FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR BALITA DI PUSKESMAS KARANGAMPEL KOTA INDRAMAYU

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

HUBUNGAN KUALITAS VAKSIN DAN STATUS IMUN PENJAMU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAHUNAN JEPARA

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan KEelengkapan Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Di Puskesmas Lokbaintan Tahun 2013

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dan Status Ekonomi dengan Kelengkapan Imunisasi Wajib pada Anak Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Kampung Sawah

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

ABSTRAK. Lidia Anestesia Iskandar,2009,Pembimbing I:Donny Pangemanan,drg.,SKM. Pembimbing II:Dani,dr.,M.Kes.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

PERAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN IMUNISASI CAMPAK PADA ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

Zakiyah,et al, Hubungan antara Peran Petugas Kesehatan dengan Cakupan Imunisasi per Antigen...

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Romy Wahyuny*, Linda Fadila**

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B-0 DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-0 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADANG ALAI TAHUN 2015

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI PUSKESMAS BARING KECAMATAN SEGERI KABUPATEN PANGKEP

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATINEGARA TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene dan Kejadian Keputihan Pada Wanita Perimenopause Di Desa Mojo Kecamatan Andong Boyolali

The Incidence Of Malaria Disease In Society At Health Center Work Area Kema Sub-District, Minahasa Utara Regency 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEPATUHAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI RS SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2010

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

Kata Kunci: Hamil, Anemia

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN SUAMI PADA PROGRAM KB VASEKTOMI DI WILAYAH KECAMATAN BANJARMASIN TIMUR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan melaksanakan upaya dalam peningkatan kesehatan ibu dengan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU DALAM PELAKSANAAN PROGRAM LIMA IMUNISASI DASAR LENGKAP DI WILAYAH PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG SKISTOSOMIASIS DI KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, DUKUNGAN KELUARGA DAN PERAN TENAGA

GAMBARAN KONSELING IMUNISASI TT IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SEWON II BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

HUBUNGAN PARITAS DAN USIA IBU DENGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT UMUM INSANI KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2014

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

PENDAHULUAN Kehamilan merupakan proses alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita. Lama kehamilan sampai aterm adalah 280 sampai 300 hari atau 39

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS Suhartatik, Rusni Mato PoltekesKemenkes Makassar Alamat Korespondensi : (tatiek@poltekkes-mks.ac.id /081342999419) ABSTRACT Immunization is a way to actively boost a person's immunity against a disease. Tetanus toxoid immunization is the process to build immunity as a precaution against tetanus infection. (Mulyani, S.N & Rinawati.M, 2013). The purpose of this research is to know the relationship of knowledge, attitude and motivation with tetanus toxoid immunization at fertile age woman at Mandos Public Health Center of Maros Regency. This research is a descriptive research with cross sectional research method that is to know the existence of relationship of knowledge, attitude and motivation about tetanus toxoid immunization. Sampling was done by purposive sampling technique with sample number 48 respondents. Data collected from respondents with questionnaire technique. Data presented in the form of bivariate and univariate analysis table with significance level α <0,05. The result showed that there was a relationship between knowledge with tetanus toxoid immunization in women of reproductive age with p = 0,002 <α = 0,05, there was relationship between attitude with tetanus toxoid immunization of woman of fertile age with p value = 0,038 <α = 0,05. And there is a relationship between motivation with tetanus toxoid immunization of woman of fertile age with value p = 0,004 <α = 0,05. The conclusion in this research is there is relationship between knowledge, attitude and motivation with tetanus toxoid immunization at woman of childbearing age at Mandos Public Health Center Maros Regency. Keywords: Knowledge, attitude and motivation with tetanus toxoid immunization of woman of child-bearing age. ABSTRAK Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai pencegahan terhadap infeksi tetanus. (Mulyani,S.N & Rinawati.M, 2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode penelitian cross sectional yaitu untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan, sikap dan motivasi tentang imunisasi tetanus toksoid. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 48 responden. Data dikumpulkan dari responden dengan teknik kuesioner. Data di sajikan dalam bentuk tabel analisis bivariat dan univariat dengan tingkat kemaknaan α<0,05. Dari hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur dengan nilai p=0,002 <α=0,05, ada hubungan antara sikap dengan imunisasi tetanus toksoid wanita usia subur dengan nilai p=0,038 <α=0,05. Dan ada hubungan antara motivasi dengan imunisasi tetanus toksoid wanita usia subur dengan nilai p=0,004 < α=0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap dan motivasi dengan imunisasi tetanus toksoid wanita usia subur. 1

