BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar


BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengaruh aktivitas pasar modal yang menjadi peluang yang baik untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh pendapatan (return), baik berupa pendapatan dividen (dividend

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah dengan harapan memperoleh capital gain dan dividen.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian global saat ini, sedang tidak menggembirakan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka risiko yang dimiliki perusahaan relative rendah juga. Dividend Payout Ratio menurut I Made Sudana(2015:192) adalah seberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. pemegang saham (investor), yaitu capital gain dan dividend. Kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen di era modern sekarang ini telah mendorong tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. resiko dan ketidakpastian yang sulit diprediksi oleh para investor. Menurut Maya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pengorbanan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat besar bagi. dalam pasar modal untuk menyediakan fasilitas atau wahana yang

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dana tersebut, semakin banyak orang yang mendirikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dividend merupakan fungsi yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)

BAB I PENDAHULUAN. pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukannya. Hal ini dikarenakan dividen merupakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupangkan pasar untuk berbagai. lainya dan sarana bagi kegiatan berinvestasi (Darmadji, 2001:1).

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen. Para

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat suatu perusahaan mengalami financial distress (Wahyu, 2009 dalam

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan perekonomian saat ini, dimana kondisi perekonomian global berada pada fase yang penuh dengan ketidakpastian. Aktivitas investasi, baik asing maupun domestik masih dalam di kategorikan investasi mendukung. Dengan melihat kondisi perekonomian yang terjadi saat ini, maka kondisi perusahaan menjadi hal yang paling utama bagi perusahaan dimana perusahaan berusaha untuk mempertahankan posisi perusahaannya di posisi yang stabil. Kemampuan perusahaan yang beroperasi dalam industri yang sudah besar ataupun kecil cenderung akan membagikan dividen dari laba yang diperoleh oleh perusahaannya. Bila laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan tinggi, cenderung akan membagikan dividen yang tinggi pula. Sehingga, pengelola keuangan suatu perusahaan merupakan bagian yang penting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola usahanya secara efektif dan efisien sehingga tujuan dan cita-cita perusahaan dapat tercapai. Bila pemakaian dana perusahaan yang tidak terkontrol maka akan menyebabkan terganggunya semua kegiatan perusahaan. Bagi perusahaan laporan keuangan merupakan hal yang terpenting sebab laporan keuangan perusahaan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan tersebut. Menurut Fahmi (2015 : 2) : Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. laporan keuangan perusahaan akan mampu memprediksi apa yang terjadi dimasa yang akan datang melalui beberapa proses seperti perbandingan, evalusi dan analisis tren. Manajemen keuangan pada perusahaan yang bertugas untuk melakukan proses-proses tersebut. dimana proses yang dilakukannya yaitu salah satunya menganalisis laporan keuangan. Dimana mereka 1

2 akan menganalisis laporan keuangan tersebut dengan membandingkan dan mengevaluasi laporan keuangan. Selain itu, analisis laporan keuangan tersebut dapat mengurangi ketidakpastian dalam menganalisis suatu bisnis dan memberikan keputusan yang terbaik. Apakah laporan keuangan tersebut mengalami peningkatan atau penurunan dari tahun sebelumnya. Menurut Subramanyam dan Wild (2014 : 4), Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan datadata yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis. Bagi pihak eksternal yang mempergunakan laporan keuangan sebagai salah satu rekomendasi pendukung, maka perlu memperhatikan tentang informasi tambahan dari laporan keuangan. (Fahmi : 2015 : 14). Pihak eksternal sebagai investor menganggap bahwa laporan keuangan merupakan hal terpenting sebab dengan laporan keuangan investor dapat melihat laba yang didapat oleh perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan akan menjadikan ukuran bagi investor dalam memperoleh dividennya. Menurut Gumanti (2013 : 226) Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemegang saham yang dapat berupa dividen tunai atau dividen saham. Manajer perusahaan memiliki motivasi untuk menjadi kestabilan besarnya dividen. Artinya, ada upaya sistematis agar besarnya dividen yang dibagikan dari waktu ke waktu tidak turun atau naik secara drastis. Dividen diyakini tetap menjadi unsur yang menyiratkan sinyal kepada investor di pasar modal, walaupun masih belum ada konsensus yang pasti akan arah dari perubahan yang terjadi. (Gumanti : 2013 : 30). Dengan adanya dividen atau pembagian dividen maka suatu perusahaan harus memiliki kebijakan dividen untuk menentukan seberapa besarkah dividen yang akan dibagikan. Pentingnya kebijakan dividen bagi manajemen adalah untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang

