PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK CANGKANG KERANG TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KALENG TERHADAP CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM DITINJAU DARI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL PEMBAHASAN

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

ANALISA PENGGUNAAN PASIR EX. SIMPANG PASIR PALARAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON K 250

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian, analisis data, dan. pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Scanned by CamScanner

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

DURABILITAS BETON BUBUK KULIT KERANG DI LINGKUNGAN AIR LAUT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

HUBUNGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN JEDA WAKTU PENGECORAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS DARI LUMPUR KERING TUNGKU EX LAPINDO

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

PENAMBAHAN LIMBAH PADAT PABRIK GULA (BLOTONG) SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

PENGARUH PENAMBAHAN ABU SEKAM TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT HALUS BATU KAPUR KRISTALIN TUGAS AKHIR PROGRAM SI

EKO YULIARITNO NIM : D

ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc 30 MPa

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

PENGARUH PENAMBAHAN CANGKANG SIPUT SUDU ATAU KUPANG TERHADAP KARAKTERISTIK BETON K-100

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

TEKNOLOGI BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perancangan maupun inovasi material yang digunakan. konstruksi juga selalu dikembangkan. Beton ringan atau lightweight concrete

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PERBANDINGAN EFISIENSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACI DAN METODE SNI UNTUK MUTU BETON K-250 (STUDI KASUS MATERIAL LOKAL)

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

PENGARUH PANAS PEMBAKARAN PADA BETON TERHADAP PERUBAHAN NILAI KUAT TEKAN ( INFLUENCE ON THE COMBUSTION HEAT TO CHANGE THE VALUE OF CONCRETE STRENGTH )

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK CANGKANG KERANG TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PALU DAN AGREGAT HALUS PASIR MAHAKAM Suhendar Rahmadi 1 * Fachriza Noor Abdi 1, Budi Haryanto 1 1 Program Studi Teknik Sipil Universitas Mulawarman Samarinda, Kampus Gunung Kelua Jalan Sambaliung No. 9, Samarinda 75119 Telp: 0541-736834, Fax: 0541-749315 *Email: suhendar.rahmadi@gmail.com Abstrak Di Indonesia bahan tambahan telah banyak digunakan, manfaat dari bahan tambahan tersebut perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen yang sama dengan bahan yang dipakai di lapangan. Sebagian besar Indonesia adalah daerah perairan laut oleh karena itu perlu mencari inovasi baru untuk campuran beton dengan menggunakan hasil laut yang sudah tidak dimanfaatkan lagi berupa limbah. Hal tersebut memberikan alternatif untuk memanfaatkan limbah-limbah yang tidak termanfaatkan lagi, seperti cangkang kerang. Cangkang kerang mengandung senyawa kimia pozzolan sehingga dengan harapan bahwa cangkang kerang dapat meningkatkan karakteristik beton. Pengujian kuat tekan menggunakan total 36 sampel terdiri dari beton normal dan 5 variasi kadar serbuk cangkang kerang mulai dari 3%; 4%; 5%; 6%; 7%. Dimana sebanyak 3 buah sampel untuk masing-masing uji sampel. Perancangan campuran menggunakan metode standar SK SNI T-15-1990-03. Semua sampel dibuat dengan menggunakan cetakan kubus dengan dimensi 150 mm x 150 mm x 150 mm. Pengujian akan dilakukan pada umur 14 dan 28 hari. Berdasarkan analisis data dari hasil pengujian kuat tekan, nilai untuk masing-masing beton normal dan variasi serbuk cangkang kerang 3%; 4%; 5%; 6%; 7% berturut turut pada umur 14 hari adalah 16,609 MPa; 17,390 MPa; 17,520 MPa; 18,464 MPa; 18,688 MPa dan 18,655 MPa. Nilai kuat tekan pada umur 28 hari adalah 21,233 MPa; 22,430 MPa; 22,591 MPa; 22,828 MPa; 23,071 MPa dan 22,634 MPa. Dengan peningkatan kuat tekan maksimum yaitu 22,84 MPa pada kadar optimum 5,8%. Kata kunci : Bahan Tambah, Beton, Kuat Tekan, Serbuk Cangkang Kerang 1. PENDAHULUAN Secara umum bahwa pertumbuhan dan perkembangan konstruksi di Indonesia cukup pesat. Hampir sebagian besar material yang digunakan dalam perkerjaan konstruksi adalah beton (concrete) yang dipadukan dengan baja (composite) atau jenis lainnya. Konstruksi beton dapat dijumpai dalam pembuatan gedung-gedung, jalan, bendungan, saluran air dan lain-lain. Konstruksi beton dapat dibagi menjadi dua bagian berdasarkan fungsinya, yaitu konstruksi bawah dan atas (Mulyono, 2004). Beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidrolik lainnya, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah. Di Indonesia bahan tambahan telah banyak digunakan, manfaat dari bahan tambahan tersebut perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen yang sama dengan bahan yang dipakai di lapangan. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk meningkatkan kekuatan tekan beton, memperbaiki kinerja (workability). Bahan-bahan limbah di sekitar lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton. Sebagian besar Indonesia adalah daerah perairan laut oleh karena itu perlu mencari inovasi baru untuk campuran beton dengan menggunakan hasil laut yang sudah tidak dimanfaatkan lagi berupa limbah. Hal tersebut memberikan alternatif untuk memanfaatkan limbahlimbah yang tidak termanfaatkan lagi, seperti cangkang kerang. Cangkang kerang mengandung senyawa kimia pozzolan yaitu mengandung zat kapur (CaO), aluminium oksida dan silika. sehingga Dengan harapan bahwa cangkang kerang dapat meningkatkan karakteristik beton. Hal inilah yang menjadi dasar penulis memanfaatkan limbah sisa cangkang kerang untuk pembuatan beton. Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui pengaruh penambahan cangkang kerang pada campuran beton dengan menggunakan agregat kasar Palu dan agregat halus pasir Mahakam terhadap kuat tekan. Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 37

