Elma Yulius 1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia no. 83 Bekasi Telp

dokumen-dokumen yang mirip
POLA ALIRAN BATANG ANAI DI PROVINSISUMATERA BARAT. Elma Yulius 1), Eko Darma 2)

ANALISIS POTENSI DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR STUDI KASUS: DAS. CITARUM HULU - SAGULING

KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HUJAN PADA STASIUN HUJAN DALAM DAS BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN SUMATERA BARAT

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

ANALISIS DEBIT DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANGHARI PROPINSI JAMBI

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bakuan Kompetensi Sub-Bidang Hidrologi Umum. Ahli Hidrologi Tingkat Muda. Tenaga ahli yang mempunyai keahlian dalam Hidrologi Umum Tingkat Muda

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN UNIT PLTA IV & V TERHADAP POLA OPERASI WADUK KARANGKATES KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

PENENTUAN DEBIT ANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO DENGAN METODE TURC AND SOLOMON

METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan dilakukan di sungai Way Semaka dan sungai Way

ANALISA CURAH HUJAN DALAM MEBUAT KURVA INTENSITY DURATION FREQUENCY (IDF) PADA DAS BEKASI. Elma Yulius 1)

Kajian Model Hidrograf Banjir Rencana Pada Daerah Aliran Sungai (DAS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan judul yang diangkat oleh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI

ANALISIS DEBIT SUNGAI MUNTE DENGAN METODE MOCK DAN METODE NRECA UNTUK KEBUTUHAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

ANALISIS BANJIR TAHUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI SONGGORUNGGI KABUPATEN KARANGANYAR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MK. REKAYASA HIDROLOGI

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

Analisis Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Studi Kasus : Sungai Air Anak (Hulu Sungai Way Besai)

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VALIDASI MODEL KESETIMBANGAN AIR BEKEN DAN BYLOOS UNTUK PREDIKSI VOLUMETRIK HASIL AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI

PERAMALAN DEBIT ALIRAN SUNGAI MENGGUNAKAN METODE NAÏVE

ANALISA METODE KAGAN-RODDA TERHADAP ANALISA HUJAN RATA-RATA DALAM MENENTUKAN DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN POLA SEBARAN STASIUN HUJAN DI SUB DAS AMPRONG

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Sipil Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2007/2008

BAB I. PENDAHULUAN. manusia dan makhluk hidup lainnya. Dengan air, maka bumi menjadi planet

TESIS ABDULLAH ABID NIM :

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

ANALISIS KELAYAKAN MODEL NAM (NEDBOR AFSTROMNINGS MODEL) UNTUK PREDIKSI KETERSEDIAAN AIR PADA DAS HO

: ROSMAWATI SITOMPUL / MANAJEMEN HUTAN

PENDUGAAN DEBIT PUNCAK MENGGUNAKAN WATERSHED MODELLING SYSTEM SUB DAS SADDANG. Sitti Nur Faridah, Totok Prawitosari, Muhammad Khabir

ANALISA KEHANDALAN STOKASTIK RANTAI MARKOV UNTUK SIMULASI DATA CURAH HUJAN HARIAN PADA DAS KAMPAR

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

PREDIKSI DEBIT ANDALAN DENGAN DATA HUJAN BERDASARKAN MODEL HIDROLOGI PADA STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN SUKAWANA SUNGAI CIMAHI TUGAS AKHIR

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

Misal dgn andalan 90% diperoleh debit andalan 100 m 3 /det. Berarti akan dihadapi adanya debit-debit yg sama atau lebih besar dari 100 m 3 /det

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN. Bakhtiar

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN... 1

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

Kecil untuk Memenuhi Kebutuhan Air Menggunakan Saluran Suplesi

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk menentukan dan menganalisis kedalaman hujan tiap durasi waktu pada beberapa periode ulang.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

Prediksi Pasok Dan Kebutuhan Air Sungai Ciliwung Pada Ruas Jembatan Panus Sampai Manggarai

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PERSAMAAN MODEL INTENSITAS HUJAN UNTUK SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) AMPRONG KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG JURNAL ILMIAH

PEMODELAN DERET WAKTU MENGGUNAKAN TEKNIK EXPONENSIAL SMOOTHING

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

BAB III METODOLOGI Rancangan Penulisan

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN KARO

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

Demikian semoga tulisan ini dapat bermanfaat, bagi kami pada khususnya dan pada para pembaca pada umumnya.

