanaman hingga 111,75 g, tidak berbeda nyata dengan dengan K 2 yaitu 111,12 g, tidak berbeda nyata dengan K 3 yaitu 108,48 g, dan juga tidak berbeda nyata dengan K 0 yaitu 103,60 g. Selanjutnya dapat dilihat dari Tabel 3 bahwa interaksi dari pemberian PPC dan fefes kelinci (P 2 K 3 ) menunjukkan produksi per tanaman hingga 128,24 g. Namun, pengaruh interaksi antara kedua perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata antara interaksi pupuk PPC dan feses kelinci. Produksi Per Plot (kg) Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian PPC pada sawi pak coy berpengaruh sangat nyata pada produksi per plot. Sedangkan pemberian pupuk feses kelinci pada tanaman berpengaruh tidak nyata pada produksi per plot. Untuk interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata pada produksi per plot. Hasil uji beda rataan pengaruh PPC dan fases kelinci terhadap produksi per plot sawi pak coy dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Beda Pemberian PPC dan Feses Kelinci Terhadap Produksi Per Plot Sawi Pak Coy 105

Faculty of Agriculture University of Asahan, ISSN 0216-7689 Perlakuan P1 P2 P3 K0 2,77 a 2,72 a 2,48 a K1 2,82 a 3,08 a 2,65 a K2 2,75 a 3,13 a 2,77 a K3 2,55 a 3,20 a 2,55 a 2,72 b 3,03 a 2,61 bc 2,66 a 2,85 a 2,88 a 2,77 a KK = 6,47 % Keterangan: Angka-angka angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % berdasarkan uji BNJ Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian PPC dengan PPC jenis Bayfolan (P2) menunujukkan produksi per plot hingga 3,05 kg, berbeda nyata dengan P1 yaitu 2,72 kg, dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan P3 yaitu 2,16 kg. Pengaruh PPC terhadap produksi per plot menghasilkan grafik histogram yang dapat dilihat pada Gambar 4. Produksi per plot (kg) 3,50 2,72 3,03 2,61 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 Gandasil D Bayfolan Grow-more Pupuk Pelengkap Cair (PPC) Gambar 4. Histogram Pengaruh Pemberian PPC Terhadap Produksi Per Plot Sawi Pak Coy Pada Tabel 4 juga dapat dilihat bahwa pengaruh pemberian pupuk feses kelinci dengan dosis 0,4 kg/plot (K2) menunjukkan produksi per plot hingga 2,88 kg, tidak berbeda nyata dengan dengan K1 yaitu 2,85 kg, tidak berbeda nyata nya dengan K3 yaitu 2,79 kg, dan juga tidak berbeda nyata dengan K0 yaitu 2,66 kg. Selanjutnya dapat dilihat dari Tabel 4 bahwa interaksi dari pemberian PPC dan feses kelinci (P2K3) menunjukkan produksi per plot hingga 3,28 kg. Namun, pengaruh interaksi antara kedua perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata antara interaksi pupuk PPC dan feses kelinci. Pengaruh pemberian pupuk pelengkap cair terhadap pertumbuhan dan produksi terhadap tanaman sawi pakcoy Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan menunjukkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, produksi per tanaman sampel dan produksi tanaman per plot pada tanaman sawi pakcoy. Adanya pengaruh yang sangat nyata terhadap pemberian pupuk pupuk pelengkap cair ini terhadap seluruh parameter yang diamati disebabkan karena pupuk tersebut mengandung unsur hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan tanaman. Unsur hara tersebut sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetative sehingga akan menyebabkan perbedaan yang sangat nyata dibandingkan dengan kontrol. Selain itu, unsur hara yang tersedia juga cepat 106