b. Mengetahui perkembangan nilai kuat tekan beton antara beton normal dan beton dengan penambahan serbuk cangkang kerang pada campuran beton dengan agregat kasar Palu dan agregat halus pasir Mahakam. c. Mengetahui kadar optimum dari cangkang kerang pada campuran beton dengan menggunakan agregat kasar Palu dan agregat halus pasir Mahakam. 2. METODOLOGI PENELITIAN Gambar 1 Bagan Alur (Flow Chart) Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Rekayasa Sipil Fakultas Teknik Universitas Mulawarman dengan tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan bahan meliputi penghalusan cangkang kerang dan persiapan bahan penyusun beton. 2. Pemeriksaan material bahan penyusun beton. 3. Perancangan campuran beton. 4. Pembuatan benda uji, meliputi pencampuran, pengadukan, uji kelecakan campuran dengan pengujian slump, percetakan serta perawatannya. 5. Pengujian kuat tekan. Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 38

Bahan penyusun beton yang digunakan adalah: 1. Semen Portland Tipe I merk Tonasa 2. Agregat Kasar Palu 3. Agregat Halus Pasir Mahakam 4. Air 5. Serbuk Cangkang Kerang Darah Bahan tambah serbuk cangkang kerang darah telah lolos saringan No. 200. Pembuatan sampel beton dilakukan sesuai dengan metode standar SK SNI T-15-1990-03. Sampel beton dibuat dengan menggunakan cetakan kubus dimensi 150 mm x 150 mm x 150 mm, sebanyak 3 sampel setiap pengujian. Digunakan 4 variasi kadar serbuk cangkang kerang yang digunakan yaitu 3%, 4%, 5%, 6% dan 7%. Sebagai pembanding dibuat pula sampel beton normal. Pengujian akan dilakukan pada umur 14 dan 28 hari. 3. PEMBAHASAN DAN ANALISIS 3.1 Hasil Pengujian Material Pengujian material untuk campuran beton antara lain: a. Kadar air agregat. Tujuannya adalah untuk memperoleh persentase kadar air yang terkandung dalam agregat. b. Kadar lumpur agregat. Tujuannya adalah untuk mengetahui persentase kadar lumpur yang terkandung dalam agregat. c. Berat jenis serta penyerapan agregat kasar dan berat jenis serta penyerapan agregat halus. Tujuannya adalah untuk mengetahui berat jenis dan persentase berat air yang terkandung (dapat diserap) oleh agregat. d. Analisis saringan agregat kasar dan halus. Hasil dari analisis saringan ini digunakan untuk menentukan gradasi campuran. e. Keausan agregat kasar. Tujuannya adalah untuk mengetahui ketahanan agregat kasar terhadap keausan dan nilai abrasi ini merupakan indikator dari kekerasan suatu agregat. Hasil pengujian material agregat yaitu diketahui agregat kasar ukuran maksimum butir 20 mm dan agregat halus masuk zona IV. Hasil pengujian material yang dilakukan di Laboratorium dapat dilihat pada Tabel 1. dari hasil pengujian dapat disimpulkan, agregat kasar Palu dan agregat halus pasir Mahakam yang akan digunakan memenuhi syarat untuk dipakai sebagai bahan penyusun beton. Tabel 1. Hasil Pengujian Agregat 3.2 Kuat Tekan Beton Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin uji tekan pada umur 14 dan 28 hari. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut. Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 39