PENDAHULUAN Perkembangan imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dengan imunisasi cacar. Tahun berikutnya imunisasi tidak berkembang signifikan, perkembangan baru dirasakan pada Tahun 1973 dengan dilakukannya imunisasi BCG untuk menanggulangi penyakit tuberkolosis. Disusul dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur dan ibu hamil pada tahun 1974, kemudian imunisasi DPT ada bayi mulai diadakan pada tahun 1976. Pada awal Tahun 1977, WHO mulai menetapkan program imunisasi sebagai upaya global dengan EPI, yang diresolusikan oleh WHA. Terobosan ini menempatkan EPI sebagai komponen penting pelayanan kesehatan ibu dan anak (Proverawati, A & Andini, D.S.C, 2010). Imunisasi penting untuk diberikan, hal ini karena 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, sebanyak 2 dari 100 kelahiran akan meninggal karena batuk rejan. Dari setiap 200.000 anak, 1 akan menderita penyakit polio dan 1 dari 100 anak akan meninggal karena penyakit tetanus. Imunisasi yang dilakukan akan melindungi anak terhadap penyakit (Mulyani, S.N & Rinawati, M, 2013). Cakupan tetanus toksoid data rutin tahun 2004-2007 menurun kemudian meningkat kembali pada kisaran 60-80% pada tahun 2008 hingga 2013 (Kementrian Kesehatan, 2014), sedangkan menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sul-Sel Tahun 2014 imunisasi TT wanita usia subur umur 15-39 Tahun yang terdaftar sebanyak 1.768.809 jiwa (Dinkes Provinsi Sul-Sel, 2014). Berdasarkan pemantauan Puskesmas. Jumlah wanita usia subur pada tahun 2014 sebanyak 285 orang sedangkan pada bulan Januari hingga September 2015 sebanyak 245 orang. Ini terjadi penurunan imunisasi TT dari 285 orang di tahun 2014 dan pada bulan Januari hingga September 2015 sebanyak 245 orang. Jadi perlu adanya motivasi yang besar agar pelaksanaan dalam pemenuhan imunisasi TT tetap mengalami peningkatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terutama pada ibu dan bayi terutama infeksi tetanus baik pada saat ibu mengandung, persalinan dan bayi baru lahir. METODE Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas pada bulan Desember 2015. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kabupaten Maros periode September 2015 yaitu sebanyak 48 responden. Dalam penilitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik 2

purposive sampling dengan sampel sebanyak 48 responden. 1. Kriteria inklusi: a. Wanita usia subur yang berkunjung di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. b. Bersedia diwawancara dengan menandatangani persetujuan peserta penelitian 2. Kriteria eksklusi: a. Wanita usia subur yang tidak berkunjung di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. b. Wanita usia subur yang tidak bersedia untuk diwawancara. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Di Puskesmas Umur N % 12-25 Tahun 28 58,3 26-35 Tahun 20 41,7. Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa terdapat 28 responden (58,3%) yang berumur antara 12-25 tahun, dan terdapat 20 responden (41,7%) yang berumur 26-35 tahun. Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Di Puskesmas Pendidikan n % Tidak Sekolah 3 6,2 SD 3 6,2 SLTP 13 27,1 SLTA 20 41,7 Perguruan Tinggi 9 18,8 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa yang tidak sekolah sebanyak 3 responden (6,2%), SD 3 responden (6,2%), SLTP 13 responden (27,1%), SLTA 20 responden (41,7%), dan perguruan tinggi sebanyak 9 responden (18,8%). Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Puskesmas Pekerjaan n % PNS 4 8,3 Honorer 4 8,3 Karyawan 14 29,2 IRT 26 54,2 Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari sebagian besar memiliki pekerjaan PNS 4 responden (8,3%), honorer sebanyak 4 3

responden (8,3%), Karyawan sebanyak 14 responden (29,2%) dan IRT sebanyak 26 responden (54,2%). Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Di Puskesmas Pengetahuan n % Baik 39 81,2 Cukup 9 18,8 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa yang pengetahuan baik sebanyak 39 responden (81,2%) sedangkan yang pengetahuan cukup sebanyak 9 responden (18,8%) Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Di Puskesmas Sikap n % Positif 40 83,3 Negatif 8 16,7 Dari tabel 5, menunjukkan bahwa yang memiliki sikap positif sebanyak 40 responden (83,3%) sedangkan yang memiliki sikap negatif sebanyak 8 responden (16,7%). Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Di Puskesmas Motivasi n % Aktif 37 77,1 Tidak Aktif 11 22,9 Dari tabel 6, menunjukkan bahwa yang memiliki motivasi aktif sebanyak 37 responden (77,1%) dan memiliki motivasi tidak aktif sebanyak 11 responden (22,9%). Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Imunisasi TT WUS Di Puskesmas Imunisasi TT n % WUS Imunisasi TT 28 58,3 TidakImunisasi 20 41,7 Dari tabel 7 menunjukkan bahwa yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 28 responden (58,3%) sedangkan yang tidak imunisasi sebanyak 20 responden (41,7) 4