diserap oleh tanaman, hal ini dikarenakan aplikasi pemupukan diberikan melalui daun tanaman tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Budiman (2009), bahwa pupuk cair menyediakan unsur hara makro dan unsur lainnya yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Pupuk cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur didalamnya mudah terurai. Tanaman menyerap hara terutama melalui daun, dan akar. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pemakaian pupuk daun antara lain, unsur hara lebih cepat terserap, sehingga tidak mengalami fiksasi, hasilnya lebih cepat terlihat dengan munculnya tunas baru atau kuncup bunga, dan tanah tidak cepat rusak. Penyemprotan pupuk lewat daun ini sebaiknya di berikan pada bagian bawah permukaan daun. Karena stomata daun lebih banyak terdapat dibawah permukaan daun. Dan penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari atu sore hari. Hal ini berkaitan dengan sinar matahari yang diterima tanaman, bila terlalu panas maka daun akan mengalami penguapan yang besar dan semua unsur yang disemprotkan akan ikut menguap juga. Jadi semua akan siasia sebab semua unsur yang diberikan tidak dapat digunakan atau diserap tanaman secara efektif. Dari tabel uji beda rataan pada seluruh parameter amatan, menunjukkan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair yang paling baik adalah jenis pupuk pelengkap cair Bayfolan. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari bayfolan menurut Asnija dkk (2013) yaitu Bayfolan di tolerir dengan baik oleh tanaman dan dapat digunakan bersamaan dengan aplikasi semua insektisida dan fungsida kecuali campuran alkalis seperti belerang atau kapur. Bayfolan dapat dilarutkan langsung dalam air. Larutan Bayfolan tidak memperlihatkan endapan sehingga tidak menyumbat alat semprot. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk cair secara tunggal mampu menghasilkan tinggi tanaman hingga 17,48 cm, jumlah daun 12,02 helai, produksi pertanaman sampel 119,82 g dan produksi tanaman perplot sebesar 3,05 kg/plot, atau setara dengan 30,5 ton/ha, dimana hasil ini hampir menyamai potensi produksi sawi pakcoy varietas Green Pak Coy dengan potensinya 35 ton/ha. Pengaruh pemberian pupuk kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi sawi pakcoy Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, menunjukkan bahwa perlakuan pemberian pupuk kompos fases kelinci memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap seluruh parameter yang diamati pada setiap waktu pengamatan. Tidak berpengaruhnya pupuk kompos fases kelinci terhadap parameter amatan disebabkan karena kandungan hara pada pupuk kompos fases kelinci umumnya rendah dan lambat diserap oleh tanaman, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan tanaman sawi pakcoy hingga masa panen. Menurut pendapat Hartatik dan Setyorini (2012), bahwa komposisi hara dalam pupuk organik relatif rendah dan sangat bervariasi sehingga manfaatnya bagi tanaman tidak langsung dan berlangsung dalam jangka waktu panjang. Oleh karena pupuk organik memilki kandungan hara yang rendah, maka bahan/pupuk organik memerlukan 12-25 kali lebih banyak untuk menyediakan hara yang sama jumlahnya dengan hara yang disediakan dari pupuk kimia buatan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutedjo (2002), bahwa unsur hara makro dan mikro yang tidak lengkap menyebabkan hambatan pada pertumbuhan dan hasil tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengaruh pupuk organik secara tunggal memberikan pengaruh yang tidak nyata, dimana tanaman mampu menghasilkan tinggi tanaman hingga 16,52 cm, jumlah daun sebanyak 11,96 helai, produksi per tanaman sampel 111,75 g, dan produksi tanaman per plot hingga 2,88 kg atau setara dengan 28,8 ton/ha, dimana hasil 107