KAJIAN DISTRIBUSI SEDIMENTASI WADUK BENING KABUPATEN MADIUN (EMPERICAL AREA REDUCTION METHOD

I. PENDAHULUAN. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) di wilayah sungai, seperti perencanaan

Perhitungan debit andalan sungai dengan kurva durasi debit

KAJIAN DIMENSI SALURAN PRIMER EKSISTING DAERAH IRIGASI SUNGAI TANANG KABUPATEN KAMPAR. Abstrak

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer maupun data sekunder Pengumpulan Data Primer

APLIKASI SIG UNTUK EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE SUB DAS GAJAHWONG KABUPATEN BANTUL

IDENTIFIKASI KEKERINGAN HIDROLOGI DI DAS CITARUM HULU

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

BAB V ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :

Penggunaan SIG Untuk Pendeteksian Konsentrasi Aliran Permukaan Di DAS Citarum Hulu

ANALISIS CURAH HUJAN UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PEMANENAN AIR HUJAN DI PULAU MERBAU. Joleha 1.

Silabus (PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Kampus Bina Widya J. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos ABSTRACT

POTENSI SUMBER AIR INGAS COKRO UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MIKROHIDRO

Analisa Ketersediaan Air Bersih untuk Kebutuhan Penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang

ANALISA STATISTIKA UNTUK CURAH HUJAN HARIAN PADA DAS KAMPAR BERDASARKAN AIC (AKAIKE INFORMATION CRITERION)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR ORISINALITAS... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Analisa Kecepatan Angin Menggunakan Distribusi Weibull di Kawasan Blang Bintang Aceh Besar

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

REKAYASA HIDROLOGI II

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran drainase Antasari, Kecamatan. Sukarame, kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hidrologi dengan panjang data minimal 10 tahun untuk masing-masing lokasi

BAB III ANALISIS HIDROLOGI

POLA DISTRIBUSI HUJAN JAM-JAMAN PADA STASIUN HUJAN PASAR KAMPAR

Analisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai

KAJIAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL STANDAR PADA DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

MODEL MATEMATIS PERUBAHAN KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE. Oleh NURLEYLA HATALA F

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 2, No. 2 : , September 2015

Transkripsi:

PREDIKSI DEBIT HARIAN PADA DAS TIDAK TERUKUR DENGAN MENGGUNAKAN REGIONAL FLOW DURATION CURVE (Studi kasus Wilayah Sungai Akuaman di Provinsi Sumatera Barat ) Daily Discharge Prediction on Ungauged Catchment using the Regional Flow Duration Curve (A Case study on Akuaman Area of the Province of Sumatera Barat) Elma Yulius Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam 4 Bekasi Jl. Cut Meutia no. 83 Bekasi Telp. 02-88344436 Email: elmayulius@gmail.com ABSTRACT Planning projects in the field of water resources engineering usually to be sought dependable flow. Dependable flow of which used as discharge planning is expected to be available in the river to estimate the installed capacity of hydroelectric power, regulate the distribution of drinking water, and estimate the irrigation area. Dependable discharge can be searched by making the Flow Duration Curve for discharge equaled or exceeded. Problems arise when discharge data are not available. Solution is to predict the continous discharge data are not sufficient to make that the FDC in determine the dependable flow. A method is presented to predict the daily discharge in ungauged catchments the using the method of regional Flow Duration Curve. Five gauged catchments and two ungauged catchments in the region Akuaman River, West Sumatera was chosen to develop and test the proposed method Regional FDC. Using nonlinear regression analysis, regional FDC can be developed. It than, used for flow prediction. The results indicate that FDC method shows great promise for predicting streamflow in ungauged basins. Prediction of daily discharge in the river basin Arau and Air dingin on the basis of RFDC has a high correlation is 0.9, which shows similarity to the observed discharge. Key words: flow duration curve, regional flow duration curve, ungauged basins PENDAHULUAN Perencanaan proyek-proyek di bidang teknik sumberdaya air (misalnya PLTA, PDAM dan irigasi), biasanya terlebih dulu harus dicari debit andalan (depenable discharge). Debit andalan ini di antaranya digunakan sebagai debit perencanaan yang diharapkan tersedia di sungai untuk memperkirakan daya terpasang pembangkit listrik tenaga air, mengatur distribusi air minum, dan memperkirakan luas daerah irigasi. Debit andalan dapat dicari dengan membuat terlebih dahulu Flow Duration Curve (FDC) untuk debit-debit yang disamai atau dilampaui. Data debit yang dibutuhkan untuk membuat FDC berasal dari data hasil pengukuran di lapangan atau debit hasil prediksi suatu metoda perhitungan debit. Permasalahan muncul apabila data debit tidak tersedia atau tidak kontinunya data debit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji metode prediksi debit harian di suatu DAS tak terukur berdasarkan regional Flow Duration Curve DAS. Kajian ini dilakukan dengan mengunakan metode regresi nonlinear dengan menggunakan parameter hidrologi untuk menghitung regional flow duration curve.