2. Analisis Bivariat Tabel 8 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Imunisasi TT WUS Pengetahua Imunisas n i TT Total Tidak Imunisasi N % N % n % Baik 27 56,2 12 25,0 39 81,2 Cukup 8 2,1 8 16,7 9 18,8 Total 28 58,3 20 41,7 48 100 p = 0,002 Dari tabel 8 menunjukkan bahwa yang memiliki pengetahuan baik serta mendapatkan imunisasi TT sebanyak 27 responden (56,2%), dan yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak mendapatkan imunisasi sebanyak 12 responden (25,0%), sedangkan yang memiliki pengetahuan cukup dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 responden (2,1%), dan pada kelompok responden yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak mendapatkan imunisasi sebanyak 8 responden (16,7%). Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0.002 (<α=0,05). Tabel 9 Hubungan antara sikap dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas mandai Kabupaten Maros. Imunisasi TT WUS Sikap Imunisas i TT Total Tidak Imunisasi n % n % n % Positif 22 45,8 10 20,8 32 66,7 Negatif 6 12,5 10 20,8 16 20,8 Total 28 58,3 20 41,7 48 100 p = 0,038 Dari tabel 9 menunjukkan bahwa yang memiliki sikap positif dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 22 responden (45,8%), sedangkan responden yang memiliki sikap positif dan tidak mendapatkan imunisasi sebanyak 10 responden (20,8%). Dan yang memiliki sikap negatif dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 responden (12,5%). Sedangkan yang memiliki sikap negatif dan tidak mendapatkan imunisasi sebanyak 10 responden (20,8%). Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0,038 (<α=0,05). 5

Tabel 10 Hubungan Antara Motivasi Dengan Imunisasi Toksoid Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Imunisasi TT WUS Motivasi Imunisas i TT Total Tidak Imunisasi n % n % n % Aktif 26 54,2 11 22,9 37 77,1 Tidak aktif 2 4,2 9 18,8 11 22,9 Total 28 58,3 20 41,7 48 100 p = 0,004 Dari tabel 10 menunjukkan bahwa yang memiliki motivasi aktif serta mendapatkan imunisasi TT sebanyak 26 responden (54,2%), dan yang memiliki motivasi aktif tetapi tidak mendapatkan imunisasi sebanyak 11 responden (22,9%), sedangkan yang memiliki motivasi tidak aktif serta mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 responden (4,2%). sedangkan pada kelompok responden yang memiliki motivasi tidak aktif tetapi tidak mendapatkan imunisasi sebanyak 9 responden (18,8%). Berdasarkan hasil uji statistic dengan menggunakan uji chi-square di peroleh nilai p=0,004 (<α=0,05). PEMBAHASAN 1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas. Pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Wawan. A & Dewi, 2011). Berdasarkan hasil uji statistik chi-square pada hasil penelitian ini di peroleh bahwa ada hubungan pengetahuan dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas dengan menunjukkan hasil nilai p=0,002 < α=0,05. Dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa dari 48 responden yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 8 responden (16,7%), responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 12 responden (25,0%), responden yang memiliki pengetahuan cukup tetapi mendapatkan imunisasi TT sebanyak 1 responden (2,1%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 27 responden (56,2%). 6

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasmawati (2013), dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Wanita Usia Subur Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Desa Doy Banda Aceh yang menyatakan bahwa ada hubungan pengetahuan wanita usia subur dengan imunisasi TT di Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Desa Doy Banda Aceh Tahun 2013 dan di peroleh nilai p = 0,001 < α = 0,05. Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian dan teori pada dasarnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan merubah seseorang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan tentang imunisasi tetanus toksoid sangat penting untuk wanita usia subur karena dengan adanya pengetahuan yang baik maka akan di ketahui manfaat dan tujuan dari pemberian imunisasi tetanus toksoid tersebut. 2. Hubungan Antara Sikap Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas. Sikap selalu yang berkenaan dengan suatu objek, dan sikap ini cenderung memberi nilai atau makna terhadap objek yang diamati atau dilihatnya, dan sebaliknya orang yang memilikinya perasaan negatif terhadap suatu benda atau situasi maka cenderung tidak memberi nilai atau arti terhadap benda atau situasi tersebut (Wawan. A & Dewi, 2011). Hasil uji statistik chi square pada hasil penelitian ini diperoleh bahwa ada hubungan sikap dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros dengan menunjukkan hasil nilai p=0,038 < α=0,05. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 48 responden yang memiliki sikap negatif dan tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 10 responden (20,8%), sedangkan responden yang memiliki positif dan tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 10 responden (20,8%). Responden yang memiliki sikap negatif dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 responden (12,5%), sedangkan responden yang memiliki sikap positif dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 22 responden (45,8%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mislianti (2012), dengan judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur 7