3 diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba ditahan yang akhirnya mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Pada sisi lain, apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan dapat memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan perusahaan. (Sutrisno ; 2012 ; 226 ) Ukuran yang digunakan dalam mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Rasio pembayaran dividen diukur dengan cara membagi besarnya dividen perlembar saham dengan laba bersih per lembar saham. Rasio yang digunakan dalam penilaian sebagai suatu cara untuk menduga besarnya dividen di tahun mendatang, karena kebanyakan analisis menggunakan pertumbuhan dalam laba daripada dividen. (Gumanti : 2013 : 22). Perusahaan yang mempunyai laba stabil mampu memperkirakan besarnya laba pada masa yang akan datang. Perusahaan cenderung membayarkan dividend payout ratio daripada perusahaan yang labanya berfluktuasi, dividen yang lebih rendah akan lebih mudah untuk dibayar apabila laba menurun pada masa yang akan datang. (Mulyawan ; 2015 ; 260). Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. (Fahmi : 2015 : 135). Menurut Mulyawan (2015: 260), aliran kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan sering menjadi salah satu target dalam akuisisi. Bagi perusahaan yang pendapatannya relatif stabil, aliran kas masa mendatang dapat diperkirakan dengan lebih akurat. Perusahaan tersebut bisa membayar dividen yang lebih tinggi. Hal sebaliknya terjadi bagi perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil. Ketidakstabilan aliran kas pada masa mendatang membatasi kemampuan perusahaan membayar dividen yang tinggi. (Mulyawan; 2015; 260)

4 Rasio likuiditas (liquidity ratio) adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Contohnya seperti membayar listrik, telepon, air PDAM, gaji karyawan, gaji teknis, gaji lembur, tagihan telepon, dsb. Karena itu, rasio likuiditas sering disebut dengan short term liquidity. (Fahmi : 2015 : 121) Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan mendapatkan keuntungan. Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya merupakan masalah likuiditas yang lebih ekstrem. Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan aset lainnya yang dipaksakan dan kemungkinan yang paling parah mengarah pada insolvabilitas dan kebangkrutan. (Subramanyam dan Wild; 2013; 241) Menurut Harahap dalam Mulyawan (2015 ; 115) bahwa solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Menurut Fahmi (2015 : 174), pemahaman likuiditas dan solvabilitas merupakan dua ukuran yang sering dipergunakan oleh investor dalam mengenali kondisi dan situasi kemampuan keuangan perusahaan dalam menyelesaikan maslah-masalahnya secara cepat dan baik. Dalam situs Ipotnews 55 emiten yang cukup lama tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak pernah membagikan dividen selama lebih dari sepuluh tahun kepada pemegang sahamnya. Investor harus melihat dari sisi fundamental jika mengoleksi saham-saham ini. Berdasarkan data yang dihimpun Ipotnews, tercatat sebelas dari saham tersebut tidak pernah membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Seluruh emiten tersebut sudah melakukan penawaran saham ke publik (initial public offering) antara 11-28 tahun silam. Direktur Utama BEI,

5 Ito Warsito, mengatakan pihaknya telah mengimbau bagikan dividen jika memperoleh keuntungan namun memang hal tersebut tidak bisa dipaksakan jika emiten itu tidak mendapatkan keuntungan atau masih memiliki saldo defisit. Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan ada tiga alasan yang membuat emiten tidak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Pertama, emiten tersebut tidak memperoleh laba, kedua karena perusahaan yakin dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi kepada pemegang saham dari kenaikan harga sahamnya (capital gain) dibandingkan memberikan return dalam bentuk dividen, dan ketiga karena laba yang diperoleh oleh emiten tersebut berasal dari restrukturisasi asetnya (financial engineering), bukan karena kinerja operasionalnya. Terkait dengan wacana otoritas BEI untuk mewajibkan emiten membagikan dividen, Satrio menilai hal tersebut agak sulit untuk direalisasikan. Pasalnya jika memang kinerja operasional dari emiten yang bersangkutan kurang prospektif, maka sulit untuk memberikan dividen kepada pemegang sahamnya. (www.ipotnews.com : diakses pada tanggal 18 nov 2016 jam 11.19 wib) Salah satu perusahaan manufaktur yang mengalami permasalahan dalam dividen yaitu PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Dimana pada kasus PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Indofood mengalami pelemahan kinerja sepanjang tahun 2015 karena terkena dampak penurunan nilai tukar rupiah sehingga mencatat terjadi penurunan terhadap laba bersih perusahaan sebesar 24,7% menjadi Rp.2,97 triliun pada tahun 2015 dari Rp.3,97 triliun di tahun sebelumnya. Hal tersebut berpengaruh terhadap pembagian dividen perusahaan tersebut dimana PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) membagikan dividen dari tahun buku 2015 sebesar Rp168 per lembar saham, atau setara Rp1,47 triliun. Jumlah itu turun dari nilai dividen tahun buku 2014 sebesar Rp220 per saham. (http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160603174839-92-135694/laba-melemahdividen-indofood-turun-jadi-rp168-per-saham/ : diakses tanggal 18 nov 2016 jam 11.22 wib)