2 FLOW DURATION CURVE (FDC). Definisi Flow Duration Curve Flow Duration Curve (FDC) dapat digambarkan melalui probabilitas kejadian debit saat waktu tertentu dan probabilitas kejadian debit selama waktu tertentu. Kedua cara tersebut hampir sama, hanya saja pada probabilitas kejadian debit selama waktu tertentu proses pengolahan datanya lebih panjang, sehingga kurva durasi aliran dengan probabilitas kejadian debit saat waktu tertentu lebih mudah dilakukan. Kurva durasi probabilitas kejadian debit saat waktu tertentu dikenal sebagai grafik probabilitas kejadian. Probabilitas kejadian dihitung dengan cara mengurutkan data debit dari nilai yang paling besar sampai yang terkecil kemudian dicari persentasenya dengan rumus Weibull: m p n () dengan : p = probabilitas, m = urutan, n = jumlah data. 2. Fungsi Flow Duration Curve Flow Duration Curve adalah kurva frekuensi kumulatif yang menunjukkan persentase waktu yang ditentukan debit sama dengan atau melebihi waktu yang diberikan. Konsep yang lebih sederhana dimana FDC adalah suatu cara untuk mewakili data debit yang digabungkan dalam satu kurva karakteristik aliran sungai untuk kisaran debit. Meskipun FDC tidak menunjukkan urutan kronologis aliran tapi berguna untuk banyak keperluan, selain itu FDC sangat berguna untuk studi awal dan untuk perbandingan antara sungai-sungai sesuai dengan karakteristik aliran (Linsley, ). Flow Duration Curve hanya berlaku untuk periode data yang digunakan dalam mengembangkan kurva. Jika debit selama periode FDC didasarkan panjang aliran sungai, kurva dapat dianggap sebagai kurva probabilitas dan digunakan untuk memperkirakan persentase waktu tertentu. FDC adalah cara yang mudah untuk mempelajari karakteristik aliran sungai dan untuk membandingkan satu DAS dengan DAS yang lainnya (Patty, ). 3. Metode Flow Duration Curve Untuk membuat FDC pada lokasi tertentu, perlu data aliran harian suatu periode waktu tertentu, baik tahun atau beberapa tahun. Panjang catatan menunjukkan jumlah hari. Debit harian disusun dalam urutan menurun, dari tertinggi ke terendah, dengan masing-masing nilai aliran yang diberikan nomor urut. Misalnya, nilai debit tertinggi akan memiliki nomor urut satu; nilai debit terendah akan memiliki nomor urut terakhir, sama dengan jumlah hari. Untuk setiap nilai debit, % waktu didefinisikan sebagai rasio nomor urut dengan jumlah hari, FDC diperoleh dengan menggambarkan debit dengan % waktu. 4. Regional Flow Duration Curve Untuk mengembangkan model regional FDC, digunakan persamaan regresi non linear, dengan rumus pendekatan sebagai berikut: Q ax x (2) b c n 2 dengan: Q n = probabilitas debit di DAS tak terukur, a, b, c = nilai konstanta, x,x 2 = variabel yang digunakan yaitu luas DAS, dan kerapatan drainase (Dd)