Tabel 2. Hasil Kuat Tekan Beton Normal Umur 14 dan 28 Hari Umur Kode Kuat Tekan Kuat Tekan Ratarata (f'cr) (MPa) x i - x rata-rata (x i - x rata-rata) 2 Jumlah Standar Faktor f'c = f'cr - (S x k) Beton Kubus (f'c) (MPa) Deviasi Pengali ( ) Hari Beton x i x rata-rata (S) (k) (MPa) 14 28 N1 16,67 0,00 0,00 N2 16,48 16,67-0,19 0,04 N3 16,87 0,19 0,04 N4 22,00 0,60 0,36 N5 21,00 21,40-0,40 0,16 N6 21,20-0,20 0,04 0,08 0,56 0,16 0,43 16,609 21,233 Gambar 2. Grafik Kuat Tekan Beton Normal 14 dan 28 hari Dapat dilihat pada Gambar 2 bahwa pada umur 14 hari dengan nilai kuat tekan 16,609 Mpa belum mencapai nilai kuat tekan rencana. Sedangkan, pada umur 28 hari benda uji beton normal tanpa penambahan serbuk cangkang kerang mencapai nilai kuat tekan 21,233 Mpa dan telah mencapai kekuatan tekan beton yang direncanakan yaitu sebesar 20,75 Mpa. Gambar 3. Grafik Nilai Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Serbuk Cangkang Kerang Umur 14 Hari Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 40

Tabel 3. Hasil Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Serbuk Cangkang Kerang Umur 14 Hari Variasi Serbuk Kode Kuat Tekan Kuat Tekan Ratarata (f'cr) (MPa) x i - x rata-rata (x i - x rata-rata) 2 Jumlah Standar Faktor f'c = f'cr - (S x Kubus (f'c) (MPa) Cangkang Kerang Deviasi Pengali k) ( ) (%) Beton x i x rata-rata (S) (k) (MPa) 0 3 4 5 6 7 N1 16,67 0,00 0,00 N2 16,48 16,67-0,19 0,04 N3 16,87 0,19 0,04 A1 17,65 0,20 0,04 A2 17,45 17,45 0,00 0,00 A3 17,26-0,20 0,04 B1 16,87-0,91 0,83 B2 18,04 17,78 0,26 0,07 B3 18,43 0,65 0,43 C1 18,83 0,20 0,04 C2 19,02 18,63 0,15 C3 18,04-0,59 0,35 D1 20,01 0,92 0,85 D2 17,65 19,09-1,44 2,08 D3 19,61 0,52 0,27 D1 18,04-0,85 0,73 D2 19,42 18,89 0,53 0,28 1,11 0,61 D3 19,22 0,33 0,11 0,08 0,08 1,33 0,54 3,20 0,16 0,16 0,67 0,42 1,03 16,609 17,390 17,520 18,464 18,688 18,655 Dari hasil pengujian kuat tekan pada Tabel 3, diperoleh hasil bahwa nilai kuat tekan beton dengan penambahan serbuk cangkang kerang sebesar 6% memiliki nilai kuat tekan yang lebih tinggi diantara persentase penambahan serbuk cangkang kerang lainnya seperti yang terlihat pada Gambar 3. yaitu dengan nilai 18,688 Mpa. Tabel 4 Hasil Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Serbuk Cangkang Kerang Umur 28 Hari Variasi Serbuk Kode Kuat Tekan Kuat Tekan Ratarata (f'cr) (MPa) x i - x rata-rata (x i - x rata-rata) 2 Jumlah Standar Faktor f'c = f'cr - (S x Kubus (f'c) (MPa) Cangkang Kerang Deviasi Pengali k) ( ) (%) Beton x i x rata-rata (S) (k) (MPa) 0 3 4 5 6 N4 22,00 0,60 0,36 N5 21,00 21,40-0,40 0,16 0,56 0,43 21,233 N6 21,20-0,20 0,04 A4 23,20 0,60 0,36 A5 22,40 22,60-0,20 0,04 0,56 0,43 22,430 A6 22,20-0,40 0,16 B4 22,40-0,27 0,07 B5 22,80 22,66 0,13 0,02 0,11 0,19 22,591 B6 22,80 0,13 0,02 C4 23,00 0,13 0,02 C5 22,80 22,86-0,07 0,00 0,03 0,09 22,828 C6 22,80-0,07 0,00 D4 23,20 0,00 0,00 D5 23,60 23,20 0,40 0,16 0,32 0,33 23,071 D6 22,80-0,40 0,16 D4 22,40-0,33 0,11 7 D5 22,80 22,73 0,07 0,00 0,19 0,25 22,634 D6 23,00 0,27 0,07 Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 41