6 Pada tabel 1.1 penulis menyajikan data dividend payout ratio selama empat tahun berturut-turut yang dimulai dari periode 2010 sampai dengan 2014 pada perusahaan Manufaktur sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tabel 1.2 disajikan rasio profitabilitas yang diukur dengan return on asset, rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio, serta rasio solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio. Tabel 1.1 Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 2011 40 2012 50 2013 49,80 2014 49,72 Sumber : www.idx.co.id Tabel 1.1 menggambarkan dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Terlihat penurunan dan peningkatan dividend payout ratio seperti yang terjadi pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Perubahan tersebut menjadi hal yang paling penting untuk menjadikan tolak ukur bagi para investor untuk menyimpan dananya pada perusahaan tersebut untuk mendapatkan dividen. Para investor juga harus memiliki informasi yang relevan seperti laporan kinerja perusahaan yang terdapat pada laporan keuangan guna menghindari risiko yang akan terjadi. Investor juga memiliki kepentingan informasi terhadap perubahan ROA, CR, dan DER. Dalam memprediksi berapa besar dividen yang akan diterima pada masa yang akan datang. Tahun INDF (%) 2010 39,58

7 Tabel 1.2 Return On Asset, Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 TAHUN INDF ROA CR DER 2010 14,4 204 90 2011 13,6 194 70 2012 12,2 205 74 2013 8,9 168 105 2014 8,8 181 108 Sumber : www.idx.co.id Pada tahun 2012 tabel 1.1 Dividend Payout Ratio PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menunjukan 50% yang diukur dengan menggunakan tingkat profitabilitas yang terdapat pada tabel 1.2 melalui return on asset (ROA) pada tahun 2012 sebesar 12,2%. Pada tahun 2013 DPR naik menjadi 49,80% dengan tingkat profitabilitas (ROA) sebesar 8,9%. Artinya setiap Rp.1, perusahaan mampu menghasilkan laba operasi dari modal sendiri dan modal asing sebesar Rp. 0,122 pada tahun 2012 dan Rp. 0,89 pada tahun 2013. Selain itu, total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan menghasilkan laba operasi bagi perusahaan. Dalam hal ini bertentangan dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyawan (2015 : 260), bahwa stabilitas pendapatan merupakan faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Selain itu, pada tahun 2012 tabel 1.1 dividend payout ratio PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menunjukan sebesar 50% dengan tingkat likuidasi CR (tabel 1.2) sebesar 200,5%. Pada tahun 2013 dividend payout ratio menunjukan 49,80% dengan tingkat current ratio sebesar 168%. Artinya bahwa setiap hutang lancar perusahaan sebesar Rp.1 dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2,005 pada tahun 2012 dan Rp. 1,68 pada tahun 2013. Hal ini juga bertentangan dengan yang dikemukakan oleh Mulyawan (2015; 258), bahwa

8 likuiditas perusahaan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Pada tahun 2013 tabel 1.1 dividend payout ratio PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menunjukan sebesar 49,80% dengan tingkat solvabilitas DER (tabel 1.2) sebesar 111%. Pada tahun 2014 dividend payout ratio menunjukan 49,72% dengan terjadi peningkatan pada DER sebesar 114%. Artinya bahwa setiap hutang perusahaan sebesar Rp.1 dapat dijamin oleh modal sendiri sebesar Rp. 1,11 pada tahun 2013 dan Rp. 1,14 pada tahun 2012 walaupun terjadi peningkatan terhadap DER perusahaan. Hal tersebut juga yang bertentangan dengan yang dikemukakan oleh Mulyawan (2015 : 259), bahwa kemampuan untuk meminjam merupakan kebijakan dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Fillya Afriani, Ervita Safitri dan Rini Aprilia (2014) yang berjudul Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Growth Terhadap Kebijakan Dividen. Penelitian ini menunjukan bahwa Penelitian menunjukkan Variabel likuiditas, levergae dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen Sedangkan variabel profitabilitas dan growth berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Secara Simultan variabel likuiditas,leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan growth berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul : Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).

9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin menganalisis bahwa profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hal tersebut dirumuskan dalam bentuk identifikasi masalah sebagai berikut, yaitu ingin mengetahui seberapa besar pengaruh : 1. Profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 2. Likuiditas terhadap kebijakan dividen. 3. Solvabilitas terhadap kebijakan dividen 4. Profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut, yaitu ingin mengetahui besarnya pengaruh: 1. Profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 2. Likuiditas terhadap kebijakan dividen. 3. Solvabilitas terhadap kebijakan dividen. 4. Profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak terkait, di antaranya, yaitu bagi : 1. Penulis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen. 2. Manajemen perusahaan Hasil penelitian ini dapat memberikan perbaikan dan bahan masukan mengenai profitabilitas, likuiditas, dan solvabilitas terhadap kebijakan dividen guna meningkatkan ketertarikan investor terhadap perusahaan.

10 3. Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor dalam menginvestasikan dananya dan mempertimbangkan dananya pada perusahaan tersebut terkait dengan kebijakan dividen yang terdapat pada perusahaan tersebut. 4. Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya. 1.5 Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Bandung dengan melakukan observasi data sekunder pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Dengan data laporan keuangan yang diperoleh dari website www.idx.co.id (Indonesia Stock Exchange). Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan selesai.