Faculty of Agriculture University of Asahan, ISSN 0216-7689 potensi ini jauh dari potensi produksi sawi pak coy varietas Green Pak Coy dengan potensi produksinya 35 ton/ha. Pengaruh interaksi pupuk pelengkap cair dan pupuk kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi sawi pakcoy Dari hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistik, bahwa interaksi pupuk pelengkap cair dan pupuk kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi sawi pakcoy tidak menunjukkan pengaruh nyata (tidak nyata) terhadap semua parameter yang diamati. Tidak berpengaruhnya interaksi antara pupuk pelengkap cair dan pupuk kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi sawi pakcoy disebabkan karena pupuk kompos feses kelinci yang merupakan pupuk organik memiliki kandungan hara yang belum optimal dan pengaruh terhadap tanaman sangat lambat, sehingga pupuk pelengkap cair hanya berperan secara tunggal terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi pakcoy. Faktor lain yang mempengaruhi interaksi tidak nyata terhadap perlakuan diantaranya sifat genetis, iklim maupun tanahnya. Hal ini didukung oleh pendapat Desiana (2013), bahwa respon-nya pupuk yang diberikan pada tanah ke tanaman sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain sifat genetis dari tanaman, iklim, dan tanah, dimana dari masing-masing faktor tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan faktor yang satu saling berkaitan dengan faktor lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurhayati dalam skripsi Khairiyah (2016), bahwa pertumbuhan tanaman yang baik dapat tercapai bila faktor yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan. KESIMPULAN 1. Pemberian pupuk cair Bayfolan mampu menghasilkan tinggi tanaman hingga 17,48 cm, jumlah daun 12,02 helai, produksi pertanaman sampel 119,82 g dan produksi tanaman perplot sebesar 3,05 kg/plot, dengan dosis 1-2 g/liter air 2. Pemberian pupuk kompos feses kelinci menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap seluruh parameter yang diamati. Akan tetapi pemberian pupuk kompos feses kelinci mampu menghasilkan tinggi tanaman hingga 16,52 cm, jumlah daun sebanyak 11,96 helai, produksi per tanaman sampel 111,75 g, dan produksi tanaman per plot hingga 2,88 kg. 3. Interaksi pupuk pelengkap cair dan pupuk kompos feses kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi sawi pakcoy menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter amatan. DAFTAR PUSTAKA Aini, N. 2013. Pengaruh Pemberian Bokashi Kulit Pisang (Musa Paradisiaca L.) Dengan Penambahan Aktivator Em4 Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi Pak Choy (Brassica Rapa L.). Skripsi. PDF. Asnija. Kesumawati, E. Syammiah. 2013. Pengaruh Varietas Dan Konsentrasi Pupuk Bayfolan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum Annum L.). Jurnal Agrista Vol 17. No 2, 2013. PDF. Chairani. Efendi, Elfin. Tamsil, Ricky. 2017. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Paria (Momordica charantia L.) dengan Pemberian Kompos Kulit Kakao dan Waktu Pengomposan. Bernas 108

Desiana, I. 2013. Pengaruh Pupuk Organik Cair Urin Sapid an Limbah Tahu Terhdapa Tumbuhan Bibit Kakao (Theobrema cacao). Jurnal Agrotek Tropika Vol 1 No. I. 133-119. Pdf. Efendi, Elfin. Mawarni, Rita. Junaidi. 2017. Pengaruh Pemberian Pupuk Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakchoy (Brassica rapa L.). Bernas Hartatik, W dan D. Setyorani. 2012. Pemanfaatan Pupuk Organik Untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Kualitas Tanaman. Badan Penelitian Litbang Pertanian Balai Penelitian Tanah. Bogor. Pdf. Khairiyah. 2016. Pengaruh Perendaman Benih Dalam POC dan Media Tanam Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Bibit Pepaya California (Carica papaya L). Skripsi. Kisaran Risman. 2010. Pertanian ramah lingkungan. Citraunggul Laksana. Jakarta. Sajimin. Yono, C. Raharjo Dan N.D. Purwantari. 2007. Produksi Tanaman Pakan Ternak Stylosanthes Hamata Yang Diberi Pupuk Feses Kelinci. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005. PDF. Sinaga, Apresus. Ma ruf, Amar. 2016. Tanggapan Hasil Pertumbuhan Tanaman Jagung Akibat Pemberian Pupuk Urea, SP-36 dan KCL. Bernas Subagio. 2015. Pupuk Daun Grow More Untuk Hasil Terbaik. http://www.tokoagri.com/pupukdaun-grow-more/. Diakses pada Kamis, 16 Maret 2017. Susilo, 2016. Peluang Usaha dari Budidaya Sawi Pak Coy. Javalitera. Jakarta. 109