Gambar 4. Grafik Nilai Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Serbuk Cangkang Kerang Umur 28 Hari Dari hasil pengujian kuat tekan pada Tabel 4, diperoleh hasil bahwa nilai kuat tekan beton dengan penambahan serbuk cangkang kerang sebesar 6% memiliki nilai kuat tekan yang lebih tinggi diantara persentase penambahan serbuk cangkang kerang lainnya seperti yang terlihat pada Gambar 4 yaitu dengan nilai 23,071 Mpa. Gambar 5. Grafik Perbandingan Nilai Kuat Tekan Beton dengan Penambahan Serbuk Cangkang Kerang Umur 14 dan 28 Hari Dari hasil pengujian seperti yang terlihat pada grafik di atas, menunjukkan bahwa nilai kuat tekan beton yang dihasilkan telah mencapai nilai kuat tekan yang direncanakan yaitu 20,75 Mpa. Penambahan serbuk cangkang kerang sebesar 6% pada umur 28 hari memiliki nilai kuat tekan tertinggi di antara persentase penambahan serbuk cangkang kerang lainnya seperti yang terlihat pada gambar 3.4 yaitu 18,688 dan 23,071 Mpa. Berdasarkan data hasil kuat tekan beton dengan penambahan serbuk cangkang kerang pada umur 28 hari diperoleh grafik polynomial seperti pada gambar 6 dengan persamaan garis y = 0,0458x2 + 0,5629x + 21,21. Dari persamaan garis tersebut dapat dicari nilai kadar optimum serbuk cangkang kerang tersebut. Agar didapat nilai y maksimum, maka: dy dx = 0-0,0458x2 + 0,5629x + 21,21 dy dx = (2)( 0,0458x) + 0,5629 = 0 Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 42

dy = 0,097x + 0,5629 = 0 dx x = 0,5629 0,097 x = 5,84 5,8 Untuk dapat nilai y maksimum maka x = 5,3. Masukkan nilai x ke dalam persamaan: y = -0,0458x 2 + 0,5629x + 21,21 = -0,0458(5,84) 2 + 0,5629(5,84) + 21,21 = 22,84 MPa Jadi, kadar optimum dari penambahan serbuk cangkang kerang pada campuran beton yaitu sebesar 5,8% dengan nilai kuat tekan beton 22,84 Mpa. Gambar 6. Grafik Polynomial Kadar Optimum Penambahan Serbuk Cangkang Kerang pada Campuran Beton 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisa dan pembahasan pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Penambahan serbuk cangkang kerang hingga kadar tertentu pada campuran beton mengakibatkan peningkatan nilai kuat tekan. b. Kuat tekan beton tanpa penambahan serbuk cangkang kerang adalah sebesar 16,609 MPa pada umur 14 hari dan 21,233 MPa pada umur 28 hari sedangkan nilai kuat tekan maksimum penambahan serbuk cangkang kerang terjadi pada persentase 6% sebesar 18,688 MPa pada umur 14 hari dan 23,071 MPa pada umur 28 hari. c. Kadar optimum penambahan serbuk cangkang kerang berada pada persentase 5,8% dengan nilai kuat tekan sebesar 22,84 MPa meningkat 7,57% terhadap nilai kuat tekan beton normal. 4.2 Saran Berdasarkan dari hasil analisa dan pembahasan pada penelitian ini dapat diambil saran sebagai berikut Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 43