3. Prediksi Debit Dalam FDC, data debit harian diolah menjadi persentase tertentu sebagai nilai probabilitas kejadian. Penelitian ini mengambil 3 nilai probabilitas kejadian yaitu %, %, %, %, %, %, %, %, %, %, %, 9% dan %, sehingga dapat diketahui probabilitas kejadian. Suatu debit sungai yang digunakan untuk mengukur semua titik yang tidak diketahui pada FDC setiap probabilitas dari 3 probabilitas yang diketahui. Semua titik FDC mempunyai tingkatan yang telah tersusun. Dengan rumus pendekatan (Mohamoud & Parmar, 06) sebagai berikut: q r k (3) dengan: q r k q r k Q rn r k q rk dan Qr Q k rk q r k r r = r n Q rk Q Q / r r rk rn n k = urutan pertama diperkirakan % debit yang tidak diketahui, = % debit pada ujung atas probabilitas titik awal, = % debit pada ujung bawah titik akhir probailitas, = urutan masing-masing. dihitung saat % debit tidak diketahui dalam setiap probabilitas dan nilai adalah konstan dalam setiap probabilitas. n k Dari 3 probabilitas debit dari setiap probabilitasnya secara iterasi untuk menghitung debit selanjutnya dengan menggunakan probabilitas debit yang dihitung pada tahap sebelumnya. Sebagai contoh q rk+ menggantikan q rk saat menghitung q rk+2 pada iterasi kedua. Semua yang tidak diketahui yang memprediksikan probabilitas debit FDC diprediksi dengan menggunakan pola untuk masing masing segmen. METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian Penelitian ini berada di wilayah sungai Akuaman Secara geografis, Provinsi Sumatera Barat terletak pada kedudukan 0 o 4 LU - 3 o LS serta 98 o 36 - o 3 BT (Gambar ). Pada penelitian ini, lima DAS digunakan untuk pengembangan model yaitu DAS Anai, DAS Antokan, DAS MAngau, DAS Naras dan DAS Pariaman, dan 2 DAS untuk uji model yaitu DAS Arau dan DAS Air dingin. Gambar. Peta wilayah sungai Akuaman

Tabel menunjukkan lokasi daerah penelitian dan luas masing-masing DAS. DAS tersebut sebagian besar berada di daerah dataran. Tabel. Ketersediaan data daerah penelitian No Nama DAS Tahun Luas DAS Keterangan DAS Anai 9-08 72. Develop RFDC 2 DAS Antokan 9-08 478.9 Develop RFDC 3 DAS Manggau 9-08 266.27 Develop RFDC 4 DAS Naras 9-08 6.37 Develop RFDC DAS Pariaman 9-08 93.2 Develop RFDC 6 DAS Arau 9-04.6 Uji RFDC 7 DAS Air Dingin 02 43.7 Uji RFDC 4 2. Ketersedian Data a. Data debit Ketersediaan data debit yang panjang dan lengkap sangat mendukung dalam program perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air di suatu wilayah atau DAS. Data debit berupa data debit harian dari tahun 9-08. b. Faktor iklim Faktor iklim berupa curah hujan rata-rata tahunan, berupa data curah hujan harian selama tahun dari tahun 9-08. Stasiun yang akan digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Lokasi stasiun ditunjukan pada Gambar 2. Gambar 2. Peta lokasi stasiun hujan Tabel 2. Ketersedian data tiap stasiun No Nama Stasiun Tahun Kasang 9-08 2 Kandang IV 9-08 3 Lubuk napar 9-08 4 Manggopoh 9-08 Maninjau 9-08 6 Paraman talang 9-08 7 Santok 9-08

