HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT TUBERKULOSIS BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PADA ANAK DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.bakteri ini berbentuk batang dan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang. disebabkan oleh kuman TB yaitu Mycobacterium Tuberculosis yang pada

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Setiap tahunnya, TB Paru menyebabkan hampir dua juta

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MOTIVASI PETUGAS TBC DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TBC DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Melalui pembangunan kesehatan diharapkan akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang

PENGARUH KOINSIDENSI DIABETES MELITUS TERHADAP LAMA PENGOBATAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor risiko..., Helda Suarni, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit TB paru di Indonesia masih menjadi salah satu penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. menular (dengan Bakteri Asam positif) (WHO), 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global utama dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. negara berkembang, penyakit ini disebabkan oleh kuman. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014, dari 20 negara di

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia, terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis complex (Depkes RI, 2008). Tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular. langsung yang disebabkan oleh Mycobacterium

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. bahwa penyakit tuberkulosis merupakan suatu kedaruratan dunia (global

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. secara global masih menjadi isu kesehatan global di semua Negara (Dave et al, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan komplikasi kesakitan (morbiditas) dan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. TB sudah dilakukan dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi kronis bakteri Mycobacterium Tuberculosis. World

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya (World

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada negara berkembang atau yang mempunyai tingkat sosial ekonomi

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)


BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Indonesia saat ini berada pada ranking kelima negara

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bakteri Mycobacterium Tuberculosis atau tubercel bacillus dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. dari golongan penyakit infeksi. Pemutusan rantai penularan dilakukan. masa pengobatan dalam rangka mengurangi bahkan kalau dapat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terdapat di negara-negara berkembang dan 75% penderita TB Paru adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Organisasi Kesehatan Dunia/World Health Organization (WHO) memperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyebaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi paling. umum di dunia dengan perkiraan sepertiga populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sinar matahari, tetapi dapat hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan

BAB I PENDAHULUAN. komplikasi berbahaya hingga kematian (Depkes, 2015). milyar orang di dunia telah terinfeksi bakteri M. tuberculosis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi TB Paru di Indonesia dan negara negara sedang berkembang lainnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Tuberkulosis paru adalah suatu infeksi kronik disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kasus baru TB BTA positif dengan kematian Menurut. departemen kesehatan sepertiga penderita tersebut ditemukan di RS dan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan global. yang utama. Penyakit infeksi ini menyerang jutaan manusia

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan asam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) merupakan agenda serius untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terus meningkat, terutama negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh Myobakterium Tuberk ulosis, sejenis bakteri berbentuk batang (basil) tahan

I. PENDAHULUAN. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman Mycobacterium tuberculosis masih

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT TUBERKULOSIS BALITA SKRIPSI DISUSUN OLEH : YUDHA FADHOL A Y J. 500.060.063 FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 36

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular dan bersifat kronik, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO, 2006) menyebutkan mycobacterium tuberculosis dewasa ini telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Paling sedikt satu orang akan terinfeksi TB setiap detik. Setiap hari 20.000 orang jatuh sakit TB, artinya setiap 5 detik satu orang jatuh sakit TB di dunia. Setiap hari 5.000 orang meninggal akibat TB, jadi di dunia ini setiap 20 detik satu orang meninggal akibat TB. TB membunuh 100.000 anak setiap tahunnya. Sekitar 40% beban TB di dunia terjadi di Asia Tenggara. Menurut data WHO, Indonesia menduduki perigkat ke-3 penyumbang kasus terbesar di dunia. TBC di Indonesia bahkan telah menjadi penyebab kematian ketiga, setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan lainnya. Seorang anak dapat terkena infeksi TB tanpa menjadi sakit TB dimana terdapat uji tuberkulin positif tanpa ada kelainan klinis, radiologi paru dan laboratoris. Kalau daya tahan tubuh anak kurang dan basil TB yang menginfeksi virulen, maka kemungkinan seorang anak yang terkena infeksi TB menjadi sakit TB lebih besar. Ada konsistensi antara prevalensi tinggi gizi buruk, tuberkulin positif dan sejarah kontak antara bakteri Mycobacterium tuberculosis positif (Suryanarayana & Jagannatha, 2001). Faktor risiko utama yang dapat menyebabkan progresi penyakit TB adalah usia. Bayi dibawah lima tahun adalah kelompok umur yang sangat rentan terhadap berbagi penyakit infeksi (Tatik et al, 2004). Anak 5 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami progresi infeksi menjdi sakit TB, karena imunitas selulernya belum berkembang sempurna ( imatur). Namun, risiko sakit TB ini akan berkurang secara bertahap seiring pertambahan usia. (Kartasasmita et al, 2008).