a. Karena tingginya kadar klorida pada serbuk cangkang kerang, untuk menghindari korosi pada baja tulangan maka bahan tambah serbuk cangkang kerang tidak dapat digunakan pada beton struktur yang menggunakan baja tulangan atau bahan lain yang dapat bereaksi dengan klorida. b. Karena tingginya kadar klorida pada serbuk cangkang kerang, untuk menghindari korosi pada baja tulangan maka bahan tambah serbuk cangkang kerang tidak dapat digunakan pada beton struktur yang menggunakan baja tulangan atau bahan lain yang dapat bereaksi dengan klorida. DAFTAR PUSTAKA Akmalia, R., 2016, Kuat Tekan dan Sorptivity Beton Dengan Serbuk Kulit Kerang (Anadara Granosa). Jurnal, Riau: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Riau Broomfield, J.P., 1997, Corrosion of Steel in Concrete, London: E&FN Spon Indonesia, Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus. SNI 03-1968-1990 Indonesia, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus. SNI 03-1970- 1990 Indonesia, Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar. SNI 03-1969- 1990 Indonesia, Metode Pengujian Kadar Air Agregat. SNI 03-1971-1990 Indonesia, Metode Pengujian Slump Beton. SNI 03-1972-1990 Indonesia, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. SNI 03-1974-1990 Indonesia, Metode Pengujian Keausan Agregat Mesin Abrasi Los Angeles. SNI 03-2417- 1991 Departemen Pekerjaan Umum. Badan Penelitian dan Pengembangan PU, Pedoman Beton 1989. Jakarta: DPU, 1989 Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Bandung: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan Fahirah, F., 2007, Korosi Pada Beton Bertulang dan Pencegahannya, Jurnal, Palu: Universitas Tadulako Irwan, 2003, Korosi Baja Tulangan Beton Akibat Penetrasi Ion Klorida, Jurnal, Aceh: Politeknik Negeri Lhokseumawe Jones, D.A., 1992, Principles and Prevention of Corrosion, New York: Macmillan Publishing Company Liemawan, A., 2015, Pemanfaatan Limbah Kerang Hijau (Perna Viridis L.) sebagai Bahan Campuran Kadar Optimum Agregat Halus pada Beton Mix Design dengan Metode Substitusi. Jurnal, Surabaya: Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Mulyono, Tri., 2004, TEKNOLOGI BETON, Edisi II, Yogyakarta. Nguyen, D, H., Boutouil, M., Sebaibi, N., Leleyter, L., Baraud, F., 2013. Valorization of seashell by-products in pervious concrete pavers. Construction and Building Materials. Jurnal, World Academy of Science, Engineering and Technology. Nugraha, P., dan Antoni., 2007, TEKNOLOGI BETON (dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi), Yogyakarta. Purwono, Rachmat., Tavio., lswandi, lmran., dan I, Gusti., 2009, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNl 03-2847-2002) Dilengkapi Penjelasan, Surabaya. Rahmadiyanto, C., Samekto, W., 2005, TEKNOLOGI BETON, Yogyakarta: Kanisius Sunggono, K., H., 1995, Teknik Sipil, Bandung. Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 44

Sutrisno, 2009, Tinjauan Modulus Elastisitas dan Piosson Ratio Beton Serat Performa Tinggi dengan Penambahan Silica Fume, Fly Ash dan Serat Baja. Skripsi, Surakarta: Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret. Fakultas Teknik Universitas Mulawarman C 45