9 Debit (m3/s.km2) 9 9 Debit (m3/s.km2) 9 9 Debit (m 3 /s.km 2 ) Debit (m 3 /s.km 2 ) c. Faktor geomorfologi Faktor geomorfologi berupa luas DAS (A), kemiringan sungai (slope), dan kerapatan drainase (Dd). Faktor geomorfologi digunakan untuk mengembangkan hubungan antara iklim dan faktor hidrologik (Tabel 2). 3. Analisis Data Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut ini:. Membuat FDC dari data debit untuk setiap DAS, dengan menggunakan rumus Weibull (persamaan ), 2. Menghitung probabilitas debit dari FDC. Dalam penelitian ini probabilitas yang digunakan yaitu, %, %, %, %, %, %, %, %, %, %, %, 9% dan %, 3. Mengidentifikasi karakteristik hidrologi terhadap perbedaan iklim untuk memprediksi debit, 4. Membuat Regional FDC dengan persamaan regresi nonlinear,. Menguji metode tersebut sesuai dengan probabilitas prediksi debit untuk DAS tidak terukur. HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisis Flow Duration Curve Gambar berikut adalah bentuk FDC untuk setiap DAS. 0,09 0,08 0,07 0,06 0,0 0,04 0,03 0,0 9 00 0 02 03 04 0 06 07 08 0,0 0,03 0,0 0,0 0,0 0,0 0 9 0 0 0 0 2 0 3 0 4 0,6 0, 0,4 0,3 0,2 0, 0,0 (a) 9 00 0 02 03 04 0 06 07 08 0,8 0,7 0,6 0, 0,4 0,3 0,2 0, (b) 9 00 0 02 03 04 0 06 07 08 0,6 0, 0,4 0,3 0,2 0, (c) 9 00 0 02 03 04 0 06 07 08 0,0 (d) 0,0 (e) Gambar 3. FDC (a) DAS Anai, (b) DAS Antokan, (c) DAS Mangau, (d) DAS Naras, (e) DAS Pariaman

6 Dari gambar di atas dapat dilihat bentuk FDC setiap DAS hampir sama, ini ditandai dengan morfologi DAS yang ditinjau pada umumnya terletak di daerah dataran. Dari ke DAS tersebut, 4 diantaranya berlokasi di dataran yaitu, DAS Anai, DAS Manggau, DAS Naras dan DAS Pariaman, dan DAS Antokan terletak didaerah perbukitan. 2. Analisis Regional FDC Regional FDC digambar sesuai dengan karakteristik aliran di setiap DAS (Tabel 3). Dengan menggunakan program SPSS 7 untuk mendapatkan persamaan regresi nonlinear, diperoleh RFDC untuk setiap probabilitas. Tabel 3. Probabilitas debit untuk model regional FDC Probabilitas Regresi non linear R 2 % 7.82A -0.849 Dd.773 0.793 % 3.698A -0.79 Dd.688 0.772 % 3.4A -0.82 Dd.67 0.78 %.879A -0.76 Dd.74 0.89 %.832A -0.783 Dd.726 0.84 %.637A -0.78 Dd.77 0.83 %.479A -0.7 Dd.77 0.8 %.038A -0.744 Dd.772 0.87 % 0.62A -0.683 Dd.3 0.8 % 0.4A -0.683 Dd.7 0.87 % 0.37A -0.644 Dd.6 0.846 9% 0.236A -0.94 Dd.7 0.884 % 0.63A -0.0 Dd 2.043 0.929 Berdasarkan persamaan regresi Tabel 3, dapat diketahui perbandingan antara dan FDC terhitung di setiap DAS seperti pada gambar berikut.

7 0,04 0,04 0,03 0,03 0,0 0,0 (a) 9 0,03 0,0 0,0 (b) 9 0, 0,3 0, 0,2 0, 0, 0, (c) 0,3 0, 0,2 0, 0, 0, (d) 0,0 9 0,0 9 (e) 0, 0,3 0, 0,2 0, 0, 0, 0,0 9 Gambar 4. dan terhitung (a) DAS Anai, (b) DAS Antokan, (c) DAS Mangau, (d) DAS Naras, (e) DAS Pariaman Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat besarnya penyimpangan antara debit terukur dan debit terhitung di setiap DAS. Besarnya persentase penyimpangan relatife kecil terjadi di DAS Anai dan DAS Antokan, sedangkan DAS Mangau, DAS Naras dan DAS Pariaman mempunyai persentase penyimpangan yang cukup besar kemungkinan adanya data debit ekstrem pada tahun 00.