Risiko penularan tuberculosis paru setiap tahun Annual Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1 2%. Hal ini akan menyebabkan kemungkinan penularan infeksi tuberkulosis, khususnya pada anak semakin tinggi (Susilawaty, 2005). Didapatkan data dari penelitian Mustangin (2008) jumlah kunjungan pasien baru TB anak di BBPKM Surakarta selama tahun 2007 sebanyak 315 orang. Pada bayi, rentang waktu antara terjadinya infeksi dan timbulnya sakit TB sangat singkat dan biasanya timbul gejala yang akut (Kartasasmita, 2008). Akan tetapi, TB pada anak bukan persoalan yang mudah diselesaikan. Hal itu antara lain disebabkan sulitnya mendeteksi penyakit TBC pada anak secara dini, termasuk juga melalui serangkaian ujian pemeriksaan (Ginanjar, 2008) dan menurut Yuliana (2007) pengobatan pasien TB dalam jangka waktu yang panjang dan telah melebihi masa penyembuhan yang semestinya (6 9 bulan) memerlukan biaya yang lebih banyak. Penyakit tuberkulosis mempunyai perjalanan penyakit yang kronis, membutuhkan pengobatan lama, serta kesembuhan lambat, maka masalah yang sering terjadi adalah kepatuhan berobat. Kepatuhan berobat dan tingkat pengetahuan orang tua terhadap tuberkulosis menjadi faktor penting dalam pengobatan tuberkulosis pada balita. Salah satu upaya untuk menanggulangi masalah tuberkulosis adalah melakukan pengobatan secara teratur dan minum obat sampai sembuh. Sebagaimana yang ditunjukkan di beberapa penelitian yang ada disimpulkan bahwa banyak hal yang masih merupakan hambatan dalam upaya meningkatkan angka kesembuhan penyakit tuberkulosis paru diantaranya adalah ketidakpatuhan penderita untuk menelan obat sehingga menyebabkan kegagalan pengobatan. Mengingat perilaku menelan obat pada penderita tuberkulosis paru adalah spesifik menyangkut dosis maupun frekuensinya, maka dalam penelitian ini akan dicari faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat, terutama dari pengetahuan orang tua tentang penyakit tuberkulosis. Fenomena putus berobat yang menyebabkan kegagalan pengobatan tuberkulosis paru karena tidak patuhnya orang tua membawa bayi nya berobat ini

menjadi masalah sosial yang menarik untuk diteliti. Hal ini diperparah dengan kondisi kemiskinan yang mengintrodusir berbagai masalah kesehatan masyarakat termasuk penyakit tuberkulosis paru. Menurut Dudeng et al (2006), situasi penyakit TB anak di Indonesia pada umumnya menyerang kelompok masyarakat dengan status ekonomi yang rendah. Dengan mengungkapkan faktor faktor yang mempengaruhi kepatuhan berobat pada penderita tuberkulosis paru, maka dapat dengan segera dicari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kejadian penularan penyakit tuberkulosis paru pada balita di kota Surakarta pada khusnya dan di daerah lain pada umumnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah: Adakah hubungan pengetahuan orang tua tentang penyakit tuberkulosis paru pada balita dengan kepatuhan berobatnya? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui keberhasilan program pengobatan penyakit tuberkulosis menurut strategi DOTS dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengobatan penyakit tuberkulosis. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang penyakit tuberkulosis terhadap kepatuhan berobat pada balita.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan mengenai hubungan pengetahuan orang tua terhadap kepatuhan berobat pada penderita tuberkulosis pada balita 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian dapat bermanfaat bagi pembuat kebijakan, pemberi pelayanan kesehatan di lapangan dan masyarakat dalam penanganan penyakit tuberkulosis khususnya balita.