(WUS) Di Puskesmas Kasumadidi Kecamatan Bekri Lampung Tengah yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan imunisasi TT pada WUS di Puskesmas Kasumadidi Kecamatan Bekri Lampung Tengah di peroleh dengan nilai p=0,000 < α=0,05. Menurut asumsi peneliti, sikap yang positif sangat diperlukan bagi wanita usia subur dalam pemberian imunisasi TT karena dengan adanya sikap yang positif maka wanita usia subur akan menerima informasi tentang imunisasi TT dan akan akan berusaha supaya dapat merasakan manfaat dari imunisasi TT tersebut, sehingga wanita usia subur mau melakukan imunisasi TT secara lengkap. 3. Hubungan Antara Motivasi Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Pada Wanita Usia Subur. Motivasi adalah kemauan seseorang melakukan sesuatu. Kemauan tersebut nampak pada usaha seseorang untuk mengerjakan sesuatu, namun motivasi bukan perilaku, motivasi merupakan proses internal yang kompleks yang tak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya seseorang dalam mengerjakan sesuatu (Khairani. M, 2014). Berdasarkan hasil uji statistik chi square diperoleh bahwa ada hubungan antara motivasi dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros dengan menunjukkan hasil nila p=0,004 < α=0,05. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 48 responden yang memiliki motivasi tidak aktif dan tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 9 responden (18,8%), sedangkan responden yang memiliki motivasi aktif dan tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 11 responden (22,9%). Responden yang memiliki motivasi aktif dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 26 responden (54,2%), sedangkan responden yang memiliki motivasi tidak aktif dan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 responden (4,2%). Menurut asumsi peneliti, motivasi yang aktif sangat diperlukan bagi wanita usia subur dalam pemberian imunisasi TT karena dengan adanya motivasi yang aktif maka wanita usia subur akan terdorong untuk melakukan imunisasi serta dapat memberikan kesadaran dalam diri individu tersebut. Sedangkan wanita usia subur yang memiliki motivasi tidak aktif bisa jadi karena kurangnya kesadaran dalam diri sehingga tidak terdorong untuk 8

melakukan imunisasi. Hal ini dapat merugikan diri sendiri karena tidak ada kekebalan terhadap penyakit tetanus. KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. 2. Ada hubungan antara sikap dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. 3. Ada hubungan antara motivasi dengan imunisasi tetanus toksoid pada wanita usia subur di Puskesmas Mandai Kabupaten Maros. SARAN 1. Sebaiknya calon ibu/wanita usia subur dan orang terdekatnya diberikan pemahaman tentang manfaat untuk mendapatkan Imunisasi wanita usia subur oleh tenaga kesehatan. 2. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai perbandingan wanita usia subur yang diberi imunisasi dangan yang tidak mendapatkan imunisasi pada wanita usia subur. 3. Perlunya sosialisasi tentang penting imunisasi pada wanita usia subur untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus untuk memotivasi mereka agar tetap mendapatkan imunisasi wanita usia subur. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu dalam proses penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Dinkes Provinsi Sul-Sel, 2013. Modul Pelatihan Tenaga Pelaksanaan Imunisasi Di Puskesmas Kasmawati, 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Pendidikan Dan Informasi Wanita Usia Subur Dengan Imunisasi Tetanus Toksoid Di Wilayah Kerja Puskesmas Ulee Kareng Desa Doy Banda Aceh. http://simtakp.uui.ac.id/doc jurnal/kasmawati jurnal.pdf (Di akses 28 September 2015). Khairani Makmun, 2014. Psikolog Belajar. Sleman Yogyakarta. 9

Mislianti, 2012. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Kasumadidi Kecamatan Bekri Lampung Tengah Tahun 2012. http://afarich.com/145.pdf (Di akses 29 Oktober 2015). Mulyani Siti Nina. dkk, 2013. Imunisas Untuk Anak. Nuha Medika. Yogyakarta. Proverawati Atikah. dkk, 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Nuha Medika Yogyakarta. Supardi Sudibyo. dkk, 2013. Metodologi Riset Keperawatan. Trans Info Media. DKI Jakarta. Wawan. A. dkk, 2011. Teori & Pengukuran, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta. 10