Debit (m³/s) Debit (m³/s) 8 3. Pengujian Regional Flow Duration Curve (RFDC) DAS uji untuk regional FDC adalah DAS Arau dan DAS Air dingin. Gambar 3 dan Gambar 4 menggambarkan bentuk FDC pada DAS tersebut yang mempunyai persentase penyimpangan yang cukup besar. Pada DAS Arau besarnya persentase penyimpangan adalah 2.43 % dan DAS Air dingin 49.78 %. 0,2 0, 0,3 0, 0, 0, 0,2 0, 0, 0, 0,0 0, 0,0 9 Gambar. FDC DAS Arau Gambar 6. FDC DAS Air dingin 4. Prediksi debit harian Untuk menghitung prediksi debit, untuk iterasi pertama debit awal atau Q rk dipakai untuk menghitung q rk menghasilkan q rk+. Untuk iterasi selanjutnya q rk+ menggantikan q rk saat menghitung q rk+2, dengan menggunakan persamaan (3). 0 Debi obs Debit prediksi 0 0 0 2 0 3 0 Hari Gambar 7. Prediksi debit harian DAS Arau 0 Debi obs Debit prediksi 0 0 0 2 0 3 0 Hari Gambar 8. Prediksi debit harian DAS Air dingin

9 Gambar di atas menggambarkan suatu perbandingan metode FDC yang terprediksi dengan debit sungai harian yang diamati menunjukkan kemiripan prediksi debit sungai untuk DAS Air dingin dan DAS Arau. Pada grafik terlihat bahwa debit observasinya naik, debit prediksinya juga ikut naik. Hasil RFDC yang terjadi pada DAS Arau dan Das Air dingin sangat bagus, hal ini disebabkan karena DAS Arau dan Das Air dingin sebagai DAS tak terukur berdekatan dengan DAS Anai (DAS referensi) sebagai DAS terukur yang mempunyai korelasi yang paling bagus dibandingkan dengan DAS terukur lainnya. KESIMPULAN Berdasarkan evaluasi dan analisis data debit yang terukur di wilayah Sungai Akuaman di Provinsi Sumatera Barat, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini:. Karakteristik DAS yang berpengaruh terhadap regional FDC adalah luas DAS dan kerapatan drainase (Dd). 2. Persamaan regresi untuk DAS uji regional FDC menghasilkan % kesalahan yang terlalu besar yaitu 49.78 % pada DAS Air dingin dan 2.43 % pada DAS Arau. Hal ini disebabkan karena kurva FDC yang terjadi untuk DAS terukur, pada umumnya mempunyai % kesalahan yang besar, sehingga berpengaruh terhadap DAS tak terukur. 3. Pada debit harian DAS tak terukur menghasilkan % kesalahan yang sangat kecil yaitu.% pada DAS Arau dan 9.9% pada DAS Air Dingin. Hal ini disebabkan karena DAS Arau dan DAS Air Dingin sebagai DAS tak terukur berdekatan dengan DAS Anai (DAS sumber) sebagai DAS terukur yang mempunyai korelasi yang paling bagus dibandingkan dengan DAS terukur lainnya. SARAN. Perlu dilakukan penelitian dengan berbeda wilayah sungai untuk melihat perbedaan regional Flow Duration Curve. 2. Perlu dilakukan penelitian dengan mengetahui prediksi debit harian sekitar DAS tak terukur lainnya di wilayah penelitian. DAFTAR PUSTAKA Linsley, R. K & Franzini, J. B.,, Water Resources Engineering, McGraw-Hill International Editions, Singapore. Mohamoud, Y. M., 08 Prediction of daily flow duration curves and streamflow for ungauged catchments using regional flow duration curves, J. Hydrological Science. 3. 6-724. Patty, O. F., Tenaga Air, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya.